PENDAHULUAN
Latin square design merupakan salah satu rancangan yang umum digunakan
dalam dunia industri, laboratorium, rumah kaca, Pendidikan dan percobaan-
percobaan social. Dalam rancangan ini area percobaan dibagi dalam dua bagian yaitu
baris dan kolom dengan setiap perlakuan hanya muncul sekali dalam setiap baris dan
kolom. Dengan kata lain, dalam situasi dimana diketahui bahwa lebih dari satu
sumber keragaman luar tidak dapat dikontrol, misalnya tidak memungkinkan untuk
mendapatkan satuan percobaan yang homogen atau keadaan lapangan yang tidak
seragam, rancangan ini merupakan pilihan yang tepat, karena kemampuannya dalam
mengendalikan galat percobaan dengan mengeluarkan sumber keragaman yang
diketahui tersebut. Untuk memaksimalkan kegunaan data dalam suatu analisis,
dibutuhkan perencanaan ilmmiah, yang lebih dikenal dengan rancangan percobaan.
Dalam rancangan percobaan memuat semua langkah lengkap yang perlu diambil
sebelum melakukan percobaan supaya data yang diperlukan dapat diperoleh dan
digunakan secara optimal. Hal ini nantinya akan membawa kepada suatu analisis
objektif serat dapat ditarik kesimpulan untuk persoalan yang sedang dibahas.
Dalam sebuah percobaan bila unit-unit percobaan relative heterogen, maka
dibutuhkan suatu rancangan percobaan yang dapat mengendalikan variasi yang terjadi
pada percobaan tersebut . Untuk menghilangkan dua jenis variasi digunakan Latin
square design yaitu percobaan dengan cara melaksanakan pemblokan dua arah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 A D C B
2 B C A D
3 C B D A
4 D A B C
No. Lajur 1 2 3 4
3 C D A B
2 A C B D
4 D B C A
1 B A D C
No. Lajur 1 2 3 4
3 A B D C
2 C A B D
4 D C A B
1 B D C A
No. Lajur 2 4 1 3
Model linier aditif secara umum dari Latin Square Design yaitu :
Y ij(k) = m + a I + b I + t (k) + e ij(k)
Dimana :
i = 1,2,…, r; j = 1,2,…, r dan k = 1,2,3,…,r
ij(k) Y = Pengamatan pada perlakuan ke-k dalam baris ke-I, lajur ke-j
m = Rataan umum
(k) t = Pengaruh perlakuan ke-k dalam baris ke-I dan lajur ke-j
ia = Pengaruh baris ke-i
ib = Pengaruh lajur ke-j
ij(k) e = Pengaruh acak pada perlakuan ke-k dalam baris ke-I, dan lajur ke-j
2.1.3 Contoh Aplikasi Penggunaan Latin Square Design
Seorang peneliti ingin mengetahui komposisi substitusi yang tepa tantara
tepung ubi jalar dengan terigu pada pembuatan kue donat. Pada pembuatan itu
digunakan 5 perbandingan antara tepung ubi jalar dengan terigu. Dengan
menggunakan 5 kelompok varietas ubi jalar dan Teknik pengeringan.
Tabel 2.5 Contoh Soal
Tepung ubi
Kelompok Varietas Ubi jalar dan
jalar : terigu Jumlah pada Baris
Teknik Pengeringan
(gram)
1 2 3 4 5
A B D C E
0 : 100 27.9
5 6.6 4.6 5.8 5.9
C D B E A
10 : 90 41.2
7 7.3 10.2 7.9 8.8
B A E D C
20 : 80 34.2
6 5.6 6.8 8.9 6.9
D E C A B
30 : 70 38.4
6.5 6.1 7.9 10 7.9
E C A B D
40 : 60 37.9
7.5 6.6 8.9 7.0 7.9
Jumlah Pada
32 32.5 38.4 39.6 37.4 179.6
Kolom
Jumlah Pada 38.3 37.7 34.2 35.2 34.2
Perlakuan A B C D E
Sumber
Db Jk KT Fhitung Ftabel
Keragaman
5% 1%
Baris 4 5266.214 1316.55 35.447 3.26 8.41
Kolom 4 5212.074 1303.02 35.08 3.26 8.41
Perlakuan 4 5176.254 1294.06 34.84 3.26 8.41
Galat 12 445.69 37.141
Total 24 16100.234
Rancangan faktorial adalah kombinasi silang antar taraf dari dua atau
lebih faktor. Pada rancangan faktorial 2k , banyaknya taraf yaitu 2 ditulis
sebagai bilangan pokok, sedangkan banyaknya faktor, yaitu k, ditulis sebagai
pangkat, sehingga menghasilkan kombinasi perlakuan, dengan k=1,2,3….
k
Bentuk umum dari rancangan faktorial 2k terdiri atas ( ) pengaruh utama,
1
k k k
( ) interaksi 2 faktor, ( ) interaksi 3 faktor, … ( )interaksi k factor.
2 3 k
Rancangan faktorial fraksional digunakan untuk menurunkan jumlah
kombinasi perlakuan yang besar. Tujuan utama dari rancangan factorial
fraksional adalah untuk Screening experiments, yakni pada percobaan ini ada
banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan tujuannya untuk
mengidentifikasi faktor-faktor (jika ada) yang mempunyai pengaruh (efek)
besar baru kemudian dilanjutkan ke percobaan berikutnya untuk meneliti lebih
detail terhadap faktorfaktor yang pengaruhnya besar tersebut.
3−1
Tanda koefisien untuk desain faktorial 2 III . dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
A ∙ I = A ∙ ABC = A 2 BC
B ∙ I = B ∙ ABC = AB 2C = AC
Dan
C ∙ I = C ∙ ABC = ABC 2 = AB