Anda di halaman 1dari 9

137

Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan dan Hubungan Internasional


Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi


Pendahuluan

Mutiara Jasmisari1, Ari Ganjar Herdiansah2


1
Departement of Sociology, Faculty of Social Science and Political Science, Universitas Padjadjaran
2
Department of Political Science, Faculty of Social Science and Political Science, Universitas Padjadjaran

Corresponding E-mail: mutiara21009@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kalangan
remaja. Berdasarkan berbagai penelitian yang ada, kenakalan remaja sering dikaitkan dengan status sosial
ekonomi keluarga. Tulisan ini mendeskripsikan fenomena kenakalan remaja pada siswa SMA di Kota
Bandung. Dengan mengadopsi konsep perilaku menyimpang dari Robert Merton yang mengaitkan perilaku
menyimpang dan status sosial ekonomi keluarga, studi ini mencoba mengungkapkan bahwa status sosial
ekonomi keluarga mempengaruhi kehidupan keluarga dalam aspek lingkungan fisik dan mental siswa.
Status sosial ekonomi keluarga dapat diukur melalui tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga, serta
pekerjaan orang tua. Berdasarkan pengamatan langsung, tulisan ini mendapati bahwa keluarga dengan
pendapatan di atas upah minimum regional menyediakan kenyamanan bagi siswa. Sebaliknya, keluarga
dengan pendapatan rendah menempatkan mereka berisiko mengalami masalah perkembangan anak.
Sebagai akibatnya, siswa dari keluarga sosial ekonomi rendah lebih kesulitan mencapai tujuan dan
menempatkan mereka pada keadaan frustrasi yang mendorong kenakalan remaja.

Kata Kunci: kenakalan remaja, siswa, remaja, sekolah

JUVENILE DELIQUENCY AMONG HIGH SCHOOL STUDENTS IN BANDUNG:


A PRELIMINARY STUDY

ABSTRACT

Juvenile delinquency is a form of deviant behavior carried out by teenagers. Based on various existing
studies, juvenile delinquency is often associated with the family's socioeconomic status. This paper
describes the phenomenon of juvenile delinquency among high school students in Bandung. By adopting
the concept from Robert Merton, which links deviant behavior to the family's socioeconomic status, this
study tries to reveal that socioeconomic status affects family life in terms of students' mental and physical
environment. The students' family socioeconomic status can be measured through education, household
income, and parental occupation. This paper finds that families with incomes above the regional minimum
wage provide comfort for students. Conversely, low-income families have a risk of child development
problems. As a result, students from lower socioeconomic families have more difficulty achieving their
goals, bringing them into a state of frustration that drives juvenile delinquency.

Keywords: juvenile deliquecy, students, youth, school

Simposium Kebudayaan Indonesia – Malaysia (Indonesia - Malaysia Culture Sympposium) “Strengthening Resilience towards
a Sustainable Future : Learning fromThe Pandemic Covid-19” 13 – 14 December 2021 (Virtual Conference)
138
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

PENDAHULUAN tahunnya, hal ini dibuktikan dari data Badan


Pusat Statistik (BPS). Menurut data BPS tahun
Masa remaja merupakan merupakan 2016 (dalam Choirunisa, 2018), di tahun 2013
masa transisi dari kehidupan masa kanak-kanak kasus kenakalan remaja mencapai 6325 kasus,
(childhood) ke masa dewasa (adulthood). Secara pada 2014 mencapai 7007 kasus, pada 2015
negatif periode ini disebut juga periode “serba mencapai 7762 kasus, dan pada 2016 mencapai
tidak” (the “un” stage), yaitu unbalance = 8597. Dengan kata lain, angka kenakalan remaja
tidak/belum seimbang, unstable = tidak/belum mengalami peningkatan sebesar 10,7 persen
stabil, unpredictable = tidak dapat diramalkan. dalam kurun 2013–2016. Kasus–kasus kenakalan
Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan remaja yang marak terjadi antara lain tawuran,
yang sangat berarti dalam segi-segi physiologis, membolos sekolah, pencurian, pembunuhan,
emosional, sosio dan intektual. (Sulaeman, pergaulan bebas, dan narkoba.
1995). Menurut data KPAI tahun 2016 (dalam
Kondisi remaja yang dalam masa tidak Choirunisa, 2018), jumlah pelajar tawuran
stabil membuat remaja rentan akan berbagai meningkat 20 persen hingga 25 persen setiap
perilaku negatif seperti halnya kenakalan remaja. tahunnya terhitung dari tahun 2011 sampai 2016.
Menurut Kartono (1998) kata kenakalan remaja Dari data-data tersebut, terlihat bahwa kenakalan
(juvenile delinquency) merupakan gejala remaja yang terjadi di Indonesia terus meningkat
patologis sosial pada remaja yang disebabkan dari tahun ke tahun.
oleh satu bentuk pengabaian sosial yang Kenakalan remaja tidak terjadi dengan
mendorong bentuk perilaku yang menyimpang sendirinya, tetapi dapat dipengaruhi oleh banyak
dari nilai dan norma yang ada di masyarakat, faktor.
sehingga dapat merugikan dirinya sendiri dan Beberapa penelitian terdahulu
orang-orang di sekitarnya. menujukkan iklim yang dibangun di dalam
Adapun bentuk-bentuk perilaku keluarga juga berdampak pada kenakalan remaja.
menyimpang yang dapat dikategorikan ke dalam Moitra (2017) menjelaskan bahwa pola asuh
kenakalan remaja secara umum menurut permisif di dalam keluarga dapat menghasilkan
Sarwirini (2011), antara lain, pertama, kenakalan kenakalan remaja. Hoffman (2018) meneliti
biasa seperti suka berkelahi, suka keluyuran, bagaimana pengaruh dari modal sosial yang
membolos sekolah, dan pergi dari rumah tanpa dimiliki keluarga terhadap kenakalan remaja, di
pamit. Kedua, kenakalan yang menjurus pada mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai modal sosial kelurga seperti pemberian afeksi dan
mobil tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM), dan pola komunikasi berdampak signifikan terhadap
mengambil barang orang tua tanpa izin. Ketiga, kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh
kenakalan khusus seperti penyalahgunaan Rasidah (2018) menunjukkan hal serupa, bahwa
narkotika, hubungan seks di luar nikah, pergaulan semakin rendah tingkat keharmonisan keluarga
bebas, dan pemerkosaan. Kenakalan remaja maka semakin tinggi tingkat kenakalan remaja.
merupakan fenomena yang semakin umum Hasil penelitian lainnya menyebutkan
terjadi di masyarakat modern. bahwa faktor dapat mendorong kenakalan
Di Amerika Serikat, pengadilan anak remaja, adalah peran orang tua. Orang tua sebagai
menangani sekitar 4.600 kasus kenakalan remaja agen sosialisasi utama di dalam kelurga
per hari pada tahun 2007 (Parks, 2013). Di memegang peranan yang sangat penting dalam
Kenya, kenakalan remaja di antara siswa sekolah pembentukan perilaku anak. Hal tersebut sesuai
menengah terjadi di hampir seluruh sekolah. dengan yang dikemukakan oleh Naarayan (2017)
Dalam upaya mengurangi kenakalan remaja yang menjelaskan bahwa usia ayah di atas 50
dalam sekolah menengah, pemerintah Kenya tahun serta orang tua tunggal memiliki pengaruh
membentuk gugus tugas yang menyelidiki terhadap kenakalan remaja. Sejalan dengan hal
penyebab kenakalan remaja dalam sekolah tersebut, penelitian Simmons (2018)
(Poipoi, 2020). menunjukkan bahwa kehadiran ayah yang kasar
Di Indonesia sendiri, perilaku kenakalan dan tempramen mendorong perilaku ofensif dari
remaja banyak terjadi dan meningkat setiap remaja.

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
139
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

Janesari (2009) menyatakan terdapat tiga kerja, membuat mereka memasukkan


kondisi keluarga yang dapat memunculkan pengalaman tersebut ke dalam gaya pengasuhan
kenakalan remaja. Pertama, keluarga tidak mereka. (Bradley dan Corwyn, 200)
harmonis. Keluarga yang tidak harmonis dapat Hal tersebut menunjukan akses sumber
disebabkan kondisi orangtua yang bercerai, daya yang didapat oleh keluarga kelas atas
minimnya komunikasi antar keluarga, dan menghasilkan pola asuh yang lebih baik dari pada
konflik dalam keluarga. Kedua, pengasuhan yang keluarga kelas bawah. Tidak hanya pola asuh,
salah. Hetheringtin dan Parke (dalam Janesari, perbedaan status sosial ekonomi keluarga juga
2009) menyatakan pola pemeliharaan orangtua mempengaruhi bagaimana intensitas komunikasi
mencakup aspek: pemenuhan kebutuhan, yang terjadi di dalam keluarga. Indrawati (2015)
penerapan disiplin/aturan/kontrol dan cara menunjukkan bahwa kondisi status sosial
komunikasi. Ketiga, anak yang ditolak. ekonomi rendah cenderung memiliki
Ketidaksukaan orangtua pada anak sering kesenjangan komunikasi yang lebih besar.
ditunjukkan dalam bentuk pengabaian, dan Keluarga disfungsional, dengan masalah sosial,
kurang memperhatikan anak. Penolakan tersebut sebagian besar memiliki status sosial ekonomi
mudah memunculkan ciri-ciri agresivitas dan rendah.
tingkah laku bermusuhan pada anak tersebut, Salah satu teori yang membahas terkait
membuat anak merasa tidak disayangi, tidak dengan penyebab kenakalan dari sisi status sosial
dihargai, tidak dicintai, dan ditolak sehingga ekonomi keluarga, dikemukakan oleh Robert
menimbulkan kemarahan dan dendam dalam diri Merton (1938) melalui teori ketegangan (strain
anak terhadap orangtua (Mulyono, 1993). theory) yang menyatakan bahwa struktur sosial
Kondisi di dalam keluarga tersebut dalam masyarakat dapat memberikan tekanan
seperti pola komunikasi keluarga, konflik dalam pada warga negara untuk melakukan perilaku
keluarga, pemenuhan kebutuhan, dan penerapan menyimpang. Perilaku menyimpang terjadi
disiplin dapat dipengaruhi oleh bagaimana status karena ketimpangan antara tujuan (goal) yang
sosial ekonomi keluarga tersebut. Status sosial hendak dicapai dengan cara (means) yang legal
ekonomi keluarga terepresentasikan melaui untuk mencapai tujuan. Intinya, suatu
pendidikan, pendapatan serta pekerjaan orang ketimpangan antara pencapaian tujuan dengan
tua. Status sosial ekonomi menunjukan cara yang tersedia dapat menciptakan
ketidaksetaraan tertentu, dimana anggota ketegangan. Ketegangan tersebut juga terbentuk
masyarakat memiliki pekerjaan yang bervariasi akibat ketidakmampuan remaja untuk dalam
dan beberapa individu memiliki akses yang lebih mencapai tujuan dengan cara yang sesuai harapan
besar terhadap pekerjaan yang lebih baik masyarakat.
dibanding orang lain, tingkat pendidikan yang Menurut Merton, ketika menghadapi
berbeda, akses yang lebih besar terhadap ketegangan, orang orang memiliki lima cara
pendidikan yang lebih baik dibanding orang lain, untuk beradaptasi. Kelompok pertama terdiri dari
sumber daya ekonomi yang berbeda, dan tingkat orang orang yang mempu menyesuaikan diri
kekuasaan untuk mempengaruhi institusi terhadap nilai dan norma masyarakat meskipun
masyarakat (Santrock dalam Indrawati, 2015) mereka menghadapi ketengangan. Mereka
Pendidikan, pendapatan serta pekerjaan percaya mereka harus bekerja untuk
orang tua yang tinggi sering dikaitkan dengan menghasilkan uang dan melanjutkan menjadi
pola asuh yang lebih baik yang dapat masyarakat yang mematuhi hukum. Adaptasi ini
menghasilkan perkembangan anak yang lebih dikenal sebagai konformitas (conformity). Selain
baik pula. Parcel & Menaghan menemukan itu, terdapat kelompok masyarakat yang jika
bahwa ibu yang bekerja dengan berbagai tugas berhadapan dengan ketegangan mereka tetap
memberikan lebih banyak kehangatan dan berupaya mendapatkan stabilitas ekonomi tetapi
dukungan kepada anak anak mereka. Anak-anak mereka menemukan strategi baru untuk
mereka menunjukkan kompetensi verbal yang memperolehnya, meskipun beberapa caranya
lebih maju. Temuan tersebut sejalan dengan bisa saja illegal. Adaptasi ini dinamakan inovasi
dengan argumen klasik Kohn & Schooler yang (innovation). Ritualisme (ritualism) adalah jenis
menyatakan pengalaman orang tua di tempat adaptasi dari kelompok pesimistis yang

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
140
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

melanjutkan kerja tanpa banyak berharap untuk perubahan dalam kondisi sosial ekonomi
memperbaiki kehidupannya agar lebih baik. Jenis keluarga, seperti kehilangan pekerjaan atau
adaptasi ini merupakan reaksi logis untuk promosi jabatan orang tua berkaitan dengan
menekan pengalaman masyarakat miskin. perubahan perilaku kenakalan remaja.
Retretisme (retreatisme) adalah sebuah adaptasi Dalam artikel ini akan dibahas mengenai
dari mereka yang tidak mengikuti tujuan dan cara bagaimana status sosial ekonomi keluarga
yang dikehendaki masyarakat. Dalam adaptasi ini mempengaruhi pola asuh yang dijalankan oleh
seseorang ingin menarik diri dari masyarakat, orang tua dan menyebabkan salah satu faktor
contohnya dengan menjadi gelandangan dan penyebab kenakalan remaja. Jika seorang anak
pecandu narkoba. Terakhir, pemberontakan melakukan pelanggaran yang tidak dapat
(rebellion) adalah bentuk adaptasi dimana orang ditolerir atau bahkan melakukan tindak pidana,
tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada dan maka ada sesuatu yang salah dengan
berupaya menciptakan struktur sosial yang baru lingkungannya karena karakter dan perilaku anak
dengan sistem nilai yang baru, contohnya dibentuk oleh lingkungannya. Dalam hal ini
seseorang yang terlibat dalam gerakan radikal utamanya adalah keluarga.
dan revolusi. (Poipoi, 2020)
Status sosial ekonomi keluarga dapat METODE
mempengaruhi kenakalan remaja. Sebagaimana
yang dikemukan oleh Kartono (dalam Rinjani, Studi ini didasarkan pada penelitian
2018), remaja yang terlibat dalam kenakalan kualitatif dengan menggunakan observasi
sebagian besar adalah anak yang memiliki status langsung. Dalam proses pengumpulan data,
sosial ekonomi rendah dan tinggal di lingkungan peneliti melakukan pengamatan kepada siswa
miskin. Jika keluarga hidup dalam keadaan SMA yang berusia 15-18 tahun dan keluarga
miskin maka kebutuhan anak tidak bisa terpenuhi siswa di Bandung. Peneliti mengamati bagaimana
dengan baik sehingga anak akan cenderung perilaku siswa di sekolah dan bagaimana kondisi,
melakukan tindakan untuk memenuhi bimbingan, serta dukungan yang dilakukan orang
kebutuhannya sendiri dengan cara apapun tua terhadap perilaku siswa dengan melakukan
Sejalan dengan Kartono, menurut kunjungan ke rumah siswa dan bertemu dengan
Santrock (dalam Rinjani, 2018) kenakalan remaja orang tua. Observasi dilakukan dari bulan Januari
lebih banyak terjadi pada golongan sosial 2021 hingga Desember 2021. Dari hasil observasi
ekonomi yang lebih rendah, serta perkampungan tersebut peneliti memilah data yang terkait
kumuh padat penduduk. Tuntutan kehidupan dengan kenakalan remaja dan kondisi keluarga
yang keras menjadikan remaja kelas sosial siswa.
ekonomi rendah menjadi agresif. Sementara itu,
orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk PEMBAHASAN
memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat
memberikan bimbingan dan melakukan Dari hasil observasi langsung terhadap
pengawasan terhadap perilaku putra-putrinya, remaja di Kota Bandung. Remaja di kota
sehingga remaja cenderung dibiarkan Bandung. Bentuk-bentuk kenakalan remaja
menemukan dan belajar sendiri serta mencari sangat beragam, mulai dari kenakalan ringan
pengalaman sendiri. seperti membolos sekolah, membolos jam
Keterkaitan antara kondisi sosial pelajaran, menggunakan seragam ketat, berkata
ekonomi keluarga mempengaruhi kepada tidak sopan, tidak menghargai orang yang lebih
kenakalan remaja juga terbukti melalui penelitian tua, merokok, mengomsumsi alkohol, bernyanyi
Roderek (2015). Melalui penelitian tersebut dengan suara yang cukup keras hingga larut
Roderek mengungkapkan remaja cenderung malam, tawuran hingga kenakalan serius seperti
melakukan lebih banyak pelanggaran ketika mencuri, melakukan penyerangan, mengonsumsi
kondisi sosial ekonomi orang tua mereka lebih narkoba. Perilaku kenakalan pada remaja SMA di
rendah dibandingkan dengan pada saat kondisi Kota Bandung umumnya merupakan kenakalan
sosial ekonomi orang tua mereka selama lebih ringan.
tinggi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
141
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

Beberapa perilaku kenakalan remaja terlibat tawuran yang dilakukan pelajar. Dendam
ringan yang sering terjadi adalah merokok, turun menurun dari angkatan sebelumnya hingga
perilaku merokok tersebut terjadi pada remaja membawa nama solidaritas kelompok ketika
laki laki maupun perempuan. Perilaku merokok salah satu anggotanya tersakiti menjadi salah satu
tersebut biasanya dilakukan di dalam sekolah penyebab tawuran terjadi.
maupun di luar sekolah. Ketika berada di sekolah Selain kenakalan ringan, bentuk
remaja biasanya merokok di pojok sekolah atau kenakalan serius yang terjadi di Bandung antara
di kamar mandi sekolah. Mirisnya beberapa lain pemerkosaan dan pembunuhan. Contohnya
perilaku merokok tersebut dilakukan di dalam yaitu kasus yang terjadi pada siswa SMA yang
ruangan kelas. Hal tersebut dikarenakan ruang membunuh seorang bocah berumur 10 tahun
kelas tersebut terletak di ujung sehingga jarang setelah memerkosanya. Dilansir kompas.com
dilalui oleh guru. Selain di dalam sekolah remaja (2021) motif pembunuhan tersebut karena pelaku
juga sering merokok bersama dengan teman tidak ingin terungkap siapa yang melakukan
teman mereka ketika nongkrong dengan teman- kegiatan pencabulan tersebut.
temannya. Para remaja tidak segan merokok Kasus lainnya adalah penganiayaan yang
ketika masih menggunakan seragam sekolah, jika dilakukan oleh dua remaja dengan menggunakan
mereka sedang bersama teman-temannya yang senjata tajam kepada pria paruh baya karena tidak
jumlahnya cukup banyak. terima karena motornya diserempet oleh korban.
Bergabungnya remaja dalam geng sering Kedua remaja tersebut mengaku sengaja
dikaitkan dengan perilaku kenakalan remaja. membawa senjata tajam saat mengendarai motor
Remaja yang tergabung dalam geng dianggap untuk berjaga-jaga jika didapati orang yang
akan memiliki perilaku yang menyimpang akibat hendak menyerang. (Republika, 2021)
pengaruh dari temannya dan tuntutan dalam grup Bentuk kenakalan serius lainnya adalah
tersebut. Terdapat empat geng terkenal di Kota pencurian. Gaya hidup yang tinggi dengan tidak
Bandung, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On disertai dengan kemampuan ekonomi yang cukup
Road (GRB), Brigade Seven (Brigez) dan membuat dua remaja yang menjadi pencuri kotak
Moonraker yang pada ininya memiliki “cara” amal demi memenuhi gaya hidupnya. Dua remaja
yang sama, mencetak anggota dari kalangan tersebut mengaku sudah dua kali melakukan
siswa SMP dan SMA menjadi remaja yang aksinya tersebut. Uang hasil pencuriannya
berperilaku sesuai cara organisasi tersebut. Cara digunakan untuk berfoya-foya hingga cek-in ke
tersebut antara lain, anggota harus berani hotel (Tribunnews, 2021)
melawan polisi berpangkat komisaris ke bawah, Jumlah anak yang terlibat dalam kasus
harus berani melawan orangtuanya sendiri, dan hukum terus meningkat tiap tahunnya. Menurut
anggota harus bernyali baja dalam melakukan data Direktorat Jendral Pemasyarakatan, jumlah
kejahatan. (Hadisiwi, 2013) anak yang berhadapan dengan hukum
Banyak remaja di Kota Bandung yang (ABH) yang berada di Lembaga Pembinaan
tergabung dalam geng, tidak hanya empat geng Khusus Anak Bandung per Desember 2019
besar tersebut tetapi geng geng kecil lainnya. terdapat 40 anak, tahun 2020 angkanya
Salah satu kegiatan geng yang sering meresahkan meningkat menjadi 51 anak. (Yuliyanto, 2020)
masyarakat adalah konvoi. Konvoi merupakan Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi
kegiatan iring-iringan kendaraan dalam belakangan ini tidak membuat kenakalan remaja
perjalanan bersama. Konvoi yang dilakukan oleh ini mereda. Pembelajaran di sekolah yang
geng tersebut biasanya melanggar peraturan lalu biasanya dilakukan tatap muka berubah menjadi
lintas, ugal-ugalan di jalan raya dan juga pembelajaran jarak jauh (PJJ). Proses
membawa senjata tajam serta alkohol yang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ)
membuat resah masyarakat, seperti yang pernah menggunakan akses internet dimana peserta didik
diliput oleh 86 NET TV dimana di dalam liputan berada di rumah masing-masing sehingga pihak
tersebut terlibat beberapa remaja yang berstatus sekolah tidak bisa mengawasi sepenuhnya
sebagai pelajar dalam kegiatan konvoi. kegiatan pembelajaran yang dilakukan remaja.
Tidak jarang keterlibatan remaja di Selain itu Keputusan Menteri Pendidikan
dalam geng juga membuat remaja tersebut (Kepmendikbud) Nomor 719/P/2020 tentang

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
142
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

pedoman pelaksanaan kurikulum satuan langsung langsung menyebabkan kenakalan pada


pendidikan dalam situasi dan kondisi khusus remaja tersebut.
yang memberikan keringanan terhadap capaian Sepertihalnya yang terjadi di masa
kurikulum dimana hal tersebut membuat beban pembelajaran jarak jauh saat ini. Jam pelajaran di
pembelajaran siswa berkurang dan jam sekolah yang jauh lebih sedikit serta
pembelajaran yang jauh lebih sedikit. Hal pembelajaran yang dilakukan di rumah membuat
tersebut dilakukan agar siswa tidak mengalami beberapa siswa memutuskan untuk belajar sambil
stres. Namum, beberapa siswa menganggap hal bekerja untuk membantu kondisi perekonomian
tersebut adalah kebebasan. keluarganya yang terdampak Covid-19. Namun,
Beberapa kenakalan remaja yang muncul kondisi tersebut membuat siswa sulit untuk
karena pembelajaran jarak jauh antara lain, mengejar ketertinggalannya di sekolah.
keluyuran tengah malam hingga subuh dan Kebanyakan orang tua yang berasal dari
menginap di rumah temannya tanpa memberi kondisi ekonomi menengah bawah banyak
kabar ke orang tua, tidak membalas pesan singkat mengalami kesulitan dalam usaha mereka untuk
serta telepon dari guru, mengabaikan perintah menjadi orang tua yang baik dan dalam usahan
dari guru, tidak mengerjakan tugas selama satu menjalin ikatan dengan anak mereka. Hal yang
semester penuh, terlambat mengikuti ujian, dan selalu diinginkan oleh setiap orang tua adalah
tidak mengikuti ujian yang dilaksanakan secara memberikan apapun yang terbaik dan mencukupi
daring. semua kebutuhan anak mereka.
Setiap anak yang bersekolah memiliki Dengan keterbatasan ekonomi yang
tujuan yang mana tujuan tersebut dapat bersifat dialami oleh orang tua menengah bawah, orang
personal atau komunal. Di beberapa kasus, tujuan tua sulit untuk memenuhi fasilitas belajar yang
tersebut langsung terarah pada pencapaian diperlukan siswa. Hal tersebut berpengaruh pada
kesuksesan di bidang ekonomi. Dengan ketercapaian pendidikan yang dialami siswa.
bersekolah, mereka menganggap pendidikan Dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh
sebagai cara yang sah untuk mencapai tujuan (PJJ) dibutuhkan perangkat seperti handphone
mereka. Pola pikir tersebut dipengaruhi oleh hasil atau laptop serta akses internet. Beberapa siswa
internalisasi budaya masyarakat sekitar. Dengan yang berasal dari kalangan menengah bawah
demikian mereka menganggap kesuksesan di tidak mendapatkan fasilitas belajar tersebut
sekolah atau bidang pendidikan akan berdampak sehingga beberapa diantaranya menjadikan hal
pada kesukseksan ekonomi, begitu juga tersebut alasan untuk tidak melaksanakannya
sebaliknya kegagalan di bidang pendidikan atau kewajibannya sebagai pelajar dan sebagai
persekolahan akan berdampak pada kegagalan gantinya para remaja tersebut bermain seharian
perekonomian. penuh.
Banyak remaja, khususnya yang berasal Terkait dengan tingkat pendidikan orang
dari keluarga dengan status sosial ekonomi tua akan mempengaruhi perkembangan dan
menengah bawah akan menemukan kesulitan pendidikan anaknya. Semakin berpendidikan
untuk mencukupi kebutuhan sekolah mereka orang tua, semakin orang tua tersebut dapat
sendiri di sekolah karena status sosial ekonomi mengembangkan pola pengasuhan dalam
keluarganya. Tidak jarang remaja yang berasal pendidikan anak-anaknya. Hal yang sama juga
dari status sosial ekonomi rendah mengalami terjadi pada keluarga kelas menengah bawah,
putus sekolah karena keterbatasan ekonomi dimana tingkat pendidikan orang tua sebagian
tersebut, orang tua tidak jarang menganggap dan besar lulusan SD dan SMP, bahkan banyak yang
berharap remaja dapat membantu orang tua untuk belum menyelesaikan pendidikan formalnya.
mendapatkan uang dan meringankan beban Orang tua yang berasal kari kelas menengah ke
ekonomi keluarga. Keluarga mereka tidak bawah sibuk mencari nafkah untuk menghidupi
mampu menyekolahkan mereka. Akibatnya, keluarganya secara finansial tidak memiliki
mereka tidak mendapatkan pendidikan yang waktu untuk menasehati dan memantau perilaku
dapat membentuk mereka menjadi masyarakat anaknya, oleh karena itu remaja cenderung
yang baik. kondisi secara langsung atau tidak terlantar, melalaikan studinya dan mencari
pengalaman, pengalaman sendiri.

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
143
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

Terkait dengan kecenderungan perilaku Status sosial ekonomi keluarga bukanlah


menyimpang yang dilakukan oleh kalangan satu satunya faktor yang dapat menyebabkan
menengah ke bawah sebelumnya dijelaskan oleh kenakalan remaja melainkan hanya salah satu
Merton dalam teorinya yaitu Teori Ketegangan yang mendasari banyak faktor lainnya. Hubungan
(general strain theory). Menurut Merton perilaku dalam keluarga yang tidak harmonis akibat
menyimpang tidak muncul dari perubahan sosial perceraian, perceraian dan orang tua tiri juga
yang cepat melainkan karena ada tekanan dalam tidak jarang menimbulkan masalah pada remaja.
struktur sosial. Dalam teori ini ada dua unsur Beberapa cara yang dapat dilakukan
penting yaitu tujuan (goal) yang hendak dicapai untuk mengatasi kenakalan remaja akibat status
dengan cara (means). Kedua unsur tesebut dapat ekonomi keluarga yang rendah. Pertama,
berjalan lurus di dalam sebuah masyarakat yang menjamin kebutuhan hidup sehari-hari keluarga
stabil. Masyarakat diharapkan mampu untuk dengan memberikan upah yang layak. Kedua,
mencapai tujuan (goal) yang harapkan dalam penghapusan perumahan kumuh. Ketiga,
masyarakat dengan menggunakan cara (means) pengembangan proyek perumahan lingkungan di
yang disetujui oleh masyarakat, dalam hal ini tempat permukiman kumuh sedemikian rupa
adalah cara yang baik. sehingga paling menguntungkan masyarakat.
Menurut teori ketegangan, setiap Keempat, adanya organisasi organisasi
individu diharapkan dapat mengikuti cara yang lingkungan untuk menyediakan kesejahteraan
disetujui oleh masyarakat. Namun, dalam anak-anak termasuk kesehatan, pendidikan,
beberapa kasus, individu tersebut mengalami rekreasi dan karakter mereka angunan.
ketegangan akibat suatu kondisi yang membuat Organisasi ini harus adil dalam tindakan, dari
mereka tidak bisa memperoleh tujuan dengan masyarakat, untuk masyarakat dan oleh
cara yang diinginkan oleh masyarakat. masyarakat di lingkungan sekitar.(Burgess, 1954)
Berdasarkan kasus yang terjadi terhadap
remaja, adapun penyebab kenakalan remaja yang KESIMPULAN
terjadi adalah akibat kemiskinan yang dialami
oleh keluarga remaja tersebut. Kemiskinan yang Kenakalan remaja meliputi perilaku yang
dialami keluarga tersebut telah menciptakan menyimpang dari nilai dan norma yang ada di
ketegangan yang dirasakan oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku tersebut dapat merugikan
remaja. dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Remaja di satu sisi ingin memperoleh Adapun bentuk kenakalan remaja terbagi
tujuan yang sebagaimana masyarakat lain kedalam tiga jenis. tujuan (goal) yang hendak
harapkan yaitu dapat mengenyam pendidikan di dicapai dengan cara (means) Surat Izin
sekolah dan dapat mengikuti kegiatan Mengemudi (SIM), mengambil barang orang tua
pembelajarannya dengan baik. Namun, tanpa izin. Ketiga, kenakalan khusus seperti
keterbatasan ekonomi yang dialami oleh remaja penyalahgunaan narkotika, hubungan seks di luar
membuat remaja tidak dapat melakukan cara nikah, pergaulan bebas, dan pemerkosaan.
yang dilakukan oleh temn-temannya yang lain. Salah satu teori yang membahas terkait
Akhirnya remaja merasakan frustasi. Untuk dengan penyebab kenakalan dikemukakan oleh
mengatasi rasa frustasi tersebut remaja Robert Merton melalui teori ketegangan (strain
mengabaikan cara serta tujuan yang telah ada di theory) yang menyatakan bahwa struktur sosial
masyarakat dan bertindak semaunya. dalam masyarakat dapat memberikan tekanan
Dalam kasus pencurian yang dilakukan pada warga negara untuk melakukan perilaku
remaja, jelas telah terjadi ketegangan. Tujuan menyimpang. Perilaku menyimpang terjadi
dalam masyarakat adalah memiliki gaya hidup karena ketimpangan antara tujuan (goal) yang
yang layak tetapi beberapa remaja tidak bisa hendak dicapai dengan cara (means) yang legal
memperoleh gaya hidup tersebut akibat untuk mencapai tujuan tersebut. Ketimpangan
keterbatasan ekonomi sehingga remaja tersebut tersebut menciptakan ketegangan. Ketegangan
menggunakan cara yang tidak sesuai dengan cara tersebut muncul akibat ketidakmampuan untuk
yang disetujui oleh masyarakat yaitu melakukan mencapai tujuan dengan cara yang sesuai harapan
pencurian. masyarakat.

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
144
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

Banyak siswa, khususnya yang berasal Merton, Robert. 1938. Social Structure and
dari keluarga dengan status sosial ekonomi Anomie. American Sociological Review,
menengah bawah akan menemukan kesulitan Vol. 3, No. 5 (Oct., 1938), Hal. 672-682
untuk mencukupi kebutuhan sekolah mereka Moitra, Tanusree, Indriani Mukherjee, dan Garga
sendiri di sekolah karena status sosial ekonomi Catterjee. 2017. Parenting Behavior and
keluarganya. Juvenile Delinquency Among Low-
Status sosial ekonomi keluarga bukanlah Income Families. An International
satu satunya faktor yang dapat menyebabkan Journal of Evidence-based Research,
kenakalan remaja melainkan hanya salah satu Policy, and Practice
yang mendasari banyak faktor lainnya. Naarayan, Sridevi A. 2017. Effect of Family
Factors on Juvenile Delinquency.
DAFTAR PUSTAKA International Journal of Contemporary
Pediatrics
Astri, Herlina. 2014. Kehidupan Anak Jalanan Di Rasidah. 2018. Hubungan Keharmonisan
Indonesia: Faktor Penyebab, Tatanan Keluarga dengan Kenakalan Pada
Hidup dan Kerentanan Berperilaku Remaja SMA Negeri 1 Terangun. Skripsi
Menyimpang. Jurnal DP Universitas Medan Area
Burgess, Ernest. 1952. The Economic Factor in Rinjani, Klarashinta. 2018. Hubungan Antara
Juvenile Delinquency. Journal of Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Criminal Law and Criminology Volume dengan Tingkat Kenakalan Remaja
1 Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Choirunissa, Rachel dan Annastasia Ediati. Tangerang Selatan Tahun Ajaran
Hubungan Antara Komunikasi 2017/2018. Skripsi Universitas Islam
Interpersonal Remaja orangtua dengan Negeri Syarif Hidayatullah
Regulasi Emosi Pada Siswa SMK. Sarwirini. 2011. Kenakalan Anak (Juvenile
(Jurnal Empati, Agustus 2018, Volume Deliquency): Kausalitas Dan Upaya
7), Halaman 236-243 Penanggulangannya. Jurnal Perspektif
Hadisiwi, Purwanti dan Jenny Ratna Suminar. Volume XVI No. 4 Tahun 2011 Edisi
2013. Konstruksi Sosial Anggota Geng September
Motor di Kota Bandung. Jurnal Kajian Simmons, Cortney, Laurence Steinberg, Paul J.
Komunikasi, Volume 1, No. 1, Juni Frickde. 2018. The Differential Influence
2013, hlm 1-10 of Absent and Harsh Fathers on Juvenile
Hoffmann, John P dan Mikaela J. Dufur. 2018. Delinquency. Journal of Adolescence
Family Social Capital, Family Social Sumara, dkk. 2017. Kenakalan Remaja dan
Bonds, and Juvenile Delinquency. SAGE Penanganannya. Jurnal Prosiding
Journals Penelitian dan Pengabdian kepada
Indrawati. 2015. Status Sosial Ekonomi dan Masyarakat
Intensitas Komunikasi Keluarga Pada Sulaeman, Dadang. 1995. Psikologi Remaja.
Ibu Rumah Tangga Di Panggung Kidul Bandung : Mandar Maju
Semarang Utara. Jurnal Psikologi Undip Parks, Alisha B. 2013 The Effects of Family
Vol.14 No.1 April 2015, 52-57 Structure on Family Delinquency.
Janesari, Olivia. 2009. Persepsi Remaja Tentang Electronic Theses and Dissertations,
Penyebab Perilaku Kenakalan Remaja. http://dc.etsu.edu/etd/2279
Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Poipoi, Moses. Family Socioeconomic Status and
Sanata Dharma Deviant Behaviour Among Secondary
Kartono, Kartini. 1998. Kenakalan Remaja . School Students in Homabay County,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kenya. Science Journal of Education
Mulyono, Y. B. 1993. Pendekatan Analisis 2020; 8(1): 14-21
Kenakalan Remaja dan Rekker, Roderek. 2015. Moving in and out of
Penanggulangannya.Yogyakarta : Poverty: The Within-Individual
Kanisiu Association between Socioeconomic

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)
145
Nomor eISSN : 2829-1794 Special Edition September 2022 Hal : 137-145

Status and Juvenile Delinquency,


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl
es/PMC4648521/
Yuliyanto. Pembinaan Anak yang Berkonflik
dengan Hukum di Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Kelas II Bandung. Jurnal
Penelitian Hukum De Jure, Vol. 20 No.
1, Maret 2020: 103-116
Rujukan Elektronik
Budi, Candra Setia. 2021. Usai Bunuh dan
Perkosa Bocah 10 tahun, Pelajar SMA
ini Masukkan Jasad Korban dalam
Karung, ini motifnya. Di Akses :
https://bandung.kompas.com/read/2021/
11/25/162629178/usai-bunuh-dan-
perkosa-bocah-10-tahun-pelajar-sma-
ini-masukkan-jasad-korban?page=all
Erik. 2021. Demi Penuhi Gaya Hidup, Dua
Remaja Bandung Ini Jadi Pencuri Kotak
Amal. Di Akses :
https://www.tribunnews.com/regional/2
021/12/02/demi-penuhi-gaya-hidup-dua-
remaja-bandung-ini-jadi-pencuri-kotak-
amal
Ridwan, Muhammad Fauzi. 2021. Kesal
Diserempet. 2 Remaja di Bandung
Aniaya Pria Paruh Baya. Di Akses :
https://www.republika.co.id/berita/r2ysu
s349/kesal-diserempet-2-remaja-di-
bandung-aniaya-pria-paruh-baya

Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan
(Mutiara Jasmisari, Ari Ganjar Herdiansah)

Anda mungkin juga menyukai