Muhammad Rasyid
Muhammad Rasyid
SKRIPSI
OLEH:
PUTRI BUNGA DWITA
NIM. 11820420967
Putri Bunga Dwita (2022): Implementasi Prinsip Check and Balance Antara
Badan Permusyawaratan Desa dan Pemerintah
Desa Bukit Kemuning Dalam Pembuatan
Peraturan Desa Berdasarkan UU Nomor 6
Tahun 2014 Dalam Perspektif Siyasah Dusturiyah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, nikmat serta
Setulus hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih teramat jauh dari
kata sempurna. Namun demikian, skripsi ini merupakan hasil usaha dan upaya
maksimal dari penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang
ditemui. Banyak hal yang belum dapat penulis hadirkan dalam skripsi ini kerena
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima
1. Kedua orang tua dan keluarga, ayahanda Sumyar dan ibunda Syafni serta adik
dan kakak, yang selalu menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang selalu berusaha dan berdoa memberikan yang terbaik untuk penulis,
semoga Allah SWT senantiasa memberikan nikmat iman, Islam, dan sehat
kepada mereka.
3. Terima kasih kepada Dr. H. Zulkifli, M.Ag. selaku Dekan fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau.
ii
4. Terima kasih kepada Rahman Alwi, M.A. selaku Ketua Jurusan Hukum Tata
Negara serta Irfan Zulfikar, M.Ag. selaku sekretaris Jurusan Hukum Tata
5. Terima kasih kepada Irfan Zulfikar, M.Ag. Yang telah bersedia menjadi
7. Terima kasih kepada Dr. H. Muhammad Tawwaf, S.IP., M.Si. selaku Kepala
Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau yang
8. Terima kasih kepada segenap dosen serta staf karyawan fakultas Syariah dan
9. Terima kasih kepada Pemerintah Desa, BPD, tokoh masyarakat serta segenap
10. Terima kasih kepada sahabat Ningrat dan Artis Squad yang sudah sekarela
menemani suka maupun duka penulis selama berkuliah dan mengukir cerita
11. Terima kasih kepada sahabat Hukum Tata Negara dan Fakultas Syari‟ah dan
iii
kawan yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan
Semua yang telah dan akan terjadi kedepan tidaklah lepas dari kehendak
Allah SWT, harapan atau pun cita-cita tidak akan diraih tanpa kerja keras dan doa.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua terutama Desa Bukit Kemuning
rakyat. Semoga setiap dukungan, doa, nasehat dan semangat yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diberikan ganjaran oleh Allah SWT,
amin.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................... 10
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 11
v
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 46
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47
H. Teknik Penulisan .................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kecil, paling bawah, paling depan dan paling dekat dengan masyarakat. Paling
Istilah “bawah” itu juga mempunyai kesamaan dengan istilah “depan” dan
1
Joko Purnama, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, (Yogyakarta: Infest, 2016), h.2-3.
1
2
“dekat”. Istilah “depan” berarti bahwa desa berhubungan langsung dengan warga
ujung tombak dalam sistem pemerintah daerah yang akan berhubungan dan
bukan hanya kepada desa tapi juga bagi pemerintah daerah dan pusat. Sebab
Undang-Undang No.6 Tahun 2014, dimana dalam huruf (b) dikatakan bahwa;
“Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat
pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera”. Jadi untuk
2
Sutoro Eko, Desa Membangun Indonesia, (Yogyakarta: Forum Pengembangan
Pembaharuan Desa (FPPD), 2014), Cet. Ke-1, h.34.
3
menciptakan kemajuan dan kesejahteraan desa, salah satu aspek yang paling
diperlukannya peran aktif dari para elit desa. Adapun lembaga desa yang
pelaksana Pemerintahan desa yang juga sebagai lembaga demokrasi desa. Dengan
kata lain kedua lembaga tersebut merupakan kunci dari terlaksananya demokrasi
desa. 4
desa (kepala desa dan BPD) dengan pengembangan tata sosial dan budaya
demokrasi masyarakat desa secara keseluruhan. Kolaborasi yang baik dan upaya
kepala desa dan BPD laksana dua unsur yang saling melengkapi. Apabila sinergi
keduanya dapat terlaksana dengan baik maka demokrasi desa dapat terwujud
Dari penjabaran di atas dapat kita pahami bahwa Pemerintah desa dan
BPD merupakan titik sentral dari upaya perwujudan demokrasi desa. Keduanya
wilayah desa. Hal ini dikarenakan keduanya merupakan lembaga inti yang
3
Gregorius Sahdan, Desa Kuat Negara Berdaulat, (Yogyakarta: The Indonesian Power
for Democracy (IPD), 2019), Cet. Ke-1, h.3.
4
Naeni Amanulloh, Buku 3 Demokratisasi Desa,(Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), Cet ke-1, h.23.
5
Ibid., h.9.
4
Kepala Desa dan BPD harus memiliki pemahaman dan pemikiran yang sejalan
jelas terkait hubungan kerja yang mengikat antara Kepala Desa dan BPD.
Hubungan kerja antara Kepala Desa dengan BPD adalah hubungan kemitraan,
konsultasi dan koordinasi. Adapun hubungan kerja yang di maksud adalah sebagai
berikut:7
1. Kepala Desa dan BPD membahas dan menyepakati bersama Peraturan Desa,
6
Khaeril Anwar, “Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa”, Dalam Kajian
Hukum dan Keadilan, Volume 3., No.8., (2015), h.209.
7
Ibid., h.215.
5
tertulis kepada Badan Permusyawaratan Desa, hal ini diatur dalam Pasal 27
mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis enam
bulan sebelum masa jabatannya berakhir, hal ini diatur dalam Pasal 32 ayat 1
kepala desa dan BPD harus saling bekerja sama dan mendukung dalam melaksana
maksudnya ialah dalam setiap pengambilan kebijakan yang akan dilakukan oleh
mempunyai maksud antara Kepala Desa dan BPD dapat saling mengintegrasikan
dan efektif.
6
Kata dusturiyah sendiri berasal dari bahasa Persia yang artinya seseorang yang
memiliki otoritas dibidang politik maupun agama. Kata dusturi juga berarti
dustur berarti kumpulan kaidah yang mengatur dasar dan hubungan kerja sama
antara masyarakat dan negara baik yang tidak tertulis (konvensi) maupun tertulis
(konstitusi).8
kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, di dalam siyasah
undangan yang dituntut oleh hal ihwal kenegaraan dari segi persesuaian dengan
memenuhi kebutuhannya. 9
musyawarah. Prinsip musyawarah bagi para pemimpin Negara dan penguasa serta
masyarakat adalah tolak ukur dari pelaksanaan dari sikap saling menghargai
pendapat dan melepaskan diri dari sikap mengkalim kebenaran sendiri. Dengan
8
Ali Akhbar Abaib Mas Rabbani Lubis, Ilmu Hukum Dalam Simpul Siyasah Dusturiyah
Refleksi Atas Teori Dan Praktek Hukum Tata Negara Di Indonesia, (Yogyakarta: Semesta
Aksara,2019), h.12.
9
H. A.Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu
Syari‟ah (Jakarta: Kencana, 2003), h. 47
7
energi besar untuk mencapai persepsi dan tujuan yang telah disamakan.10
undang adalah semata-mata hak prerogatif Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha
Apabila ditemukan permasalahan baru yang tidak ditetapkan secara jelas dan
tetap harus berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Sunnah. Hal ini sesuai dengan
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya) dan ulil amri diantara kamu. Maka jika kamu tarik menarik
tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah(Al-Qur‟an) dan
rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik dan lebih baik
akibatnya.”11 (QS. An-Nissa : 59).
memberikan penafsiran pada ayat ini. Pada penggalan ayat yang berarti Maka jika
kamu tarik menarik yaitu berbeda pendapat tentang sesuatu karena kamu tidak
10
Jubair Situmorang , Politik Ketatanegaraan dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2012), h.48.
11
An-Nissa, 4: ayat 59
8
menemukan secara tegas petunjuk dari Allah dalam Al-Qur‟an dan tidak juga
petunjuk rasul dalam sunnah yang shahih maka kembalikanlah ia kepada nilai-
nilai dan jiwa firman Allah yang tercantum di dalam Al-Qur‟an, serta nilai-nilai
dan jiwa tuntunan rasul saw. yang kamu temukan dalam sunnahnya, jika kamu
hari kemudian. Yang demikian itu,yakni sumber hukum ini adalah baik lagi
sempurna, serta selainnya buruk atau memiliki kekurangan dan, disamping itu, ia
juga lebih baik akibatnya,baik untuk kehidupan dunia kamu maupun kehidupan di
akhirat kelak.12
dalil hukum syari‟at yaitu al-Qur‟an dan sunnah yang disampaikan melalui
perintah taat kepada Allah dan taat kepada rasul; kemudian ijma‟ yang
diisyaratkan dengan kata ) (أو ِلى ااْلَ ام ِر ِم ان ُك امuli al-amri minkum; lalu analogi atau qiyas
dalam Al-Qur‟an dan sunnah, dan ini tentunya dilakukan dengan cara berijtihad.13
kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Desa ini berdiri
sejak tahun 1984 dan telah melewati 5 kali pergantian kepala desa hingga
sekarang. Desa Bukit Kemuning saat ini dipimpin oleh bapak Samirin sebagai
kepala desa dengan periode jabatan mulai dari tahun 2022 sampai dengan tahun
2027. Berdasarkan data yang diperoleh penduduk di desa Bukit kemuning yang
tercatat pada Tahun 2018 berjumlah 4322 jiwa dengan latar belakang yang
beragam.
2. Kurang terjalinnya hubungan kemitraan antara Kepala Desa dengan BPD. Hal
ini dapat dilihat dari dibuatnya surat pernyataan dimana Kepala Desa
dan Surat Pernyataan tersebut diketahui atas nama Camat Tapung Hulu. Hal
10
penulis merasa tertarik untuk mengkaji (meneliti) lebih dalam lagi terhadap
permasalahan tersebut dalam sebuah kajian penelitian berupa skripsi dengan judul
Dusturiyah”.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dari
implementasi prinsip check and balance antara Badan Permusyawaratan Desa dan
implementasi prinsip check and balance antara Badan Permusyawaratan Desa dan
C. Rumusan Masalah
kabupaten Kampar?
1. Tujuan Penelitian
Kampar.
2. Manfaat Penelitian
c. Sebagai salah satu sumber informasi bagi kita untuk mengetahui lebih
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
membagi kekuasaan Negara dalam hal ini, maka dibangunlah metode checks
and balances.
merupakan hal yang sangat diperlukan dalam demokrasi. Hal ini untuk
14
Ibnu Sina Chandranegara, “Penuangan Checks and Balances kedalam Konstitusi”
dalam Konstitusi, Volume 13., No. 3., (2016), h.554.
15
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2010), h. 61.
16
Afan Gaffar, Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, (Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2006),h. 89.
13
14
memeriksa dan mengawasi bahkan saling mengisi satu sama lain. 17 Di dalam
Artinya: Dan tegakan lah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi keseimbangan itu.18(Q.S. Ar-Rahman, (55): 9)
checks and balances merupakan prinsip yang sangat penting dalam suatu
ruang kepada tiap lembaga negara untuk saling bekerja sama saling bahu-
sebagai berikut:19
17
Jimly Asshiddiqie, loc.cit.
18
Q.S. Ar-Rahman, 55: ayat 9
19
Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 124.
15
secara tegas bahwa salah satu tujuan perubahan UUD 1945, yaitu
mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan transparan, dan
20
Pataniari Siahaan, Politik Hukum Pembentukan Undang-undang Pasca Amandemen
UUD 1945, (Jakarta, Konstitusi Press, 2012), h. 264.
21
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495 Tentang Desa, Pasal 55.
16
berjalan baik dan lancar. Adapun bagi Badan Permusyawaratan Desa laporan
Desa.22
serta di dasarkan pada prinsip checks and balances maka pembangunan desa
2. Kepala Desa
22
Riza Multazam Luthfy, “Pengawasan Pemerintah Desa Dalam Mekanisme Checks
And Balances Pemerintahan Desa (Telaah Kritis Berdasarkan UU No 22/1999 Tentang
Pemerintahan Daerah, UU No 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No 6/2014 Tentang
Desa)” dalam Attanwir, Volume 05, No. 02, (2015), h.43-44.
17
pemerintahan. 24
pemimpin, mampu dan mau bekerja sama dengan para perangkat desa yang
23
Kampar, Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 12 Tahun 2017; Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Kampar Tahun 2017 Nomor 12 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa, Pasal 1 ayat (8).
24
Sarpin, “Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa (Suatu Studi Di Desa Genjor
Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro)” dalam Jurnal Ilmiah Administrasi Negara,
Volume 01, Nomor 01 (2010), h.4
25
HAW Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli Bulat Dan Utuh,
(Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada 2003), h.27.
18
Adapun tugas yang harus dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang
berikut:27
26
Ibid. h.5
27
Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, op.cit., Pasal 26.
19
melalui pemilihan langsung yang dilakukan oleh penduduk desa. Kepala desa
terpilih kemudian dilantik oleh bupati atau wali kota dan kemudian dapat
yang amat banyak sehingga tidak mungkin dapat di embannya seorang diri.
Oleh karenanya kepala desa memerlukan bantuan baik dari para perangkat
memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan hubungan yang
28
Ibid, Pasal 34,38,39.
29
Ahmad Subandi dan Abdur Rahim, “Eksistensi Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Pembentukan Peraturan Desa Di Desa Mekarjaya Perspektif Musyawarah Dalam Islam” dalam
SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar‟i, Volume 6 No. 5, Jakarta: (2019), h. 505.
30
Ferry Hernold Makawimbang, Kompilasi Peraturan Perundang Undangan Tentang
Desa Sistem Pengelolaan Dan Tanggung Jawab dana desa, (Jakarta: BPK Gunung mulia, 2016),
Cet ke-1, h.2-3.
20
Serupa dengan Rahyuni Rauf dan Sri Maulidiah, Joko Purnomo pun
wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Badan ini merupakan sarana dalam
menjadi mitra dari pemerintah desa yang turut membahas dan menyepakati
masyarakat desa secara keseluruhan yang juga diharapkan dapat menjadi suatu
31
Rahyuni Rauf dan Sri Maulidiah, Badan Permusyawaratan Desa, (Pekanbaru: Zanafa
2016) , h.13.
32
Joko Purnomo, Loc.Cit., h. 26.
21
Desa menyebutkan didalamnya tentang hak dan kewajiban dari BPD dan
biaya operasional atas pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai BPD dari
anggaran pendapatan dan belanja desa. Sementara hak dari anggota BPD
Adapun kewajiban dari anggota BPD ialah menyerap dan menampung serta
nilai social budaya dan adaat istiadat masyarakat, dan yang terakhir ialah
kemasyarakatan.33
33
Ferry Hernold Makawimbang, Loc.Cit., h.59.
22
yaitu:34
kelangsungan pembangunan.
Desa.
berwenang.
telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 6 tahun 2018
pemilihan langsung oleh masyarakat desa, dan yang kedua melalui mekanisme
musyawarah oleh para wakil masyarakat desa. Anggota BPD terpilih nantinya
34
Ramlan dan Eka NAM Sihombing, Hukum Pemerintahan Desa, (Medan:Enam Media,
2021), h.50.
23
akan di resmikan oleh bupati terhitung tiga puluh hari hari kerja sejak
diterimanya laporan hasil pemilihan dari Kepala Desa. setiap anggota BPD
4. Peraturan Desa
Adapun hal yang dapat di atur dalam Peraturan Desa adalah ketentuan-
desa dan masyarakat desa. Materi peraturan desa dapat memuat masalah-
budaya masyarakat desa setempat. Isi peraturan desa tidak boleh bertentangan
35
Kampar, Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 6 Tahun 2018, Lembaran
Daerah Kabupaten Kampar Tahun 2018 Nomor 6; Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kampar Nomor 6, Tentang Badan Permusyawaratan Rakyat, Pasal 9, 12,13.
36
HAW Widjaja, Loc.CIt., h.96.
24
a. Bersifat tertulis;
b. Dibentuk oleh pihak yang berwenang yaitu Kepala Desa dan dibahas
yang disebutkan didalam pasal 7 ayat (1) peraturan yang dibuat oleh Kepala
37
Isharyanto, dan Dila Eka Juli Prasetya, Hukum Pemerintahan Desa (Perspektif,
Konseptualisasi dan Konteks Yuridis), (Yogyakarta:Absolute Media, 2016), Cet. Ke-1, h.276
38
Putera Astomo, “Kedudukan dan Pengujian Konstitusionalitas Peraturan Desa dalam
Peraturan Perundang-undangan” dalam Jurnal Konstitusi, Volume 15, Nomor 2, (2018), h.286-
287.
25
Dalam hal ini berarti seorang Kepala Desa diberikan wewenang oleh
Peraturan Penundang-Undangan.
meliputi:40
39
Ibid, h.287.
40
Isharyanto, dan Dila Eka Juli Prasetya, Loc.Cit. h. 277-280.
26
menjadi peraturan desa paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
Permusyawaratan Desa.
dua tahap lagi sebagai bentuk pengkajian dan penilaian rancangan peraturan
desa atau peraturan desa untuk mencegah permasalahan yang timbul ketika
peraturan desa yang telah dibahas dan disepakati, disampaikan oleh Kepala
Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak
waktu paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterimanya hasil evaluasi.
41
Ibid. h.280.
28
paling lamabat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima. Hasil klarifikasi dapat
pemerintah desa dan merupakan mitra kerja dari pemerintah desa, dimana
kedua institusi ini memiliki fungsi yang berbeda, BPD berfungsi sebagai
42
Ibid.h. 281-282.
43
Rahyunir Rauf dan Sri Maulidiah, Loc.Cit., h.55
29
Hal itu tentunya tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak dibarengi
dengan hubungan yang baik antara kedua lembaga publik tingkat desa
tersebut. Namun layaknya idealisme dan realitas yang hampir tidak pernah
sejalan jika berkaca pada kenyataan yang terjadi bahwa tidak semua wilayah
44
Ibid.
45
Sutoro Eko, Loc.Cit., h.169
30
BPD, dapat pula disebabkan oleh BPD yang pasif atau tidak paham
kepala desa tidak dilakukan oleh BPD. Lemahnya kuasa rakyat dan
b. Kolutif: hubungan Kepala Desa dan BPD terlihat harmonis namun bukan
dalam arti positif. Dimana Kepala Desa dan BPD bersama-sama berkolusi,
keputusan desa tidak berpihak warga atau merugikan warga, karena ada
c. Konfliktual: hal ini terjadi apabila BPD dianggap musuh kepala desa,
kemitraan dan sekaligus check and balances. Ada saling pengertian dan
Kondisi seperti ini akan menciptakan kebijakan desa yang demokratis dan
desa, baik bagi pemerintah desa maupun bagi BPD yang sama-sama
Adapun hal hal yang diatur didalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tingkat atasnya dan berbagai bentuk kebijakan desa yang dibuat oleh desa itu
peraturan desa yang ditetapkan bersama-sama dengan kepala desa, serta juga
Bersama kepala desa dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Dalam hal ini
47
Rahyunir Rauf dan Maulidiah, Op.Cit., h.161
48
Rahyunir Rauf dan Maulidiah, Op.Cit., h.156.
33
pengaturan masyarakat hukum adat. Sesuai dengan ketentuan Pasal 18B ayat
(2) UUD 1945, yaitu desa atau atas nama lain berhak mengatur dan mengurus
keberlanjutan..50
49
Abdul Fatah Fanani, dkk, “Analisi Undang-Undang Desa”, Dalam Jurnal Dialektika,
Vol.IV, Nomor 1, (2019), h.3
50
Ibid
51
Ibid
34
dipilih oleh rakyat, hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan Islam dimana
ahli fatwa (mufti) serta para ahli dari berbagai bidang. Hal ini dikarenakan
dalamnya.52
hal seperti ini sangat minim dijumpai sebab dalam kedua sumber ajaran Islam
sangat cepat dan membutuhkan jawaban yang tepat sebagai solusi. Kedua,
52
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara Dalam
Perspektif Fikih Siyasah,(Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h.137.
35
tegas didalam Al-Qur‟an maupun Sunnah. Pada fungsi inilah yang menjadi
pendapatnya tentang fungsi yang dimiliki oleh lembaga legislatif pada sistem
untuk mengundangkannya;
mana yang harus ditempatkan dalam kitab UUD. Pada dasarnya, harus
c. Jika tidak ada isyarat yang jelas dalam al-Qur‟an dan Sunnah, maka tugas
jiwa hukum Islam. Jika sudah ada hukum-hukum dalam bidang yang sama
yang telah tercantum dalam kitab-kitab fikih, maka dia bertugas untuk
d. Jika al-Qur‟an dan Sunnah tidak memberikan pedoman pada sifatnya dasar
sekalipun, atau masalah ini juga tidak ada dalam konvensi Khulafa al-
melakukan legislasi mengenai masalah ini menurut apa yang terbaik. Oleh
ketentuan yang telah diturunkan Allah swt dalam syariat Islam. Oleh karena
itu dalam hal ijtihad para anggota lembaga legislatif harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi sosial masyarakat, agar peraturan yang diundangkan itu
lembaga legislatif para anggota akan berdebat dan bertukar pikiran untuk
37
hall wa al-„aqd. Ahl al-hall wa al-„aqd adalah orang-orang yang diikuti atau
di patuhi dan dipercaya umat, umat rela dengan pendapat mereka, karena
mereka dikenal ikhlas, konsisten, taqwa, adil, beride baik, memahami masalah
dan lebih mementingkan kepentingan umum. Pada masa Rasul, ahl al-hall wa
al-„aqd adalah para sahabat, yaitu mereka yang diserahi tugas-tugas keamanan
dan pertahanan serta urusan lain yang berkaitan dengan kemaslahatan umum,
para pemuka sahabat yang sering beliau ajak musyawarah, mereka yang
kesetiaan yang tinggi terhadap Islam, dan mereka yang sukses melaksanakan
Rasulullah, yakni pada proses pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah. Menurut
55
Muhammad Iqbal, op.cit., h.153.
56
Budiarti, “Studi Siyasah Syar‟iyah Terhadap Konsep Legislatif Dalam Ketatanegaraan
Islam” dalam Zawiyah Jurnal Pemikiran Islam, Volume 3, No.2, (2017), h.44.
38
Sa‟idah itu dilakukan oleh sekelompok kecil kaum muslimin yang terdiri atas
lima orang selain Abu Bakar. Pendapat lima orang itu yaitu Umar Ibn al-
Khattab, Abu „Ubaidah Ibn Jarrah, Asid Ibn Khudair, Bisyr Ibn Sa‟d dan
Salim budak Abu Khusaifah, kemudian diikuti oleh kaum muslimin yang lain.
57
musyawarah atau syura‟ telah menjadi bagian dari kehidupan Rasulullah dan
dalam setiap keputusan, hal ini dikarenakan syuro‟ memiliki landasan yang
Artinya: dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan
dan melaksanakan sholat, sedang urusan mereka diputuskan dengan
musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakan sebagian dari
rezeki yang kami berikan kepada mereka.59(Q.S. Asy-Syura‟(42): 38)
57
Ibid., h.48
58
Muhammad Imran, “Sistem Syuro‟ dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Islam”
dalam IUS, Volume 3, No. 7 (2015), h.135.
59
Q.S. Asy-Syura‟42: ayat 38
39
terwujud hubungan yang harmonis antara ulil amri dan umat serta dapat
60
menjadi jalan terpenuhinya kepentingan orang banyak.
B. Penelitian Terdahulu
dilakukan mengenai topik yang hampir sama dengan penelitian ini, penelitian
60
Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan dalam Islam: Siyasah Dusturiyah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2012), h.96.
40
kendala yang dialami oleh BPD desa Tridayasakti antara lain: komunikasi
terbangun dengan baik, persepsi anggota BPD bahwa setiap tugas yang
kewenangannya.
oleh Muh. Rinto (2021) Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah desa dengan pihak BPD dalam
konseptual, keterkaitan antara kepala desa dan BPD lebih pada check and
42
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.61
B. Lokasi Penelitian
lain-lain yang diperlukan. Di samping itu, lokasi penelitian ini juga terdapat
gejala di mana relasi antara Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
kurang berjalan dengan harmonis dan kurang sesuai dengan yang terdapat
61
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. Ke-3, h. 30
43
44
1. Subjek Penelitian
Kemuning.
2. Objek Penelitian
1. Populasi
karakeristik yang telah yang sama dan dijadikan subjek atau objek
yang menjadi populasi adalah terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa,
Kemuning.
2. Sampel
62
Ibid. h.163
63
Ibid. h.166
45
E. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau berasal dari
praktek yang ada secara langsung dalam praktek lapangan. Untuk melihat
64
Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi, (Jakarta: Elex Media, 2012), h. 37.
46
3. Data Tersier
primer dan sekunder. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah internet.
meliputi:
Kepala Desa, 5 orang Perangkat Desa, Ketua BPD, 5 orang Anggota BPD,
dan 5 orang Tokoh Masyarakat desa Bukit Kemuning, serta Camat Tapung
Hulu.
65
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan , ( Jakarta: Bumi
Aksara,2007), Cet ke-2, h.73.
66
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2010), h. 72.
47
lainnya.68
mengadakan reduksi data yaitu data-data yang pokok serta disusun lebih
H. Teknik Penulisan
A. Kesimpulan
and balance dalam hubungan antara BPD dengan pemerintah desa Bukit
3. Hubugan kerja yang terjalin antara BPD dengan Pemerintah Desa Bukit
77
78
pemerintahan desa Bukit Kemuning. Hal ini tentunya tidak sesuai jika
hall wa al-aqd.
B. Saran
Antara Kepala Desa dengan Ketua BPD agar menyudahi semua konflik
dengan lancar. Terlebih dahulu antara semua pihak yang terlibat dalam
konflik ini harus menyadari bahwa setelah pemilihan selesai maka tidak
ada lagi persaingan, yang ada satu pemimpin yang harus didukung dan
bersikap lemah lembut, tidak berlaku keras dan kasar, saling memaafkan
SWT.
A. Buku
Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2010.
Al-Maududi, Abul A‟la. Hukum dan Kontstitusi: sistem politik Islam, alih bahasa
oleh Asep Hikmat, Bandung: Mizan, 1994.
Fuady, Munir. Teori Negara Hukum Modern, Bandung: Refika Aditama, 2009).
Isharyanto dan Dila Eka Juli Prasetya. Hukum Pemerintahan Desa (Perspektif,
Konseptualisasi dan Konteks Yuridis), Yogyakarta: Absolute Media, 2016.
Lubis, Ali Akhbar Abaib Mas Rabbani. Ilmu Hukum Dalam Simpul Siyasah
Dusturiyah Refleksi Atas Teori Dan Praktek Hukum Tata Negara Di
Indonesia, Yogyakarta: Semesta Aksara,2019.
Makawimbang, Ferry Hernold. Kompilasi Peraturan Perundang Undangan
Tentang Desa Sistem Pengelolaan Dan Tanggung Jawab dana desa,
Jakarta: BPK Gunung mulia, 2016.
Pulungan, J. Suyuthi. Fiqh Siyasah, Ajaran Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2002.
Sukardja, Ahmad. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara Dalam
Perspektif Fikih Siyasah, Jakarta: Sinar Grafika, 2014.
Widjaja, HAW. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli Bulat Dan Utuh,
Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada 2003.
C. Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495 Tentang Desa.
D. Wawancara
Sargiyanto, (Mantan Ketua BPD Desa Bukit Kemuning kecamatan Tapung Hulu
kabupaten Kampar Periode 2018-2021), Wawancara, Tanggal 9 Maret
2022.
Ustadz Masdar Fauzi, (Tokoh Agama Desa Bukit kemuning kecamatan Tapung
Hulu kabupaten Kampar), Wawancara, Tanggal 10 Maret 2022.
LAMPIRAN
A. IDENTITAS DIRI
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
B. PERTANYAAN
1. Pemerintah Desa
Bukit Kemuning?
Peraturan Desa?
Desa?
BPD?
h. Apakah semua pihak yang terlibat mendapat hak yang sama dalam
Desa?
Bukit Kemuning?
Pemerintah Desa?
Desa?
3. Tokoh Masyarakat
Bukit Kemuning?
Peraturan Desa?
peraturan Desa?
masyarakat desa?
RIWAYAT HIDUP PENULIS