Anda di halaman 1dari 14

Latihan Soal Kinetika Kimia

1. Gas dinitrogen pentoksida (N2O5) dapat terdekomposisi menjadi gas nitrogen dioksida dan oksigen sesuai dengan
reaksi orde satu di bawah ini:

N2O5(g) → NO2(g) + O2(g)

a. Setarakan reaksi redoks di atas.

b. Bila laju dekomposisi gas N2O5 adalah A mol L–1s–1, tentukan laju pembentukan gas nitrogen dioksida (dalam
satuan mol L–1s–1).

c. Ke dalam suatu tabung hampa diisikan gas N2O5 sehingga tekanan dalam tabung menjadi 0,500 atm pada 45 °C.
Setelah gas N2O5 mengalami dekomposisi selama 23 menit, tekanan total dalam tabung menjadi 0,875 atm pada
temperatur yang sama. Berdasarkan data di atas, lengkapi tabel di bawah ini.

Tekanan (atm)
N2O5(g) NO2(g) O2(g)
Awal
Reaksi +x
Akhir
d. Berdasarkan tabel pada soal (c), hitung tekanan parsial gas N2O5 sesudah reaksi berlangsung selama 23 menit.

e. Tentukan waktu paruh reaksi dekomposisi gas N2O5 beserta satuannya yang tepat.

f. Hitung tetapan laju reaksi dekomposisi gas N2O5 beserta satuannya yang tepat.

g. Bila energi pengaktifan reaksi dekomposisi tersebut sebesar 103 kJ mol–1, hitung tetapan laju reaksinya pada 65
°C.

h. Bila diketahui perubahan entalpi reaksi dekomposisi gas N2O5 = +100,2 kJ/mol, gambarkan secara skematis
koordinat reaksi dekomposisi tersebut. Tunjukkan dalam gambar tersebut:
i. Energi pengaktifan
ii. Entalpi reaksinya
2. Gas formaldehid (HCHO) yang keluar dari kabut asap dapat membuat iritasi mata. Gas ini dapat dihasilkan dari reaksi
antara gas etilen (C2H4) dan gas ozon (O3) sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:
2C2H4(g) + 2O3(g) → 4HCHO(g) + O2(g)
Percobaan kinetika reaksi menggunakan variasi konsentrasi awal gas etilen dan gas ozon menghasilkan data laju awal
reaksi sebagai berikut.
Percobaan [C2H4] (mol. L–1) [O3] (mol. L–1) Laju awal pembentukan HCHO (mol. L–1.s–1)
1 1,0 × 10–8 5,0 × 10–8 1,0 × 10–12
2 1,0 × 10–8 1,5 × 10–7 3,0 × 10–12
3 2,0 × 10–8 1,0 × 10–7 4,0 × 10–12
a. Hitung orde reaksi terhadap masing-masing pereaksi dan tentukan orde totalnya.

b. Tuliskan hukum laju reaksi tersebut.

c. Hitung tetapan laju reaksi tersebut lengkap dengan satuannya.

d. Hitung laju pengurangan konsentrasi gas ozon pada saat [C2H4] = 1 × 10–7 mol. L–1 dan [O3] = 1,0 × 10–6 mol. L–1.
3. Di dalam larutan asam klorida, sukrosa (C12H22O11) bereaksi membentuk gula sederhana sesuai reaksi berikut.
Sukrosa → glukosa + fruktosa
Laju hilangnya sukrosa diamati pada 23 °C menggunakan konsentrasi awal 0,316 M sukrosa dalam larutan HCl 0,5 M.
Data yang diperoleh kemudian di-plot dan diperoleh grafik sebagai berikut.

Berdasarkan grafik di atas jawablah pertanyaan berikut.


a. Tentukan orde reaksi penguraian sukrosa terhadap konsentrasi sukrosa.

b. Bila HCl tidak mempengaruhi laju reaksi, tentukan nilai konstanta laju reaksi penguraian sukrosa.

c. Hitunglah waktu paruh penguraian sukrosa.

d. Hitung konsentrasi sukrosa yang tersisa setelah reaksi berlangsung selama 255 menit.

e. Pada pengukuran laju reaksi pada temperatur yang berbeda, ternyata pada 35 °C laju reaksinya 4,1 lebih cepat
dibandingkan pada 25 °C. Hitunglah energi pengaktifan reaksi penguraian sukrosa tersebut.
4. Pengukuran kinetika reaksi penguraian gas NO2 dilakukan dalam silinder tertutup bervolume 1 L. Reaksi yang terjadi:
2NO2(g) → 2NO(g) + O2(g)
Setiap percobaan diawali dengan mengisi silinder dengan gas NO2 hingga tekanannya mencapai Po pada temperatur
T. Tekanan dalam silinder (Pt) dicatat setiap 30 detik selama reaksi berlangsung. Data yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
t (detik) 0 30 60 90
Pt (atm) 0,8 1,176 1,188 1,192
PNO2 (atm) 0,8 a b c
a. Tentukan tekanan parsial gas NO2 setelah reaksi berlangsung selama 30, 60, dan 90 detik.

Kurva 1/[NO2] terhadap waktu (t) telah dibuat untuk menentukan persamaan laju reaksi penguraian gas NO2. Dua
kurva untuk reaksi pada temperatur berbeda (460 dan 477 K) ditunjukkan di bawah ini.

b. Tentukan persamaan laju reaksi penguraian gas NO2.

c. Tentukan nilai tetapan laju (k) reaksi tersebut pada 460 K. Nyatakan dengan satuan yang tepat.

d. Jika reaksi penguraian gas NO2 dilakukan pada 460 K dan [NO2]0 = 0,1 M, hitung waktu yang diperlukan agar [NO2]
= 0,05 M.

e. Tentukan energi pengaktifan reaksi (Ea) penguraian gas NO2.


5. Diketahui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen sebagai berikut.
𝐼−
2H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)
Selama reaksi berlangsung terdeteksi adanya spesi IO– dan hukum laju berdasarkan eksperimen untuk reaksi tersebut
adalah r = k [H2O2][I–]. Reaksi tersebut berlangsung dalam 2 tahap. Tahap pertama diusulkan sebagai berikut:
H2O2 + I– →H2O + IO–
a. Tuliskan reaksi tahap kedua pada mekanisme tersebut.

b. Tahap manakah yang menjadi penentu laju?

c. Apa fungsi I– pada reaksi di atas?

d. Jika diketahui reasi dekomposisi H2O2 adalah reaksi eksoterm, gambarkan profil energi terhadap koordinat reaksi
sesuai dengan mekanisme di atas. Beri keterangan besarnya dua energi pengaktifan (Ea1 dan Ea2), entalpi reaksi
(∆H) dan posisi IO– pada gambar profil energi tersebut.

6. Di dalam air, hidrogen peroksida (H2O2) terurai dengan persamaan reaksi berikut.
H2O2(aq) → H2O(l) + O2(g)
Hasil percobaan pada 295 K diberikan pada grafik berikut.

a. Tentukan nilai dan satuan tetapan laju penguraian H2O2 pada temperatur 295 K.
b. Tuliskan hukum laju reaksi penguraian H2O2 pada temperatur 295 K.

c. Tentukan [H2O2] dalam larutan tersebut pada t = 1 jam.

d. Tentukan laju berkurangnya [H2O2] pada t = 1 jam.

e. Jika temperatur larutan H2O2 dinaikkan menjadi 305 K, laju reaksi tersebut menjadi 2,86 kali lebih cepat pada
konsentrasi H2O2 yang sama. Tentukan energi pengaktifan (Ea) reaksi penguraian H2O2.

f. Reaksi penguraian H2O2 dapat dipercepat dengan penambahan ion I– ke dalam larutan. Dengan adanya ion I–,
reaksi tersebut diperkirakan terjadi melalui 2 tahap elementer, dengan tahap pertama merupakan tahap yang
paling lambat.

H2O2 + I– → H2O + IO–

H2O2 + IO– → H2O + O2 + I–

Tentukan persamaan laju penguraian H2O2 dengan adanya I–.


7. Reaksi ion bromida dan bromat dalam larutan air yang berlangsung dalam suasana asam dapat dituliskan sebagai
berikut.
5Br– + BrO3– + 6H+ → 3Br2 + 3H2O (1)
Laju reaksi awal pada temperatur 25 °C dengan variasi konsentrasi awal ditunjukkan pada tabel berikut.
No [BrO3–]o (mol.L–1) [Br–]o (mol.L–1) [H+]o (mol.L–1) Laju awal (mol.L–1. s–1)
1 0,001 0,1 0,005 4,830 × 10–9
2 0,001 0,1 0,010 1,923 × 10–8
3 0,001 0,1 0,015 4,328 × 10–8
4 0,001 0,2 0,015 8,656 × 10–8
5 0,001 0,3 0,015 1,298 × 10–7
6 0,002 0,1 0,010 3,847 × 10–8
7 0,003 0,1 0,010 5,750 × 10–8
Jika secara empiris hukum laju bagi reaksi di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑑[𝐵𝑟𝑂3− ]
− 𝑑𝑡
= 𝑘𝑜𝑏𝑠 [𝐵𝑟𝑂3− ]𝑥 [𝐵𝑟 − ]𝑦 [𝐻 + ] 𝑧 (2)
a. Tentukan orde reaksi bagi masing-masing spesi dan orde reaksi total.

b. Tentukan tetapan laju beserta satuannya untuk reaksi tersebut pada temperatur 25 °C.

c. Berdasarkan hukum laju di atas, tentukan laju pembentukan spesi Br2 beserta satuannya ketika konsentrasi
[BrO3–] = 0,015 mol. L–1, [Br–] = 0,25 mol. L–1, [H+] = 0,035 mol. L–1.

d. Jika secara teoretik hukum laju empiris pada persamaan (2) dapat diturunkan dalam bentuk berikut:
𝑑[𝐵𝑟𝑂3− ] 𝑘1 [𝐵𝑟𝑂3− ]2 [𝐵𝑟 − ][𝐻 + ]2
− 𝑑𝑡
= 𝑘2 [𝐵𝑟𝑂3− ]+𝑘3
(3)
Jika k3 memiliki satuan s–1, berdasarkan persamaan (3) tentukan satuan k1.

e. Jika diketahui tetapan laju reaksi pada berbagai temperatur sebagai berikut:
T (°C) kobs
20 1,708
40 2,085
Tentukan nilai energi pengaktifan (Ea) reaksi tersebut dalam satuan kJ.mol–1.
8. Perhatikan reaksi berikut
2NO(g) + O2(g) →2NO2(g)
Pada waktu tertentu, gas NO bereaksi dengan laju 0,066 M/s.
a. Berapa laju pembentukan NO2 pada waktu tersebut?

b. Berapa laju reaksi O2 pada waktu tersebut?

9. Hukum laju untuk reaksi berikut adalah r = k[NH4+][NO2–]


NH4+(aq) + NO2–(aq) → N2(g) + 2H2O(l)
Pada temperatur 25 °C, konstanta laju reaksi 3,0 × 10–4 M–1.s–1. Hitung laju reaksi pada temperatur tersebut jika
konsentrasi NH4+ = 0,26 M dan konsentrasi NO2– = 0,08 M.

10. Data berikut diperoleh dari pengukuran pada 360 K untuk reaksi: X+Y→Z
Laju awal berkurangnya X (M/s) [X] (M) [Y] (M)
0,053 0,10 0,50
0,127 0,20 0,30
1,020 0,40 0,60
0,254 0,20 0,60
0,509 0,40 0,30
a. Tentukan orde reaksi terhadap X dan Y.

b. Tentukan laju berkurangnya X ketika konsentrasi X = 0,30 M dan Y = 0,40 M.

11. Laju reaksi A → B adalah 1,6 × 10–2 M/s ketika konsentrasi A 0,35 M. Hitung tetapan laju jika reaksi memiliki
a. Orde 1 terhadap A

b. Orde 2 terhadap A
12. Reaksi dalam fasa gas berikut dipelajari pada temperatur 290 °C dengan mengamati perubahan tekanan sebagai fungsi
waktu pada wadah tetap.
ClCO2CCl3(g) → 2COCl2(g)
Tentukan orde reaksi dan tetapan laju berdasarkan data berikut.
Waktu (s) P (mmHg)
0 15,76
181 18,88
513 22,79
1164 27,08

13. Hitung waktu paruh suatu senyawa jika 75% dari suatu sampel terdekomposisi dalam waktu 60 menit. Asumsikan
reaksi mengikuti orde pertama.

14. Reaksi berikut mengikuti reaksi orde pertama.


4PH3(g) → P4(g) + 6H2(g)
Waktu paruh reaksi adalah 35,0 s pada temperatur 680 °C.
a. Hitung tetapan laju reaksi

b. Hitung waktu yang diperlukan agar 95% PH3 terdekomposisi.


15. Tetapan laju reaksi berikut adalah 0,80 M–1.s–1 pada 10 °C.
2NOBr(g) → 2NO(g) + Br2(g)
a. Hitung konsentrasi NOBr setelah 22 s jika konsentrasi awal NOBr 0,086 M.

b. Hitung waktu paruh NOBr jika konsentrasi awal NOBr 0,072 M.

16. Tetapan laju reaksi berikut adalah 0,54 M–1.s–1 pada 300 °C.
2NO2(g) → 2NO(g) + O2(g)
Hitung waktu (s) yang diperlukan agar NO2 berkurang dari 0,62 M menjadi 0,28 M.

17. Reaksi A (kuning) menjadi B (biru) berikut mengikuti reaksi orde 1.


a. Hitung tetapan laju reaksi tersebut.

b. Hitung jumlah molekul A dan B yang tersisa pada waktu 20 s dan 30 s.


18. Reaksi S2O82– + 2I– → 2SO42– + I2 berlangsung lambat dalam pelarut air, tetapi dapat dikatalisis dengan ion Fe3+. Ion Fe3+
dapat mengoksidasi I– dan Fe2+ dapat mereduksi S2O82–. Tuliskan 2 tahap mekanisme reaksi yang mungkin untuk reaksi
tersebut. Jelaskan mengapa reaksi tanpa katalis berlangsung lambat.

19. Dalam sebuah gelas kimia terdapat campuran senyawa A dan B. Kedua senyawa mengalami dekomposisi mengikuti
kinetika reaksi orde 1. Waktu paruh dekomposisi senyawa A adalah 50 menit, sedangkan waktu paruh dekomposisi
senyawa B adalah 18 menit. Jika konsentrasi awal kedua senyawa sama, hitung waktu yang diperlukan agar besarnya
konsentrasi senyawa A menjadi 4 kali konsentrasi senyawa B.

20. Reaksi G2 dengan E2 membentuk 2EG adalah reaksi yang eksotermik dan reaksi G2 dengan X2 membentuk 2XG adalah
reaksi yang endotermik. Energi aktivasi reaksi eksotermik lebih besar dibandingkan energi aktivasi reaksi endotermik.
Buatlah sketsa diagram tingkat energi untuk kedua reaksi tersebut dalam grafik yang sama.
21. Dalam beberapa tahun terakhir, ozon di stratosfer sudah berkurang dengan laju reaksi yang sangat cepat oleh
chlorofluorocarbons (CFCs). Molekul CFC seperti CFCl3 terdekomposisi oleh radiasi sinar UV berdasarkan persamaan
reaksi berikut:

CFCl3 → CFCl2 +Cl

Radikal klorin kemudian bereaksi dengan ozon sebagai berikut:

Cl + O3 → ClO + O2

ClO + O → Cl + O2

Atom O diperoleh dari dekomposisi fotokimia molekul O2.

a. Tuliskan persamaan reaksi total untuk 2 tahap terakhir.

b. Apa peran Cl dan ClO dalam reaksi tersebut?

c. Gambarkan diagram energi potensial terhadap jalannya reaksi untuk reaksi eksotermik destruksi ozon:
O3 + O → 2O2 yang tanpa katalis dan dengan katalis (Cl).

22. Reaksi berikut memiliki tetapan laju 3,2 × 10–4 s–1 pada 450°C.

(CH3)2O(g) → CH4(g) + H2(g) + CO(g)

Reaksi dilakukan dalam wadah bervolume tetap. Pada awal reaksi hanya terdapat dimetil eter ((CH 2)2O) dengan
tekanan 0,350 atm. Tentukan tekanan sistem setelah reaksi berlangsung selama 8 menit. Asumsi gas bersifat ideal.
23. Energi pengaktifan untuk dekomposisi hidrogen peroksida adalah 42 kJ/mol.

2H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)

Ketika reaksi tersebut dikatalisis dengan enzim, energi aktivasinya adalah 7,0 kJ/mol. Hitung temperatur reaksi tanpa
katalis yang dapat mengalami laju reaksi yang sama dengan reaksi dekomposisi terkatalisis enzim pada temperatur
20°C. Asumsikan faktor frekuensi A bernilai sama pada kedua reaksi.

24. Untuk menjalankan metabolisme, oksigen diikat oleh hemoglobin untuk membentuk oksihemoglobin (HbO 2) sesuai
reaksi berikut dengan tetapan laju 2,1 × 106/ M.s pada 37°C (Reaksi masing-masing orde 1 terhadap Hb dan O2).

Hb(aq) + O2(aq) → HbO2(aq)

Untuk rata-rata orang dewasa, konsentrasi Hb dan O2 dalam darah di paru-paru adalah 8,0 × 10–6 M dan 1,5 × 10–6 M.

a. Hitung laju pembentukan HbO2.

b. Hitung laju pengurangan O2.

c. Laju pembentukan HbO2 meningkat sampai 1,4 × 10–4 M/s ketika olahraga untuk memenuhi kebutuhan akibat
meningkatnya laju metabolisme. Asumsikan bahwa konsentrasi Hb tetap sama, berapa konsentrasi O2 yang
diperlukan untuk mempertahankan laju pembentukan HbO2 tersebut?
25. Campuran gas yang mengandung fragmen CH3, molekul C2H6, dan gas inert He disiapkan pada temperatur 600 K
dengan tekanan total 5,42 atm. Reaksi elementer berikut memiliki konstanta laju 3,0 × 104/M.s.

CH3 +C2H6 → CH4 +C2H5

Fraksi mol CH3 dan C2H6 diketahui masing-masing 0,00093 dan 0,00077. Hitung laju awal reaksi pada temperatur
terebut.

Anda mungkin juga menyukai