Anda di halaman 1dari 3

Nama: Rahmawati Asy syifa’ Putri

NIM: 202110040311113

Kelas: Riset Audio Visual D

Argumen Film Pendek “Pemean”

Film pendek berjudul “Pemean” karya Paniradya Kaistimewan Yogya yang disutradarai oleh
Thomas Kris ini menyuguhkan perbincangan antara Bu Sumirah dan Dek Asih ketika menjemur baju
seperti keseharian ibu-ibu yang ada di pedesaan. Bu Sumirah merupakan tokoh yang berlagak
sombong dan banyak omong tetapi itu hanya bualan saja, sama seperti paribasan Kakehan gludhug
kurang udan yang artinya orang yang banyak berbicara tetapi semuanya hanya omong kosong.

Saya memilih film ini untuk dianalisa oleh teman saya karena film ini memang menarik,
relate dengan kehidupan warga desa khususnya Ibu-ibu, dan ada unsur komedi satir. Mulai dari
pemeran yang aktingnya sangat natural, dialog-dialog yang relate dengan dibaluti komedi, pemilihan
set tempat yang benar-benar menggambarkan suasana pedesaan yang ayem dan sederhana.
Terdapat beberapa pesan moral juga yang diselipkan dalam film ini.

Link Film Pendek Pemean: https://www.youtube.com/watch?v=xKH-ITje5c8

Analisis Semiotika dalam Adegan Film Pendek “PRIA”

Film pendek “PRIA” yang disutradarai oleh Yudho Aditya ini merepresentasikan bagaimana
kegelisahan dan diskriminasi yang dialami oleh seorang gay terutama di daerah yang masih kental
dengan nilai religius dan adat istiadatnya. Terdapat beberapa adegan yang saya highlight, pertama,
adegan ketika Pak Fauzi atau calon mertuanya menepuk leher Aris dan mengatakan hal yang
menyinggung Aris lemah. Kedua, adegan ketika Aris mengenakan bajunya di kepala seolah-olah itu
rambutnya yang panjang dan menari dengan jari jemari yang lentik memberikan makna kalau Aris ini
seorang yang mendambakan dirinya menjadi sosok perempuan. Ketiga, adegan Pak Fauzi
menasihati Aris untuk melilitkan ekor kuda pada kelaminnya agar menjadi pria jantan dan dipercaya
kalau keharmonisan keluarga itu tergantung pada “kepuasan” istri. Keempat, adegan Aris menemui
Gita ditengah rintik hujan dengan membawa ekor kuda yang diberikan oleh Pak Fauzi tadi, saat itu
Aris mengatakan kalau ekor kudanya bau, tapi gita mengatakan kalau yang bau itu Aris, maksud GIta
disini mengartikan kalau Aris itu tidak normal atau “Gay”. Kelima, adegan Ibu Aris memaksa Aris
untuk memakan beras merah yang dipercaya bisa meningkatkan kejantanan dan mencegah kutukan,
karena Ibu Aris sudah menyadari kalau ada yang salah dengan Aris dan menganggap itu adalah
kutukan. Hal ini terjadi karena di Indonesia khususnya daerah pedesaan masih tabu dan kurang
sosialisasi tentang LGBT, sehingga LGBT seringkali dikaitkan dengan kutukan dan bencana. Keenam,
adegan Aris pergi ke rumah guru bulenya untuk curhat dan menyatakan perasaannya dengan
berciuman, disini terkandung makna kalau LGBT itu ruangnya sangat terbatas dan privat karena
stigma negatif masih tertancap di masyarakat.

Link Film Pendek PRIA: https://www.youtube.com/watch?v=0LWfaoP4J9k&t=326s

Anda mungkin juga menyukai