Tari Silimpari
Tari Silampari merupakan tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Musi Rawas dan Kota
Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan, tari Silampari Kota Lubuklinggau mempunyai nama
lain yaitu tari Silampari Kahyangan Tinggi dan untuk Kabupaten Musi Rawas sering disebut tari
Silampari Musi Rawas Asli. Tari ini dibuat dari sumber gerak tari tradisional dengan sumber
gerak tari kerakyatan yang tidak mempunyai bentuk gerak yang pasti, melainkan lebih bersifat
tari kerakyatan dan bebas, kemudian dari sumber gerak itu dikemas menjadi tari yang
terstruktur sebagai tari penyambutan tamu bagi tamu agung atau tamu kehormatan yang
datang ke daerah Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau.
Tari Silimpari menggunakan properti tepak yang berisi kapur sirih.tepak melambangkan
abdi penghormatan sudah memakan sekapur sirih yang dipersembahkan, maka tamu tersebut
sudah resmi menjadi warga lubuk linggau. Untuk lebih lengkap nya tepak tersebut berisi kapur,
sirih, tembakau, getah gambir, pinang, dan minyak bore(minyak bibir) .
Dan untuk Kostum tari silimpari untuk riasan wajah menggunakan rias korektif.
Menggunakan rias korektif untuk menggambarkan kecantikan seorang peri. Sehingga riasan tari
ini menampilkan kelembutan, kecantikan, dan keramahan masyarakat Lubuklinggau. Untuk
riasan kepala menggunakan gelung malang, tapung, bunga melati, kembang urai empat lembar,
pilis, kembang cempako, cuping, jurai, mahkota linggau dan buah sarangan. Sedangkan untuk
busana atau pakaian yang digunakan dalam tari ini adalah kebaya bludru bertabur, kain
songket lepus, selendang rebang. Dan aksesoris yang digunakan ialah kalung penepung, kalung
kebo munggahatau tapak jayo, gelang kano susun.
1. Tari Sebagai Seremoni DalamUpacara Penyambutan Tamu. Pembagian fungsi tari sebagai
seremoni dalamupacarapenyambutan tamu akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Upacara Adat Yang Berkaitan DenganPeristiwa Alamiah
Tari Silampari Kayangan Tinggi pasti ditampilkan dalam Hari Ulang Tahun Kota
Lubuklinggau yang dihadiri oleh walikota. Lubuklinggau maupun gubernur Sumatra Selatan.
Seni yang hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat apabila mempunyai fungsi yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka akan mendapat dukungan dan sambutan yang baik
dari masyarakat pendukungnya. Begitu pula dengan Tari Silampari Kayangan Tinggi, tarian ini
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Lubuklinggau untuk memelihara tradisi dan
adat istiadatnya dalam menghormati tamu. Tari Silampari Kayangan Tinggi sebagai upacara
adat yang berkaitan dengan peristiwa alamiah seperti dalam acara HUT Kota Lubuklinggau, HUT
sanggar dan acara festival. Ketika Tari Silampari Kayangan Tinggi ditampilkan sebagai
pendukung upacara adat seperti pengangkatan pejabat atau tetua yang dalam hal ini dilakukan
bersamaan dengan HUT KotaLubuklinggau maka akan ada sedikit perbedaan segi struktur.
Tari sebagai hiburan yang dimaksudkan untuk memeriahkan dan merayakan suatu pertemuan
atau penyambutan. Tari yang disajikan dititikberatkan bukan pada keindahan geraknya
melainkanpada segihiburan. Pada tari hiburan ini mempunyai maksud untuk memberikan
kesempatan pada khalayak umum yang mempunyai kegemaran dalam menari atau
menyalurkan hobi dan mengembangkan ketrampilan atau tujuantujuan yang kurang
menekankan nilai seni. Banyak masyarakat yang berkumpul dan hadir untuk menyaksikan
pertunjukan Tari Silampari Kayangan Tinggi dan berjumpa langsung dengan orang nomor satu
diProvinsi Sumatra Selatan, sehingga tercipta suasana senang dan gembira. Kehadiran khalayak
umum menjadi bukti dukungan atau bentuk antusiasme masyarakat Kota Lubuklinggau
terhadap pelaksaan upacara penyambutan kepada tamu kehormatan, sehingga penyambutan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.