Anda di halaman 1dari 5

Kontrol Genetik Pembelahan Sel

Resume Ke-4
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika yang dibimbing oleh Prof. Dr. Siti
Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M.Pd

Oleh:
Offering H / Kelompok 16
Nadzifa (200342616875)
Syilfia Ayu Kurnia Romadhon (200342616880)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2022
ISI RESUME

Materi 1: (Nadzifa_200342616875)
a) Regulasi pembelahan mitosis
 Sel yang tumbuh dan berkembang, membran sel dan sebagian besar komponen
yang ada di sitosol akan mengalami oeningkatan dalam hal ukuran dan kuantitas.
 Saat sel berada dalam fase kritis, maka sel akan mengalami pembelahan dan
menghasilkan dua progeni yang berukuran kecil.
 Dalam pembelahan sel, terdapat 2 hal yaitu materi genetik harus digandakan dan
dua salinan dari materi genetik akan diturunkan ke keturunannya.
 Semua sel mempunyai siklus sel yang mengoordinasi aktivitas sel melalui berbagai
mekanisme.
 Siklus pembelahan sel dapat dipelajari pada Sacharomycess cerevisae dan
pembelahan embrio pada Xenopus laevis.
 Dalam proses ini terdapat dua proses yang menyebabkan sebuah sel dapat
melanjutkan ke tahap siklus sel selanjutnya.
 Tahap pertama  Tahap awal yang terjadi di dekat akhir fase G1.
 Tahap kedua  Sel akan melanjutkan prosesnya melalui adanya kondensasi pada
kromosom dan pemisahan kromatid saat terjadi mitosis, dan hal ini terjadi pada
awal fase M pada siklus sel.
 Terdapat faktor mitosis  MPF yang ditemukan di Xenopus. MPF merangsang
oosit Xenopus untuk memasuki fase M.
 Dalam MPF terdapat dua komponen yang sangat penting yaitu protein dan pp34.
 Mekansime regulasi pembelahan sel dan pertumbuhan sel pada eukariota
multiseluler sangat kompleks diakrenakan adanya komunikasi antar sel yang
berperan dalam mengatur regulasi komunikasi antar sel.
b) Peran gen-gen mor suppressor dalam kontrol genetik pembelahan sel
 Pembelahan sel berada di bawah kontrol genetik, dimana terdapat gen-gen tertentu
yang mengatur proses pembelahan sel intraseluler, antarseluler, dan sinyal
lingkungan.
 Gen pengatur ini dapat dipengaruhi oleh mutasi yang mana dapat menghilangkan
fungsi gen regulator sehingga menyebabkan pembelahan sel abnormal.
 Pembelahan sel hewan dikendalikan oleh suatu kontrol genetik.
 Namun, ketika terdapat eksogen yang menyebabkan hilangnya kontrol pembelahan
secara normal.
 Terdapat juga protookogen pada sel normal yang bisa berubah menjadi onkogen
selular tumor. Karena adanya mutasi pada suatu gen atau urutan-urutan baru pada
proses rekombinasi.Protoonkogen memiliki mekanisme untuk mengontrol
pembelahan sel ketika pada fungsi sel yang normal.
c) Genetic pathway to cancer
 Kanker merupakan penyakit yang disebabkan adanya pertumbuhan dan pembelahan
sel yang tidak terkendali.
 Pertumbuhan sel yang tidak terkendali mengakibatkan tumor.
 Kanker atau tumor ganas sel-sel yang dapat bermigrasi dan berpisah ke bagian
tubuh lain.
 Kanker atau tumor ganas metastasis
 Kanker atau tumor ganas tidak bermetastasis
 Rous sarcoma  virus penyebab kanker pada sel ayam.
 Virus ini menginfeksi sel kemudian genom RNA akan direplikasi ke dalam bentuk
DNA kromosom pada sel inang. Sel inang akan melakukan proses transkripsi dan
translasi seperti gen-gen normal yang ada pada sel inang.
 Genom virus Rous sarcoma ada 4 gen:
-Geg gag: mengkode protein kapsid virion.
-Gen pol: mengkode transkripsi balik
-Gen scr onkogen: mengkode iakatan membran protein kinase
-Gen env: mengkode selubung protein virus
 Terdapat 20 onkogen retrovirus yang sudah berhasil ditemukan. Dan menunjukkan
bahwa retrovirus yang berbeda akan menyebabkan kanker yang sering membawa
onkogen yang saling terkait.

Materi 2: (Syilfia Ayu Kurnia Romadhon_200342616880)


a) Eksperimen protooncogene dan celular oncogene
 Gen memiliki urutan DNA yang mirip dengan onkogen retroviral dan protein yang
mengkodekan sifat.
 Pada eksperimen ini DNA sel tumor  diisolasi dan ditambahkan ke sel-sel kultur
jaringan yang normal untuk melihat adanya perubahan kondisi kanker.
 Keduanya telah menghasilkan identifikasi onkogen selular yang sama.
Homologi Dengan Onkogen Virus
Sekuens onkogen retroviral yang homolog ditemukan pada eukariota rendah
seperti Saccharomyces cerevisiae. Pada awalnya orang menduga adanya urutan
genom DNA yang dihibridasi dengan onkogen hanya ada pada provirus yang
terintegrasi. Akan tetapi ketika urutan genom DNA diisolasi dari genom, telah
ditemukan gen seluler normal dengan struktur yang berbeda dari onkogen virus
yang homolog. Gen-seg seluler yang normal yang homolog dengan onkogen
disebut protoonkogen. Protoonkogen ini dapat bermutasi menjadi bentuk sel yang
bisa merangsang onkogenesis yaitu kemampuan untuk mengubah sel menjadi
neoplastik atau kanker. Dalam bentuk terakhir disebut dengan onkogen selular
untuk membedakan mereka dari virus-virus lainnya, contoh onkogen virus antara
lain: v-src, v-sis, dan v-myc.
Experimen Transfeksi
Deteksi onkogen seluler yang dilakukan melalui eksperimen transfeksi
berdasarkan kemampuan onkogen untuk mengubah pertumbuhan sel normal
menjadi sel yang mengalami pertumbuhan abnormal (kanker) disebut transformasi.
Sel-sel yang normal akan tumbuh dan berhenti membelah jika sel tersebut
melakukan kontak dengan sel tetangga. Peristiwa ini disebut inhibisi kontak yang
nantinya akan membentuk lapisan tunggal sel yang ada di permukaan botol kultur
atau cawan petri tempan sel tersebut tumbuh. Jika sel mengalami perubahan dan
tidak mengalami inhibisi kontak dengan sel tetangga, maka sel tersebut akan terus
membelah dan akan membentuk tumpukan sel-sel atau tumor.
Onkogen Seluler Berisi Introns-Homolognya Virus Mereka Berupa Ekson
Tunggal
Onkogen virus seperti scr merupakan hasil kloning oleh teknik DNA
rekombinan dan digunakan sebagai penyelidikan hibridisasi untuk mencari urutan
yang homolog dalam sel inang normal. Urutan ini berada dalam kromosom sel
normal pada hewan normal yang tidak terintegrasi oleh onkogen virus. Onkogen
seluler dan protoonkogen memiliki beberapa ekson yang dipisahkan oleh intron,
sedangkan onkogen virus adalah ekson tunggal
b) Protooncogene dalam evolusi
 Pada lalat Drosophila melanogaster terdapat sel normal yang homologi kuat untuk
onkogen selular vertebrata c-abl, c-erbB, c-fps, c-raf, c-ras, c-MYB, selain c-src
homologi.
 Genom Drosophila melaogaster berisi dua gen dengan homologi src dan tiga gen
yang homolog dengan ras, seperti genom vertebrata.
 Pada protoonkogen ras yang ada pada genom ragi Saccharomyces cerevisiae telah
ditemukan mengandung dua sekuens homolog.
 Jadi dapat diketahui bahwa berbagai protooncogenes telah banyak dilestarikan
selama evolusi.
c) Protooncogene products
 Pada tubuh manusia terdapat gen  protoonkogen dengan banyak variasi.
 Protoonkogen memiliki kesamaan fungsi yakni mengatur aktivitas pembelahan
sel.
 Protoonkogen diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
-Protoonkogen yang mengkodekan faktor pertumbuhan dan reseptor faktor
pertumbuhan.
-Protoonkogen yang mengkodekan protein pengikat GTP dengan aktivitas GTP,.
-Protoonkogen yang mengkodekan protein kinase.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana keterkaitan onkogen seluler dalam sebuah eksperimen tepatnya
eksperimen transfeksi? (Syilfia Ayu Kurnia Romadhon_200342616880))
Jawab:
Onkogen seluler melalui eksperimen transfeksi berdasarkan kemampuan onkogen
untuk mengubah pertumbuhan sel normal menjadi sel yang mengalami pertumbuhan
abnormal (kanker) disebut transformasi. Sel-sel yang normal akan tumbuh dan
berhenti membelah jika sel tersebut melakukan kontak dengan sel tetangga.

2. Bagaimana peranana produk protoonkogen dalam regulator kunci dari pembelahan


sel? (Syilfia Ayu Kurnia Romadhon_200342616880))
Jawab:
Pada tubuh manusia terdapat gen yang disebut dengan protoonkogen yang memiliki
kesamaan fungsi yakni mengatur aktivitas pembelahan sel. Protoonkogen
diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
 Protoonkogen yang mengkodekan faktor pertumbuhan dan reseptor faktor
pertumbuhan.
 Protoonkogen yang mengkodekan protein pengikat GTP dengan aktivitas GTP.
 Protoonkogen yang mengkodekan protein kinase.
Protein yang dibentuk oleh protoonkogen ini merupakan dua unit protein yang
menempel di sisi sebelah luar dan dalam membrane sel. Protein yang melekat di
sebelah luar membrane sel berfungsi sebagai reseptor sedangkan protein disisi
sebelah dalam berfungsi sebagai protein tirosin kinase.

3. Mengapa onkogen berperan dalam pembelahan sel? Jelaskan!


(Nadzifa_200342616875)
Jawab:
Produk onkogen adalah protein sederhana yang memainkan peran penting dalam
merangsang pembelahan sel dalam satu atau lebih jenis sel. Dalam beberapa kasus,
produk onkogen dapat berubah karena adanya protein mutan yang memicu
pembelahan sel yang seharusnya sel tidak melakukan pembelahan. Dalam hal ini
produk onkogen merangsang pembelahan sel yang abnormal dengan menghasilkan
hasil produksi sel yang berlebihan dan disintesis dalam jumlah yang banyak dari
pada sel yang normal.

4. Bagaimana hubungan komunikasi antar sel organisme dengan pembelahan sel dan
sinyal-sinyal suatu organ atau jaringan tertentu? (Nadzifa_200342616875)
Jawab:
Komunikasi antar sel yang memiliki peran utama dalam mengatur regulasi
komunikasi antar sel. Setiap jaringan yang ada di dalam organ dan setiap organ yang
ada di dalam tubuh organisme harus tumbuh dengan ukuran yang tepat. Semua
pertumbuhan yang ada di dalam tubuh jarus dikoordinasikan secara benar sehingga
dalam proses pembelahan sel harus dikontrol secara tepat dan harus mengikuti
peraturan oleh adanya sinyal-sinyal tertentu dalam suatu organ ataupun jaringan

RUJUKAN
Gardner, E.J., dkk. 1991. Principle of Genetic 8th Edition. New York: Chichester
Brisbane-Toronto-Singapore: John Wiley and Sons Inc.
Snustad, D. P. dan Simmons, M. J. 2012. Principles of Genetics Sixth Edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai