Anda di halaman 1dari 78

PANDUAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK KELAS EL 5 SMESTER V

ISO 9001:2000

Quqlity Management System

DASAR PERKITAN KONTROL PANEL


DAN PERAWATAN JTM
(SMESTER V)
Document no. : SOP-PD1-06
Issued date: 23 Agustus 2023
assisement Job Responsibilty signature
Prepared 1.Martin Sembiring
2.Charla Tri Shella
3.Abdulah
4.Haksa Sinambela
Checked Nobert Sitorus,M.T
Apropved Cholis, M.T

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 1 dari 78
I.PENDAHULUAN

Bengkel SM V (Terakhir untuk D3) tahun ajar 2023-2024


Tujuan : Menumbuhkan Inspirasi ATM, (Amati, Tiru, dan Modifikasi)
Sesuai SKKNI, Tuntutan Vokasi D3 antara Lain mampu/Kompeten melakukunan ATM dalam Jasa :
1.Rancang Bangun
2.Pelaksanaan Kontruksi
3.Pengoperasian
4.Pengujian/ Quality Test
5.Pemeliharan

Sesuai dengan Program Teknik Listrik 2023, diharapkan Sebahagian Besar Mahasiswa melakukan
Tugas Akhir Rancang Bangun untuk Bahan Penunjang akreditasi Prodi Listrik dan TRILL.
Maka Program Bengkel Listrik SM V akan di arahkan untuk :

1.Pelaksanaan Kontruksi Instalasi Kontrol


2.Pengoperasian Instalasi Kontrol
3.Pengujian/ Quality Test Instalasi Kontrol
4.Pemeliharan JTM dan JTR

Renc.Program Smester 5

A.Intalasi Kontrol Pompa Air Limbah, dengan Sistem Group ( maksimal 4 Orang) dalam waktu 5 hari
Pertemuan 36 Jam TTM, meliputi jasa 1.Pelaksanaan Kontruksi Instalasi Kontrol Pompa,
2.Pengoperasian Instalasi Kontrol Pompa, dan 3.Pengujian/ Quality Test Instalasi Kontrol Pompa.
Teknisi : Pak Syaeiad

B. Pemeliharan meliputi : Preventiv (PM), Detektif (DM), Pridiktif (PrM) , dan Korektif (CM)
Untuk itu Objek yang dipilih Kontuksi JTM dan PHB Tr yang terdiri 4 Fokus Objek,
1.Transformator Distribusi, termasuk CO, dan Arester,
2.PHB tr termasuk Pembumian sistem
3.Kontruksi Tiang dan Penyaluran
4.PHB dan Kontruksi PBO

1.PM, Peserta mampu melakukan Chek List Komponen yang harus di periksa secara Periodik Harian,
Mingguan, dan Bulanan.

2.DM, melakukan Deteksi sedini mungkin dengan acuan menggunakan Instrumen minimal indicator.
Minimal dua Komponen dari 4 Objek

3.PrM, Melakukan Pridiksi Kemampuan material/Komponen Utama JTM/JTR dengan terukur.


Minimal satu Komponen dari 4 Objek
4.Korektif, Pergantian Komponen sesuai Data PM, DM, dan PrM
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 2 dari 78
Laporan Peserta pada Pemeliharaan ini Mutlak di lakukan Per group

Dari Simulasi Praktek Smester V, diharapkan Mahasiswa dapat terInpirasi:


a. ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) Rancang Bangun untu TA yang di Fokuskan Inslasi Baterey
Mobil Listrik, Mulai Sumber daya sampai Pengisian.
b. Bekal untuk Melakukan PKL/Magang di Industri melakukan Studi 2.Pengoperasian ,
3.Pengujian/ Quality Test, dan 4.Pemeliharan.
c. Praktek Simulasi Materi Smester Lima cukup dilakukan 5 (lima) hari, 5 (lima) hari selanjutnya
Praktikan Langsung Melakukan Rancang Bangun berupa Inovasi bidang Pemanfaatan energi
Listrik, Seperti Insatalasi Pengisian Baterey Mobil Listri, Pemanfaatan energi Listrik untuk
Industri Rumah Tangga, Pemanfaatan energi Listrik Untuk meningkatkan Kualitas hasil
pertanian, dan energi baru Terbarukan .

Panduan Praktek Smester lima ini berisi:


a.Instalasi Kontrol Dua Pompa Air Limbah, dan
b.Kontruksi JTM, Gardu Distribusi dan JTR, yang di fokuskan ke Pemeliharaan.

Praktikan akan dibagi dalam group (4-5 orang/Pergroup) hingga semua Peserta dapat
berkolaborasi berlandaskan semangat gontong royong.

Peserta yang absens akan diundur praktek pada kelas berikutnya (Sarana Praktek memungkinkan),
atau ditugaskan langsung ke Rancang Bangun.

Bagi peserta yang memilih rancang Bangun yang layak digunakan sebagai Tugas Laporan Akhir ,
akan diberikan dispensasi Khusus oleh instruktur.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 3 dari 78
Kontrol POMPA AIR LIMBAH,

1. Perhatikan Gambar/Sketsa Rencana Pemasangan POMPA

Ada dua pompa P1 dan P2 untuk menanggulangi air limbah pada saluran penampung, air limbah
dibuang ke saluran Pembuang melalui selenoid Flow P1 dan flow P2, dengan Keseimbangan posisi
ketinggian air, tapi sensor hanya di tempatkan pada saluran Penampung saja.

2. Cara Kerja POMPA,


Saat air pada level 1, kedua pompa tidak ber operasi, saat air menyentuh level 2, satu pompa
bekerja, misalkan P1, maka flow switch B, ter tututup, hingga air turun lagi dibawah level dua,
menyentuh level 1, pompa P1 Mati.

saat air kembali menyentuh level 2, pompa bekerja bergantian katakan pompa P2, maka flow
switch B, tertutup, P2 hidup dan air turun lagi dibawah level dua, menyentuh level 1pompa hingga
P2 Mati.

Dengan Kata lain Pompa P1 dan P2 akan Bergantian Bekerja, pada saat air antara Level 1 dan
level 2.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 4 dari 78
Pertanyaan diskusi:
1. Apa fungsi sensor swich LS pada pada kedua Pompa? Coba perhatikan Rangkaian
Kontrol anda?
2. Apa manfaat selenoid Valve flow P pada kedua Pompa? Berikan alasan dan Perhitungan
ilmiah hingga musti di pasang.
3. Menurut anda apa kita buat Pengganti simulasi swicht LS, yang kita butuhkan mengetes
kerja Pompa bergantian?
4. Perhatikan Rangkaian Urutan kerja Pompa, Relai apa saja yang aktif pada saat P1 dan P2
bergantian hidup? Apa perlatan yang digunakan membuat kedua Pompa pasti bergantian?

A. Pendalaman Materi
1. Urut cara anda merangkai komponen kontrol Pompa, hingga hidup bergantian saja !.
2. Jelaskan Fungsi setiap komponen kontrol serta uraikan cara mengfhitungnya!

Kerja Pompa selanjutnya.

Perhatikan Kembali sket gambar pompa air limbah


Kasus I
saat air menyentuh level 1, satu pompa bekerja, misalkan P1, maka satu flow switch B tertututup,
tapi satu flow P terbuka, jika air terus naik ke level tiga, P2 juga hidup, maka kedua flow switch
B tertutup, dan kedua flow P terbuka dan diharapkan air turun dibawah Level 2, satu pompa mati,
maka satu flow switch B terbuka kemabli, dan satu flow P tertutup kembali.

saat air kembali menyentuh level 1, pompa diharapkan mati, maka flow switch B terbuka kembali,
dan flow P tertutup kembali. Operasi pompa semua STOP.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 5 dari 78
Kasus II
saat air menyentuh level 1, satu pompa bekerja, misalkan P1, maka satu flow switch B tertututup,
tapi satu flow P terbuka, jika air terus naik ke level 3, P2 juga hidup, maka kedua flow switch B
tertutup,jika air terus bertambah, kedua Pompa terus hidup. Apa yang terajdi?

B. Pendalaman Materi II
1.Urut cara anda merangkai komponen kontrol Pompa, hingga pompa selain hidup bergantian saja,
juga dapat hidup serentak !
2.Jelaskan Fungsi setiap komponen kontrol serta uraikan cara menghitung ratingnya!

Tugas dikumpul dalam ketikan WS dikirim di daring dalam bentuk yg dpt di EDIT langsung.
Paling lambat kumpul pukul 17.00 Wib. Diatas pukul 17.00 tidak di nilai

Pemahaman Praktek

1. Buat data dalam tabel Komponen utama kontrol yang anda butuhkan untuk merakit Kontrol
pompa air limbah atau air bersih tersebut sesuai Rangkaian Kontrol.
sebagai contoh
dalam bentuk tabel
kolom 1 no urut,
kolom 2 Relay 48 Volt, merk omron,
kolom 4 : ukuran : 3 x 4 x 6 cm
kolom 4 quantity : 10 buah (misal),
Dengan Tata pentabelan sebagai berikut:
Kolom 1, no urut, kolom 2 nama komponen , kolom ke 3 ukuran phisik Komponen, kolom ke
4 jumlah komponen, serta kolom ke 5 Ket.
2. Buat Pridiksi P x L ukuran rangka peletakan komponen sesuai gambar, dengan tata:
a) Seluruh komponen yang diletakkan akan ditutup dgn COVER fiber/ lembar PVC
b) Utamakan susuna Komponen Per baris rak yang tinggi tertutupnya sama.
c) Utamakan tata komponen yang muncul atau butuh setting dari luar tanpa buka tutup rangka.
d) Pridiksi panjang kabel NYAF 1 mm2, wiring Channel yang anda butuhkan sesuai gambar
Video.

Tugas Kelas:
Maksimum satu kelompok 4 orang,
Buat Pemahaman Mendalam kedua Kontrol Pompa tambah atau kurangi satu relay tapi fungsinya sama (
Air Bersih dan Air Kontrol) dalam bentuk laporan lengkap dengan Cara kerja rangkaian, tata operasi,
Ukuran rangka Peletakan komponen, papan Panel kontrol dan Tabel komponen.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 6 dari 78
A. Petujuk

1. REGISTRASI GROUP AKTIF KELAS : EL 5.....

Nama Group

1:................................................................. Nomor telp (aktif), bukan WA:............................

2: :................................................................. Nomor telp (aktif), bukan WA:............................

3.

4.

Yang tidak memiliki nomor telepon aktif yang dapat dihubungi melalui Hp secara off-line
dilarang ikut Praktek.

1. SOP Praktek sm 5 di Bengkel Listrik Kontrol Panel


>Hari Pertama dan kedua:
a.Kuasai cara Kerja Rangkaian control, termasuk bagian Job anda, tanpa anda kritisi fungsi
setiap Komponen,maka Instruktur pasti ngajari anda bersalahan, agar anda cermat, jadi
usahakan bertanya ke Instruktur. (Perhatikan Simulasi dan Rangkaian Kontrol)

b.Amati peletakan komponen kontrol Panel yang sudah terletak pada rangka panel sesuai
Gambar .(buat gambar Komentar Tata Letak komponen di Rangka Panel). Coba amamti dan
Pahami alasan Tata letak serta Perhatikan dan tunjuk nama terminal dan komponen, di
videokan tsb 0,5 Menit, total 2 menit, maksimal 10 MB (Kompres) sesuai Job anda.

c.Buka kabel kontrol sesuai job anda catat data ( warna asal kabel dan Tujuan Kabel), buat
Order kabel baru untuk Ganti dan rangkai kabel Kontrol yang anda buka tadi lebih rapi dari
semula, Catat di table Kerja Form 1
d,Pratest akan dilakukan pada hari kedua, wajib Lulus, agar tidak terjadi GAGAL Silakan hari
Pertama tuntaskan Pahami Rangkaian.

>Hari kedua dan ketiga


a.anda merangkai Komponen panel sesuai Tugas bagian Kontrol Panel anda, Usahakan
ada sisa kabel yang rapi, untuk cadangan kabel saat terjadi
korektif . setelah rapi rangka panel anda. silakan videokan maksimal 2 Menit
b.Pengujian dilakukan terhadap komponen yang dirangkai,meliputi Kerapian, Standar
pemasangan, dan Fungsi Rangkaian.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 7 dari 78
c.Letakkan Salar utama dan lampu tanda di Pintu Panel Kontrol sekaligus Rangkai
sesuai Diagram kontrol , Buat ikatan sesuai Petunjuk.
d. Lengkapi Simulasi diatas papan triflek cadangan berupa saklar dan Lampu.
Selanjutnya anda sambung kan Panel kontrol dan papan simulasi dengan terminal
Rangka Panel sesuai kebutuhan. silakan videokan maksimal 2 Menit

>Hari Ketiga dan Keempat:


a. Operasikan Kontrol Pompa anda, silakan videokan hasilnya maksimal 2 Menit secara
bergantian (1 menit /orang)
b.Operasikan Posisi Saklar operasi pompa posisi Jump, sesuaikan setting waktu , agar
sinkron dgn LS
c,Ubah Posisi Saklar Operasi ke AUTO, Test kerja rangkaian anda dengan Simulasi.

II.Asesmen DIRI
a.kriteria Nilai
jam ke tiga - sd ke lima Test Operasi, vidio maksimal 2 Menit, Beroperasi ? lanjut test
dikerjakan di rumah, gagal tidak ikut test nilai maksimal c,
ushakan nilai Pratest Hari Kedua di kampus baik, agar di izinkan dapat soal, test tertulis,
>untuk nilai A, sukses operasi, sukses test untuk
>nilai B, sukses operasi , gagal test
>untuk Nilai C, gagal operasi sukses tets,
>Nilai D, gagal operasi gagal test
agar jangan Gagal anda pahami Rangkaian

Pratest III-IV terakhir


lengkapi jumlah Bahan komponen Praktek anda
1. Rangka kontrol, untuk penempatan komponen kontrol dan dsitribusi daya
Contoh : Relai 11 PIN 48 Volt 1 buah
2. Papan kontrol Panel, Peletakan Tombol operasi dan indikator Operasi
3. Papan simulasi
1. Coba anda uraian data komponen di Rangka kontrol
1.
2.
3. dst
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 8 dari 78
2. Uraikan komponen yang anda letakkan di Papan kontrol panel
1. ...
2. ....
3. Dst
3.uraikan komponen simulasi yang ada Papan simulai
1....
2....
3...dst

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 9 dari 78
A,INSTALASI KONTROL POMPA AIR LIMBAH

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

f Level 2
Level 1

g Level 3

j
P2

k LS 15

l
P1

m LS10

r
Level 1 No pumps on
s
Level 3

Level 2

Level 1

Level 2 1 Pump on
t
Level 3 2 Pumps on

y Simulasi Praktek sm V
z era covid19

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 10 dari 78
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

48V 10a
a
10A 10A 6A
220V 10b
b F04 F05 F06

c 1,3,5 1,3,5

d K12M K17M

220V/48V
e
S01

f F12M F17M
2,4,6 2,4,6
g 0 1
6A 6A

h F07 F08

i PANEL BODY

j
PANEL DOOR
k

l RACK

o
48V 10o
p
220V 10p
PE

PE

PE
W

q
R

U
W
S

V
T

r
JOB D
s
M M
t
MOTOR PUMP 1

MOTOR PUMP 2

u
SUPPLY PLN

y
DIAGRAM KONTROL Hal 0
z

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 11 dari 78
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

09a 48V 20a


a
09b 220V 20b
b

c 3 7

d S13 S18

e 4 8

f
f
5 4 7 6
g
K16 K16
1 3
h g c h
M A M A
i S12 K13 S17

a
j 1
55 67 d 5
55 67
4 2

k Ls10 K13T K12 K17 K15 Ls17 K18T


K18
1 1
56 68 56 68
l 2 6
F12M b F17M
1
- e 13 23 -
m 3 - -

K13 NTC H15n K18 NTC


9
n 2 4 - 11 14 24 - 13
2 A1 - H15o A1 2 -
K13T
o B14 K18T B17
10 K12M A2 12 10 A2 K15 10 K16 10 K17M 14
09o
p 09p

q NO NC
NO NC NO NC

r
LAMPU TANDA P1 ATAU P2 ON

s
ALARM P1 OVER LOAD

ALARM P2 OVER LOAD

t
P2
Flow indicating P1

u
Multiple contact

Change P1→

y
DIAGRAM KONTROL Page no : 1
z

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 12 dari 78
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

NUMBER TERMINAL
a PATH SIZE
OF GROUP NO
L1
b L2
L3 SUPPLY
c N
PE
d U
V
e W
PUMP 1

PE Simulasi
f U
lampu pijar

V
g W Simulasi
PUMP 2
lampu pijar
PE
h 1
No flow controller
2 Simulasi saklar
i Pump 1 LS 10
PE tunggal
3
j 4 Floating switch S12
Simulasi saklar
PE tunggal
k 5
Simulasi saklar No flow controller
6
l tunggal Pump 2 LS 17
PE
7
m 8 Floating switch S17
PE
n 9 LAMPU P1
dan P2 Letaknya di
10 0perasi papan
o 11 panel
Alarm P1 OL
12
p 13
Alarm P2 OL
14
q a a,b Term hub.
b k12 dan K17
r c c,d,e Term
d hub. k13 dan
s e K18
15
t 16
NTC P2 K13M

17
u 18 NTC P2 K18M
f
v g f,g,h Term hub.
h K16
w

y
REKAPITULASI TERMINAL HAL no : 2
z

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 13 dari 78
B.KONTRUKSI JTM, GARDU DAN JTR

JARINGAN DISTRIBUSI SALUARAN UDARA TEGANGAN MENENGAH(SUTM)

Distribusi Primer SUTM merupakan kebutuhan industri menengah seperti pabrik perakitan Mobil,
Peleburan baja atau Pengolahan Energi terbarukan biodisel.

SUTM termasuk bagian sumber energi BPS keluaran dari Gardu Induk bertegangan 150 KV diturunkan ke
Tegangan Industri 20 KV.

Untuk Praktek SUTM , maka pengenalan material utama dan Pendukung akan diuraikan pada buku
Pengantar Bengkel ini.

I. Bahan bahan kontruksi JTM

Yang dimaksud dengan komponen jaringan distribusi atau sering disebut dengan Material Distribusi
adalah semua komponen yang terpasang pada konstruksi jaring distribusi

Untuk material distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ), terdiri dari 2 ( dua ) bagian,
yaitu ; material distribusi utama dan material pelengkap.

Disebut dengan material distribusi utama karena, material tersebut fungsinya sangat penting pada
konstruksi , sehingga merupakan bagian yang tidak bisa tergantikan. Sedangkan disebut material
pelengkap, karena merupakan bagian pelengkap untuk menunjang pemasangan material distribusi
utama pada suatu konstruksi.

1.1. MATERIAL DISTRIBUSI UTAMA ( MDU )

➔ TIANG
Sebagai penyangga kawat agar berada di atas tiang dengan jarak aman sesuai dengan
ketetentuan.. Terbuat dari bahan yang kuat menahan beban tarik maupun tekan yang berasal
dari kawat ataupun tekanan angin.

Menurut bahannya tiang terdiri dari :

Tiang besi : dari bahan baja ( steel ) terdiri dari 2 atau 3 susun pipa dengan ukuran berbeda bagian
atas lebih kecil dari bagian di bawahnya, setiap pipa disambung, bagian yang lebih kecil
dimasukkan ke dalam bagian yang lebih besar sepanjang 50 cm dipasang pen dan dilas.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 14 dari 78
Tiang beton : dari bahan campuran semen, pasir dan batu split, dicor dengan kerangka besi baja.
Bentuk tiang beton ada 2 ( dua ) macam, yaitu berbentuk profil H dan berbentuk bulat. Tiang
berbentuk profil H konstruksi kerangka besi yang diregangkan dengan kekuatan tertentu sesuai
dengan kekuatan tiang, dicor dengan bahan campuran beton menggunakan cetakan. Bahan
campuara beton di pres sampai padat pada cetakannya, dipanasi beberapa saat sampai mengeras
Kekuatan tiang berada pada 2 ( dua ) sisi yang tidak sama besarnya . ( lihat gambar tiang beton
type H ).

Tiang beton berbentuk bulat lebih banyak digunakan karena mempunyai kekuatan yang sama di
setiap sisinya. Dibuat dengan kerangka baja yang dibentuk bulat dan diregangkan sesuai kekuatan
tiang yang diinginkan, kemudian dicor dengan bahan campuran beton pada cetakan berbentuk
bulat. Untuk pengerasannya dengan cara diputar dengan kecepatan tinggi selama beberapa
waktu, sampai akhirnya membentuk seperti pipa , dimana bagian tengahnya berupa lobang. Tiang
beton dapat digunakan setelah dipanaskan denga temperatur cukup tinggi selama beberapa menit
dan kemudian didinginkan kembali secara alami

Ketentuan yang harus dipenuhi pada tiang listrik adalah :

• Beban kerja
Ialah beban yang diijinkan terhadap tiang, sehingga tiang tersebut mampu menahan beban
tersebut secara terus menerus. Letak beban kerja 20 cm dibawah puncak tiang, dan tiang
dalam keadaan terpasang kuat 1/6 panjang tiang bagian bawah. Beban kerja dinyatakan
dalam DaN ( deca newton )

• Kekuatan puncak tiang


kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang gaya yang
bekerja ditentukan oleh berat dan gaya tarik hantaran.

• Penandaan
Tanda pengenal tiang menyatakan : panjang, beban kerja, kode pabrik dan nomor seri
produksi, terletak bagian bawah tiang 1,5 m diatas garis tanah

contoh 9 m / 200 d a N

Bp - 234

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 15 dari 78
Spesifikasi Tiang besi

Contoh Spesifikasi Tiang Besi untuk SUTM dengan panjang 11 meter

Beban kerja (da n) 100 200 350 500 800 1200

2500
C - 114,3 165,2 190,7 216,3 267,4

Diameter bagian-bagian tiang B - 165,2 190,7 267,4 318,5 355,6

(mm)
A - 190,7 267,4 318,5 355,6 406,4

2500
C - 5.6 4,5 4,5 6 6

B - 6 7 8 8 8
Tebal pipa (mm)

6800
A - 7 7 9 8 12

C - 2500 2500 2500 2500 2500


Panjang bagian-bagian tiang
B - 2500 2500 2500 2500 2500
(mm)

TT A - 6000 6000 6000 6000 6000

Lenturan pada beban kerja - 196 144 142 108 106


(mm)

Tebal selongsong (mm) - 7 7 9 8 12

Panjang selongsong (mm) - 600 600 600 600 600

Berat tiang (kg) - 306 446 564 700 973

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 16 dari 78
Konstruksi dan Spesifikasi Tiang Beton Bulat

UKURAN DIAMETER

BEBAN
Tebal
L RENCANA
Da Db (MM)
TINGGI (daN)

TIANG (M)

9 200 170 290 42

9 500 60

11 200 190 337 42

11 350 190 337 50

11 500 190 337 60

13 350 190 363 50

13 500 190 363 60

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 17 dari 78
Konstruksi dan Spesifikasi Tiang Beton H

Ukuran Top Bottom


Beban Ukuran (mm)
L (bag atas) mm (bag bawah) mm
Rencana
Tinggi A B A B C D E F
(dan)
Tiang (m)

9 200 165 110 315 235 15 55 52 72

9 500

11 200 200 125 320 250

11 350 200 125 320 250 15 55 55 85

11 500 230 145 410 310 15 65 60 95

13 350 200 125 342 272 15 55 55 85

13 500 230 145 442 340 15 65 60 95

➔ TRAVERS ( Cross – Arm )


Berfungsi untuk tempat pemasangan isolator. Beberapa konstruksi SUTM di Jawa Tengah
travers tidak diperlukan dikarenakan isolator langsung dipasang pada tiang. Bahannya dari besi
baja dilapisi galvanis berbentuk kanal U berukuran 10 x 5 x 5 cm dengan ketebalan 5 mm atau
berbentuk persegi panjang berukuran 7,5 x 7,5 x 7,5 x 7,5 cm dengan , ketebalan 5 mm.
Berdasarkan besarnya sudut tarikan kawat ukuran panjangnya dibedakan menjadi 3 yaitu

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 18 dari 78

Panjang 1800 mm untuk sudut tarikan dari 00 s/d 180
❖ Panjang 2662 mm untuk sudut tarikan dari 18 0 s/d 600
❖ Panjang 2500 mm untuk sudut tarikan dari 60 0 s/d 900

5 CM

5 CM 7,5 CM

10 CM
7,5 CM

Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada tiang beton tidak
diperlukan klem, karena baut langsung bisa menembus tiang dan travers. Untuk menjaga agar
travers tidak miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka dipasang konstruksi berupa besi
penyangga atau berupa plat simpul.

➔ ISOLATOR
Fungsi utamanya adalah sebagai penyekat listrik pada penghantar terhadap penghantar lainnya dan
penghantar terhadap tanah. Tetapi karena penghantar yang disekatkan tersebut mempunyai gaya
mekanis berupa berat dan gaya tarik yang berasal dari berat penghantar itu sendiri, dari tarikan dan
karena perubahan akibat temperatur dan angin, maka isolator harus mempunyai kemampuan untuk
menahan beban mekanis yang harus dipikulnya. Untuk penyekatan terhadap tanah berarti
mengandalkan kemampuan isolasi antara kawat dan batang besi pengikat isolator ke travers,
sedangkan untuk penyekatan antar fasa maka jarak antara penghantar satu dengan yang dilakukan
adalah memberi jarak antara isolator satu dengn lainnya dimana pada kondisi suhu panas sampai batas
maksimum dan angin yang meniup sekencang apapun dua penghantar tidak akan saling bersentuhan.

Bahan isolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi glazur dan gelas, tetapi yang paling
banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas, dikarenakan udara yang mempunyai kelembaban
tinggi pada umumnya di Indonesia isolator dari bahan gelas permukaannya mudah ditempeli embun.
Warna isolator pada umumnya coklat untuk bahan porselin dan hijau-bening untuk bahan gelas.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 19 dari 78
Konstruksi Isolator pada umumnya dibuat dengan bentuk lekukan-lekukan yang bertujuan untuk
memperjauh jarak rambatan, sehingga pada kondisi hujan maka ada bagian permukaan isolator yang
tidak ditempeli air hujan.

Berdasarkan beban yang dipikulnya isolator dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

❖ Isolator tumpu ( pin insulator )


Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar, jika penghantar dipasang di
bagian atas isolator ( top side ) untuk tarikan dengan sudut maksimal 2 ° dan beban tarik ringan
jika penghantar dipasang di bagian sisi ( leher ) isolator untuk tarikan dengan sudut maksimal
18 ° . Isolator dipasang tegak-lurus dii atas travers.

❖ Isolator tarik ( Strain insulator )


Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar ditambah dengan beban akibat
pengencangan ( tarikan ) penghantar, seperti pada konstruksi tiang awal / akhir, tiang sudut ,
tiang percabangan dan tiang penegang. Isolator dipasang di bagian sisi Travers atau searah
dengan tarikan penghantar. Penghantar diikat dengan Strain Clamp dengan pengencangan mur
- bautnya. Isolator jenis ini pada sebagian konstruksi SUTM di Jawa Barat dipakai juga untuk
tarikan lurus atau sudut kecil yang dipasang menggantung di bawah travers dan sebagai pengikat
penghantarnya digunakan suspension clamp seperti pada konstruksi SUTT

❖ Isolator telor
Berfungsi untuk menyekat kawat penahan tiang antara kawat bagian atas dan kawat bagian
bawah. Selain harus mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, isolator ini harus mampu menahan
tarikan kawat sebagai penahan tiang dari kemiringan. Kawat diikatkan keisolator menggunakan
preformed spiral grip, yaitu bahan jadi yang pemasangannya dengan cara mengaitkan ke lubang
isolator dan pada kawat tinggal membelitkannya.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 20 dari 78
Gambar Isolator Pasak (Pin)

Solator Jenis Pasak - 15 Kv Isolator Tonggak Saluran

Isolator Tarik

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 21 dari 78
• Jenis Clevis

• Jenis Ball & Socket

• Jenis Long Rod

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 22 dari 78
➔ PENGHANTAR / KONDUKTOR

Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk saluran udara biasanya disebut
kawat yaitu peghantar tanpa isolasi ( telanjang ), sedangkan untuk saluran dalam tanah atau
saluran udara berisolasi biasanya disebut dengan kabel.
Penghantar yang baik harus mempunyai sifat :

❖ Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi


❖ Kekuatan Tarik Tinggi
❖ Fleksibilitas Tinggi
❖ Ringan
❖ Tidak Rapuh
Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi ekonomis masih
menguntungkan, maka bahan penghantar yang bnyak digunakan sebagai saluran tenaga listrik adalah
logam aluminium dan tembaga. Untuk penghantar ukuran kecil penghantar bisa terdiri hanya satu
kawat, tetapi untuk ukuran yang besar terdiri beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.

Hal itu selain untuk keperluan kelenturan, maka kuat tarik dan daya hantar akan menjadi lebih
besar dibandingkan dengan penghantar yang hanya terdiri dari satu kawat.
Logam Murni

BCC : Bare Copper Conductor

AAC : All Aluminium Conductor

Logam Campuran

AAAC : All Aluminium Alloy Conductor

Logam Paduan

Copper Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Tembaga

Aluminium Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Aluminium.

Kawat Lilit Campuran

ACSR : Aluminium Cable Steel Reinforced

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 23 dari 78
Perbandingan konduktor

Tahanan Jenis Kekuatan. Tarik Putus Berat Jenis


Jenis Penghantar Penghantar
(.mm ² / m) ( Kg / mm 2 ) (gr / mm 3)

Tembaga Murni (BCC) 0, 0175 40 8, 96

Aluminium Murni (AAC) 0, 297 20 2,7


Aluminium Campuran (AAAC)
0, 036 35 2,72

Uraian Konstruksi Dan Karatersitik Kawat AAC

Cross Sectional Area No./ Dia. Approximaltely

Maximum
Current Standard
Overal Weight Of DC Min. Calculated
Carrying Length per
Diameter Conductor Resistance Breakeing Load
Capacity reel
at 200C
Nominal Actual Of Wire

mm2 mm2 Pcs/mm mm Kg/km Ohm/km kgf (N) A m

Remark . Ambient Temperature : 400C Wind Velocity. 0.5 m.sec . Continues Operating Temperature Of Conductor :900C

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 24 dari 78
Uraian Konstruksi Dan Karatersitik Kawat AAAC

Cross Sectional Area No./ Dia. Approximaltely Maximum


Current Standard
DC Min. Calculated
Carrying Length per
Overal Weight Of Resistance Breakeing Load
Nominal Actual Of Wire Capacity reel
Diameter Conductor at 200C

mm2 mm2 Pcs/mm mm Kg/km Ohm/km kgf (N) A m

16 16.84 7/1.75 5.25 46 1.955 480 (4.704) 110 10.000

25 27.83 7/2.25 6.75 76 1.183 790 (7.742) 150 10.000

35 34.36 7/2.50 7.50 94 0.958 980 (9.604) 175 10.000

50 49.48 7/3.00 9.00 135 0.655 1.410 (13.818) 220 10.000

50 45.70 19/1.75 8.75 126 0.724 1.300 (12.740) 205 10.000

55 58.07 7/3.25 9.75 160 0.567 1.655 (16.219) 240 10.000

70 75.55 19/2.25 11.25 208 0.438 2.150 (21.070) 285 5.000


(26.068)
95 93.27 19/2.50 12.50 256 0.355 2.600 325 5.000
(27.734)
100 99.30 7/4.25 12.75 272 0.322 2.830 340 5.000
(31.556)
120 122.62 19/2.75 13.75 310 0.293 3.220 370 5.000
(44.002)
150 157.60 19/3.25 16.25 434 0.210 4.490 455 5.000
(41.062)
150 147.10 37/2.25 15.75 406 0.225 4.190 435 5.000
(50.715)
185 181.60 37/2.50 17.50 501 0.183 5.175 500 5.000
(66.689)
240 238.80 19/4.00 20.00 670 0.137 6.805 600 3.000
(67.718)
240 242.50 61/2.25 20.20 657 0.139 6.910 595 3.000
(83.594)
300 299.40 61/2.50 20.50 827 0.111 8.530 690 3.000
(120.442)
400 431.10 61/3.00 27.00 1.191 0.077 12.290 870 2.000
(141.316)
500 506.00 61/3.25 29.25 1.398 0.066 14.420 960 2.000
(179.634)
630 643.20 91/3.00 33.00 1.782 0.052 18.330 1.115 1.500
(210.847)
800 754.90 91/3.25 35.75 2.091 0.044 21.515 1.235 1.000
(280.672)
1.000 1.005.10 91/3.75 41.25 2.784 0.033 28.640 1.475 1.000

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 25 dari 78
KABEL
• Kabel dan pemasangannya
* Kabel tanah dipasang di dalam tanah
* Kabel instalasi dipasang di dalam pipa direntang di langit-langit
* Kabel fleksibel dipasang di panel kontrol dan instrumen
• Konstruksi kabel
• Kabel tanah
– Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
– Berisolasi, berperisai, berselubung untuk kabel TR
– Berisolasi, berperisai, berselubung, berpenghantar listrik untuk kabel TM
• Kabel instalasi
– Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
– Berisolasi
– Berisolasi dan berselubung
• Kabel fleksibel
– Berinti satu atau banyak dan berkawat banyak halus
Penandaan Kabel
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan pada kabel dimulai dari bagian paling
dalam (inti) sampai dengan bagian paling luar (Selubung Luar)
Kode pengenal Uraian
N Inti Terbuat Dari Bahan Tembaga
NF Kabel udara dengan initi terbuat dari tembaga
NA inti terbuat dari bahan alumunium
NFA kabel udara dengan inti terbuat dari alumunium
Isolasi Atau Selubung Dari Pvc (Poly Vynil Chloride) Tegangan Kerja Maksimal 1000 V Titik
Lebih 70oc
Isolasi atau selubung dari xlpe (Cross Link Poly Etheline) Tegangan Kerja Sampai Di Atas 20 Kv
Titik Leleh 90oc
S atau SE Pelindung Elektrik, Terbuat Dari Pita Pelat Tembaga
Pelindung Elektrik Terbuat Dari Kawat Tembaga yang dipasang Konsentris

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 26 dari 78
KABEL TIGA INTI (THREE CORE)

- KABEL N2XSY - KABEL N2XSEY

- KABEL NA2XSY - KABEL NA2XSEY

Pengikat Konduktor Pada Isolator Tumpu

Ada dua cara pengikatan hantaran, yaitu menggunakan kawat pengikat dari bahan sama dengan
penghantarnya (binding wire) dan menggunakan bahan yang sudah jadi (preformed) terbuat dari
aluminized steel

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 27 dari 78
kawat Skur Dan Pengikatnya

Kawat skur juga disebut guy wire atau lebih umum disebut seling, sedangkan pengikatnya disebut
preform spiral grip bahannya dari kawat baja galvanis.

Preform spiral grip hanya boleh digunakan sekali saja, sebab bila dibuka kembali perekatnya
sudah kurang berfungsi.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 28 dari 78
Material Sambungan Penghantar

Joint Sleeve : Berfungsi untuk menyambung kawat

Repair Sleeve : Berfungsi untuk memperkuat kembali kawat yang sebagian uratnya

ada yang putus.

Parallel Groove Clamp : Berfungsi untuk menyambung kawat tetapi tidak ada beban tarikan,

misalnya sambungan pada tiang penegang, sambungan percabangan.

Taping Clamp : Berfungsi untuk penyadapan dari saluran ke peralatan listrik lainya

Joint dan repair sleeve pengencangannya dengan cara dipres edangkan


parallel groove clamp diikat dengan mur baut.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 29 dari 78
II. STANDAR KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI

I. PENDAHULUAN.
Konstruksi jaringan distribusi JTM ( SUTM) adalah terdiri dari material utama tiang, kawat dan isolator
serta material pembantu seperti cross arm, steel perform, dsb. Untuk JTR ( SUTR ) biasanya sekarang
dipakai kabel sehingga isolator tidak dipakai lagi.

Konstruksi tiang pada dasarnya terdiri dari 3 macam sbb:

➢ Tiang lurus :adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route lurus.
➢ Tiang sudut : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route belok.
➢ Tiang akhir : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan akhir / ujung.
Dengan berbasis kontruksi tiang diatas selanjutnya dikembangkan tiang khusus. Antara lain :

o Tiang trafo :
o Tiang untuk over head guy.
o Tiang persimpangan
o Tiang pencabangan
o Tiang double circuit, dsb
2. Jarak Bebas
Jarak minimum antara permukaan tanah dan penghantar bukan ditempat penyeberangan adalah
6 meter untuk SUTM dan 4 meter untuk kabel pilin udara JTR, serta untuk SR adalah 3 meter
dihalaman rumah dan 4 meter apabila melintasi jalan desa.

Jarak bebas ditempat penyeberangan ( seperti jalan kereta api, sungai dsb ) mengikuti PUIL dan
peraturan daerah ( Perda ) setempat.

3. Asumsi untuk Perhitungan


a. Perhitungan andongan (sagging) : Tarikan dan andongan pada jalur lurus (sudut belokan ≤
5º ) ditentukan berdasarkan kekuatan tiang SUTM dan tiang JTR. Serta tegangan tarik
maksimum ≤ 1/3 kuat tarik maksimum penghantar pada suhu rata rata dan ≤ 1/5 tegangan
putus.
b. Suhu udara terendah adalah 20º C tertinggi 40º C, rata rata 30º C (SPLN 72: 1987 )
c. Tekanan angin maksimum 40 daN / m2 .
d. Penghantar AAAC : modulus elastisitas 6000 daN /mm2 , koefisien muai panjang 23 x 10-6/ºC
dan tegangan putus 30 daN /mm2.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 30 dari 78
e. Suhu terendah penghantar telanjang SUTM terendah 20ºC tertinggi 60ºC dan rata rata 40ºC.
f. Suhu kawat penggantung /netral (messenger) kabel pilin udara tertinggi 40ºC.

4. Jarak aman antara JTR dan JTM adalah 1 meter. Khususnya jika ditengah gawang JTM terdapat
tiang JTR.
II. JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
1. Jarak gawang :
Jarak gawang maksimum 80 meter untuk daerah diluar pemukiman, daerah persawahan dan
daerah terbuka.

Jarak maksimum 50 meter untuk daerah pemukiman penduduk.

2. Jarak bebas .
Jarak bebas minimum 6 meter. Untuk penyeberangan dan jarak bebas dengan pohon dan
bangunan mengikut PUIL dan Perda setempat yang berlaku.

3. Tiang.
Tiang yang dipakai beton, besi, dan kayu.

Panjang tiang minimum 9 meter dan beban kerja minimum 200 dan.

4. Panjang gawang, andongan dan tarikan kawat.


a. Untuk daerah diluar pemukiman.
JTM murni atau dengan JTR semi underbuild, jarak gawang antara 60 s/d 80 meter. Jarak antar
andongan (JTM & JTR) minimum 1 meter.

b. Untuk daerah pemukiman.


JTM murni atau dengan JTR underbuild, jarak gawang antara 35 s/d 50 meter. Jarak antar
andongan minimum 1 meter.

c. Besarnya sudut penyimpangan pada jalur lurus, untuk JTM murni dan JTM dengan JTR semi
underbuild diluar daerah pemukiman adalah α ≤ 4º, sedangkan konfigurasi JTM yang lain besar
penyimpangan sudut pada jalur lurus adalah α ≤ 5º.
Untuk belokan dengan sudut lebih besar dari ketentuan tersebut diatas maupun tiang ujung (
awal / akhir ) dipergunakan tiang topang tarik / topang tekan, atau tiang penunjang.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 31 dari 78
5. Sistim (jumlah fasa) yang dipergunakan adalah.
a. JTM satu fasa 2 kawat.
• Tegangan 20/√3 kv fasa netral untuk pencabangan dari system 20 kv fasa tiga 4 kawat.
• Tegangan 20 kv fasa-fasa untuk pencabangan dari system 20 kv fasa tiga 3 kawat.
6. JTM 3 fasa.
a. Tiga kawat dengan tegangan antar fasa 20 kv.
Sistim ini terutama untuk distribusi tenaga listrik di pedesaan dengan pembangkit sendiri
/isolated.

b. Empat kawat dengan tegangan antar fasa 20 Kv, fasa-netral 20/√3 kv dilengkapi dengan kawat
netral (khusus dipasang untuk system Jateng & DIY).
IV. KONSTRUKSI TRAFO DISTRIBUSI.
Konstruksinya adalah ada 2 type yaitu memakai satu tiang disebut model cantol dan yang lain memakai
dua tiang disebut model portal, keduanya dipasang pada tiang JTM.

1. Spesifikasi Komponen.
a. Jenis trafo.
- CSP, fasa tunggal 20 kv antar fasa dan 20 / √3 kv fasa netral.
- Non CSP, fasa tunggal 20 kv antar fasa dan 20 / √3 kv fasa netral dan fasa tiga 20 kv.
b. Kapasitas trafo fasa tunggal 10, 16 , 25 dan 50 KVA.
Kapasitas trafo fasa tiga 100 , 160 , 200 , 250 , 300 , 315 , 360 , 400 , 500 , 600 dan 700 KVA.

c. Pengaman untuk non CSP.


- Pengaman TM.
Pemisah lebur 20 kv disesuaikan dengan kapasitas trafo yang dipergunakan ( lihat SPLN 64
: 1985 )
Arrester 24 kv, 5 kA dipilih arrester kelas distribusi ( SPLN 7 C : 1985 )
Khusus untuk system multi pembumian, fasa tiga 4 kawat dipakai arrester 18 kv, 5 ka kelas
distribusi.
Pembumian dengan menunjuk SPLN yang ada untuk menetapkan nilai pembumiannya (
lihat SPLN 3 : 1978 ).
- Pengaman TR.
Pemutus daya tengan rendah ( LVCB), yang dioperasikan dengan tongkat, untuk kapasitas
sampai dengan 25 kva.
Kotak dengan pengaman lebur, untuk trafo dengan kapasitas 50 kva keatas.

2. Material Pelengkap.
a. Alat penggantung trafo.
b. Kotak pengaman lebur TR, khusus untuk trafo kapasitas ≥ 50 kva.
c. Kawat topang tarik /guy wire untuk tiang trafo dengan kapasitas 50 kva keatas. Dibuat dari baja
dengan mutu setara baja st 37 arah pilinan kekanan.
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 32 dari 78
V. JARINGAN TEGANGAN RENDAH.
Jaringan tegangan rendah / JTR mempunyai beberapa criteria umum sebagai berikut.

1. Jarak Gawang.
Maksimum 40 meter untuk JTR semi Underbuild.

Untuk daerah yang jauh dan konsumennya sedikit, langsung dijaringi dengan JTM dan trafo kecil.
Sehingga tak memperlukan JTR.

Maksimum 50 meter untuk JTR murni dan JTR Underbuild.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 33 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 34 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 35 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 36 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 37 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 38 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 39 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 40 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 41 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 42 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 43 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 44 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 45 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 46 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 47 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 48 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 49 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 50 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 51 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 52 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 53 dari 78
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 54 dari 78
3.1. GARDU DISTRIBUSI

3.1.1. Fungsi :

• Tempat pengumpul, pembagi dan penyalur energi listrik


• Tempat untuk pengubah tegangan sebelum disalurkan ke konsumen

3.1.2 Jenis gardu distribusi berdasarkan fungsinya

• Gadu induk sisi 20 kv


Berisi peralatan hubung bagi (biasanya bentuk tertutup yang disebut kubikel).
Memindahkan energi listrik dari trafo tenaga 150 / 20 kv atau 70 / 20 kv ke penyulang-
penyulang.

Kubikel berisi PMT, instrumen pengukuran dan proteksi

• Gardu hubung
Berisi kubikel jenis pmt atau pmb (lbs) digunakan sebagai pembagi energi listrik atau
sebagai perlengkapan manuver untuk jaringan spindle

• Gardu distribusi
Berisi saklar / kubikel, peralatan proteksi dan trafo step down 20 kV/220-380 V

3.1.3. Bentuk gardu berdasarkan jenis peralatan listrik yang terpasang

• Gardu pasangan dalam


- gardu tembok / beton

- gardu kios

• Gardu pasangan luar


- gardu cantol

- gardu portal

• Bentuk gardu berdasarkan konstruksi bangunannya


- gardu tembok

- gardu tiang beton bulat


Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 55 dari 78
- gardu tiang beton H

3.1.4. Peralatan listrik pada gardu pasangan dalam

✓ Gardu pasangan dalam


• Peralatan hubung :
- Pemutus tenaga (PMT / CIrcuit breaker)

- Pemutus beban (PMB / load break switch)

- Pemisah (pms / disconnecting switch)

- Peralatan hubung 220 / 380 v berupa :

* Saklar

* NFB

• Peralatan proteksi
- proteksi 20 kv :

* relai arus lebih / relai hubung tanah

* fuse

- proteksi 220 / 380 v

* fuse (NH fuse)

• Kabel
- kabel saluran masuk / keluar 20 kv, 3 inti

- kabel beban / trafo masuk / keluar 20 kv, 1 inti

- kabel penghantar trafo dan rak TR 220 / 380 v

- kabel keluar tr (opstiq)

• Pentanahan
- pentanahan kerangka body peralatan

- pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 56 dari 78
3.1.5. Peralatan listrik pada gardu pasangan luar

• Peralatan hubung :
- fuse cut out 20 kv

- saklar / nfb pada rak tr

• Peralatan proteksi
- fuse cut out 20 kv

- lightning arrester

- NH fuse

• Kabel / penghantar
- kawat penghubung dari jaring ke fco

- kawat penghubung dari fco ke trafo

- kabel penghubung dari trafo ke rak tr

- kabel keluar (opstiq)

• Pentanahan
- pentanahan kerangka / body peralatan

- pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo

- pentanahan arrester

3.2. PERALATAN HUBUNG

✓ Pemutus tenaga (PMT) - 20 kv


- dioperasikan (dimasukkan / dilepaskan) dalam keadaan ber

beban pada kondisi normal maupun gangguan

- media peredam yang digunakan

* gas SF6 (SF 6 CB )

* minyak (OCB)

* hampa udara ( VCB )

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 57 dari 78
Lokasi pemasangan

- di sisi 20 kv gardu induk sebagai peralatan hubung

saluran masuk dan keluar dilengkapi dengan relai yang

dapat memutuskan / membuka pmt bila saluran ada

gangguan

- di gardu hubung

- di gardu distribusi konsumen khusus

✓ Pemutus beban (PMB = LBS ) - 20 kv


- dioperasikan dalam keadaan berbeban / tidak pada kondisi

normal saja

- media peredam yang digunakan

* gas SF6 ( SF6 CB )

* minyak ( OCB )

* hampa udara ( VCB )

* udara tekan ( ABCB )

- dapat dikoordinasikan dengan fuse, dimana bila fuse

bekerja, maka pin penekan pada fuse akan terlontar dan

digunakan untuk mentripkan lbs

- lokasi pemasangan

* di gardu hubung saluran keluar

* di gardu distribusi : saluran masuk / keluar dan saluran

beban

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 58 dari 78
✓ Pemisah ( PMS ) - 20 kv
- dioperasikan dalam keadaan tanpa beban

- dihubungkan secara seri dengan pmt sisi masuk / keluar

- digunakan juga sebagai saklar pentanahan

✓ Saklar beban 1000 v


- sebagai penghubung antara trafo sisi tr dengan rak tr

- mempunyai kecepatan pembukaan penutupan yang cepat

Contoh spesifikasi peralatan hubung

LBS merek F & G type ga 24

ring main unit

Un : 24 kv

BIL : 125 kv 50 hz

In : 630 a

I dyn : 50 ka, i th : 20 ka is

PMT - low oil content circuit breaker type HL 620

- Rated voltage 20 / 24 kv
- Rated current 400 amp rms sym
- Breaking capacities : 14,5 / 12,6 k.amp rms
- Asym breaking capacities : 16 / 13,9 k amp rms
- Making capacities 36 / 31,5 psak k amp rms
- Short time currents ; 14,5 k amp rms is

3.3. PERALATAN PROTEKSI

• Relai arus lebih dan relai hubung tanah (OCR & GFR )
jenis yang dipakai :
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 59 dari 78
– Inverse + instantaneous, sebagai pengaman saluran / beban
– Definite + instantaneous sebagai pengaman dan pembatas saluran / beban
• Fuse - 20 kv
– Untuk pasangan dalam menggunakan hrc fuse / current limiting fuse dengan atau
tanpa pin pelepas
– Untuk pasangan luar menggunakan expulsion fuse, dapat meledak saat fuse putus
• Fuse 220 v
– Digunakan dari jenis tabung tertutup (nh fuse), sebagai pengaman saluran
• Arrester
- Kapasitasnya 5 ka, 10 ka, 15 ka dipasang di kabel keluar / masuk dan di dekat trafo

3.4. KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI

KABEL

• Kabel saluran masuk / keluar 20 kv - 3 inti


jenis kabel : n (na) 2x se fby

n (na) 2x sefgby

n (na) 2x seby

• Kabel penghubung kubikel dengan trafo 20 kv - 1 inti jenis kabel n2xsy dengan penampang
25, 35, 50 mm2
• Kabel penghubung trafo dengan rak tr 220 v 1 inti jenis kabel nyy dengan penampang 70,
95, 150, 240 mm2
• Kabel penghubung rak tr dengan saluran keluar jenis kabel nyfgby dengan penampang
maksimal 95 mm2 untuk saluran tic
Pentanahan

• Elektroda pentanahan menggunakan elektroda batang berupa baja dilapisi tembaga


dikombinasikan dengan kawat bc sebagai penghubung antar elektroda maupun sebagai
penghantar pentanahan
• Besarnya tahanan pentanahan
– Pentanahan kerangka / body peralatan maksimal 1,7 ohm
– Pentanahan netral sisi tr trafo maksimal 5 ohm
– Pentanahan arrester tergantung karakteristik arrester

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 60 dari 78
Trafo distribusi

• Tegangan kerja (nominal) 20.000 v / 231 - 400 v


• Terdiri dari :
– Trafo 1 (satu) fasa untuk kapasitas 25 KVA dan 50 KVA
– Trafo 3 (tiga) fasa untuk kapasitas mulai 50 KVA sampai dengan …1000. KVA
• Berdasarkan lokasi pemasangan
– Trafo pasangan luar, terminal sisi tegangan 20 kv berbentuk bushing terbuat dari
bahan porselin
– Trafo pasangan dalam, terminal sisi tegangan 20 kv berbentuk socket
• Sadapan
– Trafo 1 (satu) fasa 3 (tiga) sadapan 20 kv  21/2 %
– Trafo 3 (tiga) fasa 5 (lima) sadapan
* 20 kv  2 x 21/2 %
* 20 kv  2 x 5 %
• Hubungan belitan trafo 3 fasa dyn5

Rak TR ( Papan Bagi TR = PHB TR )


• Pasangan luar
dipasang pada tiang, dicantolkan atau diantara dua tiang portal
peralatan yang terpasang
- saklat
- busbar / rel
- fuse
- time switch dan kontaktor untuk penerangan jalan umum
(pju)
- alat ukur dan perlengkapannya

• Pasangan dalam
dipasang di ruang gardu beton / tembok.
peralatan yang terpasang :
- saklar
- busbar / rel
- fuse
- time switch dan kontaktor untuk pju
- Alat ukur dan perlengkapannya

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 61 dari 78
GARDU TIANG PORTAL PADA TIANG BETON BULAT (JARINGAN LURUS)

GT - IB

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 62 dari 78
MATERIAL GARDU TIANG PORTAL PADA TIANG BETON BULAT

(JARINGAN LURUS) GT - IB

Kode Jml Jenis material kode Jml Jenis material


a 2 bh Travers tumpu UNP.100.50.6x1800 l-2 20 bh Mur baut dan ring M.16 x
410 mm
b 2 bh Pelat baja penahan travers - B lss 15 m Strap stainles steel untuk
pole
c 2 bh Klem beugel  6x40 mm - B Braket dan pentanahan
e 38 Mur baut dan ring M.16 x 60 mm cpb-1 3 bh Klem pipa PGTR  4”
bh
f 4 bh Mur baut dan ring M.16 x 260 mm ll-1 8 bh Link 25 x 25
g 6 bh Isolator tumpu type post ptb 1 bh Papan tanda bahaya
h 6 bh Top ties pp-1 4 bh Pipa pelindung kabel naik
3 x 6 m
o

p 3 bh Arrester 20 kV, 5 kAmp dpb1 3 bh Dudukan pipa PGTR kecil


co 3 bh Cut out 20 kV cpb 12 bh Klem pipa PGTR  3”
dc 2 bh Dudukan cut out dan arrester sk… 12 bh Sepatu kabel .AT 35
trf 1 bh Trfo dist.out door 20 kw 360V.max 250 sk-5 5 bh Sepatu kabel. At 35
kVA
WB 1set Dudukan trafo ditribusi bulet sk-6 16 bh Sepatu kabel cu 50
er 1set Pengetanahan gaanda sk-2 4 bh Sepatu kabel cu 70
pb 1set Papan bagi TR 4 jurusan (NH fuse) sk-9 8 bh Sepatu kabel cu 185
dp 2 bh Dudukan papan bagi TR cpl 2 bh Clamp parallel groove cu
50
ceg 15 Conductor,earthing,cu 50 mm 2 bjs 4 bh Bimetal junction sleeve
mtr cu 50
t b-l 4 bh Turn buckle light elt 2 bh Compression line tap cu
50
dpb 9 bh Dudukan pipa PTGR besar pp-2 5 bh Pipa pelindung kabelnaik
3“x1m
2
kt 14 AAAC mm pp-3 1 bh Pipa pelindung kabel naik
mtr  4” 1m
htc … 3 bh H type conector …. / 35  ive-1 1 bh Invoering utk.pipa  4”
ku 210 Kabel TRNYY Cu 1x185 mm2 PG I bh Pondasi gardu type PG
m
pp 1 bh Pipa pelindung kabel naik  4”x6m lsc 4 bh Strain clap-TIC lv
ku-1 53 Kabel TR NYY cu 1 x 185 mm 2 lpb 4 bh Pole bracket
mtr
tl 1set Lampu TL 1 x 20w / 220 V type WD lb 16 bh Stoping buckle
bjs 16 Bimetal junction sleeve Cu 70 / Al … ku-2 60 m Kabel naik PJU NYY Cu
bh 1x 16 mm2
lve 4 bh Invoering utk pipa  3” htc… 3 bh H type connector 35 /35
mm2

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 63 dari 78
GARDU TIANG PORTAL POSISI MELINTANG PADA TIANG BETON BULAT (JARINGAN
LURUS) GT - 2B

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 64 dari 78
MATERIAL GARDU TIANG PORTAL POSISI MELINTANG PADA TIANG BETON BULAT
(JARINGAN LURUS) GT - 2B

Kode Jml Jenis material kode Jml Jenis material


a-k 2 bh Travers afspan 3.1 mtr pq 1 bh Pondasi gardu type PG
b 4 bh Plat baja penahan travers-B htc … 3 bh H type connector …/35
2
mm
bjs 16 Bimetal junction sleeve Cu 70/Al…. ptb 1 bh Papan tanda bahaya
bh
co 3 bh Cut out pp 1 bh Pipa pelindung kabel naik
 4” x 6 m
cpb 12 Klem pipa PGTR  3” pp-1 4 bh Pipa pelindung kabel naik
bh  3” x6 m
c 38 Mur baut dan ring M.16 x 60 mm sk-9 8 bh Sepatu kabel Cu 185
bh
ceg 1,5 Conductor,eartthing,Cu 50 mm 2 sk-2 4 bh Sepatu kabel Cu 16
mtr
dc 2 bh Dudukaan cut dan arrester sk…. 9 bh Sepatu kabel Cu 50
dp 2 bh Dudukan papan bagi TR sk-5 5 bh Sepatu kabel Cu 70
dpb1 9 bh Dudukan pipa PGTR besar sk-6 16 bh Sepatu kabel Cu 70
er 1 Pengalahan ganda tb-L 4 bh Turn buckle ukuran light
set
e-1 6 bh Mur baut dan ring M.16 x 140 mm trf 1 bh Trafo dist.out door 20
kV/380 V, max 250 kVA
f 4 bh Mur baut dan ring M.16 x 410 mm WB 1 set Dudukan trafo distribusi
f-2 20 Mur baut dan ring M.16 x 410 mm k 6 bh Strip plat type 1 untuk
bh travers afspan
g 3 bh Isolator tumpu type post cpt 2 bh Clamp parallel groove Cu
50
h 3 bh Top ties bjs 4 bh Bimetal junction sleve
Cu16/Al …..
ive 4 bh Invoering utk pipa  3” elt 2 bh Compression line tap Cu
50
j 4 bh Mur baut dan ring M.16 x 300 mm pp-2 5 bh Pipa pelindung kabel naik
 3” x 1m
Kl 14 AAAC 35 pp-3 1 bh Pipa pelindung kabel naik
bh  4’ 1m
ku 210 Kabel TR NYY Cu 1 X 70 mm 2 ive-1 1 bh Invoering utk.pipa  4”
m
ku-1 53 Kabel TR NYY Cu 1 x 185 mm 2 cpb-1 3 bh Klem pipa PGTR  4 “
m
Ku-2 60 Kabel naik PJU NYY Cu 1 x 185 mm2 htc…. 3 bh H type connector 35/35
m mm2
lb 16 Stopping buckle pb 1 set Papan bagi TR 4 jurusan
bh (NH fuse)
1pb 4 bh Pole bracket ll-1 8 bh Link 25 x 25
1 sc 16 Strap stainles steel untuk pole bracket
m dan pentanahan

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 65 dari 78
Kode jml Nama material kode jml Nama material

PAPAN BAGI TR

(IN DOOR)

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 66 dari 78
PAPAN BAGI TR

(OUT DOOR)

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 67 dari 78
Lampiran asesemen Diri

ASESSMEN DIRI INSTALASI MOTOR LISTRIK

Lampirkan :
a.Tabulasi Hubngan Pengawatan sesuai Job A, B, C, dan D
b.Tabulasi Rekorektif dan ReInstalasi R.Kontrol Pompa Air Bersih
c.Pengetesan setiap setting Timer dan TOL motor sesuai tuntutan Instalasi, Lokasi dan
karakteristik Beban. (torsi start , Kecil, Sedang, dan Berat).
e.Evaluasi Perhitungan KHA Kabel tanah untuk Motor Listrik
f.Evaluasi Spesifikasi Teknik Kerapian Pemasanagan Kabel/ Penarikan dan Jalur
g.Evaluasi Berbagi Dasar Pondasi dudukan Motor Listrik yang dapat digunakan
h.Evaluasi Analisa Sistem Kerja/Operasional Kontrol Instalasi Motor listrik.

Point Oprtasi Huruf a) sd g) Hasil Rekomendasi Keterangan


sementara Intruktur
dari Asesmen
Diri
a.Tabulasi Hubngan Pengawatan sesuai
Job A, B, C, dan D

b. Tabulasi Rekorektif dan ReInstalasi


R.Kontrol Pompa Air Bersih

c. Pengetesan setiap setting Timer dan


TOL motor sesuai tuntutan Instalasi,
Lokasi dan karakteristik Beban. (torsi start
, Kecil, Sedang, dan Berat)
d. Evaluasi Perhitungan KHA Kabel
tanah untuk Motor Listrik

e Evaluasi Spesifikasi Teknik Kerapian


Pemasanagan Kabel/ Penarikan dan Jalur

f. Evaluasi Berbagi Dasar Pondasi


dudukan Motor Listrik yang dapat
digunakan

g Evaluasi Analisa Sistem


Kerja/Operasional Kontrol Instalasi
Motor listrik.

Tanda tangan Asesement Diri JOB :…….. Paraf Instruktur

Nama anggota Group Nama :


Paraf :

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 68 dari 78
PEMELIHARAAN

A.Material kontruksi : Transformator Tiang (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Jenis kontruksi :
Group :
Nama :

Kode Jml Nama material kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :

Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 69 dari 78
B.Material kontruksi : Pemutus Balik Otomatis (PBO) (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*
Jenis kontruksi :
Group :
Nama :

Kode Jml Nama material kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :

Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 70 dari 78
C. Material kontruksi : Panel Distribusi (PHB)
Jenis kontruksi :
(Preventive,Pridiktif,Detektif, dan
Korektif)*

Group :

Nama :

Kode Jml Nama material Kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :
Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 71 dari 78
D. Material kontruksi : Panel PBO (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*
Jenis kontruksi :
Group :
Nama :

Kode jml Nama material kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :

Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 72 dari 78
B1. Material kontruksi : Kontruksi (C1, C4, C2, C5 , C7...........) (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan
Korektif)*
Jenis kontruksi :
Group :
Nama :

Kode jml Nama material kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :

Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 73 dari 78
D1. Material kontruksi : Kontruksi (C1, C4, C2, C5 , C7...........) (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan
Korektif)*
Jenis kontruksi :
Group :
Nama :

Kode jml Nama material kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :

Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 74 dari 78
Material kontruksi : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*
Jenis kontruksi :
Group :
Nama :

Kode jml Nama material kode jml Nama material

Uraian Tugas : (Preventive,Pridiktif,Detektif, dan Korektif)*


Uraian K3 : Petugas Pengawas K3 :

Tabulasi Langkah Kerja :

Tahap Perkakas Aktifitas Ket.

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 75 dari 78
Lampiran Inovasi

Inovasi ELEKTRIFIKASI ENERGI PKM

TRANSFORTASI
Dirjen ILMATE menjelaskan, dalam mengakselerasi pembangunan ekosistem kendaraan listrik,
tidak hanya menggenjot dari sisi produktivitasnya saja, tetapi juga diperlukan pusat pembelajaran
teknologi elektrifikasi dan penguatan kompetensi sumber daya manusia industri. Hal ini diyakini
akan memacu terciptanya inovasi produk yang kompetitif.

“Selain itu, perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahun seputar industri
elektrifikasi bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian
memberikan apresiasi atas pendirian Toyota xEV Center.

“Pembangunan xEV Center ini merupakan wujud komitmen Toyota Indonesia dalam
memperkenalkan teknologi kendaraan elektrifikasi di Indonesia, dan hadirnya Toyota xEV
Center berperan penting dalam mendidik dan menginspirasi generasi berikutnya untuk melakukan
inovasi dan pengembangan teknologi kendaraan elektrifikasi di tanah air,” papar Taufiek.

RUMAH TANGGA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penggunaan kompor
listrik/induksi dapat memberikan penghematan untuk negara dan rumah tangga sekaligus. Bahkan
Erick menyebut penghematan bisa mencapai Rp 60 triliun bagi negara.
Hal ini karena penggunaan energi listrik lebih murah ketimbang dengan penggunaan gas yang
saat ini masih dipenuhi dari impor. Dia mengatakan hal ini juga merupakan bagian dari upaya
mencapai ketahanan energi nasional dan dilakukan dengan dukungan masyarakat.
(www.cnbcindonesia.com, 31/03/2020)
Elektrifikasi diranah dapur ini bukan merupakan wacana baru. Sudah lama digalakan energi
ramah lingkungan sebagai respon atas global warming yang terjadi di dunia. Pertanyaannya
adalah, apakah ini adalah kebijakan yang pas untuk Indonesia ?
PETERNAKAN
Salah satu peternak ayam kandang tertutup di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Provinsi
Sulawesi Selatan, Mustakim mengungkapkan, kunci keberhasilan dalam mengelola peternakan
ayam adalah menjaga suhu tubuh ayam. "Dengan metode kandang close farm, listrik DC
Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 76 dari 78
memegang peranan penting untuk mengoperasikan 16 kipas blower yang digunakan menjaga
suhu kandang," ujar Mustakim dikutip dalam siaran pers PLN, Sabtu (12/3/2022). Peternak
milenial itu mengatakan, menjaga suhu kandang menggunakan peralatan elektronik seperti kipas
blower, penghangat ruangan, dan lampu bertujuan meningkatkatkan performa produksi ayam
telur maupun pertumbuhan ayam daging. Dibandingkan kandang ayam konvensional, kandang
ayam modern ini lebih ramah lingkungan, tidak berbau, dan suhu ruangan terkontrol dengan
sirkulasi udara yang baik. Hasilnya, berujung pada peningkatan keberhasilan panen. Ia cerita,
pasokan listrik dari PLN dapat membantu peternak lebih efisien. Misalnya, ketika harus
menggunakan genset untuk mengoperasikan kipas blower, penghangat ruangan, dan lampu ia
membutuhkan rata-rata 3.600 liter solar atau setara sekitar Rp 32 juta per bulannya.

PERTANIAN
Keuntungannya naik hingga tiga kali lipat sejak memanfaatkan listrik PT PLN (Persero) melalui
program Electrifying Agriculture. DC
Sebelum menggunakan lampu untuk penerangan di kebun, Agus panen satu kali setahun yaitu
sekitar bulan November-Desember. Hasil panennya hanya sekitar 20 ton dari lahan seluas 4,5
hektare (ha). Panen yang terjadi bersamaan dengan para petani lain membuat suplai buah naga
melimpah dan harga anjlok. Buah naga saat musim panen dijual dengan harga berkisar Rp 3.000
hingga Rp 5.000 per kilogram (kg). Dengan menggunakan lampu, tanaman buah naga dapat
menjalani proses fotosintesis selama 24 jam. Hal inilah yang membuat buah naga di kebunnya
dapat dipanen sepanjang tahun. Dengan hasil panen bisa mencapai 60 ton.
"Untuk harga kisaran Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per kg karena di luar musim," cerita Agus.
Meski ada investasi di awal pemakaian, namun Agus memastikan biaya itu lebih rendah dari hasil
penjualan buah naga.
"Dari pengalaman ini, saya menyarankan para petani buah naga supaya pakai lampu agar bisa
memaksimalkan hasil produksinya," imbuhnya.
Terlebih, selama lebih dari empat tahun menggunakan listrik, keandalan pasokan listrik ke kebun
buah naga terjaga oleh PLN.
Butuh Power Tetap tanpa PUTUS yaitu Listrik Arus searah (DC)

Silakan Pilih Judul terkait Elektrifikasi Persiapan Karier anda di IKN Nusantara Energi hijau

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 77 dari 78
Format Laporan

A.Instalasi Kontrol Pompa Air Limah


1.Pendahuluan
2.Diskripsi Detail Operasi Dua Pompa
3.Nama komponen Utama
4.Persiapan Kerja (SOP)
5.Fungsi dan Manfaat setiap komponen yang di Instalasi
6.Komponen yang di Rangkai Instalasi
7.Tata cara Pemeriksaan Kualitas Instalasi
8.Tata Test Kerja Komponen yang di Instalasi
9.Pengoperasian Instalasi Kontrol Pompa Air Limbah
10.Petunjuk Pemeliharan

B.Kontriuksi JTM , Gardu dan PHB, PBO


1.Pendahuluan
2.Diskripsi Detail Fungsi Kontruksi
3.Nama komponen Utama Kontruksi
4.Persiapan Kerja (SOP)
5.Fungsi dan Manfaat setiap komponen JTM , Gardu, dan JTR dan PBO
6.Pemeliharaan
7.Tata cara Pemeriksaan Kualitas Komponen
8.Tata Test Kerja Komponen
9.Petunjuk Pemeliharan

Buku pedoman Praktek smester 5 Prodi listri Politeknik Negeri Medan hal. 78 dari 78

Anda mungkin juga menyukai