Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN


“Konsep Asuransi Kesehatan Dan Hukum Pembiayaan Kesehatan Di
Indonesia”

Dosen Pengampu : Agnes Mersatika Hartoyo, S.KM., M.Kes.

Disusun Oleh :
KELOMPOK II

NURUL HAZIBA BASO (J1A121060)


ROSMILA (J1A121068)
SRI RAHAYU JULIASTUTI (J1A121083)
SRI WAHYUNI (J1A121084)
VINA AURANINGTYAS (J1A121087)
AGNES TASYA GEMILANG (J1A121102)
AUREL AMELIA PUTRI TAOHA (J1A122014)
EVI FITRIANI (J1A122024)
HAJRATUL LAILA (J1A122033)
JAYANTI (J1A122041)
MIFTAHUL WAHIDA (J1A122050)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Konsep Asuransi Kesehatan Dan Hukum Pembiayaan Kesehatan Di
Indonesia” ini.
Kami berterima kasih pada Ibu Agnes Mersatika Hartoyo, S.KM., M.Kes
selaku dosen mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Konsep Asuransi Kesehatan Dan Hukum Pembiayaan Kesehatan Di Indonesia.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak.. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.

Kendari, 17 Maret 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Sejarah Asuransi Kesehatan ............................................................................ 3
2.2 Konsep Asuransi Kesehatan ............................................................................ 5
2.2.1 Pengertian Asuransi Kesehatan ...................................................................... 5
2.2.2 Kenapa Asuransi Kesehatan .................................................................... 5
2.2.3 Prinsip Dasar Asuransi ................................................................................... 6
2.2.4 Jaminan Kesehatan Bukan Asuransi ...................................................... 6
2.3 Jenis-jenis Asuransi .......................................................................................... 7
2.4 Jenis pelayanan medis yang diasuransikan .................................................. 10
2.5 Asuransi Kesehatan Yang Ada Di Indonesia Dan Nasional........................ 11
2.4.1 Asuransi Kesehatan Yang Ada Di Indonesia........................................ 11
2.4.2 Asuransi Kesehatan Nasional ................................................................ 12
2.6 Dasar Hukum Pembiayaan Kesehatan ......................................................... 14
BAB III............................................................................................................................. 16
PENUTUP........................................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16
3.2 Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi
tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar
ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi,
yaitu rawat inap dan rawat jalan (out-patient treatment). Produk asuransi
kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan
asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum. Pada umumnya
perusahaan asuransi yang menyelenggarakan program asuransi kesehatan
bekerja sama dengan provider rumah sakit baik secara langsung maupun
melalui institusi perantara sebagai asistem manajemen rumah sakit asuransi
juga dimanajemen jaringan rumah sakit Asuransi juga dapat diartikan sebagai
alat penggabungan risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan
melalui sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna
membayar klaim. Dengan mengambil Asuransi Kesehatan, diharapkan
nasabah bisa terproteksi dari mahalnya biaya-biaya kesehatan saat ini.
Asuransi Kesehatan tidak harus dibeli dengan membeli Asuransi Jiwa terlebih
dahulu, karena Asuransi Kesehatan bisa dibeli sendiri secara terpisah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Asuransi Kesehatan?
2. Bagaimana konsep Asuransi Kesehatan?
3. Apa saja jenis-jenis Asuransi Kesehatan?
4. Apa saja pelayanan medis yang diasuransikan?
5. Bagaimana Asuransi Kesehatan yang ada di Indonesia dan Nasional?
6. Bagaimana dasar hukum pembiayaan kesehatan?

1
2

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah Asuransi Kesehatan?
2. Untuk mengetahui konsep Asuransi Kesehatan?
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Asuransi Kesehatan?
4. Untuk mengetahui pelayanan medis yang diasuransikan?
5. Untuk mengetahui Asuransi Kesehatan yang ada di Indonesia dan
Nasional?
6. Untuk mengetahui dasar hukum pembiayaan kesehatan?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam
menulis makalah yang baik dan untuk menambah pengetahuan tentang
materi yang ditulis.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
pembuatan makalah berikutnya dengan materi yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Asuransi Kesehatan


Sejak 1.000 tahun Sebelum Masehi masyarakat kuno telah mengenal
prinsip dasar asuransi yaitu yang dikenal dengan istilah "Hukum Laut" Dalam
konsep hukum laut di zaman kuno, perahu-perahu mengalami kesulitan
mendarat akibat malam yang gelap gulita. Untuk mengatasi hal itu disepakati
mengupayakan penerangan dengan cara melemparkan sesuatu ke laut:
sehingga laut menjadi terang dan hasilnya dapat dinikmati para nelayan.
Karena penerangan yang dihasilkan oleh upaya itu dinikmati bersama oleh
para nelayan, maka disepakati untuk menanggung bersama upaya itu. Dengan
kata lain "Segala yang dikorbankan untuk manfaat bersama harus dipikul
(kontribusi) secara bersama-sama". Hukum kuno tersebut menjadi dasar dari
prinsip asuransi, bukan hanya asuransi kesehatan, tetapi semua asuransi "a
common contribution for the common good" (HIAA, 1994).
Di kalangan masyarakat China kuno juga sudah dikenal konsep asuransi
yaitu masyarakat memberikan dana secara rutin kepada sinshe tanpa
memerhatikan apakah mereka sakit atau tidak. Ketika salah seorang anggota
keluarga masyarakat sakit, mereka membawa si sakit ke shinse tanpa
membayar lagi. Di Timur Tengah, konsep asuransi juga sudah berkembang
sejak zaman kuno yang tumbuh di kalangan pedagang yang berbisnis lintas
daerah (kini lintas negara). Berdagang di gurun pasir luas dari Yaman di
Selatan sampai Suriah di Utara atau dari Libia di Barat sampai Iran di Timur,
mempunyai risiko kehilangan arah karena luasnya gurun pasir. Untuk
menghindari beban ekonomi para keluarga kafilah yang berdagang jauh
tersebut, para kafilah bersepakat mengumpulkan dana yang akan digunakan
untuk memberikan santunan kepada anggota keluarga kafilah yang hilang atau
meninggal dalam perjalanan bisnisnya.
Asuransi modern berkembang luas di Eropa pada pertengahan abad ke-
19 pasca revolusi industri. Masa itu tumbuh harapan kehidupan baru yang

3
4

baik, namun di sisi lain terjadi peningkatan risiko dalam kehidupan rumah
tangga. Kehidupan tradisional berbasis pertanian lebih menjanjikan kestabilan
dan kepastian pendapatan jangka panjang dibandingkan dengan kehidupan
industri. Ketidakpastian itu memicu tumbuhnya perkumpulan (asosiasi,
societies, club, dan sebagainya) yang bertujuan menanggung bersama berbagai
risiko yang menimpa anggota suatu kelompok akibat industrialisasi tersebut.
Perkumpulan itu kemudian berkembang pesat di beberapa negara, seperti
Jerman, Denmark, Swedia, Norwegia, Swiss, dan Belanda, ditandai dengan
pembentukan berbagai klub yang melakukan upaya bersama untuk
menghadapi anggota perkumpulan yaitu setiap pekerja wajib mengikuti
program dana sakit, dana yang terkumpul dikelola sendiri oleh kelompoknya
dan sumber dana berasal dari pekerja itu sendiri, bukan dari pemerintah
(Stierle, 1998), Model asuransi sosial inilah yang kemudian berkembang dan
menjadi dasar penyelenggaraan asuransi/jaminan sosial (social security) di
seluruh dunia dengan berbagai variasi penyelenggaraan.
Pada pertengahan abad ke-19 (tahun 1851), di Amerika, tepatnya di Sari
Francisco terbentuk voluntary mutual protection associations seperti La
societe Francaise de Beienfaisance Mutuelle. Asosiasi ini selanjutnya
mendirikan rumah sakit di tahun 1852 untuk melayani perawatan bagi
anggotanya.
Sejak tahun 1875, establishment funds (Dana Bersama) di Amerika
mulai banyak terbentuk. Dana bersama tersebut merupakan mutual benefit
associations, semacam serikat pekerja, dari suatu firma (employer) yang dapat
berbentuk perusahaan atau bentuk badan hukum lainnya. Sampai tahun 1917,
asuransi disabilitas pendapatan (disability income) yang membayar manfaat
pengganti pendapatan ketika peserta sakit, yang bukan karena kecelakaan
kerja atau penyakit akibat pekerjaan-yang dijamin oleh pemerintah melalui
UU Kecelakaan Kerja tahun 1908, merupakan satu- satunya jenis asuransi
kesehatan yang ditawarkan perusahaan asuransi. Pasar asuransi kesehatan
penggantian upah ini tidak mengalami perubahan berarti di Amerika sampai
40 tahun kemudian. Di tahun 1940-an, empat negara bagian Amerika (Rhode
5

Island-1942, California-1946, New Jersy-1948, dan New York--1949)


mewajibkan asuransi disabilitas pendapatan jangka pendek (short term
disability income insurance) di negara bagian tersebut.
2.2 Konsep Asuransi Kesehatan
2.2.1 Pengertian Asuransi Kesehatan
Suatu perjanjian yang ditandai adanya seorang penanggung
yang mengikatkan diri pada seorang tertanggung dengan menerima
sejumlah premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian.
Asuransi Kesehatan merupakan perpaduan dan penyelenggaraan
kesehatan dengan satu cara pembiayaan yang dilakukan secara
praupaya. Program asuransi kesehatan memiliki misi, visi dan nilai
untuk meningkatkan cakupan pelayanan (accessibility), meningkatkan
mutu (quality) serta mengendalikan biaya (cost containment).
Salah satu manfaat asuransi adalah fungsi penggantian kerugian
baik sebagian maupun sepenuhnya sehingga keluarga atau perusahaan
dapat bertahan hidup walaupun yang bersangkutan terkena musibah.
Dengan demikian asuransi dapat mempertahankan dan memperkokoh
stabilitas sosial dan sejenisnya.
2.2.2 Kenapa Asuransi Kesehatan
Ada beberapa alasan mengapa harus asuransi kesehatan yaitu:
1. Rendahnya alokasi anggaran kesehatan.
2. 70% biaya kesehatan nasional berasal dari masyarakat dari
swasta.
3. Meningkatnya kebutuhan biaya karena peningkatan demand,
transisi epidemiologi dan makin mahalnya produksi pelayanan
kesehatan.
4. Perlunya risiko individu dialihkan menjadi risiko kelompok
sehingga biaya kesehatan tidak terlalu membebani orang
perorang.
6

2.2.3 Prinsip Dasar Asuransi


1. Hukum bilangan besar berbunyi :
Makin besar jumlah hal yang diamati atau dinilai, makin dekat
hasilnya kepada probabilitas ulasannya atau probabilitas mumi,
Berdasar regulasi terjadinya ketidakmungkinan untuk meramalkan
kejadian menjadi mungkin bila jumlah kejadian yang diamati besar.
2. Indemnity
Penggantian kerugian adalah kompensasi remunerasi untuk
kerugian atau kuka yang diderita tertanggung, Badan asuransi tidak
akan memberikan pembayaran kalau tidak ada yang diderita dan
pembayaran untuk sesuatu kerugian tersebut terbatas sampai dengan
jumlah kerugian itu.
3. Risk Sharing/memikul resiko
Asuransi akan mengalihkan resiko/ekonomi perorangan
menjadi resiko kelompok. Tetapi tidak semua resiko dapat
dipindahkan kepada pihak asuransi. Resiko penderitaan batin karena
meninggalnya anggota keluarga, tidak dapat digantikan dengan
sejumlah uang yang diberikan oleh pihak asuransi.
4. Probabilitas
Ukuran kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Prinsip ini
digunakan untuk menentukan jumlah premi yang harus dibayarkan
oleh tertanggung
2.2.4 Jaminan Kesehatan Bukan Asuransi
Dalam beberapa tahun terakhir, media ramai memberitakan protes
Dewan Kesehatan Rakyat yang didukung oleh Mantan Menkes Siti
Fadilah Supari atas rem SSN yang berbasis asuransi. Mereka mengklaim
bahwa sistem asuransi akan menyebabkan dana jaminan sosial dibawa
perusahaan asuransi ke luar negeri Rakyat miskin nanti akan dipaksa
membayar premi asuransi. Hal itu merupakan satu contoh kecil bahwa
kata asuransi masih dipahami secara keliru sesuai dengan pengalaman
mereka membeli asuransi. Asuransi juga masih dipahami sama dengan
7

jadi dan masih banyak ulama yang mengharamkan asuransi, tanpa


memahami hakikat konsep asuransi.
Dahulu banyak yang menganggap bahwa JPKM bukan asuransi
kesehatan, apalagi memahami hata JPKM adalah sesungguhya konsep
asuransi kesehatan komersial. Perkembangan selanjutnya menyebutkan
JPKM sebagai asuransi sosial karena dijual kepada masyarakat miskin di
daerah-daerah. Padahal dilihat dari definisi dan jenis programnya, JPKM
jelas bukan asuransi kesehatan sosial. Asuransi kesehatan sosial (sosial
health insurance) adalah suatu mekanisme pendaraan pelayanan
kesehatan yang semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena
kehandalan sistem ini menjamin kebutuhan kesehatan rakyat suatu
negara. Namun di Indonesia pemahaman tentang asuransi kesehatan wi
masih sangat rendah karena sejak lama kita hanya mendapatkan
informasi yang bias tentang asuransi kesehatan yang didominasi dari
paham asuransi kesehatan komersial di Amerika. Literatur yang
mengupas asuransi kesehatan sal juga sangat terbatas. Kebanyakan
dosen maupun mahasiswa di bidang kesehatan, ekonomi, sosial, politik
bahkan kebijakan publik tidak memahami asuransi kesehatan. Pola piker
(mindset) kebanyakan sarjana kita sudah terarah kepada segala sesuatu
yang bersifat komersial, termasuk dalam pelayanan rumah sakit.
Sehingga, setiap kata "sosial", seperti "asuransi sosial" dan "fungsi sosial
rumah sakit hampir selalu dipahami sebagai pelayanan atau program
untuk orang miskin. Sesungguhnya asuransi sosial bukanlah asuransi
untuk orang miskin Fungsi sosial bukanlah fungsi untuk orang miskin.
2.3 Jenis-jenis Asuransi
Ada 4 jenis asuransi yaitu: asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi
kebakaran dan asuransi kerugian. Khusus untuk asuransi kesehatan
dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap beban biaya pengobatan,
perawatan di RS serta kerugian pendapatan karena kecelakaan atau sakit.
Pengobatan karena sakit dan opname di RS adalah contoh penggunaan klaim
asuransi kesehatan yang banyak terjadi.
8

Jenis program asurani menurut sifatnya:


1. Asuransi Kesehatan Dan Kecelakaan Komersial
Berupa kontrak perorangan dan kelompok. Askes individu adalah
risiko sakit dan kecelakaan yang dipertanggungkan, penetapan definisi
peristiwa yang dilindungi dan sistem pembayaran pertanggungan
umumnya lebih fleksibel dibaningka jenis program lain. Askes kelompok
adalah kontrak induk diterbitkan untuk perusahaan atau organisasi yang
memberikan perlindungan bagi karyawan atau anggota organisasi tanpa
seleksi mengenai risiko individual. Premi dapat dibayarkan sepenuhnya
oleh pengusaha, tetapi biasanya setiap individu ikut membayar sebagian
premi melalui potongan upah, gaji, iuran tertentu. Asuransi ini untuk
penghasilan tinggi dan rendah dan jumlah jaminan yang besar dengan
premi yang sesuai.
2. Asuransi Kesehatan Dan Kecelakaan Non Komersial
Dibentuk atas dasar non profit untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan jaminan rawat jalan serta rawat inap. Contoh Blue Cross
yaitu pembayaran rawat inap di RS melalui iuran yang dibayar dulu oleh
pesertanya, penyelenggara membuat kontrak dengan RS yang tersedia
memberikan pelayanan dan perawatan pada para anggotanya. RS akan
memperoleh ganti rugi sebesar pelayanan dan perawatan yang ditanggung
oleh Blue Cross Blue shield yaitu pembiayaan rawat jalan dan operasi
melalui iuran yang dibayar lebih dulu oleh pesertanya.
3. Asuransi kesehatan social atau public
Dibiayai oleh peserta sendiri. Dalam hal tenaga kerja iuran
ditanggung bersama oleh pengusaha dan karyawan perusahaan. Asuransi
socialini bersifat wajib yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Contoh UU No. 3/1992 tentang Jamsostek.

Asuransi menurut cara pembayarannya:

1. Indemnity/insurance plan/program asuransi ganti rugi


9

Program ini memberikan penggantian untuk biaya medis yang telah


dikeluarkan oleh peserta. Contoh Askes di Indonesia
2. Service benefit plan/program jaminan pelayanan
Program ini memberikan jaminan pelayanan medis kepada peserta
melalui pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dikontrak Contoh Blue
Cross dan Blue Shield di AS.
3. Direct service delivery plan/program pelayanan langsung
Program ini menyediakan pelayanan medis secara langsung kepada
peserta oleh badan penyelenggara sendiri.

Asuransi menurut kepesertaan:

1. Compulsory/wajib.
Seluruh anggota masyarakat organisasi atau karyawan wajib menjadi
anggota asuransi, biasanya dikelola oleh pemerintah
2. Voluntary sukarela.
Kepesertaan dalam asuransi bersifat sukarela,dikelola swasta Asuransi
menurut cara pembayaran kembali:
3. First Dollar principle
Menggunakan prinsip bahwa semua pengeluaranGumlah biaya
pengobatan dan perawatan medis) oleh tertanggung (anggota asuransi)
akan dibayar kembali oleh pihak pengelola asuransi.
4. Large loss principle
Menggunakan prinsip bahwa pihak pengelola asuransi hanya membayar
jika tertanggung mendapat pelayanan tertentu atau biaya yang sudah
digunakan oleh tertanggung (anggota asuransi) sudah melampaui batas
tertentu yang sudah ditetapkan.
5. Coinsurance
Tertanggung diharuskan ikut membaar biaya pelayanan kesehatan sebesar
suatu persentase tertentu. Misalnya 10% dari seluruh biaya perawatan
medis yang digunakan oleh tertanggung.
6. Deductible
10

Tertanggung diharuskan membayar bagian awal dari biaya perawatan


medis yang dikeluarkan. Misalnya 10% pertama, sisanya ditanggung oleh
pengelola asuransi.
2.4 Jenis pelayanan medis yang diasuransikan
1. Rawat jalan tingkat pertama Semua jenis pemeliharaan kesehatan
perorangan yang dilaksanakan di pelaksana pelayanan kesehatan (PPK)
tingkat pertama. Seperti Poliklinik swasta, dokter praktek swasta dan RS.
2. Rawat jalan lanjutan. Semua jenis pelayanan kesehatan perorangan yang
merupakan lanjutan/rujukan dari PPK rawat jalan pertama. Contoh dokter
spesialis, laboratorium, RS rujukan.
3. Rawat inap Pemeliharaan kesehatan di RS dan penderita mondok di RS
sedikitnya satu hari, berdasarkan rujukan dari PPK rawat jalan tingkat
pertama atau RS.
4. Perawatan khusus Perawatan yang membutuhkan ruangan, perawatan,
tindakan, obat-obatan maupun tenaga khusus di unit ICU, ICCU atau
sejenis Pelaksana perawatan khusus adalah RS baik milik pemerintah,
swasta maupun ABRI.
5. Pelayanan khusus Pemeliharaan kesehatan yang pemberian peralatan
medis sehingga organ tubuh berfungsi seperti semula. Contoh kacamata,
alat bantu dengar. Pelaksananya adalah optic atau pelayanan kesehatan
yang ditunjuk.
6. Persalinan Pertolongan persalinan normal dan spontan.
7. Penunjang diagnostic Semua pemeriksaan dalam rangka menegakkan
diagnosis yang dianggap perlu oleh PPK dan dilaksanakan di bagian
diagnosis RS atau fasilitas khusus yang lain.
8. Obat-obatan dan alat kesehatan Obat dan atau alat kesehatan yang
diberikan oleh PPK masih dalam rangka penyembuhan yang sesuai
dengan indikasi medis dan berpedoman pada DOEN dan standar alat
medis yang diterapkan dalam asuransi.
11

9. Emergency/gawat darurat Suatu keadaan yang memerlukan pemeriksaan


medis yang apabila tidak dilakukan akan menyebabkan hal fatal bagi
penderita.
10. One day care Tindakan poliklinik yang memerlukan anesthesia local
maupun tindakan yang memerlukan keterampilan khusus dan tindakan
tersebut mempunyai resiko tertentu tetapi tidak perlu rawat inap.
2.5 Asuransi Kesehatan Yang Ada Di Indonesia Dan Nasional
2.4.1 Asuransi Kesehatan Yang Ada Di Indonesia
Perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia berjalan sangat
lambat dibandingkan dengan perkembangan asuransi kesehatan di
beberapa negara tetangga di ASEAN. Penelitian yang seksama tentang
faktor yang memengaruhi perkembangan asuransi kesehatan di
Indonesia tidak cukup tersedia. Secara teoretis beberapa faktor penting
dapat dikemukakan sebagai penyebab lambatnya pertumbuhan asuransi
kesehatan di Indonesia, di antaranya deman (demand) dan pendapatan
penduduk yang rendah, kurangnya kemauan pemerintah, budaya
berasuransi, yang belum baik, dan buruknya kualitas pelayanan
kesehatan serta tidak adanya kepastian hukum di Indonesia.
Penduduk Indonesia pada umumnya merupakan risk taker untuk
keseh dan kematian Sakit dan mati dalam kehidupan masyarakat
Indonesis religius merupakan takdir Tuhan dan karenanya banyak
anggapan yang tumbuh di kalangan masyarakat Indonesia bahwa
membeli asuransi sama dengan menentang takdir. Hal tu menyebabkan
rendahnya kesadaran penduduk untuk membeli atau mempunyai
asuransi kesehatan. Selanjutnya, keadaan ekonomi penduduk Indonesia
yang sejak merdeka sampai tahun 2004 masih mempunyai pendapatan
per kapita sekitar $ 1.000 AS per tahun, tidak memungkinkan penduduk
Indonesia menyisihkan dana untuk membeli asuransi kesehatan maupun
jiwa. Rendahnya deman dan daya beli tersebut mengakibatkan tidak
banyak perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi
kesehatan. Selain itu, fasilitas kesehatan sebagai faktor yang sangat
12

penting untuk mendukung terlaksananya asuransi kesehatan juga tidak


berkembang secara baik dan distribusinya tidak merata. Sedangkan dari
sisi regulasi, pemerintah Indonesia relatif lambat memperkenalkan
konsep asuransi kepada masyarakat melalui kemudahan asuransi sosial,
perizinan asuransi komersial, dan kapastian hukum dalam berbisnis
asuransi atau mengembangkan asuransi kesehatan sosial bagi
masyarakat luas.
2.4.2 Asuransi Kesehatan Nasional
Istilah Asuransi/Jaminan Kesehatan Nasional (AKN/JKN) atau
National Health Insurance (NHI) kini semakin banyak digunakan di
dunia. Inggris merupakan negara pertama yang memperkenalkan JKN
di tahun 1911. Meskipun sistem kesehatan di Inggris kini lebih dikenal
dengan istilah National Health Service (NHS) suatu sistem kesehatan
yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara nasional (tidak
terdesentralisasi), namun sifat pengelolaanya merupakan JKN yang
sebagian dibiayai dari kontribusi wajib oleh tenaga kerja (termasuk di
sektor informal) dan pemberi kerja.
Sistem di Inggris tersebut disebut NHS karena penyaluran
dananya melalui anggaran belanja negara yang sebagian besar
bersumber pajak umum (tax-funded). Pembayaran pajak yang tidak
memisahkan secara khusus dana untuk kesehatan seperti yang
sebelumnya terjadi menjadikan sistem di Inggris tersebut lebih dikenal
dengan istilah NHS dibanding AKN. Cakupan kepesertaan dengan NHS
adalah universal yaitu seluruh penduduk (universal coverage) karena
kepesertaan tidak dikaitkan dengan iuran oleh masing-masing peserta.
Banyak negara lain di Eropa yang juga memiliki cakupan
universal menggunakan sistem NHS yang mengikuti pola Inggris.
"Hakikatnya baik NHS maupun AKN mempunyai tujuan yang sama
yaitu menjamin bahwa seluruh penduduk mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis tanpa mempertimbangkan
kemampuan ekonominya. Perbedaan NHS dan AKN terletak pada
13

mekanisme pendanaan. Konsep AKN lebih bertumpu pada kontribusi


khusus yang bersifat wajib (yang ekuivalen dengan pajak) dan dikelola
secara terpisah dari anggaran belanja negara, baik dikelola langsung
oleh pemerintah maupun oleh suatu badan kuasi pemerintah yang
otonom seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di
Indonesia atau PhilHealth di Filipina.
Meskipun AKN mempunyai kesamaan prinsip dan tujuan, namun
penyelenggaraannya di dunia sangat bervariasi. Kanada
memperkenalkan AKN yang kini disebut Medicare di tahun 1961
dengan prinsip dasar menjamin akses universal, portabel, paket jaminan
yang sama bagi semua penduduk dan dilaksanakan otonom di tiap
provinsi. Pendanaan JKN merupakan kombinasi dari kontribusi wajib
dan subsidi dari anggaran pemerintah pusat. Pada awalnya. hanya rawat
inap yang dijamin oleh AKN.
Pada tahun 1972, paket jaminan diperluas dengan rawat jalan.
Kini seluruh penduduk Kanada menikmati pelayanan kesehatan
komprehensif tanpa harus memikirkan berapa besar biaya yang harus
mereka keluarkan dari kantong sendiri bahkan untuk penyakit berat
sekalipun. Beberapa jenis pelayanan rumah sakit dan obat yang tidak
termasuk klasifikasi esensial, dijamin AKN. Inilah yang menjadi pangsa
pasar asuransi kesehatan komersial. Tampak jelas bahwa peran usaha
asuransi kesehatan komersial terbatas pada menjamin hal-hal yang tidak
dijamin JKN atau dikenal dengan asuransi tambahan/suplemen.
Pembagian peran ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya seleksi
bias (adverse selection) bila pendekatan yang digunakan adalah asuransi
kesehatan komersial bersifat sukarela, yang menyebabkan tidak semua
penduduk dapat memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Tahun 1979, sebuah telaah sistem kesehatan Kanada
menunjukkan bahwa sistem kesehatan di Kanada merupakan salah satu
yang terbaik di dunia. Pada telaah yang sama ditemukan pula bahwa
14

banyak dokter yang menarik biaya konsultasi tambahan langsung


kepada pasien di samping yang telah dibayar oleh pemerintah provinsi.
Fakta itu mengancam akses penduduk karena ada beban tambahan
untuk membiayai biaya pelayanan kesehatannya. Dalam undang-
undang Kesehatan Kanada tahun 1984, pemerintah federal menjatuhkan
denda kepada pemerintah provinsi sebesar jumlah biaya yang ditarik
oleh dokter di provinsi itu yang dikurangkan dari pendanaan pusat, jika
provinsi mengizinkan dokter menarik biaya tambahan dari penduduk
yang ditengarai akan memberatkan penduduk dan merusak sistem
nasional. Kebijakan ini ditujukan agar seluruh penduduk Kanada
merdeka dari beban biaya besar jika in atau anggota keluarganya sakit.
2.6 Dasar Hukum Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan di Indonesia diatur dalam UU no 36 tahun 2009
BAB XV tentang Pembiayaan Kesehatan pasal 170 ayat 1 - 3 yang berbunyi :
(1) “Pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang
mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan agar
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya” (2) “Unsur-
unsur pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan” (3) “Sumber pembiayaan
kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan
sumber lain”.
Sedangkan dasar hokum untuk besar anggaran kesehatan diatur dalam
pasal 171 ayat 1-3 (1) “Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan
minimal sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja
negara di luar gaji.” (2) “Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.” (3) “Besaran anggaran
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan
untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3
15

(dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.”
Dalam UU Sistem Jaminan Sosial Nasional terdapat konsep penarikan
iuran wajib setiap bulan kepada semua warga negara baik orang yang
berkecukupan maupun orang yang serba kekurangan. Pasal 17 ayat (1) UU
Sistem Jaminan Sosial Nasional menyatakan, “Tiap peserta wajib membayar
iuran yang besarnya berdasarkan persentase upah atas suatu jumlah nominal
tertentu”.Penarikan tersebut merupakan bentuk pengalihan tanggung jawab
negara kepada rakyat perihal jaminan kesehatan nasional. Penarikan iuran
wajib tersebut merupakan konsep yang keliru. Pertama, penarikan iuran wajib
telah melepas peran dan tanggung jawab negara dalam bidang
kesehatan.Kedua, penarikan iuran wajib telah memaksa rakyat untuk menjadi
peserta asuransi kesehatan. Pada bagian lain, UU Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial berperan layaknya insurance company (perusahaan asuransi).
Pasal 19 ayat (1) UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menjelaskan,
“Pemberi Kerja wajib memungut Iuran yang menjadi beban Peserta dari
Pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS”. Pasal 19 ayat (2)
menjelaskan, “Pemberi Kerja wajib membayar dan menyetor iuran yang
menjadi tanggung jawabnya kepada BPJS”.Pasal 19 ayat (3) menyatakan,
“Peserta yang bukan Pekerja dan bukan penerima Bantuan Iuran wajib
membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada
BPJS”. Pasal 19 ayat (4) menyatakan, “Pemerintah membayar dan menyetor
Iuran untuk penerima Bantuan Iuran kepada BPJS”. Model social security
yang dilaksanakan seluruh Indonesia berlandaskan asas ekuitas dan social
insurance (asuransi social). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial berhak
memungut, mengelola dana, dan menjatuhkan sanksi kepada peserta yang
tidak membayar premi. Tidak hanya itu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
berwenang mengelola dana sosial security untuk tujuan menanamkan modal.
Konsep ini jelas memperlihatkan kuatnya pengaruh neo-liberalisme dalam
pembentukan hukum di Indonesia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi Kesehatan merupakan perpaduan dan penyelenggaraan
kesehatan dengan satu cara pembiayaan yang dilakukan secara praupaya.
Program asuransi kesehatan memiliki misi, visi dan nilai untuk meningkatkan
cakupan pelayanan (accessibility), meningkatkan mutu (quality) serta
mengendalikan biaya (cost containment).
Salah satu manfaat asuransi adalah fungsi penggantian kerugian baik
sebagian maupun sepenuhnya sehingga keluarga atau perusahaan dapat
bertahan hidup walaupun yang bersangkutan terkena musibah. Dengan
demikian asuransi dapat mempertahankan dan memperkokoh stabilitas sosial
dan sejenisnya.

3.2 Saran
Biaya medis terus meningkat dari tahun ke tahun. Data menunjukan rata-
rata biaya untuk pemeliharaan kesehatan jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan biaya pembelian alat kesehatan dan biaya melakukan tes kesehatan.
Dengan demikian, memiliki asuransi kesehatan memungkinkan kita hidup
semakin hari semakin baik, dengan ketenangan pikiran tanpa khawatir
keuangan terganggu akibat biaya kesehatan yang semakin tinggi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, L.O. (2014). Buku Ekonomi Kesehatan. Kendari; Fakultas Kesehatan


Masyarakat.
Maidin,A. (2013). Ekonomi Dan Pembiayaan Sektor Kesehatan.Masagena press.
2013: Makassar.
Thabrany,H. (2014). Buku Ajar Jaminan Kesehatan Nasional.Rajawali pers. 2014:
Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai