Makalah PPK Kelompok 2
Makalah PPK Kelompok 2
Disusun Oleh :
KELOMPOK II
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Konsep Asuransi Kesehatan Dan Hukum Pembiayaan Kesehatan Di
Indonesia” ini.
Kami berterima kasih pada Ibu Agnes Mersatika Hartoyo, S.KM., M.Kes
selaku dosen mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Konsep Asuransi Kesehatan Dan Hukum Pembiayaan Kesehatan Di Indonesia.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak.. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah Asuransi Kesehatan?
2. Untuk mengetahui konsep Asuransi Kesehatan?
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Asuransi Kesehatan?
4. Untuk mengetahui pelayanan medis yang diasuransikan?
5. Untuk mengetahui Asuransi Kesehatan yang ada di Indonesia dan
Nasional?
6. Untuk mengetahui dasar hukum pembiayaan kesehatan?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam
menulis makalah yang baik dan untuk menambah pengetahuan tentang
materi yang ditulis.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
pembuatan makalah berikutnya dengan materi yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
baik, namun di sisi lain terjadi peningkatan risiko dalam kehidupan rumah
tangga. Kehidupan tradisional berbasis pertanian lebih menjanjikan kestabilan
dan kepastian pendapatan jangka panjang dibandingkan dengan kehidupan
industri. Ketidakpastian itu memicu tumbuhnya perkumpulan (asosiasi,
societies, club, dan sebagainya) yang bertujuan menanggung bersama berbagai
risiko yang menimpa anggota suatu kelompok akibat industrialisasi tersebut.
Perkumpulan itu kemudian berkembang pesat di beberapa negara, seperti
Jerman, Denmark, Swedia, Norwegia, Swiss, dan Belanda, ditandai dengan
pembentukan berbagai klub yang melakukan upaya bersama untuk
menghadapi anggota perkumpulan yaitu setiap pekerja wajib mengikuti
program dana sakit, dana yang terkumpul dikelola sendiri oleh kelompoknya
dan sumber dana berasal dari pekerja itu sendiri, bukan dari pemerintah
(Stierle, 1998), Model asuransi sosial inilah yang kemudian berkembang dan
menjadi dasar penyelenggaraan asuransi/jaminan sosial (social security) di
seluruh dunia dengan berbagai variasi penyelenggaraan.
Pada pertengahan abad ke-19 (tahun 1851), di Amerika, tepatnya di Sari
Francisco terbentuk voluntary mutual protection associations seperti La
societe Francaise de Beienfaisance Mutuelle. Asosiasi ini selanjutnya
mendirikan rumah sakit di tahun 1852 untuk melayani perawatan bagi
anggotanya.
Sejak tahun 1875, establishment funds (Dana Bersama) di Amerika
mulai banyak terbentuk. Dana bersama tersebut merupakan mutual benefit
associations, semacam serikat pekerja, dari suatu firma (employer) yang dapat
berbentuk perusahaan atau bentuk badan hukum lainnya. Sampai tahun 1917,
asuransi disabilitas pendapatan (disability income) yang membayar manfaat
pengganti pendapatan ketika peserta sakit, yang bukan karena kecelakaan
kerja atau penyakit akibat pekerjaan-yang dijamin oleh pemerintah melalui
UU Kecelakaan Kerja tahun 1908, merupakan satu- satunya jenis asuransi
kesehatan yang ditawarkan perusahaan asuransi. Pasar asuransi kesehatan
penggantian upah ini tidak mengalami perubahan berarti di Amerika sampai
40 tahun kemudian. Di tahun 1940-an, empat negara bagian Amerika (Rhode
5
1. Compulsory/wajib.
Seluruh anggota masyarakat organisasi atau karyawan wajib menjadi
anggota asuransi, biasanya dikelola oleh pemerintah
2. Voluntary sukarela.
Kepesertaan dalam asuransi bersifat sukarela,dikelola swasta Asuransi
menurut cara pembayaran kembali:
3. First Dollar principle
Menggunakan prinsip bahwa semua pengeluaranGumlah biaya
pengobatan dan perawatan medis) oleh tertanggung (anggota asuransi)
akan dibayar kembali oleh pihak pengelola asuransi.
4. Large loss principle
Menggunakan prinsip bahwa pihak pengelola asuransi hanya membayar
jika tertanggung mendapat pelayanan tertentu atau biaya yang sudah
digunakan oleh tertanggung (anggota asuransi) sudah melampaui batas
tertentu yang sudah ditetapkan.
5. Coinsurance
Tertanggung diharuskan ikut membaar biaya pelayanan kesehatan sebesar
suatu persentase tertentu. Misalnya 10% dari seluruh biaya perawatan
medis yang digunakan oleh tertanggung.
6. Deductible
10
(dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.”
Dalam UU Sistem Jaminan Sosial Nasional terdapat konsep penarikan
iuran wajib setiap bulan kepada semua warga negara baik orang yang
berkecukupan maupun orang yang serba kekurangan. Pasal 17 ayat (1) UU
Sistem Jaminan Sosial Nasional menyatakan, “Tiap peserta wajib membayar
iuran yang besarnya berdasarkan persentase upah atas suatu jumlah nominal
tertentu”.Penarikan tersebut merupakan bentuk pengalihan tanggung jawab
negara kepada rakyat perihal jaminan kesehatan nasional. Penarikan iuran
wajib tersebut merupakan konsep yang keliru. Pertama, penarikan iuran wajib
telah melepas peran dan tanggung jawab negara dalam bidang
kesehatan.Kedua, penarikan iuran wajib telah memaksa rakyat untuk menjadi
peserta asuransi kesehatan. Pada bagian lain, UU Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial berperan layaknya insurance company (perusahaan asuransi).
Pasal 19 ayat (1) UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menjelaskan,
“Pemberi Kerja wajib memungut Iuran yang menjadi beban Peserta dari
Pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS”. Pasal 19 ayat (2)
menjelaskan, “Pemberi Kerja wajib membayar dan menyetor iuran yang
menjadi tanggung jawabnya kepada BPJS”.Pasal 19 ayat (3) menyatakan,
“Peserta yang bukan Pekerja dan bukan penerima Bantuan Iuran wajib
membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada
BPJS”. Pasal 19 ayat (4) menyatakan, “Pemerintah membayar dan menyetor
Iuran untuk penerima Bantuan Iuran kepada BPJS”. Model social security
yang dilaksanakan seluruh Indonesia berlandaskan asas ekuitas dan social
insurance (asuransi social). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial berhak
memungut, mengelola dana, dan menjatuhkan sanksi kepada peserta yang
tidak membayar premi. Tidak hanya itu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
berwenang mengelola dana sosial security untuk tujuan menanamkan modal.
Konsep ini jelas memperlihatkan kuatnya pengaruh neo-liberalisme dalam
pembentukan hukum di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi Kesehatan merupakan perpaduan dan penyelenggaraan
kesehatan dengan satu cara pembiayaan yang dilakukan secara praupaya.
Program asuransi kesehatan memiliki misi, visi dan nilai untuk meningkatkan
cakupan pelayanan (accessibility), meningkatkan mutu (quality) serta
mengendalikan biaya (cost containment).
Salah satu manfaat asuransi adalah fungsi penggantian kerugian baik
sebagian maupun sepenuhnya sehingga keluarga atau perusahaan dapat
bertahan hidup walaupun yang bersangkutan terkena musibah. Dengan
demikian asuransi dapat mempertahankan dan memperkokoh stabilitas sosial
dan sejenisnya.
3.2 Saran
Biaya medis terus meningkat dari tahun ke tahun. Data menunjukan rata-
rata biaya untuk pemeliharaan kesehatan jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan biaya pembelian alat kesehatan dan biaya melakukan tes kesehatan.
Dengan demikian, memiliki asuransi kesehatan memungkinkan kita hidup
semakin hari semakin baik, dengan ketenangan pikiran tanpa khawatir
keuangan terganggu akibat biaya kesehatan yang semakin tinggi.
16
DAFTAR PUSTAKA
17