Bab Ii
Bab Ii
id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kolaborasi dalam layanan bus rapid transit di Kota Surakarta. Adapun teori yang
digunakan pada penelitian ini yakni teori kolaborasi, pelayanan publik, ukuran
keberhasilan kolaborasi, dan bus rapid transit. Dalam bab ini juga dijelaskan
oleh penulis dan dijelaskan kerangka berfikir sebagai dasar jalannya penelitian ini.
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
dan garba rujukan digital. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa
jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis dapat dilihat dalam tabel
commit to user
1
Tabel 2. 1
Matriks Kajian Penelitian Terdahulu
1. How does Wang, H., Xiong, • Pemerintah bekerja sama dengan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
public-private W., Yang, L., Zhu, perusahaan swasta dalam operasi dengan jenis data yang digunakan adalah
collaboration D. and Cheng, Z.. sepeda, kontrol lalu lintas, rencana kombinasi antara data primer dan data
reinvent? A (2020). Cities, Vol. parkir sepeda, dan banyak aspek lain sekunder, berupa semi-terstruktur
comparative 96 . dari sistem. Pemerintah dan wawancara, catatan rapat, laporan resmi,
analysis of perusahaan adalah mitra dalam dokumen kebijakan, media berita, dan bahan
urban bicycle- menyediakan layanan bicycle- tertulis lainnya.
sharing policy sharing. Persamaan
diffusion in • Hubungan kerja sama formal • Menjelaskan pentingnya kolaborasi
China membuat implementasi proses antara pemerintah dengan pihak swasta
reinvention lebih lancar. dalam menyediakan layanan transportasi
publik.
Perbedaan
2
• Menjelaskan tata kelola kolaboratif dan
hasil reinvention kebijakan untuk tujuan
perbandingan tanpa menjelaskan proses
kolaborasi.
2. The Qualities Hrelja, R.; • Kolaborasi disebut menjadi Penelitian ini menggunakan metode studi
Needed for a Pettersson, F.; pergeseran bertahap, mulai dari literatur karena kurangnya studi yang sesuai
Successful Westerdahl, S. siatuasi dimana hasil yang secara analitik transportasi umum.
Collaboration: (2016). diinginkan tidak mungkin dicapai Pengumpulan data dengan menggunakan data
A Contribution Sustainability, Vol. secara terpisah sehingga kolaborasi sekunder, berupa dokumen, dan lain-lain.
to the 8, 542. diperlukan (aksi bersama kondisi)
Persamaan
Conceptual untuk pindah ke tahap dimana
• Menjelaskan pentingnya kolaborasi
Understanding masalah dijelaskan dan tujuan
antara pemerintah dengan pihak swasta
of bersama dibagikan (nilai primer).
dalam menyediakan layanan transportasi
Collaboration Langkah perantara (nilai sekunder)
publik.
for Efficient diperlukan untuk mendorong
Public kepercayaan, saling pengertian, dan Perbedaan
Transport meningkatkan keterlibatan.
3
• Menjelaskan konseptual kualitas
kolaboratif tanpa menjelaskan proses
kolaborasi.
3. Multi-level Wijaya, S., Imran, • Faktor kontekstual berupa lokal Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
policy tensions M., & McNeill, J. kepemimpinan politik dan organisasi deskriptif. Data diperoleh dari wawancara
in Bus Rapid (2017). masyarakat dinilai penting dalam mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Transit (BRT) Transportation memfasilitasi atau mengurangi Persamaan
development Research proyek transportasi. • Menjelaskan pentingnya kolaborasi
in low-income Procedia, Vol. 25, • Hasil proyek BRT di Bandung dan antara pemerintah dengan pihak swasta
Asian cities 5104-5120. Surabaya berbeda karena peran dalam menyediakan layanan transportasi
sosial-politiknya aktor di kedua kota. publik.
Pemerintah pusat mengendalikan Perbedaan
kebijakan dan perencanaan • Menjelaskan pengaruh faktor sosial dan
transportasi melalui pendanaan. politik yang memfasilitasi atau
Namun, dalam hal perencanaan dan mengambat proyek BRT di Bandung dan
implementasi proyek, peran Surabaya tanpa menjelaskan proses
pemerintah pusat perlahan-lahan collaborative governance.
berkurang. Hal tersebut disebabkan
4
oleh fleksibilitas dalam menilai
peran organisasi pemerintah dan
aktor lain di tingkat yang berbeda.
4. Collaborative Mutiarawati, T. • Masing-masing stakeholders selain Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Governance (2017). Jurnal menjalankan kegiatan kolaborasi deskriptif. Data diperoleh dari wawancara
dalam Wacana Publik, bersama, juga melakukan peran dan mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Penanganan Vol. 1 No. 2, 48- program kegiatan masing-masing Persamaan
Rob di 62. dalam rangka menyukseskan • Menjelaskan pentingnya kolaborasi yang
Kelurahan program perbaikan infrastruktur dilakukan oleh para stakeholders dalam
Bandengan akibat rob. penanganan suatu permasalahan.
Kota • Berdasarkan analisa 8 faktor Perbedaan
Pekalongan pengukur keberhasilan kolaborasi • Menjelaskan faktor keberhasilan
oleh De Seve bahwa penanganan rob kolaborasi dan hambatan tanpa
di Kelurahan Bandengan masih menjelaskan proses kolaborasi.
belum maksimal dilihat dari
kurangnya kepercayaan diantara
partisipan, belum adanya kejelasan
governance, tidak seimbangnya
pembagian
5
akuntabilitas/responsibilitas dan
kurang terpenuhinya akses sumber
daya.
5. Collaborative Wibowo, A. N. F. • Tahap trust building terjadi konflik Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Governance A. (2020). Syntax internal BLU UPTD Trans deskriptif. Data diperoleh dari observasi,
dalam Literate; Jurnal Semarang, dimana sebagian pihak wawancara, dan dokumentasi.
Pelayanan Ilmiah Indonesia menolak melaksanakan kebijakan Persamaan
Transportasi Vol. 5 No. 3. pimpinan. • Menjelaskan proses collaborative
Publik (Study • Tahap shared understanding terjadi governance dan pentingnya kolaborasi
BRT Trans ketidaksesuaian antara keinginan yang dilakukan oleh para stakeholders
Semarang) operator dengan kebijakan yang dalam pelayanan bus rapid transit.
ditetapkan oleh BLU UPTD Trans
Semarang. Perbedaan
• Faktor-faktor yang menghambat • Lokasi penelitian
kolaborasi dalam pelayanan
transportasi publik ini adalah faktor
budaya dan faktor institusi.
6
6. Collaborative Furqoni, I., • Kehadiran multi-stakeholder Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Governance in Rosyadi, S., & membuat output kegiatan yang dengan pendekatan fenomenologis. Data
Corporate Isna, A. (2019). dilakukan cukup bervariasi. Ini diperoleh dari wawancara mendalam,
Social Jurnal Bina Praja: adalah salah satu manfaat dari observasi, dan dokumentasi.
Responsibility Journal of Home pendekatan kolaboratif untuk Persamaan
Forum in Affairs memperkenalkan berbagai jenis • Menjelaskan proses kolaborasi dan
Banyumas Governance, 11(2), konsep yang menjembatani suatu pentingnya kolaborasi yang dilakukan
Regency 209-217. proses, terutama antara sektor publik oleh para stakeholders dalam
dan swasta, dimana beragam penanganan suatu permasalahan.
kepentingan dan kebutuhan dapat Perbedaan
diselesaikan melalui dialog dan • Menjelaskan tata kelola CSR dalam
proses kolaboratif. perspektif tata kelola kolaboratif.
• Tata kelola SATRIA CSR Forum di
Kabupaten Banyumas dalam
perspektif pemerintahan kolaboratif
menunjukkan tahap yang baik tetapi
belum berjalan optimal.
Sumber data diolah
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya banyak penelitian yang telah
Yang, Zhu, & Cheng, 2020); (Hrelja, Petterson, & Westerdahl, 2016); (Wijaya,
Imran, & Jeffrey, 2017); (Furqoni, Rosyadi, & Isna, 2019); (Wibowo, 2020);
penelitian terdapat perbedaan dari segi bahan kajian, lokasi, maupun jenis
penelitian. Dari penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, penelitian ini memiliki
kegagalan kolaborasi pada periode 2010-2019 karena dirasa belum tepatnya proses
collaborative governance dalam layanan bus rapid transit di Kota Surakarta dengan
penggunaan teori yang berbeda pula, yaitu menggunakan 5 (lima) komponen proses
kolaborasi menurut Ansell & Gash (2007) yaitu face to face dialogue, trust
Balogh (2012) yaitu principled engagement, shared motivation, and capacity for
dengan penggunaan teori De Seve (dalam Sudarmo, 2011) yaitu network structure,
access to resources. Dalam penelitian ini lebih terfokus pada pelaksanaan secara
commit to user
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gagalnya kolaborasi.
B. Tinjauan Pustaka
Pada sub bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Teori yang digunakan yaitu kolaborasi, pelayanan publik, ukuran
keberhasilan kolaborasi, dan bus rapid transit. Adapun diuraikan sebagai berikut:
1. Kolaborasi
stakeholders untuk mengelola sumber daya yang sama, yang sulit dicapai
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bersama.
kemasyarakatan.
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh satu pihak saja. Emerson dkk juga mengemukakan terdapat
berkonsultasi,
manajemen publik.
commit to user
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Dinamika kolaborasi
a. Keterlibatan berprinsip
tujuan bersama.
commit to user
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Motivasi bersama
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Tindakan kolaborasi
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Eksplorasi
peninjauan opini.
2. Formasi
dikembangkan.
3. Tumbuh
dan implementasi.
4. Dewasa
5. Akhir
commit to user
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada tahap terakhir ini, kolaborasi sudah bekerja secara ideal dan
berikut:
Seperti yang dijelaskan oleh Ansell & Gash (2007: 551) bahwa
commit to user
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
stakeholders.
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
transit di Kota Surakarta, penelitian ini menggunakan teori dari Ansell &
dengan jelas dan akurat. Pemilihan teori ini dikarenakan indikator yang
2. Pelayanan publik
masayarakat.
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
setiap warga negara atas jasa, barang, dan/atau pelayanan administratif yang
1. Transparansi
mengerti.
2. Akuntabilitas
peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional
commit to user
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
efektivitas.
4. Partisipatif
5. Kesamaan Hak
1. Responsivitas / Responsiveness
2. Responsibilitas / Responsibility
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Akuntabilitas / Accountability
masyarakat.
111) terdapat 8 (delapan) indikator yang bisa dijadikan tolak ukur dalam
yaitu:
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Purpose
Participants
commit to user
23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Accountability/Responsibility
24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bus, dan sistem informasi yang baik bagi penumpangnya. BRT secara
yang menekankan prioritas dan mobilitas yang cepat, nyaman, dan efektif
(Wright, 2006).
Hal ini sejalan dengan peraturan Pasal 139 UU No. 22 Tahun 2009
orang dan/atau barang. Baik itu antar kota, antar provinsi, dan wilayah
kabupaten/kota.
a. Running ways (jalur untuk bus), ada tiga jenis jalur bus, yaitu
commit to user
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BRT.
Program Batik Solo Trans (BST). Nama “Batik Solo Trans” sendiri dipilih
September 2010 yang diresmikan oleh Walikota Kota Surakarta pada saat
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BUMN yaitu Perum DAMRI dan pihak swasta yaitu PT. Bengawan
Solo Trans. PT. Bengawan Solo Trans sendiri merupakan gabungan dari
5 PO Bus di Kota Surakarta yaitu, PO. Nusa, PO. Surya Kencana, PO.
Sejak 25 Februari 2014, Bus Rapid Transit di Kota Surakarta atau yang
biasa disebut Batik Solo Trans (BST) telah memiliki 8 koridor. Adapun
C. Kerangka Berpikir
28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Rapid Transit (BRT). Dan juga merujuk dari Undang-Undang No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Pasal 139 merupakan kewajiban bagi
sistem transportasi umum berupa Bus Rapid Transit (BRT) sebagai solusi untuk
mengurai kemacetan.
Bus Rapid Trans di Kota Surakarta yang bernama Batik Solo Trans, dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan Perum DAMRI dan PT. Bengawan Solo
dapat berdampak pada pelayanan Batik Solo Trans. Dari permasalahan tersebut
kegagalan kolaborasi dalam program Batik Solo Trans, maka penulis menggunakan
teori proses collaborative governance yang dikemukakan oleh (Ansell & Gash,
commit to user
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keberhasilan Kolaborasi
menurut De Seve
(dalam Sudarmo, 2011):
1. Network structure
2. Commitment to a common
Collaborative Governance purpose
menurut (Ansell & Gash, 2007): 3. Trust among the
participants
1. Face to face dialogue 4. Governance
2. Trust building 5. Access to authority
3. Commitment to process 6. Distributive
4. Shared understanding accountability/responsibility
5. Intermediate outcomes 7. Information sharing
8. Access to resources
commit to user
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31