Anda di halaman 1dari 4

Buletin Profesi Insinyur 0(0) (2018) 000–000

Desain Corbel Pada Desain konsol pendek (corbel) pada Pembangunan


Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo
Pembangunan Gedung Tarakan. Corbel ini sebagai tumpuan struktur crane
berjalan yang akan digunakan untuk mengangkat
Laboratorium Teknik peralatan dan sampel pengujian dengan kapasitas
Universitas Borneo Tarakan corbel 100 kN. Pada konsol pendek (corbel) terjadi
perubahan geometri struktur secara mendadak serta
dengan Strut And Tie Model pada umumnya menerima beban terpusat, sehingga
dalam perancangannya memerlukan ketentuan-
Azis Susanto ketentuan khusus seperti tercantum dalam standar ACI
318-02 yaitu Strut and Tie Model. Dari hasil desain,
Penulis lahir di Tasikmalaya pada dimensi konsol pendek (corbel) penjang 50 cm, lebar 30
7 Februari 1974. Sarjana Teknik cm, tinggi tepi kolom 50 cm dan tinggi ujung 25 cm,
diselesaikan pada 1998 di Universitas dengan mutu beton K-250 dan mutu baja fy 390 MPa.
Islam Indonesia Yogyaarta. Mendapatkan Sedangkan bearing plate diemensi 20 cm x 30 cm x 1 cm.
gelar S2 pada tahun 2005 dari UGM
Yogyakarta. Sejak tahun 2001 sampai Tulangan tarik utama (BA dan BC) digunakan 3D19 dan
sekarang menjadi dosen di PS Teknik Sipil tulangan tarik AD 2D10. Tulangan hoops menggunaan
Universitas Borneo Tarakan bidang 2D10 diletakan diarea 2/3 defektif (30 cm). Kontrol
keahlian Struktur. terhadap lebar minimal strut dan tegangan strut pada
zaiss_ub@borneo.ac.id batang tekan dan daerah nodal aman.

www.bpi.ulm.ac.id

Pendahuluan
Pada tahun 2011, dalam rangka pengembangan
SARPRAS di Universitas Borneo Tarakan diadaan
kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo
Tarakan, yang peruntukannya dikhususkan untuk
Laboratorium Teknik Sipil yang terdiri dari Laboratorium
Mektan, Laboratorium Hidro, Laboratorium Jalan dan
Laboratorium Bahan dan Struktur serta ruang
perkuliahan teknik sipil dan ruang penunjang lainnya.
Gambar Denah, view 3D dan Realaisasi Pembangunan
Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Gambar 2. View 3D Laboratorium Teknik UBT
Tarakan disajikan pada Gambar 1, Gambar 2 dan
Gambar 3.

Gambar 3. Realisasi Laboratorium Teknik UBT

Untuk kebutuhan pengangkatan alat dan sempel


pada pengujian struktur diperlukan crane yang mobile,
sehingga pada DED Gedung Laboratorium Teknik
Universitas Borneo Tarakan direncanakan dudukan rel
crane yang berupa konsol pendek (corbel) yang mampu
menahan beban 100 kN. Gambar realisasi konsol
Gambar 1. Denah Laboratorium Teknik UBT
pendek (corbel) di Laboratorium Teknik UBT disajikan
pada Gambar 4.

BPIULM, 2017, 00, 1-4 | 1


Buletin Profesi Insinyur 0(0) (2018) 000–000

Data material:
Mutu beton = K250 (fc’ = 20,75 MPa)
Mutu baja, fy = 390 MPa
Konsol Pendek
Dia. tul. pokok = 16 mm
(Corbel) Dia. tul. hoop = 10 mm
Bearing plate = lebar 200 mm, panjang 300 mm
tebal 10 mm.
Data beban ultimit:
Beban vertikal, VU = 100 kN
Beban horisontal, HU = 20 kN (20% beban vertikal)
Langkah-Langkah:
Langkah – langkah dalam mendesain dan menganalisis :
1. Menentukan daerah B dan D dari struktur
2. Menentukan dimensi bearing plate
Kuat desak efektif yang diijinkan adalah :
Vu
  fcu  0,85  n fc ' ................. (Rumus 1)
Aplt
Gambar 4. Corbel di Laboratorium Teknik UBT 3. Memilih dan menentukan Strut-And-Tie Model
Salah satu cara menentukan STM yakni dari trayektori
Keseimbangan gaya-gaya dalam akibat lentur pada tegangan utama diperoleh dari program SAP 2000
beton secara umum diperoleh dari disrtibusi regangan dengan mengacu pada STM standard yang sudah ada.
berdasarkan hukum Bernoulli dan Navier yang 4. Menghitung gaya-gaya batang dengan metode titik
menyatakan bahwa sampai batas tegangan lelehnya, buhul atau program SAP 2000.
regangan akan terdistribusi secara linier dan nol pada 5. Kontrol tegangan pada titik-titik nodal
garis netral. Akibat adanya gangguan dari gaya terpusat  Titik nodal type CCT : Batang tarik dianker pada
dan/atau perubahan geometri struktur maka distribusi titik nodal tersebut, sehingga harus dipenuhi
regangan menjadi tidak lagi linier. Daerah-daerah yang syarat:
tidak sesuai dengan prinsip Bernoulli dan Navier ini Fu = fcu x b x Wt =  (0,85 x n x fc’) b x Wt
disebut daerah D (Discontinuity) dan tidak dapat .... (Rumus 2)
dirancang berdasarkan metoda yang berdasarkan pada dengan faktor tipe nodal (n):
prinsip tersebut. Model yang rasional, dianggap cukup CCC  n : 1,0 jika titik nodal yang
sederhana dan cukup akurat untuk mendesain daerah D dikelilingi batang desak
adalah pendekatan melalui “STRUT-and-TIE-Model”. (strut) dan bearing area.
Pada konsol pendek (corbel) terjadi perubahan CCT  n : 0,8 jika titik nodal memiliki satu
geometri struktur secara mendadak serta pada batang tarik (tie).
umumnya menerima beban terpusat, mengakibatkan CTT  n : 0,6 jika titik nodal memiliki lebih
pada daerah sekitar konsol pendek (corbel) tidak linier dari satu batang tarik (tie).
(daerah D) sehingga dalam perancangannya  Batas tegangan pada batang-batang desak (strut),
memerlukan ketentuan khusus seperti tercantum harus dipenuhi syarat:
dalam ACI 318-02.  fcu =  (0,85 x s x fc’) ............ (Rumus 3)
Metode dengan faktor tipe strut ( s):
s : 1,0 jika strut prismatic-shape.
Data: s : 0,75 jika strut botle-shape dengan
Data geometrik: tulangan melintang.
b kolom = 60 cm s : 0,6 jika strut botle-shape tanpa
h corbel = 50 cm tulangan melintang,  faktor
h ujung menggunakan beton ringan.
corbel = 25 cm s : 0,4 jika strut di dalam daerah-
L corbel = 25 cm daerah sayap tarik.
s : 0,6 jika strut untuk kasus-kasus lain.
ws = Fu/( fcu x b) ................Rumus 4)
6. Perhitungan kebutuhan baja tulangan :
As = Fu / (fy (Rumus 5)
dan n = As / (1/4 D2) ................... (Rumus 6)
7. Kontrol persyaratan tulangan minimum, Luas tulangan
minimum yang disyaratkan ACI untuk tulangan
sengkang atau tulangan pengikat adalah :
Gambar 5. Geometrik Corbel Asmin  0,5  As  An  , ......... (Rumus 7)

BPIULM, 2017, 00, 1-4 | 2


Buletin Profesi Insinyur 0(0) (2018) 000–000

Dimana Menentukan sistem rangka batang berdasaran


An = luas tulangan untuk melawan gaya tarik Nuc trayektori tegangan pada konsol pendek (corbel).
 N 
Asmin  0,5  As  An   0,5  As  uc 
  fy 
..... (Rumus 8)
ACI mensyaratkan tulangan pengikat diletakkan
sampai sejarak 2/3d.
8. Kontrol terhadap retak (crack):
vi sini  0,003 ............... (Rumus 9)

Hasil Perhitungan Desain


1. Pelat landasan (bearing plate), dimensi
200 mm x 300 mm x 10 mm
Dengan menggunakan Rumus 1, maka tegangan yang Gambar 6. Menentukan sistem rangka batang
terjadi pada pelat landasan (bearing plate) akibat beban berdasarkan trayektori tegangan
Vu = 100 kN sebesar 1,667 MPa, tegangan ijin pada 3. Menghitung blok tekan beton (a) dan gaya batang
permukaan corbel di bawah pelat landasan dengan
600 275
n = 0,80 dan  = 0,75 adalah 10,583 MPa (aman).
Vu=100 kN
2. Pemodelan FEM Pada Konsol Pendek (Corbel)
Hu=20 kN
B s = 50
C
2 1
def =
450
Garis Kerja
A 2 Resultan Gaya
A'

D D'
a/2
s = 50
a Gambar 7.
0,85 fc' Rangka batang

TA
Gambar 4. Finite Element Modelling, Meshing area
pada struktur konsol pendek (corbel) NDD'
Menghitung blok tekan beton (a) dan gaya NDD’, yaitu
Hasil analisis Finite Element Method dari program SAP
dengan menghitung tegangan di nodal D menggunakan
2000 diperoleh trayektori tegangan utama sebagai
Rumus 2 dan gaya tekan NDD’ (gaya tekan NDD’
berikut dengan SMAX mewakili tegangan tarik dan SMIN
diperoleh dari MA = 0), maka didapat tegangan di
mewakili tegangan tekan. Dari tegangan prinsipal SMAX
nodal D = 10,583 MPa, blok tekan beton (a) = 37,04 mm
dan SMIN diperoleh resultante dari kedua tegangan
dan gaya tekan NDD’ = 177,6 kN.
tersebut (Gambar 5), dapat dilihat pada beberapa
Selanjutnya gaya batang dapat dihitung dengan metode
bagian terjadi penyebaran tegangan yang discontinuitas.
titik buhul, hasil perhitungan gaya batang disajikan pada
Tabel 1.

Tabel 1. Hasil perhitungan gaya batang


Batang CD CB BD BA DA DD'

Gaya Batang (kN) -120,62 87,45 -191,18 170,00 20,00 -270,00

Jenis Strut Tie Strut Tie Tie Strut

4. Menghitung kebutuhan tulangan


Dari gaya batang tarik (tie) pada Tabel 1, dengan
menggunakan Rumus 5 dan Rumus 6, maka kebutuhan
tulangan dapat dihitung. Kebutuhan tulangan disajikan
pada Tabel 2.

Gambar 5. Trayektori tegangan SMAX dan SMIN corbel


(Pemodelan SAP2000)

BPIULM, 2017, 00, 1-4 | 3


Buletin Profesi Insinyur 0(0) (2018) 000–000

Tabel 2. Kebutuhan tulangan 8. Kontrol terhadap retak (crack)


Dari perhitungan menggunakan Rumus 9, nilai
Batang CB BA DA
vi sin i = 0,007 > 0,003, dengan demikian struktur
Gaya Batang (kN) 87,45 170,00 20,00 corbel aman dari retak.
Kebutuhan Tulangan
2 298,97 581,20 68,38
(mm )
Digunaan 2 D 16 3 D 16 2 D 10
Detailing

Untuk tulangan batang CB dipakai 3D16 disamakan


dengan tulangan BA yang merupakan tulangan utama,
sehingga dalam pemasangan tulangan CB dibuat
menerus (dilengkungkan) ke batang BA, sedangkan
tulangan DA menggunakan 2D10.
5. Menghitung lebar minimum batang strut dan
tegangan strut
Dari gaya batang tekan (strut) pada Tabel 1, dengan
menggunakan Rumus 2, maka lebar minimum strut
dapat dihitung. Kebutuhan lebar minimum batang strut
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Lebar minimum batang strut cek tegangan
batas

Batang Strut CD BD DD' Gambar 8. Detailing corbel Laboratorium Teknik UBT


Gaya batang strut (kN) 120,62 191,18 270,00
Lebar minimum strut, w
40,53 64,23 37,04
Kesimpulan
(mm)
Diambil lebar minimum
Dari hasil desain konsol pendek (corbel) DED
64,23 37,04 Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan dapat
strut, w (mm)
disimpulkan sebagai berikut:
Tegangan batas pada batang strut CD dan BD dihitung
1) Dimensi konsol pendek (corbel) penjang 50 cm,
dengan Rumus 3 dimodelkan sebagai botle shape
lebar 30 cm, tinggi tepi kolom 50 cm dan tinggi
dengan tulangan melintang (s = 0,75 dan Ø = 0,75),
ujung 25 cm, dengan mutu beton K-250 dan mutu
didapat tegangan strut sebesar 9,921 MPa. Untuk
baja fy 390 MPa. Sedangkan bearing plate diemensi
tegangan batas strut kondisi lain (s = 0,60 dan Ø = 0,75)
20 cm x 30 cm x 1 cm.
sebesar 7,937 MPa. Kedua tegangan ini lebih kecil dari
2) Tulangan tarik utama (BA dan BC) digunakan 3D19
tegangan ijin  fcu = 10,583 MPa, kondisi ini menunjukan dan tulangan tarik AD 2D10. Tulangan hoops
tegangan pada strut aman. menggunaan 2D10 diletakan diarea 2/3 defektif (30
6. Kontrol daerah nodal cm).
Sebagai kontrol lebar daerah tegangan tekan minimum 3) Kontrol terhadap lebar minimal strut dan tegangan
di daerah nodal akibat batang tie, lebar daerah tekan strut pada batang tekan dan daerah nodal aman.
daerah nodal tersedia 2 s = 2 x 50 mm = 100 mm. Rumus
2, maka lebar minimum strut daerah nodal dapat Ucapan Terimakasih
dihitung. Lebar strut daerah nodal disajikan pada Tabel
4. Penulis mengucapkan terimakasih kepada H.
Ramadhan Noor, ST. sebagai direktur CV. Mitra Utama
Tabel 4. Lebar minimum strut daerah nodal dan Konsultan (konsultan perencana) yang telah
kontrol memberikan kepercayaan kepada saya sebagai
Batang Strut Node B akibat tie BC Node B akibat tie BA konstruktor dalam perencanaan DED Gedung Lab.
Lebar minimum strut, w
Teknik Tahun 2011.
27,55 53,55
(mm)
Lebar strut tersedia, 2 s Referensi
100,00 100,00
(mm)
ACI 318 – 2002 , “Building Code Requirements for Structural
Kondisi Aman Aman
Concrete”, ACI, Farmington Hills Mi., 2002
7. Perencanaan Tulangan Sengkang Hoops ACI SP-208, “Examples for The Design of Structural Concrete
Tulangan minimum hoops dihitung menggunakan with Strut and Tie Models” ACI, Farmington Hills Mi.,
Rumus 8, dari perhitungan diperoleh luas tulangan 2002
minimum hopps 166,95 mm2, digunakan tulangan hoops Sulistyo.D., “Strut-And-Tie Model Pada Perancangan
2D10 yang dipasang sepanjang 2/3 dari defektif (2/3 x Struktur Beton”, Bahan Kuliah Topik Spesial, Struktur,
450 = 300 mm). Pasca Sarjana, Gadjah Mada, 2004

BPIULM, 2017, 00, 1-4 | 4

Anda mungkin juga menyukai