Disusun Oleh:
1.Yusuf Ilham Haqiqi
(23AA10020)
2.Nur Hidayat
(23AA1….)
3.Zaimul Mahmud Al-Fauzi
(23AA10004)
4.Azhar Luqmanul Hakim
(23AA10009)
PEMBAHASAN
Imam al-Ghazali sebagai filsuf Muslim menurut Ali mulai menggemari dunia
filsafat sejak dari usianya masih sangat muda.
Menurut Al-Ghazali negara adalah lembaga yang penting, tidak hanya bagi
berjalannya aktivitas ekonomi dari suatu masyarakat dengan baik, tetapi juga
untuk memenuhi kewajiban sosial sebagaimana yang diatur oleh wahyu. Al-
Ghazali menyatakan bahwa: ”negara dan agama adalah tiang-tiang yang tidak
dapat dipisahkan dari sebuah masyarakat yang teratur. Agama adalah fondasinya,
dan penguasa yang mewakili negara adalah penyebar dan pelindungnya; bila salah
satu dari tiang ini lemah, masyarakat akan ambruk.”Al-Ghazali menambahkan
bahwa ketidakmampuan manusia untuk memenuhi sendiri semua kebutuhannya
mendorongnya untuk hidup dalam masyarakat yang beradab dan kerja sama.
Namun, kecenderungan seperti ini, persaingan dan egoisme dapat menciptakan
konflik. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan bersama untuk mengurangi
kecenderungan itu. Untuk itu, maka peran negara sangat esensial adalah untuk
menjaga orang-orang agar hidup bersama secara harmonis dan dalam kerja sama
lain dalam mencari penghidupan. Negara harus berjuang untuk kebaikan
masyarakat melalui kerjasama dan rekonsiliasi.
7. Keuangan Publik
Dalam konteks keuangan publik, Al-Ghazali melihat dari dua sisi anggaran,
dari sisi pendapatan dan pengeluaran. Menurut Al-Ghazali pendapatan negara
seharusnya dikumpulkan dari seluruh penduduk, baik Muslim maupun non-
Muslim, berdasarkan hukum Islam. Namun, terdapat perbedaan dalam berbagai
jenis pendapatan yang dikumpulkan dari setiap kelompok. Menurut Al-Ghazali
hampir seluruh pendapatan yang ditarik para penguasa di zamannya melanggar
hukum. Oleh karena itu, para pembayar pajak seharusnya menolak untuk
membayar pajak serta menghindari hubungan dengan mereka. Lebih jauh, sistem
pajak yang sedang berlaku didasarkan atas adat kebiasaan yang sudah lama
berlaku, bukan berdasarkan hukum ilahi.
8. Utang Publik
Kekuasaan adalah salah satu nikmat Allah SWT yang Maha Mulia lagi Maha
Agung. Siapa yang menjalankan kekuasaan dengan benar ia akan mendapatkan
kebahagiaan yang tiada batasnya, dan tidak ada kebahagiaan sama sekali
selainnya. Sebaliknya, siapa yang lalai menjalankan kekuasaanya dengan tidak
benar ia akan terjerumus dalam celaka yang tiada taranya kecuali kufur kepada
Allah SWT (Shiddiq, 2020) yang diungkapkan Nabi Muhammad SAW dalam
sebuah hadis yang berisi tentang besarnya nilai dan serta bahayanya dari
kekuasaan adalah seperti berikut:
احب انىاس إنى ھلال تعانى واقزبھم إنیھ انسھطان انعادل وأبغضھم إنیھىأبعدھم مىھ انسھطان
انجائز
“Manusia yang paling dicintai Allah dan paling dekat dengan-Nya adalah seorang
penguasa yang adil. Sementara manusia yang paling dibenci oleh Allah dan paling
jauh dari-Nya adalah seorang penguasa yang zalim”.
Seorang penguasa janganlah merasa puas dengan dan berdiam diri melihat
suatu bentuk kezaliman, tetapi berikanlah edukasi terhadap para anak muda
temanteman, para pekerja serta para wakil penguasa. Jangan pernah anda rela
mereka berbuat zalim, karena anda pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas
kezaliman yang dilakukan terhadap mereka sebagaimana anda juga akan dimintai
pertanggungjawaban atas kezaliman anda.
Pada umumnya seorang penguasa itu bersikap sombong dan angkuh, dan dari
kesombongan inilah muncul kemarahan rakyat yang mendorong mereka menaruh
dendam. Marah adalah hantu, musuh, dan bahayanya akal. Jika marah
mendominasi seseorang sebaiknya mengarahkan segala sesuatu pada sifat
mengampuni, dan membiasakan berlaku murah serta memaafkan. Jika hal itu
sudah menjadi kebiasaan maka anda menyamai perilaku para wali dan Nabi Allah
SWT, akan tetapi jika anda suka melampiaskan kemarahan sebagai kebiasaan
maka anda menyamai serigala dan binatang.
7. Qonaah/tidak bermewah-mewahan
8. Lemah lembut
انھھم انطف بكم وال یھطف بزعیتھ وأعىق عھى كموال یعىق عھى رعیتھ
“Ya Allah, tolong perlakukan lembut setiap penguasa yang berlaku lembut kepada
rakyatnya, Sebaliknya, perlakukan kasar setiap penguasa yang berlaku kasar
kepada rakyatnya”.
9. Mencintai rakyat
Sedapat-dapatnya anda harus bersungguh-sungguh membuat rakyat anda
senang kepada anda karena anda menjalankan ajaran Syari’at. Nabi Muhammad
SAW bersabda terhadap para sahabatnya:
خیز أمتي انذیھ یحبىوكم وتحبىوھم وشز أمتي انذیھ یبغضىوكمىتبغضىوھم ویھعىىوكموتھعىىوھم
“Sebaik-baik ummatku ialah orang-orang yang mencintai kalian dan kalian juga
mencintai mereka. Dan seburuk-buruk ummatku ialah orang-orang yang
membenci kalian, dan kamu juga membenci mereka yang melaknati kalian dan
kalian jangan melaknati mereka”.