Anda di halaman 1dari 6

Ruang terbuka publik adalah ruang terbuka di luar bangunan yang dapat digunakan oleh setiap orang

dan memberikan kesempatan bagi timbulnya bermacam-macam kegiatan (Hakim, 2003). Ruang terbuka
publik di dalam sebuah kota sangat erat kaitannya dengan aktivitas/interaksi sosial masyarakat yang ada
di dalamnya. Ruang terbuka publik bukan hanya memberikan citra pada kota, namun juga harus dapat
menghargai masyarakatnya, yaitu dengan “keterbukaan” ruang publik itu sendiri. Ruang terbuka publik
seharusnya dapat dinikmati semua orang tanpa batasan sebagai tempat berinteraksi bagi komunitas
perkotaan. Kehadiran sebuah ruang publik di suatu kota akan memberikan dampak terhadap
masyarakat di sekitarnya. Pemanfaatan suatu ruang publik dapat dinilai keberhasilannya dengan
menggunakan berbagai parameter baik dari segi fungsi maupun perannya di dalam kota.

Ruang Terbuka (Open space) Ruang terbuka adalah suatu dasar dalam terbentuknya ruang terbuka dari
bangunan yang dapat dipergunakan secara umum dengan berbagai aktivitasnya.

Ruang terbuka berdasarkan kegiatan terdiri dari dua bagian yaitu: sebagai berikut

1) Ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dengan berbagai
aktivitas penggunanya;
2) Ruang terbuka pasif, yaitu ruag terbuka yang tidak mengandung kegiatan manusia. Untuk bentuk
ruang terbuka dibedakan menjadi dua yaitu bentuk memanjang (pedestrian, jalan dan lainnya), bentuk
cluster (lapangan, square, plaza dan lainnya).

STUDI KASUS RUANG TERBUKA

Alun-Alun Pancasila Salatiga


Alun-Alun Pancasila Salatiga yang merupakan ruang publik kota yang dimana berupa lapangan dan
taman dengan jalur hijau kota dan semua elemen lainnya. Menjadikan Alun-Alun Pancasila Salatiga
sebagai ruang publik kota tepatnya sebagai ruang terbuka publik kota yang menjadi tempat untuk
kegiatan masyarakat, rekreasi, olahraga, tempat upacara-upacara yang masih memberikan tujuan
pendidikan dan perlindungan pada nilai sejarahnya. Contoh dengan dibuatnya tugu Pancasila yang
menggambarkan pahlawan-pahlawan dan replika prasasri plumpungan. Dimana untuk open space di
kawasan ada yang ruang terbuka aktif (dipergunakan untuk aktivitas) dan ada juga ruang terbuka pasif
(dipergunakan untuk area hijau dan taman pasif)
Alun-Alun Wonosobo
Alun-alun Wonosobo merupakan tempat terbuka yang ada di pusat kota Wonosobo. Alun-alun
Wonosobo memiliki potensi yang cukup besar tidak hanya berupa tempat untuk mengadakan
pertemuan kegiatan adat-istiadat tetapi juga berpotensi sebagai pariwisata. Alun-alun Wonosobo
menempati posisi yang strategis karena terletak di pusat Kota Wonosobo

Alun-alun Wonosobo terletak di pusat kota Wonosobo dengan batas sebagai berikut : Sebelah Utara :
Jalan Merdeka Sebelah Barat : Jalan Pemuda Sebelah Timur : Jalan Sundoro Sebelah Selatan : Jalan
Kartini

Alun-Alun Karanganyar
Ruang terbuka di sekitar Alun-alun antara lain adalah alun-alun itu sendiri, taman kota, lapangan basket,
hutan kota, tanah kosong dan juga jalan raya (Gambar 7). Ruang-ruang terbuka ini sudah memenuhi
fungsi-fungsinya sebagai penyedia cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan; penyedia area rekreasi
dengan bentuk aktifitas khusus misal pada taman kota, alun-alun, lapangan basket, dan hutan kota;
pelindung fungsi ekologi kawasan, misal pada tanah kosong, taman kota dan hutan kota; pemberi
bentuk solid-void pada kawasan; dan sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan
(cadangan area pengembangan).
Area pedestrian (Pedestrian ways)

Area pedestrian adalah desain untuk perencanaan tata kota yang terkait dengan lingkungan kota serta
pola aktivitas untuk mendukung pejalan kaki. Menurut Ramadhan et al., (2018) yang menyatakan
pedestrian ways adalah area yang berupa jalur yang dipergunakan pejalan kaki untuk menjadi
penghubung dalam melakukan aktivitas di suatu lokasi.

Dalam perencanaan jalur pejalan kaki perlu memperhatikan


1) tingkat kenyamanan yang optimal;
2) jalur ditempatkan relatif jauh dari lalu lintas kendaraan;
3) keamanan untuk pengguna termasuk bagi penyandang disabilitas;
4) ditempatkan penerangan yang cukup;
5) menghindari hambatan-hambatan dan ketidaknyamanan terkait pedagang kaki lima di jalur
pedestrian;
6) mendesain jalur pejalan kaki yang teduh dengan pepohonan dan aman saat hujan turun agar tidak
licin;
7) system saluran air yang sesuai;
8) disediakan ramp yang memadai untuk penggunanya yaitu orang disabilitas.

STUDI KASUS PEDESTRIAN WAYS

Alun-Alun Pancasila Salatiga


Pedestrian yang ada di Alun-Alun Pancasila Salatiga memiliki lebar pedestrian yang berbeda- beda
tergantung pada posisi pedestrian tersebut. Untuk lebar pedestrian yang ada di sekitar lapangan Alun-
Alun Pancasila Salatiga memiliki lebar +2 meter, namun pada beberapa lokasi pedestrian ada yang
dipergunakan sebagai area pedagangn kaki lima. Untuk lebar pedestrian di Lapangan Alun-Alun
Pancasila Salatiga memiliki lebar + 5 meter dan pada area pedestrian di lapangan ini hanya
diperuntukkan untuk berjalan kaki yang bebas dari pedagang kaki lima. Disepanjang pedestrian terdapat
pendukung aktivitas pejalan kaki dengan adanya sarana komersial yang saling terhubung.

Alun-Alun Wonosobo
Jalan untuk pedestrian di tepi alun-alun menggunakan pavinng block dan batu. Selain untuk pengarah
jalan paving tersebut juga difungsikan sebagai bingkai dari ruang terbuka tersebut.
Alun-Alun Karanganyar
Jalur pedestrian di sekitar alun-alun Karanganyar sudah cukup baik namun masih terdapat beberapa hal
yang harus dibenahi untuk mencapai tingkat kenyamanan dan keamanan pengguna. Beberapa contoh
permasalahan pedestrian ways di kawasan Alun-alun Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 8.
Terdapat beberapa jalur pedestrian yang terputus akibat digunakan sebagai area parkir. Belum
tersedianya street furniture seperti kursi taman juga menyebabkan banyak pengunjung yang duduk dan
berkumpul di jalur pedestrian, ditambah dengan keberadaan PKL yang memenuhi jalur pedestrian,
sehingga mengganggu kenyamanan pejalan kaki.

Anda mungkin juga menyukai