RPP 116744
RPP 116744
Ornamen
RErshnathan Budi Prasetyo,
S.sn., M.sn.
211501041 211501063
01
ORNAMEN SULAWESI
BARAT
02
Pada umumnya setiap rumah tradisional baik rumah bangsawan maupun
orang biasa akan memakai ragam hias. Akan tetapi, ragam hias untuk rumah
bangsawan biasanya lebih banyak, baik dari segi kuantitas maupun variasi. Ragam
Pengertian
hias ditempatkan pada posisi yang lebih "terbuka" untuk dipandarg mata, seperti
pada atap, dinding, plafon dan sebagainya. Selain berfungsi sebagai hiasan (
omamen), ragam hias juga berfungsi sebagai identitas sosial. Pola dasar ragam
Ornamen Sulawesi Barat
hias umumnya bersumber dari alam sekitar manusia, seperti flora, fauna,
fenomena alail, agama dan kepercayaan. Kendati demikian, tidak semuanya. dapat
menjadi pola dasar ragam hias. Ragam hias yang terdapt pada rumah tradisional
Mandar dapat dipaparkan sebagai berikut.
03
Pola dasar ragam hias untuk rumah tradisional Mandar yang bersumber dari flora hanya
dijumpai satu jenis scja, yaitu sejenis kembang melati. Bunga putih itu hidupnya
1. Flora
menjalar dan merambat ke mana-mana tanpa putus. Bunganya harum dan sangat
disenangi orang. Pembuatan ragam hias dilakukm dengan cara mengukir papan
menggunakan pahat dan pisau se:elah diberi pola dari pensil.
Ragam hias bunga melati ini biasanya ditempatkan pada bagian rumah yang mudah
dilihat orang, seperti di dinding bagian depan dan bagian samping (kiri dan kanan)
rumah. Tepatnya di dinding bagian luar, baik di atas, di samping, dan di bawah jendela
atau di dinding Lego-Lego, baik di sisi kiri dan kanan, maupun pada bagian depan Lego-
Lego.
Ragam hias bunga melati yang ditempatkan di atas jendela, di atas penutup bubungan
dan pada ujung bawah atap, ukirannya muncul atau tembus pada kedua sisinya sehingga
dapat dilihat dari depan maupun belakang. Khusus di atas jendela dapat pula berfungsi
sebagai ventilasi. Sedangkan ragam hias yang ditempatkan pada dinding rumah dan lego-
lego, termasuk pada plafon ukirannya hanya timbul pada salah satu sisinya sehingga
hanya tampak dari arah depan saja. Ragam hias ini dapat ditemukan di rumah orang
bangsawan maupun orang biasa.
04
2. Fauna
Pola dasar ragarn hias yang bersumber dari fauna juga jurnlahnya hanya satu,
berbentuk seperti burung yang dalarn bahasa Mandar disebut manu-manu. Jenis burung
yang rnenjadi ragarn hias pada rurnah tradisional Mandar adalah jangang-jangang (burung
rnerpati). Burung tersebut dipelihara warga sehingga rnenjadi jinak dan sering bertengger di
rurnah-rurnah penduduk, walaupun bukan rurnah tuannya. Burung rnerpati sangat setia
pada pasangannya, ia tidak akan berpaling dan ganti-ganti pasangan. Hidupnya selalu
berkelompok dan sangat solider terhadap kelornpoknya, rukun dan darnai. Ia rnernberi
rnakna agar kehidupan keluarga pernilik rurnah rukun dan darnai. Selain itu, burung
senantiasa terbang ke angkasa, rnernberi makna agar si pemilik rurnah bersarna
keluarganya dapat terangkat derajat, harkat dan martabatnya. Ragarn hias ini dibuat dengan
cara diukir pada papan atau balok kayu sappuq (ulin), bayang dan bittti.
05
ORNAMEN SULAWESI
TENGAH
06
Di Sulawesi Tengah ragam hias atau ornamen yang ada
terdapat pada motif batiknya. Sebagai contoh, batik Sulawesi
Selatan memiliki motif-motif seperti Toraja, Bugis dan Makassar.
Pengertian
Batik Sulawesi Selatan umumnya menggunakan teknik
pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun tetap memiliki
Ornamen Sulawesi Tengah kekhasan sendiri. Sedangkan di Sulawesi Tengah rata rata
mendatangkan bahan baku tekstil batik dari Jawa, namun
pembuatan motifnya dilakukan oleh masyarakat pengrajin batik di
Sulawesi Tengah tepatnya di kota Palu dan motifnya sesuai
dengan ciri khas motif lokal Palu.
07
MOTIF
Sulawesi Tengah
08
ORNAMEN SULAWESI
TENGGARA
09
Seperti wilayah Indonesia lainnya, di Sulawesi Tenggara
khususnya daerah Tolaki Konawe dan Tolaki Mekongga di Kolaka
memiliki khasanah budaya khas. Kekhasannya tersebut
10
MOTIF
Sulawesi Tengah
11
ORNAMEN SULAWESI
UTARA
12
Sulawesi Utara memiliki motif ragamhias atau ornament yang
beragam salah satunya adalah motif khas Minahasa yaitu kubur
khas waruga yang merupakan budaya Minahasa yang sudah ada
Pengertian sangat lama. Menurut penelitian para arkeolog dari waruga sudah
ada sejak 400 tahun sebelum Masehi. Proses penentuan usia
Ornamen Sulawesi Utara waruga tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda
pertanggalan karbon, juga dengan membandingkan dengan usia
keramik-keramik tiongkok yang terdapat pada kubur tersebut.
Pada waruga didapati berbagai ragam hias yang khas, antara lain
adalah manusia kangkang dan motif pada batiknya.
13
14
MOTIF
“Ragam Hias pada Batik”
MOTIF
“Manusia Kangkang”
ORNAMEN SULAWESI
SELATAN
15
Setiap ukiran dan motif pada ragam hias Tana Toraja atau Tator memiliki nama
dan makna khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang
melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan
Pengertian Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja,
selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. Alam sering digunakan
Ornamen Sulawesi Selatan sebagai dasar dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan
geometri yang teratur. Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan
tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran
ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu
untuk membuat oranamen geometris.
16
-Sebagai pelengkap dalam upacara adat.
-Sebagai penghormatan terhadap leluhur.
-Sebagai pendidikan untuk melaksanakan ajaran leluhur.
FUNGSI
17
NILAI-NILAI
ORNAMEN
-Ekonomi
Beberapa jenis ukiran Toraja juga ada yang dijadikan sebagai komoditas yang
mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat.
-Pelestarian tradisi
Ukiran Toraja merupakan peninggalan leluhur yang berharga dan hingga kinimasih cukup terjaga. Keterjagaan
ukiran Toraja ini juga didukung oleh pelaksanaan upacara adat. Simbol Nilai ini tercermin dari penggunaan ragam hias yang
oleh masyarakat untuk perlambangan sesuatu.
-Kelas Sosial
Bagi masyarakat Toraja, memiliki ukiran dengan motif tertentu adalah sebuah kebanggaan dan menyatakan status sosial dalam
kehidupan.
18
JENIS-JENIS ORNAMEN
SULAWESI SELATAN
TATOR Masyarakat Toraja meyakini bahwa nama ini diambil dari nama
leluhur mereka yakni Limbongan yang diperkirakan hidup pada
“Neq Limbongan”
3000 tahun yang lalu. Sedangkan neq berarti “danau”. Dalam
pengertian masyarakat Toraja, limbongan berarti sumber mata air
yang tidak pernah kering sehingga menjadi sumber kehidupan.
Oleh karena itu, motif ukiran ini berbentuk aliran air yang memutar dengan
panah di keempat arah mata angin. Motif ini memiliki makna bahwa rejeki
akan datang dari 4 penjuru bagaikan mata air yang bersatu dalam danau
dan memberi kebahagiaan.
19
TATOR
“Paqbarre allo”
20
TATOR Kapuq artinya “ikatan” dan baka artinya “bakul” atau
“keranjang”. Motif ukiran ini menyerupai ikatan pada
“Paqkapuq Baka” penutup bakul (tempat menyimpan pakaian). Bagi
masyarakat Toraja yang dianggap sakral. Jika ikatan
bakul berubah, dipercaya bahwa ada yang mencuri
pakaian di dalamnya. Ukiran ini dimaknai sebagai
harapan agar keturunan senantiasa bersatu dan
senantiasa hidup damai dan sejahtera.
21
TATOR
“Paqkadang Pao”
22
Sulan berarti “sulam” atau lipatan seperti
tembakau sirih. Oleh karena itu, ukiran ini mirip
sulaman tembakau sirih dan dimaknai sebagai
lambang kebesaran bangsawan Toraja
TATOR
“Paqsulan Sangbua”
23
24
TATOR
“Paqbulu londong”
25
TATOR
“Paqtangko Pattung”
26
ORNAMEN
“PAQ ULUKARUA”
27
“PAQTANDU
K REQPE”
Tanduk reqpe berarti “tanduk yang menggelayut ke
bawah seperti ranting pohon yang keberatan buah”.
Ukiran yang menyerupai tanduk kerbau ini
melambangkan perjuangan hidup dan jerih payah
28
“PAQ
POLLOQ GAYANG”
29
Ulu artinya “bagian kepala”
dan gayang artinya “keris
emas”. Ukiran jenis ini
menyerupai bagian kepala
keris emas dan
melambangkan perjuangan
dalam mencari harta,
terutama emas.
30
31
32
“PAQ ULU Ulu karua berarti “kepala delapan” yang
mengacu pada mitos bahwa leluhur orang
KARUA” Toraja ada delapan 8 orang. Oleh Karena
itu, ukiran ini menyerupai angka 8 dan
melambangkan ilmu pengetahuan.
33
Seperti namanya Motif
Tator yang satu ini
berbentuk manik-manik,
hiasan tradisional Toraja.
Ukiran ini dimaknai
sebagai harapan agar
anak cucu Toraja selalu
hidup rukun.
“PAQ MANIK-MANIK”
34
“PAQ SEKONG
ANAK”
35
TATOR
“Paq Sekong Dibungai”
36
TATOR
“Paq Sepuq Torongkong”
37
“PAQ
SALAQBIQ
BIASA” Ukiran ini berbentuk pagar rumah yang terbuat
dari bambu. Hal ini dimaknai sebagai
perlambang sikap kehati-hatian dari segala
kemungkinan ancaman.
38
39
40
41
TATOR
“Paq Bokoq Komba Kaluaq”
“Paq Erong”
42
TATOR
“Paq Siborongan”
43
“PAQ Ukiran ini merupakan repersentasi
dari ilmu hitam dan kerbau. Ukiran ini
I”
44
TATOR
“Paq Doti Siluang II”
45
Ukiran ini berbentuk garis siku-siku
“PAQ serong yang berlapis-lapis, sebagai
representasi dari gerakan tari melipat
REOPO lutut. Bentuk ukiran ini biasa
ditemukan di dinding lumbung adat
SANGBUA” dan dimaknai sebagai semangat
kebersamaan dan gotong-royong.
46
ORNAMEN
“PAQ POLLOQSONGKANG”
48
Bentuk ukiran ini berupa
sebilah bambu yang dibuat
bersilang-silang dan
ujungnya runcing. Ukiran
jenis ini terdapat di rumah
adat Toraja dan dimaknai
untuk penangkal bahaya
“PAQ SALAQBIQ
DIBUNGAI”
49
ORNAMEN
PENGAPLIKASIAN
ORNAMEN
50
SULAWESI
SULAWESI
BANGUNAN
N
ORNAME
TRADISIONAL
52
ORNAMEN SULAWESISEBAGAI
HIASAN DANFURNITURE