Anda di halaman 1dari 8

RAGAM HIYAS SULAWESI

Tana Toraja tak hanya memiliki ritual budaya dan pemandangan alam yang luar biasa indahnya
tetapi juga memiliki sejumlah kekayaan seni rupa. Salah satunya yaitu ukiran. Kita bisa menjumpai
beragam ukiran/seni pahat ini di rumah adat Toraja (Tongkonan) atau juga beberapa hiasan dinding.

14239900781605533938

[/caption]

Setahu penulis ada 67 jenisukiran Toraja. Setiap ukiran ini mempunyai makna tersendiri. Penulis
memilih 10 ukiran yang menurutnya sarat akan makna yaitu
1.Ukiran Pa'tedong

[caption id="attachment_369078" align="aligncenter" width="280" caption="Pa"]

1423988278444645504

[/caption]

Dari 67 jenis ukiran Toraja, ukiran inilah yang paling sering digunakan. Ukiran ini biasa terlihat di
dinding kantor pemerintahan,digunakan sebagai hiasan dlm buku panduan MP3EI, bungkus kopi
bubuk, pernah juga terlihat sebagai hiasan dinding di beberapa sinetron,(mungkin ada krunya orang
Toraja).Namun, tahukan Anda apa makna filosofi yang terkandung pada ukiran ini.
Pa tedong berasal dari kata Tedong yang dalam bahasa Toraja berarti kerbau. Ukiran ini menyerupai
bagian muka seekor kerbau. Di Toraja, kerbau adalah binatang peliharaan yang utama dan sangat
disayangi.Bagi masyarakat Toraja, kerbau punya fungsi ganda yaitu sebagai emas kawin, sebagai
hewan pengolah sawah, alat transaksi dalam jual beli masyarakat Toraja, sebagai korban
persembahan kepada dewa atau leluhur dan lain-lain.

Makna filosofi dari ukiran ini yaitu:

1.Lambang kesejahteraan bagi masyarakat Toraja

2.Lambang kemakmuran dan lambang kehidupan orang Toraja dimana rumpun keluarga
diharapkan dapat menternakkan kerbau.

2.Ukiran Pa'kapu' Baka

[caption id="attachment_369079" align="aligncenter" width="350" caption="Ukiran Pa"]


1423988423356052589

[/caption]

Pakapu Baka artinya ukiran yang menyerupaisimpulan-simpulan penutup bakul dimana bakul sering
digunakan orang Toraja sebagai tempat menyimpan harta benda. Makna filosofi dari ukiran ini yaitu
sebagai tanda harapan agar keluarga senantiasa hidup rukun, damai sejahtera, bersatu padu
bagaikan harta benda yang tersimpan dengan aman dalam sebuah bakul
Ragam Hias Tenun Daerah NTB

Pada zaman dahulu daerah Nusa Tenggara Barat terdapat beberapa kerajaan kecil di Pulau
Lombok dan Kesultanan Sumbawa di Pulau Sumbawa bagian Barat dan Kesultanan Bima di
Pulau Sumbawa bagian Timur.

Sebelum Islam menyebar kedaerah ini, penduduk menganut kepercayaan anisme dan
dinamisme, dan setelah abad ke 16 Agama Islam masuk dari Jawa Timur dan kira-kira abat
ke 17 Bali kala penduduknya menganut Agama Hindu karena terdesak masuknya Agama
Islam mendarat di Pantai Barat Pulau Lombok dan diperkirakan pada beberapa dasawarsa
membangun kerajaan Hindu, sedangkan di Pulau Sumbawa yang berbeda kesultanannya
beragama Islam.

Dari sekelumit uraian tersebut diatas, faktor yang bersifat budaya diantaranya juga
mempengaruhi corak hasil tenun terutama yang dibuat oleh perajin pada masa itu sampai
sekarang. demikian juga dalam hal seni ornament tenunan terjadi perpaduan gaya dari
beberapa pengaruh mancanegara dan pengaruh antar daerah maupun bersifat local
menjadi corak ragam hias tenunan yang dimiliki oleh masyarakat daerah Nusa Tenggara
Barat.

Seni corak ragam hias yang memiliki nama pada masa itu antara lain berbentuk goemetris ,
bentuk hewan seperti burung merak, katak, cecak ,kuda, dan lain sebagainya.

Corak Tenunan daerah Nusa Tenggara Barat yang memilikin sangat kaya dengan motif
yang indah dan mempunyai ciri khas tersendiri seperti tenunan di Pulau Lombok yang
terkenal dengan motif Subhanale Konon seorang penenun saat itu merasa puas dengan
hasil tenunannya serta merta mengucapkan kalimah Subhanallah artinya Maha Suci Allah
( Tuhan Yang Mahaesa ) , akibat dipengaruhi ucapannya dan serta merta mengucapkan
kalimah tersebut suatu ungkapan kata yang menggumkan Allah. Sedangkan tenunan di
Pulau Sumbawa dengan motif Kre Alang Kabupaten Dompu ciri khas motif PAA dan
Kabuapten Bima dengan memiliki ciri khas motif : Nggoli sedangkan untuk tenunan ATBM (
Alat Tenun Bukan Mesin ), motif dan corak beragam mengikuti perpaduan geonometris ,
flora dan fauna yang terdapat didaerah Nusa Tenggara Barat
Ragam Hias Tenun Daerah NTB

Ragam hiyas papua

Selama ini ketika berbicara batik pasti selalu identik dengan kota Jogjakarta maupun daerah-
daerah di Jawa. Padahal, batik sebenarnya tidak hanya milik Jawa saja. Setiap daerah di
Indonesia sebenarnya memiliki kain tradisional masing-masing. Bahkan, sebenarnya Papua pun
memiliki batik yang tidak kalah menarik dengan batik-batik lainnya dari daerah-daerah di
Indonesia. Batik Papua dikenal dengan motif-motifnya yang unik. Motif dan ragam corak yang
diaplikasikan pada kain tersebut menggunakan motif-motif khas Papua yang mengambil unsur-
unsur budaya dan alam. Motif khas Papua tersebut tentu membuat batik ini terlihat indah dan
membuat siapapun yang memakainya akan terlihat semakin elegan dan anggun.
Batik khas Papua dikenal dengan warna-warnanya yang cerah. Padahal, selama ini batik selalu
identik dengan warna yang kalem dan cenderung gelap. Namun, hal ini sepertinya tidak berlaku
untuk batik khas Papua ini karena warna-warna yang digunakan adalah warna cerah serperti
merah, hijau, dan kuning. Dari segi motif, Anda akan menjumpai kebanyakan batik-batik tersebut
menggunakan corak panel, burung cenderawasih, motif khas suku Asmat dan orang papua. Selain
itu, kain yang digunakan juga memiliki kualitas yang tidak perlu diragukan. Namun, jika
dibandingkan dengan kain batik pada umumnya, batik dari Papua harganya cenderung lebih
mahal.

Jika pada batik Jogja dan Solo motif pada kain batiknya dibuat simetris, batik dari Papua justru
berlawanan. Perpaduan antara motif etnik khas Papua yang seringkali asimetris dengan warna-
warna cerah membuat batik ini terlihat lebih unik dan eksotis. Kain batik yang paling bagus dan
paling halus adalah yang menggunakan bahan sutra. Namun bahan ini tentu lebih mahal daripada
bahan-bahan kain batik lainnya. Salah satu motif unik pada batik khas Papua adalah motif kamoro.
Ini merupakan simbol patung berdiri. Sementara itu motif asmat adalah simbol patung kayu khas
suku Asmat. Sedangkan motif Sentani memiliki ciri-ciri gambar alur batang kayu yang dibuat
melingkar-lingkar dengan kombinasi dua warna atau hanya menggunakan satu warna.

Batik Papua dibedakan menjadi dua macam yaitu Batik Prada dan batik biasa. Batik prada ini
merupakan kain batik yang pada setiap motifnya divariasi dengan garis-garis emas. Motif yang
digunakan pun sangat beragam dan khas Papua. Sementara itu, batik biasa adalah batik yang
tidak menggunakan garis-garis emas. Dari segi harga, Batik Prada harganya lebih mahal daripada
batik biasa. Selain menggunakan kain sutra, masyarakat Papua kadang membuat kain shantung
untuk membuat batik khas Papua. Kain ini mirip dengan kain tissue, sutra, dan katun.

Anda mungkin juga menyukai