Anda di halaman 1dari 15

D

I
S
U
S
U
N

OLEH :
NAMA : SITI SARAH NADIA
KELAS : VII1
MAPEL : SENI BUDAYA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UPTD SMP NEGERI 1 PEUSANGAN
KECAMATAN PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN
TAHUN 2023
PENGERTIAN RAGAM HIAS FLORA
Flora artinya sekumpulan jenis-jenis tumbuhan. Adapun ragam hias flora adalah
karya seni yang dibuat terinspirasi dari objek gambar alam flora atau tumbuhan.
Penggambaran ragam hias flora dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara,
baik natural maupun stilisasi sesuai dengan konsep yang dimiliki senimannya.
Jenis ragam hias flora bisa ditemui di penjuru dunia, termasuk Indonesia, seperti di
batik, ukiran, kain sulam, kain tenun bordir, seni pewayangan, atau rumah
tradisional. Contoh ragam hias flora di antaranya adalah pepatran, keketusan,
keketusan wangga (bunga besar mekar dan berdaun lebar), keketusan bunga tuwung
(bunga terung berliku dan berulang), dan keketusan bun-bunan (tumbuhan menjalar
atau bersulur).
Teknik Menggambar Ragam Hias Flora
Dikarenakan setiap daerah memiliki ciri khas sendiri, untuk menggambar ragam hias
flora sebaiknya langkah pertama yang harus kamu lakukan yaitu menentukan daerah
mana yang akan kamu jadikan target untuk menggambar ragam hias.
Berikut ini langkah dan teknik gambar ragam hias flora yang dapat kamu lakukan
menurut Modul Seni Budaya SMP Kelas VII yang disusun oleh Kirno Widarso
(2020), yaitu:
 Cari daerah dan jenis tumbuhan yang dijadikan ragam hias untuk kamu gambar.
 Buatlah pola ragam hias dengan melihat ragam hias flora yang sebelumnya
sudah ditentukan.
 Gambarlah pola lanjutan dari ragam hias dan lanjutkan hingga terbentuk motif-
motifnya dengan jelas.
 Mewarnai ragam hias flora dengan warna yang sesuai dan menjadi simbol dari
flora tersebut.
Contoh Pola Ragam Hias Flora
Berikut ini beberapa contoh motif ragam hias flora dengan pola tumbuhan yang
beragam seperti bunga, daun, paku, dan lainnya. Terdapat pola yang digunakan untuk
menggambar motif ragam hias flora.
Perhatikan contoh gambar di atas! Gambar tersebut menunjukkan pola yang
digunakan, yaitu pengulangan motif flora yang dominan bunga dengan susunan yang
sama, mulai dari warna, bentuk, dan proporsi. Inilah yang membuat polanya
berbentuk simetris.
Sementara itu, ragam hiasnya menunjukkan jenis tumbuhan daun paku dengan
bentuk memanjang. Pola ragam hias flora ini dibuat dengan pengulangan susunan
yang berbeda dari warna, bentuk, dan ukuran, sehingga menciptakan pola asimetris,
tetapi dengan keseimbangan yang sama.
Ragam Hias dan Makna
Ragam hias setiap daerah di Indonesia berkembang sesuai dengan adat istiadat serta
kondisi lingkungan masyarakatnya. Berikut adalah ciri-ciri dan keunikan ragam hias
dari beberapa daerah di Indonesia.

1. Ragam Hias Papua

Ragam hias Papua yang diaplikasikan di batik mempunyai ciri khas, memilih warna-
warna yang cerah dan pola hias yang asimetris. Motif yang dipilih biasanya manusia
dan hewan. Makna simbolik yang terkandung pada beberapa motif Papua sebagai
berikut.
 Motif Cendrawasih menggambarkan kekayaan, keindahan, dan keanggunan
alam dan fauna Papua.
 Motif Asmat menggambarkan keunikan dan tradisi patung ukir kayu dari
masyarakat Papua.
 Motif Komoro menggambarkan kreativitas, semangat, dan keberanian penduduk
asli Papua.
 Motif Tifa Honai menggambarkan filosofi rumah khas masyarakat Papua yang
penuh kebahagiaan.
 Motif Prada menggambarkan kekayaan alam Papua, utamanya tambang
emasnya yang melimpah di Gunung Grasberg.
 Motif Totem menggambarkan para leluhur masyarakat Papua yang harus
dihormati.
Pada awalnya, corak dan motif batik Papua banyak dipengaruhi oleh gaya batik dari
Pekalongan karena perhitungan bisnis lebih menguntungkan. Batik motif dari Papua
diproduksi di Pekalongan, kemudian dikirim ke Papua dan diperdagangkan sebagai
batik Papua.
Batik Papua mulai berkembang sekitar tahun 1985 dan motif yang berkembang
merupakan perpaduan dua budaya antara Papua dan Pekalongan. Batik Pekalongan
dipadukan dengan motif ragam hias Papua yang kaya akan keanekaragaman. Batik
Papua hasil perpaduan dua budaya ini juga dikenal dengan julukan lain, yaitu Batik
Port Numbay. Batik Papua mempunyai keunikan tersendiri dari aspek motifnya,
karena dikembangkan dari kekayaan budaya dan keunikan alam Papua yang eksotik.

2. Ragam Hias Bali

Bali memiliki corak ragam hias yang sangat beragam baik ragam hias flora maupun
lainnya. Biasanya, ragam hias Bali pinggiran menggunakan motif hewan. Berikut
adalah motif ragam hias flora yang berasal dari Bali.
 Motif Batik Buketan berupa tanaman bunga yang tersusun sepanjang kain
dengan hiasan tambahan kupu-kupu, burung hong, bangau, dan juga sulur-
suluran yang menambah keindahan.
 Motif Merak Abyorhokokai menggambarkan keindahan burung merak sebagai
poros corak utama di kain dan dihiasi kelopak menyerupai bunga sakura.
 Motif Singa Barong menggambarkan seekor binatang yang tidak nyata yang
ditemukan dalam kehidupan nyata. Keajaiban wujud singa tersebut dapat dilihat
dari berbagai unsur yang merupakan penggabungan singa dan macan kata
barong banyak terdapat dalam kesenian yang berkembang di Jawa maupun di
Bali, dimana seekor binatang yang tidak nyata ditemukan dalam realitas
kehidupan.
 Motif Pisan menggambarkan suatu harapan, doa, dan keselamatan. Biasanya
diberikan kepada kekasih yang hendak pergi jauh harapannya agar kembali
dengan selamat.
Motif flora di ragam hias Bali melambangkan keindahan alam yang menginspirasi
masyarakat Bali. Motif batik Bali sangat ditentukan berdasarkan suatu hal, selain
karena mempunyai ragam hias tradisonal yang kaya, kreativitas senimannya kuat,
juga industri pariwisata mampu menyerap dengan cepat hasil karya batik, sehingga
dinamika kreativitas cukup cepat dan tinggi.
Motif batik Bali terinspirasi dari lingkungan alam dan budaya bali serta pengaruh
dari luar daerah, yang divisualisasikan sebagai motif naturalis, dekoratif, dan abstrak.
Perpaduan antara motif Bali dengan Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua,
dan scbagainya, juga terjadi di Bali, karena banyak seniman pendatang yang berkarya
di Bali.
Batik Bali sendiri merupakan hasil penyebaran Batik dari Pulau Jawa. Bali
mempunyai potensi yang besar sebagai tempat bertumbuh dan berkembangnya batik,
karena masyarakat Bali diketahui secara luas mempunyai kepandaian yang tinggi
dalam olah seni. Batik di Bali dibuat untuk berbagai keperluan sandang termasuk
dalam upacara adat ritual keagamaan, maupun untuk Kehidupan umum sehari-hari,
serta juga memenuhi kebutuhan wisatawan sebagai cenderamata.
3. Ragam Hias Kalimantan

Ragam Hias Kalimantan menampakan keteraturan dan ketertiban. Ragam hias dari
Kalimantan sering menggunakan motif abstrak dan geometris. Namun ada juga
ragam hias flora. Istimewanya, makna dari ragam hiasnya mengandung arti dan nilai
kehidupan. Berikut adalah motif ragam hias dari Kalimantan.
 Motif Kembang Munduk, menggambarkan keterikatan hubungan manusia
dengan lingkungan, hubungan saling melindungi dan memberi.
 Motif Kembang Mengalir, menggambarkan dukungan dari lingkungan atau
solidaritas keluarga akan melancarkan kehidupan masa depan atau pertunangan.
 Motif Dayak latar Gringsing, mempunyai makna akulturasi kebudayaan yang
berbeda yakni Dayak dan Jawa, bahwa dengan perbedaan itu tidak untuk saling
bermusuhan tetapi saling melengkapi.
 Ragam hias Kalimantan, motif pakis, akar dan burung enggang melambangkan
keperkasaan, pakis dan akar melambangkan kesuburan.
4. Ragam Hias Yogyakarta

Ragam Hias Yogyakarta memiliki ciri khas dari warna. Makna dari tiap motifnya
lebih kepada nilai kehidupan dan berhubungan dengan alam. Berikut adalah motif
ragam hias dari Yogyakarta.
 Motif Ceplok Grompol, melambangkan harapan orang tua akan semua hal baik
berkumpul seperti kebahagiaan, rejeki, hidup rukun, dan kesejahteraan untuk
mempelai berdua.
 Motif Kawung melambangkan empat arah mata angina atau sumber tenaga yang
berporos pada kekuatan yakni timur, matahari terbit sumber kehidupan, utara
gunung lambang tempat tinggal para dewa, barat matahari terbenam lambang
turunnya keberuntungan, selatan Zenit puncak segalanya. Kawung juga berarti
kesederhanaan raja, kesejahteraan dan keadilan.
 Motif Parang disebut juga batik keris, motif ini merupakan motif paling kuat
dibanding motif lainnya. Motif ini berupa garis garis tegas disusun secara
diagonal paralel. Parang diartikan sebagai ombak lautan sebagai sumber tenaga
alam, dalam hal ini yang dimaksud adalah raja. Komposisi kemiringan pada
motif ini melambangkan kewibawaan, kekuasaan, kebesaran serta gerak cepat
pemakainya.
5. Ragam Hias Sumatra

Ragam hias flora Sumatra, motif pucuk rebung melambangkan falsafah bambu di
mana bambu selalu berguna sejak muda (rebung) untuk dimakan, dan saat tua
(bambu) sebagai lantai rumah atau bahan bangunan. Motif batik Sumatra yang
mempunyai makna solidaritas antara lain motif Lebah Bergantung, Ceplok Gayo, dan
Kotak Nan Rancak.
Motif Lebah Bergantung bermakna hidup sentosa saling menolong dapat
meningkatkan rasa solidaritas saling membantu, saling mengasihi, tidak saling
mencela dan menista, sehingga tercipta kondisi yang rukun dan damai terhindar dari
berbagai keburukan, aib dan nista.
Motif selanjutnya adalah Ceplok Gayo yang mengandung makna sikap toleransi
masyarakat, dengan penggambaran komposisi motif ceplok menyebar warna-warni
simbol segala perbedaan yang ada dalam masyarakat adalah karunia yang harus
disyukuri dan diterima secara wajar.
Adapun motif Kotak Nan Rancak menggambarkan dinamika kehidupan masyarakat
Baturaja yang penuh warna, terkotak-kotak dalam perbedaan, namun tetap
terselaraskan dalam naungan sendi-sendi kerukunan beragam, hukum negara, adat-
istiadat, dan budaya setempat yang luhur.
Motif ini bermkna hidup yang dinamis, penuh warna, terkotak-kotak dalam
perbedaan, beda kepentigan, beda golongan, namun tetap dalam persatuan dan
kebersamaan yang harmonis, indah, dan penuh toleransi, senada dengan makna
“Bhineka Tunggal Ika” semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Ragam Hias Jawa Tengah

Berikut adalah motif ragam hias dari Jawa Tengah:


 Ragam hias Jawa Tengah, motif parang rusak atau lereng melambangkan
semangat yang tidak pernah padam.
 Ragam hias Pekalongan motif flora (naturalis) memiliki makna lambang
kesuburan.

7. Ragam Hias Nusa Tenggara

Batik Kupang merupakan diversifikasi produk tekstil dari tradisi tenun yang sudah
berkembang lebih dahulu. Teknik batik yang digunakan menggunakan teknik batik
pada umumnya yaitu dengan teknik pelekatan penorehan lilin menggunakan alat
canting, baik canting tulis, maupun canting cap serta kombinasinya.
Ragam hias batik Kupang yang motifnya mengandung nilai-nilai solidaritas adalah
motif Rukun Kupang, Teguh Bersatu, Kuda Sepasang, Kuda Kupang, dan lain
sebagainya. Motif-motif batik ini umumnya dikembangkan dari motif geometris dari
tenun ikat Kupang. Motif Rukun Kupang menggambarkan kebersamaan dan
kegotongroyongan yang menyatukan golongan masyarakat atas dengan masyarakat
bawah yang saling menghormati, rukun, bekerjasa sama, saling terkait, saling
menopang, saling membantu, saling menolong, dan saling berkontribusi dalam suatu
sistem kemasyarakatan.
Motif Teguh Bersatu menyimbolkan kekuatan masyarakat karena rasa persatuan adat
dan budaya, namun tetap terbuka pada kebaruan yang baik serta menghormati dan
toleransi terhadap adat dan budaya yang berbeda. Motif Kuda Sepasang
menggambarkan saling mencintai untuk bersama-sama sekuat tenaga membina
rumah tangga yang bahagia, dalam masyarakat yang rukun dan bersatu, saling asah
asih dan asuh antara suami dan istri, karena rumah tangga yang rukun merupakan
pondasi awal solidaritas dan persatuan warga masyarakat.
Motif Kuda Kupang melambangkan kebersamaan masyarakat Kupang dalam nuansa
kerukunan dan kekeluargaan untuk melestarikan budaya yang membanggakan
dengan memanfaatkannya untuk kemakmuran masyarakat dan kejayaan daerah,
bangsa, dan negara.
PENGERTIAN RAGAM HIAS FAUNA

Ragam hias fauna merupakan ragam hias yang menggunakan bentuk fauna (hewan)
sebagai objek motif ragam hiasnya. Penggambaran fauna dalam ornamen sebagian
besar merupakan hasil gubahan atau stilisasi, jarang berupa binatang secara natural,
tetapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang
digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian
tertentu (tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain.

Dalam visualisasinya bentuk binatang tidak jarang hanya diambil pada bagian
tertentu (tidak sepenuhnya), ada juga yang dikombinasikan dengan motif lain.
Umumnya Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan ialah seperti, burung, singa,
ular, kera, naga dan alin sebagainya.

Contoh Pola Ragam Hias Flora


1. Ragam Hias Fauna Kupu-Kupu

Bentuk gambar kupu-kupu ini umumnya ditampilkan dengan sayap terkembang dari
atas dan biasanya juga terdapat pada golongan motif semen dan ceplok. Motif kupu-
kupu adalah motif yang paling sering kita jumpai. Selain pembuatannya yang
cenderung mudah, motif ini juga memberikan kesan indah. Sebab, kupu-kupu selalu
diidentikkan dengan cantik.
2. Ragam Hias Fauna Burung

Ada tiga macam ornamen burung yang sering diapakai dalam ragam hias. Contohnya
yaitu yaitu burung merak, burung phoenix, yang terakhir adalah burung aneh atau
burung khayalan. Ornamen burung juga digunakan sebagai ornamen pengisi selain
ornamen pokok

3. Ragam Hias Fauna Naga

Naga merupakan makhluk mitologi khayalan yang berupa ular besar serta memiliki
kekuatan luar biasa dan sakti. Kebanyakan ornamen naga yang digambarkan berupa
bentuk seperti kepala raksasa dengan mahkota, terkadang bersayap, dan tak jarang
juga ada yang bersayap dan berkaki.
4. Ragam Hias Binatang Berkaki Empat

Binatang berkaki empat di sini yang sering dipakai sebagai gambar adalah lembu,
kijang, gajah, singa atau harimau, yang digambarkan secara unik, misalnya gajah
bersayap atau mempunyai ekor berbunga.

5. Ragam Hias Garuda

Burung garuda selain menjadi ciri khas Indonesia, rupanya memiliki kedudukan
penting dalam masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan kisah seorang dewa yang
menunggangi burung garuda. Oleh karena itulah, burung garuda diidentikkan sebagai
simbol kenjantanan karena ditunggangi seorang dewa matahari. Alasan motif ini
digunakan selain karena mengandung sejarah, ternyata karena cara pembuatannya
yang mudah dan tidak memiliki banyak variasi. Motif ini hanya terdiri atas ekor,
sayap dan badan garuda.

6. Ragam Hias Naga Asoq

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap daerah memiliki ikon hewan
masing-masing. Salah satunya yakni naga asoq yang menjadi motif dari suku Dayak
Bahau Kalimantan. Motif jenis ini merupakan perpaduan antara bentuk naga dan juga
anjing. Pada bagian kepalanya, lebih menyerupai naga sementara bandannya
menyerupai anjing.

Pada umumnya, motif ini dipajang di pintu-pintu rumah mereka. Sebab, naga asoq
dipercaya bisa menangkal mala petaka seperti kejahatan dan hal-hal buruk lain.
Sedangkan ragam hiasnya dipercaya dapar menjadi penyelamat dan penunjuk alam
jalan setelah kematian.

Motif naga asoq di dalam karya seni bentuknya seperti sedang berenang. Hal ini
merupakan sebagai bentuk penghormatan suku Dayak Bahau terhadap sungai. Sungai
yang telah memberikan kehidupan bagi suku Dayak Bahau.
8. Ragam Hias Kekarangan

Kekarangan merupakan salah satu hasil dari ragam hias yang meniru dengan bentuk
hewan. Bentuk dasarnya berupa fauna khayalan, bahkan cenderung berbetuk abstrak.
Contoh kekarangan fauna adalah karang goak, karang sae, dan karang asti.

Karang merupakan hasil tiruan dari kepala burung gagak. Sementara karang asti
merupakan tiruan hewan gajah. Umumnya, bentuk karangan menirukan satu jenis
fauna dari bagian kepala, tetapi kekarangan fauna juga biasanya dipadukan dengan
kekarangan flora.

Anda mungkin juga menyukai