Anda di halaman 1dari 7

PENDUKUNG AKTIFITAS (ACTIVITY SUPPORT)

Pendukung kegiatan (Activity Support) adalah meliputi seluruh pengguanaan dan


aktifitas yang membantu memperkuat ruang-ruang umum kota, karena aktifitas dan fisik ruang
selalu saling melengkapi satu sama lain. Bentuk, lokasi, dan karakteristik suatu areal tertentu
akan menarik fungsi, penggunaan dan aktifitas spesifik (Hamid Shirvani, 1985)
Pendukung kegiatan tidak hanya meliputi penyediaan plasa dan jalan pejalan kaki saja, namun
huga mempertimbangkan elemen penggunaan ruang dan fungsional dari kota yang
membangkitakan aktifitas. Hal ini meliputi mall yang menghubungkan minimal 2 simpul
aktifitas yang berbeda. Sasaranya adalah aktifitas utama ditempat yang fungsional
mencampurkan dengan penggunaan yang saling melengkapi, menghubungkan satu sama lain
dengan sistim perubahan/pergerakan pejalan kaki yang aman, dibuat yang menarik untuk
kebutuhan pejalan kaki.
Pola-pola aktifitas pada kota-kota yang lebih luas terjadi sebagai “ serangkaian poros sumbu”,
dengan memperhatikan tingkat kemampuan berjalan dari duatu tempat ketempat lain. Satu
patokan untuk fungsi yang efektif adalah poros-poros tersebut merupakan hubungan dari areal
yang berbeda baik lama maupun baru., dengan memberikan tingkat pencampuran yang bervariasi
dengan fasilitas-fasilitas yang saling melengkapi. Type penggunaan bermacam-macam ini akan
meningkatkan”keanekaragaman dan intensitas penggunaan”(Speiregen 1965:80).

Bentuk Pendukung Kegiatan


Adapun bentuk dari pendukung kegiatan yaitu kegiatan penunjang yang menghubungkan dua
atau lebih pusat-pusat kegiatan umum yang ada dikota, antara lain berupa ruang terbuka atau
bangunan yang diperuntukan bagi kepentingan umum Ruang terbuka, bentuk fisiknya dapat
berupa taman rekresasi, taman kota, plaza-plaza, taman budaya, kawasan pedagang kaki lima,
jalur pedestrian, kumpulan pedagang penjual barang-barang seni lainnya.
Yang berwujud bangunan/ruang tertutup adalah seperti kelompok pertokoan eceran(grosir), pusat
pemerintahan, pusat jasa dan kantor department store, dan lainnya. Dari uraian diatas, terlihat
bahwa pendukung kegiatan dapat merupakan ruang bebas untuk manusia, sebagaimana jalan
sebagai ruang yang bebas untuk mobil, hanya disini diperlukan untuk istirahat, misalnya tempat
duduk, fasilitas untuk berteduh dan lainnya. Hal ini akan memberikan kesan visual tersendiri
sebagai identitas kawasan tersebut.

Fungsi Pendukung Kegiatan


Fungsi utama dari pendukung kegiatan dalah menghubungkan dua atau lebih pusat-pusat
kegiatan umum dan menggerakkan fungsi kegiatan utama kota menjadi lebih hidup, menerus,dan
damai. Disamping itu untuk memperkuat ruang-ruang umum kota saling melengkapi satu sama
lainnya (Hamid Shirvani, 1985)

Kriteria Desain Pendukung


Kegiatan Untuk menghadirkan ciri dari lingkungan kota yang ada hendaknya kriteria desain dari
bentuk dan fungsi pendukung kegiatan ini juga melihat aspek konstektual dan serasi dengan
lingkungannya. Disamping itu juga perlu menghadirkan identitas /ciri khas melalui pemahanan
tentang kultur dan pola kehidupan sosial yang memiliki makna dan arti kontekstual. Jiwa dan
karakteristik suatu tempat perlu dipertahankan sebagai identitas suatu lingkungan. Beberapa
criteria yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan didalam Kegiatan adalah sebagai berikut:
Untuk terciptanya dialog yang menerus dan memiliki karakter lokal dalam menarik para
pemakai/pengunjung, perlu adanya keragaman dan intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam
ruang tersebut.
Untuk menggerakkan dan memberikan dan memberikan kehidupan yang lebih ramai di dalam
kegiatan utama kota, perlu adanya koordinasi antar kegiatan dengan lingkungan sekitar.
Memperhatikan kultur dan pola kehidupan sosial kota. Memperhatikan jarak antar pusat kegiatan
dengan skala pejalan kaki.

Studi Kasus Kegiatan Pendukung (Activity Support)


Kegiatan Keberadaan pendukung kegiatan adalah membuat suatu tempat mempunyai kegiatan
yang beragam yang berkesinambungan antara tempat yang satu dengan yang lainnya sebagai
serangkaian poros sumbu pergerakan. Pergerakan kegiatan yang terjadi disini timbul karena
adanya interaksi manusia dengan lingkungan.
Berikut contoh penerapan pendukung aktifitas adalah :
1. di Malioboro Yogyakarta. Perancangan ruang arcade yang ada di jalan Malioboro dengan
bentuk menerus, dengan didalamnya terdapat kegiatan pedagang kaki lima yang menjual
barang-barang cindera mata, makanan dan minuman, kerajinan kulit dan pakaian jadi.
Disamping itu sebagian tempat untuk pejalan kaki baik dengan tujuan jalan kaki maupun
belanja dan rekreasi. Dan di ruang terbuka sepanjang kawasan pedestrian untuk kegiatan
pedagang kaki lima dengan memakai kereta dorong menjual makanan dan minuman.

2. Koridor Jalan Gajah Mada Amlapura berada di wilayah pusat Kota Amlapura Kelurahan
Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Berada di pusat kota,
setiap harinya menampung aktivitas masyarakat dengan berbagai latar belakang
kepentingan dan tujuan. Koridor ini membujur dari utara ke selatan dengan panjang
sekitar 420 meter dan lebar tujuh meter yang merupakan aset infrastruktur milik
Pemerintah Provinsi Bali. Arah lalu lintas hanya satu arah yaitu dari arah utara ke selatan
dengan konsentrasi lebih padat pada pagi dan siang hari dibandingkan sore dan malam
hari. Pusat kegiatan strategis yang dihubungkan adalah bagian utara merupakan pusat
pemerintahan yang berada di Jalan Ngurah Rai dengan beberapa kantor sub layanan
perangkat daerah lainnya yang tersebar di bagian selatan dan barat wilayah Kota
Amlapura.

Fungsi utama koridor adalah sebagai pusat komersial sehingga banyak berdiri bangunan
berupa pertokoan dan kios. Pasar Amlapura Timur yang beroperasi pada pagi sampai
siang hari juga berada di jalur ini sampai Jalan Kesatrian. Fungsi lainnya adalah berupa
kantor pemerintah dan kepolisian, usaha jasa lainnya serta kawasan parkir umum yang
malamnya difungsikan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima. Sebagian besar dari
fungsi dan aktivitas tersebut beroperasi dari pagi sampai siang hari, sedangkan sore dan
malam hari hanya beroperasi beberapa aktivitas saja. Aktivitas pendukung yang tumbuh
pada malam hari adalah beberapa pedagang penjual makanan tradisional. Jalur pejalan
kaki berada di kiri dan kanan koridor dengan lebar 120 cm.

koridor Jalan Gajah Mada Amlapura. Terdiri dari jalur pedestrian, tempat parkir terbuka,
kumpulan pedagang makanan kecil, serta area pedagang kaki lima. Kelompok pertokoan
eceran yang terdapat di sisi kanan dan kiri koridor hanya sebagian kecil saja yang buka
dan beroperasi pada malam hari. jam operasionalnya pun tidak lama antara pukul 17.00
sampai 19.00 wita. Tidak seperti koridor jalan pada umumnya yang berada di pusat kota
selalu ramai dan sibuk oleh aktivitas masyarakatnya. Pada umumnya tumbuh berbagai
macam fungsi dan kegiatan sehingga dapat mendukung dan memperkuat keberadaan
koridor itu sendiri sebagai ruang terbuka publik.

3. Koridor jalan Yos Sudarso merupakan jlan utama di Kota Palangka Raya yang
merupakan sebuah jalan yang memiliki nilai historis yang tinggi dalm kaitan
terbentuknya kota Palangka Raya. Keberadaan activity support di koridor jalan Yos
Sudarso Palangka Raya memberikan pengaruh terhadap ruang publik koridor jalan Yos
Sudarso, sehingga sebagai jalan utama Kota Palangkaraya, jalan Yos Sudarso
memberikan image atau kesan yang sangat mendukung kewibawaan pemerintah, dimana
terdapatnya kantor-kantor pemerintahn di sepanjang koridor jalan. Saat sore hingga
malam hari kondisi jalan Yos Sudarso menjadi sebuah jalan yang berbeda karena
keberadaan activity support (pendukung kegiatan yang hidup dan memberikan suasana
berbeda dari kondisi pada siang hari.

Pada pagi hari tidak terdapat activity support di koridor ini, dikarenakan adanya regulasi
dari Pemrintah Kota bahwa pada pagi hari dilarang melakukan kegiatan perdagangan
informal dan kegiatan lainya, sehingga koridor tampak bersih, dan mencerminkan citra
yang ingin ditampilkan yaitu mendukung kewibawaan pemerintahan.

Kondisi Landscape yang tertata dengan adanya jalur pejalan kaki dan vegetasi tepi jalan

Koridor jalan Yos Sudarso pada saat sore hingga malam hari menampilkan suasana,
kegiatan aktivitas dan image yang sangat berbeda dari kondisi yang terjadi saat pagi hari.
Dimulai dari pukul 16.00 WIB dimana semua kegiatan perkantoran yang ada di
sepanjang koridor jalan Yos Sudarso sudah dihentikan, yaitu mulai bermunculan beragam
aktivitas perdagangan informal, aktivitas pertunjukan dan aktivitas kegembiraan yang
disebut activity support yang ada di koridor tersebut.
Activity support dikoridor jalan Yos Sudarso secara garis besar digolongkan menjadi dua
jenis, yaitu activity support yang sifatnya tetap (kegiatan nya dilakukan setiap hari) dan
activity support yang sifatnya temporer (kegiatan dilakukan pada waktu-waktu tertentu,
ada yang tiap malam minggu, ada pula yang tidak terjadwal). Activity support yang
sifatnya tetap berupa : cafe tenda, warung tenda, kios-kios pedagang buah lokal, kios
roko dan parkir. Sedangkan activity support yang sifatnya temporer berupa : kegiatan
malam mingguan (pedagang emperan, arena permainan anak-anak, kios pedagang hewan
piaraan) dan kegiatan temporer tak terjadwal sepeti : panggung hiburan, festival seni,
pameran, arena bermain anak-anak keliling dan lain sebagainya, serta parkir.
Dari dua jenis activity support yang ada, telah dilakukan penataan penempatanya,
shingga tampak teratur dan tidak smerawut. Activity support yang bersifat tetap
menempati kirodrr dari arah pertemuan dengan Bundaran Besar sampai dengan batas
halaman TVRI. Sedangkan activity support yang sifatnya temporer menempati area
halaman TVRI yang cupuk luas.
Berdasarkan kajian teori, sesuai bentuk dan fungsinya serta kondisi wilayah penelitian,
activity support di koridor Yos Sudarso dibagi dalam 2 jenis :
1. Acivity support tetap
Berbentuk cafe tenda dan warung tenda, pedagang kios rokok, pedagang buah dan parkir,
disebut tetap karena keberadaannya di koridor jalan Yos Sudarso adalah selalu tetap, tidak
berpindah – pindah dan dalam melaksanakan kegiatannya adalah setiap hari dari mulai
rata – rata pukul 16.00 sampai dengan pukul 24.00 WIB.

2. Activity support temporer


Aktifitas ini terbagi dalam dua macam, yaitu aktivity support temporer malam minggu an
activity support temporer tak terjadwal seperti wahana pasar malam. Lokasi penempatan
aktifitas ini adalah di ruang terbuka hijau depan TVRI yang oleh sebagian masyarakat
kota Palangka Raya disebut sebagai taman Yos Sudarso.
DAFTAR PUSTAKA
Appleyard,Donald,1981, Liveable Streets, , Los Angels, University of California Press.
Attoe, Wayne , Donn Logen, 1989, American Urban Architecture, London, England, Univercity
of California Press.
Becthel, Robert B et al,1987, Methods in Environmental and Behavioral Research, New York
Van Nonstrand Reinhold Co.
Budihardjo, Eko, 1990, Architecture Concervation in Bali, Yogyakarta, Gajah Mada University
Press.
Elis Sri Rahayu, 2014, Karakteristik Activity Support Pada Ruang Publik Penggal Jalan Yos
Sudarso Palangka Raya, Palangka Raya University press.
Dea, Bambang Setioko et al, 2015, Pengaruh Keberagaman Activity Support Terhadap
Terbentuknya Citra Kawasan Di Jalan Pandanaran Kota Semarang, Diponegoro University press.
I Dewa Gede Wirasa, 2022, Pengaruh Activity Support Terhadap Aktivitas Ruang Publik Pada
Malam Hari Di Koridor Jalan Gajahmada Amlapura, Waemadewa University press.

Anda mungkin juga menyukai