Rangkuman Ukom Ners
Rangkuman Ukom Ners
RANGKUMAN MATERI
KEPERAWATAN
by. Aprilia K
Manajemen
Keperawatan
by. Aprilia K
B Gaya Kepemimpinan
1. Demokratis
Gaya pemimpin yang selalu mendengar dan mempertimbangkan
atas masukanmasukan dari para pegawainya
2. Otoriter
Gaya pemimpin yang memusatkan pada segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
3. Laizes Faire
Pemimpin memberikan dan membiarkan pegawainya untuk
melakukan kinerja masing-masing sesuka hati
4. Otokratis
Ketergantungan kepada yang berwenang dan tidak akan melakukan
apa-apa kecuali jika diperintah
5. Karismatik
Suatu hubungan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
yang dipimpin.
Metode Praktek by. Aprilia K
C Keperawatan Profesional
1. Metode Fungsional
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada
2. Metode Tim
Membagi Perawat menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok
memiliki penanggung jawab sebagai k penanggung jawab sebagai ketua
3. Metode Kasus
Penjelasan dari pelayanan asuhan keperawatan dengan model kasus
yaitu pemberian pemberian asuhan keperawatan keperawatan yang
secara menyeluruh menyeluruh dengan satu penanggung penanggung
jawab sehingga sehingga pasien akan merasa puas dan Perawat Perawat
bekerja bekerja secara professional.
4. Metode Primer
Pemberian asuhan keperawatan yang menugaskan kepada Perawat yang
bertanggung bertanggung jawab penuh terhadap terhadap keadaan
keadaan pasien selama 24 jam dengan kinerja mulai pengkajian, evaluasi
hingga pasien pulang dengan dibantu Perawat pelaksana.
2. Organizing Pengorganisasian
E Perhitungan Rumus
BOR Jumlah hari Perawatan x 100%
( Jumlah tempat tidur x jumlah 1 periode)
Kehamilan
Taksiran BB janin
Jika Kepala sudah masuk PAP ( TFU-11 ) x 155 gram
Jika Kepala belum masuk PAP ( TFU-12 ) x 155 gram
HPHT
HPHT Bulan Januari s/d Maret
Tanggal + 7, Bulan + 9, Tahun + 0
HPHT bulan april s/d desember
Tanggal + 7, Bulan - 3, Tahun + 1
Usia Kehamilan
Bulan TFU x 2/7
Pemeriksaan Leoplod
Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian Janin yang berada dalam
Fundus Uteri
Leopold II
Untuk menentukan bagian Janin yang berada pada kedua sisi Uterus, pada Letak
Lintang tentukan di mana Kepala Janin.
Leopold III
Untuk menentukan bagian Janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah
sudah masuk atau masi apakah sudah masuk atau masih goyang.
Leopold IV
Untuk menentukan Presentasi dan Engangement
Persalinan
by. Aprilia K
Tahapan Persalinan
Pengeluaran
Kala I Pembukaan Kala III plasenta
Lamanya Kala I untuk Primigravida Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim
berlangsung selama 12 jam istirahat sebentar, uterus teraba keras
Multigravida sekitar 8 jam dengan fundus uteri sehingga pucat,
Rasa sakit adanya his yang datang plasenta menjadi tebal. Beberapa saat
lebih kuat, sering dan teratur. kemudian timbul his, dalam waktu 5-10
Keluar lendir bercampur darah menit, seluruh plasenta terlepas,
(Show) yang lebih banyak karena terdorong kedalam vagina dan akan
robekan kecil pada servik. lahir secara spontan atau dengan
Terkadang ketuban pecah dengan sedikit dorongan dari atas
sendirinya. simpisis/fundus uteri, seluruh proses
Servik mulai membuka (Dilatasi) dan berlangsung 5-30 7 menit setelah bayi
mendatar (Effacement) lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira
Pengeluaran 100-200 cc.
Kala II janin
His terkoordinir cepat dan lebih Kala IV Pengawasan
lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
Kepala Janin telah turun dan masuk Selama 2 jam setelah bayi dan
ruang panggul, sehingga terjadilah plasenta lahir, mengamati keadaan
tekanan pada otot-otot dasar ibu terutama terhadap bahaya
panggul yang secara reflek perdarahan Post Partum. Dengan
menimbulkan rasa ngedan karena menjaga kondisi kontraksi dan retraksi
tekanan pada rectum sehingga uterus yang kuat dan terus-menerus.
merasa seperti BAB dengan tanda Tugas uterus ini dapat dibantu dengan
anus membuka. obat-obat Oksitosin.
Vulva membuka dan Perineum
meregang. Periode Nifas
Dengan his mengedan yang
terpimpin akan lahir dan diikuti oleh Early Puerperium (masa nifas dini)
seluruh badan Janin. Kala II pada Masa dimana telah diperbolehkan berdiri
Primi 1.5-2 jam, dan berjalan-jalan sendini mungkin
Kala II pada Primi 1.5-2 jam, pada
Multi 0.5 jam
Immediate Puerperium
Kepulihan alat-alat genetalia yag lamanya sampai
dengan 6-8 minggu
Later Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama
bila selama kehamilan atau bersalin mengalami komplikasi, waktu untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan bahkan tahunan.
Ruptur Perineum Moulage
Robekan perineum tingkat :
1
dijahit
Tulang-tulang kepala janin
Robekan total muskulus sfingter ani eksternum ikut saling bersentuhan
3 terputus dan kadangkadang dinding depan rectum ikut
robek pula. Menjahit robekan harus dilakukan dengan
teliti.
4
2
Mukosa vagina, kulit, jaringan perineum, sfingter ani Tulang-tulang kepala janin
sampai ke ruktum perlu di rujuk. saling tumpang tindih
tetapi dapat dipisahkan
Mantap
MOW (metode operasi Wanita ) Tubektomi
MOP (metode operasi Pria ) Vasektomi
Jangka Tahun
Panjang AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim)
KB
IUD 10 tahun
Implant 3 tahun
Suntik
1 bulan tidak disarankan Ibu menyusui 3
Jangka bulan disarankan Ibu menyusui
Pendek Pil KB
Kondom
by. Aprilia K
Keperawatan
Anak by. Aprilia K
Apgar Score Rumus Menghitung
Appearance/ Warna Kulit Usia Anak
A Nilai 2 : Seluruh tubuh bayi kemerahan
Nilai 1 : Pucat pada bagian ekstermitas
Nilai 0 : Pucat seluruh tubuh / sianosis
USIA KRONOLOGIS :
Tanggal Kunjungan - Tanggal lahir
P
Jika Prematur
Nilai 2 : > 100 x/menit
Nilai 1 : < 100 x/menit Usia kronologis - ( 40 minggu - Usia
Nilai 0 : Tidak ada denyut jantung Kehamilan )
4 Bulan
DPT, HB, Hib 2, Polio 3
9 Bulan Campak
Penatalaksanaan
pada bayi baru lahir 18 Bulan DPT, HB, Hib
24 Bulan Campak
Asfiksia Berat ( nilai apgar 0-3)
Kolaborasi dalam pemberian Suction
Kolaborasi dalam pemberian O2
Berikan kehangatan pada bayi
Observasi denyut jantung, warna kulit dan
respirasi
Berikan injeksi vit K , apabila ada indikasi
perdarahan
Asfiksia Ringan Sedang ( nilai apgar 4-6 )
Kolaborasi dalam melakukan pemberian suction
Kolaborasi dalam pemberian O2
Observasi respirasi bayi
Beri kehangatan kepada bayi
Bayi Normal ( nilai apgar 7-10 )
Keperawatan
Gawat Darurat
by. Aprilia K
START
Korban meninggal atau tidak bernafas meskipun jalan nafas sudah dibebaskan,
HITAM korban meninngal dibiarkan ditempat kejadian dan diangkat belakangan setelah
semuanya tertolong.
Deceased
MERAH Korban dengan luka yang mengancam nyawa dan segera membutuhkan
perawatan lanjut atau tindakan operasi sesegera mungkin dibawah 1 jam dari
Immediate/ waktu kejadian
Prioritas 1
KUNING
Korban dalam kondisi stabil, tapi tetap memerlukan
Delayed/ perawatan lebih lanjut
Prioritas 2
Primary Survey
A Airway
a. Suction = Gargling (Lama tindakan 10-15 detik)
Soft Tip - Untuk penghisapan cairan
Rigid Tip - Untuk darah yang mengumpal
b. Snoring (Pangkal lidah jatuh kebelakang)
OPA, Dilakukan pada pasien tidak sadar
NPA, Dilakukan pada pasien sadar dan ada reflek muntah
c. Needle Cricotiroidotomi
Dilakukan pada Membrane Kricotiroid, IV Catheter dengan spuit 10cc
d. Fraktur Femur
Dilakukan Logroll, 4 penolong
e. Jaw Thrust
Dilakukan pada pasien yang curiga trauma Servical, Multiple Trauma, jejas di atas Clavicula,
Raccoon Eye
f. Neck Cholar
Beathel Sign, jejas muka, Rinorhea
g. Head Tilt Chin Lift
Dilakukan pada pasien Non Trauma
h. Back Blow (Untuk bayi atau anak)
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau berhenti,
lakukan back blow 5 kali (Hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar
belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
i. Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri atau duduk
B Breathing by. Aprilia K
D Disability GCS
a) Pupil
b) Pasien henti napas henti jantung RJP EYE
dewasa 30 : 2, kecepatan kompresi 100 – 4 : Buka mata spontan
120x/menit, RJP bayi 15 ; 1 3 : Buka mata mengikuti perintah
c) Ada nadi tidak ada napas, rescued 2 : Buka mata dengan rangsangan nyeri
breathing/napas buatan per 6 detik 1 : Tidak ada respon
E
MOTORIK
Exposure 6 : Mengikuti perintah
5 : Melokalisir nyeri
Gunting baju 4 : Menghindari nyeri
Hipotermi, selimuti 3 : Fleksi abnormal
2 : Extensi abnormal
1 : Tidak ada respon
Luka Bakar
Derajat Kedalaman
Luka Bakar
DERAJAT I
DERAJAT III
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis Kerusakan meliputi seluruh lapisan
Kulit kering, hiperemi berupa eritema dermis dan lapisan yang lebih dalam.
Tidak dijumpai bulae Organ-organ kulit seperti folikel rambut,
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi kelenjar keringat, kelenjar sebasea
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari mengalami kerusakan. Tidak dijumpai
DERAJAT II bulae. Kulit yang terbakar berwarna
abuabu dan pucat. Karena kering
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, letaknya lebih rendah dibanding kulit
berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. sekitar. Terjadi koagulasi protein pada
Dijumpai bulae. epidermis dan dermis yang dikenal
Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi. sebagai eskar. Tidak dijumpai rasa nyeri
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering dan hilang sensasi, oleh karena ujung-
terletak lebih tinggi diatas kulit normal ujung saraf sensorik mengalami
DERAJAT II DANGKAL (Superficial) kerusakan/kematian. Penyembuhan
terjadi lama karena tidak terjadi proses
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari epitelisasi spontan dari dasar luka.
dermis. Organ-organ kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan
dalam waktu 10-14 hari
by. Aprilia K
Luas Luka Bakar
Kepala Leher 9%
Thorax Depan & Belakang Belakang 18 %
Abdomen
Abdomen depan & belakang belakang 18%
Paha Kanan Kiri 18%
Kaki Kanan Kiri 18%
Seluruh Seluruh Punggung Punggung 18%
Genetalia 1%
Berat ringannya
luka bakar
Luka Bakar Ringan atau Minor
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa Rumus Baxter
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak
dan usia lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala
usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki,
LB% x BB x 4 ml
dan perineum.
Tahap Perkembangan
Keluarga
Tahap Keluarga Baru Tahap Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, Membantu sosialisasi anak dengan tetangga,
teman dan Membina hubungan dengan sekolah dan lingkungan.
keluarga lain, teman dan kelompok sosial Mempertahankan keintiman pasangan.
lompok sosial Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan
Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB) yang semakin meningkat, meningkat,
termasuk termasuk kebutuhan untuk
Keluarga dengan Anak Pertama meningkatkan kesehatan anggota keluarga
Fungsi Sosialisasi
Hubungan sosial
Membentuk norma-norma
Meneruskan nilai budaya
by. Aprilia K
Keperawatan
Jiwa by. Aprilia K
Perilaku Kekerasan (PK) Defisit Perawatan Diri
Tanda Gejala Tanda Gejala
Mengancam Menyatakan malas mandi
Mengumpat Badan kotor
Bicara Keras dan Kasar Makan berserakan
Meninju BAB/BAK Sembarang tempat
Membanting
Melempar
Waham
Tanda Gejala
Merasa curiga
Merasa diancam atau diguna-guna
Merasa sebagai orang hebat
Merasa memiliki kekuatan luar
Merasa sudah mati
Marah-marah tanpa sebab