Anda di halaman 1dari 15

Ne r s

RANGKUMAN MATERI
KEPERAWATAN
by. Aprilia K
Manajemen
Keperawatan
by. Aprilia K

A Kode Etik Keperawatan


1. Autonomy Menghargai
2. Justice Keadilan
3. Beneficience Berbuat baik
4. Fidelity Menapati janji
5. Confidentialy Kerahasiaan
6. Non Maleficience Tidak merugikan
7. Veracity Kejujuran

B Gaya Kepemimpinan
1. Demokratis
Gaya pemimpin yang selalu mendengar dan mempertimbangkan
atas masukanmasukan dari para pegawainya
2. Otoriter
Gaya pemimpin yang memusatkan pada segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
3. Laizes Faire
Pemimpin memberikan dan membiarkan pegawainya untuk
melakukan kinerja masing-masing sesuka hati
4. Otokratis
Ketergantungan kepada yang berwenang dan tidak akan melakukan
apa-apa kecuali jika diperintah

5. Karismatik
Suatu hubungan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok
yang dipimpin.
Metode Praktek by. Aprilia K
C Keperawatan Profesional
1. Metode Fungsional
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada

2. Metode Tim
Membagi Perawat menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok
memiliki penanggung jawab sebagai k penanggung jawab sebagai ketua

3. Metode Kasus
Penjelasan dari pelayanan asuhan keperawatan dengan model kasus
yaitu pemberian pemberian asuhan keperawatan keperawatan yang
secara menyeluruh menyeluruh dengan satu penanggung penanggung
jawab sehingga sehingga pasien akan merasa puas dan Perawat Perawat
bekerja bekerja secara professional.
4. Metode Primer
Pemberian asuhan keperawatan yang menugaskan kepada Perawat yang
bertanggung bertanggung jawab penuh terhadap terhadap keadaan
keadaan pasien selama 24 jam dengan kinerja mulai pengkajian, evaluasi
hingga pasien pulang dengan dibantu Perawat pelaksana.

D Fungsi Manajemen Keperawatan


1. Planning Perencanaan

2. Organizing Pengorganisasian

3. Actuating (Directing, Commanding, Coordinating) Pergerakan

4. Controlling Pengawasan atau monitoring

E Perhitungan Rumus
BOR Jumlah hari Perawatan x 100%
( Jumlah tempat tidur x jumlah 1 periode)

Jumlah lama dirawat ALOS


jumlah pasien keluar

TOI (Jumlah tempat tidur x jumlah 1 periode) - Hari perawatan


jumlah pasien yang keluar
Keperawatan
Maternitas by. Aprilia K

Kehamilan
Taksiran BB janin
Jika Kepala sudah masuk PAP ( TFU-11 ) x 155 gram
Jika Kepala belum masuk PAP ( TFU-12 ) x 155 gram

HPHT
HPHT Bulan Januari s/d Maret
Tanggal + 7, Bulan + 9, Tahun + 0 
HPHT bulan april s/d desember
Tanggal + 7, Bulan - 3, Tahun + 1

Usia Kehamilan
Bulan TFU x 2/7

Minggu TFU x 8/7

Pemeriksaan Leoplod
Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian Janin yang berada dalam
Fundus Uteri

Leopold II
Untuk menentukan bagian Janin yang berada pada kedua sisi Uterus, pada Letak
Lintang tentukan di mana Kepala Janin.

Leopold III
Untuk menentukan bagian Janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah
sudah masuk atau masi apakah sudah masuk atau masih goyang.

Leopold IV
Untuk menentukan Presentasi dan Engangement
Persalinan
by. Aprilia K
Tahapan Persalinan
Pengeluaran
Kala I Pembukaan Kala III plasenta
Lamanya Kala I untuk Primigravida Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim
berlangsung selama 12 jam istirahat sebentar, uterus teraba keras
Multigravida sekitar 8 jam dengan fundus uteri sehingga pucat,
Rasa sakit adanya his yang datang plasenta menjadi tebal. Beberapa saat
lebih kuat, sering dan teratur. kemudian timbul his, dalam waktu 5-10
Keluar lendir bercampur darah menit, seluruh plasenta terlepas,
(Show) yang lebih banyak karena terdorong kedalam vagina dan akan
robekan kecil pada servik. lahir secara spontan atau dengan
Terkadang ketuban pecah dengan sedikit dorongan dari atas
sendirinya.  simpisis/fundus uteri, seluruh proses
Servik mulai membuka (Dilatasi) dan berlangsung 5-30 7 menit setelah bayi
mendatar (Effacement) lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira
Pengeluaran 100-200 cc.
Kala II janin
His terkoordinir cepat dan lebih Kala IV Pengawasan
lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
Kepala Janin telah turun dan masuk Selama 2 jam setelah bayi dan
ruang panggul, sehingga terjadilah plasenta lahir, mengamati keadaan
tekanan pada otot-otot dasar ibu terutama terhadap bahaya
panggul yang secara reflek perdarahan Post Partum. Dengan
menimbulkan rasa ngedan karena menjaga kondisi kontraksi dan retraksi
tekanan pada rectum sehingga uterus yang kuat dan terus-menerus.
merasa seperti BAB dengan tanda Tugas uterus ini dapat dibantu dengan
anus membuka. obat-obat Oksitosin.
Vulva membuka dan Perineum
meregang.  Periode Nifas
Dengan his mengedan yang
terpimpin akan lahir dan diikuti oleh Early Puerperium (masa nifas dini)
seluruh badan Janin.  Kala II pada Masa dimana telah diperbolehkan berdiri
Primi 1.5-2 jam, dan berjalan-jalan sendini mungkin
Kala II pada Primi 1.5-2 jam, pada
Multi 0.5 jam
 Immediate Puerperium
Kepulihan alat-alat genetalia yag lamanya sampai
dengan 6-8 minggu

Later Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama
bila selama kehamilan atau bersalin mengalami komplikasi, waktu untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan bahkan tahunan.
Ruptur Perineum Moulage
Robekan perineum tingkat :

1 Apabila hanya kulit perineum dan mukosa vagina


yang robek dan biasanya tidak memerlukan
penjahitan.
0 Tulang-tulang kepala janin
terpisah, sutura dengan
mudah dapat diraba

2 Mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum perlu

1
dijahit
Tulang-tulang kepala janin
Robekan total muskulus sfingter ani eksternum ikut saling bersentuhan
3 terputus dan kadangkadang dinding depan rectum ikut
robek pula. Menjahit robekan harus dilakukan dengan
teliti.
4
2
Mukosa vagina, kulit, jaringan perineum, sfingter ani Tulang-tulang kepala janin
sampai ke ruktum perlu di rujuk. saling tumpang tindih
tetapi dapat dipisahkan

Adaptasi Psikologis Post Partum


3
Tulang-tulang kepala janin
saling tumpang tindih dan
tidak dapat dipisahkan
fase Taking in (Dependent)
Dimulai pada hari kesatu dan kedua setelah melahirkan,
dimana Ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan pada
tahap ini pasien sangat ketergantungan.

fase Taking Hold (Dependent- Independent)


Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan
berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari
ketiga Ibu siap menerima pesan barunya barunya dan
belajar belajar tentang tentang hal-hal hal-hal baru, pada
fase ini Ibu membutuhkan membutuhkan banyak sumber
informasi

fase Letting Go (independent)


Fase ini dimulai minggu kelima sampai minggu keenam setelah
kelahiran, dimana Ibu mampu menerima tanggung jawab
normal.

Mantap
MOW (metode operasi Wanita ) Tubektomi
MOP (metode operasi Pria ) Vasektomi
Jangka Tahun
Panjang AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim)

KB
IUD 10 tahun
Implant 3 tahun

Suntik
1 bulan tidak disarankan Ibu menyusui 3
Jangka bulan disarankan Ibu menyusui
Pendek Pil KB
Kondom

by. Aprilia K
Keperawatan
Anak by. Aprilia K
Apgar Score Rumus Menghitung
Appearance/ Warna Kulit Usia Anak
A Nilai 2 : Seluruh tubuh bayi kemerahan 
Nilai 1 : Pucat pada bagian ekstermitas
Nilai 0 : Pucat seluruh tubuh / sianosis
USIA KRONOLOGIS :
Tanggal Kunjungan - Tanggal lahir

Pulse/ Denyut Jantung

P
Jika Prematur
Nilai 2 : > 100 x/menit
Nilai 1 : < 100 x/menit Usia kronologis - ( 40 minggu - Usia
Nilai 0 : Tidak ada denyut jantung Kehamilan )

Grimace / Respon Reflek

G Nilai 2 : Gerakan kuat


Nilai 1 : Gerakan sedikit
Nilai 0 : Tidak ada
Imunisasi
0-7 Hari HB 0
Activity / Tonus Otot

A Nilai 2 : Gerakan aktif


Nilai 1 : Ekstermitas ditekuk
Nilai 0 : Bayi lahir dalam keadaan lunglai
1 Bulan BCG, Polio 1

2 Bulan DPT, HB, Hib 1, Polio 2


Respiratory

R Nilai 2 : Menangis kuat


Nilai 1 : Lemah / tidak teratur
Nilai 0 : Bayi lahir tanpa menangis
3 Bulan

4 Bulan
DPT, HB, Hib 2, Polio 3

DPT, HB, Hib 3, Polio 4

9 Bulan Campak
Penatalaksanaan
pada bayi baru lahir 18 Bulan DPT, HB, Hib

24 Bulan Campak
Asfiksia Berat ( nilai apgar 0-3)
Kolaborasi dalam pemberian Suction 
Kolaborasi dalam pemberian O2 
Berikan kehangatan pada bayi 
Observasi denyut jantung, warna kulit dan
respirasi 
Berikan injeksi vit K , apabila ada indikasi
perdarahan
Asfiksia Ringan Sedang ( nilai apgar 4-6 )
Kolaborasi dalam melakukan pemberian suction 
Kolaborasi dalam pemberian O2
Observasi respirasi bayi 
Beri kehangatan kepada bayi
Bayi Normal ( nilai apgar 7-10 )
Keperawatan
Gawat Darurat
by. Aprilia K
START
Korban meninggal atau tidak bernafas meskipun jalan nafas sudah dibebaskan,
HITAM korban meninngal dibiarkan ditempat kejadian dan diangkat belakangan setelah
semuanya tertolong.
Deceased

MERAH Korban dengan luka yang mengancam nyawa dan segera membutuhkan
perawatan lanjut atau tindakan operasi sesegera mungkin dibawah 1 jam dari
Immediate/ waktu kejadian
Prioritas 1

KUNING
Korban dalam kondisi stabil, tapi tetap memerlukan
Delayed/ perawatan lebih lanjut
Prioritas 2

HIJAU Pasien dengan luka yang merlukan pertolongan Dokter


tapi bisa ditunda beberapa jam atau hari.
Minor/
Prioritas 3

Primary Survey
A Airway
a. Suction = Gargling (Lama tindakan 10-15 detik) 
Soft Tip - Untuk penghisapan cairan 
Rigid Tip - Untuk darah yang mengumpal
b. Snoring (Pangkal lidah jatuh kebelakang) 
OPA, Dilakukan pada pasien tidak sadar 
NPA, Dilakukan pada pasien sadar dan ada reflek muntah
c. Needle Cricotiroidotomi
Dilakukan pada Membrane Kricotiroid, IV Catheter dengan spuit 10cc
d. Fraktur Femur
Dilakukan Logroll, 4 penolong
e. Jaw Thrust
Dilakukan pada pasien yang curiga trauma Servical, Multiple Trauma, jejas di atas Clavicula,
Raccoon Eye
f. Neck Cholar
Beathel Sign, jejas muka, Rinorhea
g. Head Tilt Chin Lift
Dilakukan pada pasien Non Trauma
h. Back Blow (Untuk bayi atau anak)
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau berhenti,
lakukan back blow 5 kali (Hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar
belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
i. Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri atau duduk
B Breathing by. Aprilia K

Masalah Oksigenasi Masalah yang sering muncul


a) Nasal kanul  a) Open Pneumothorax 
Aliran oksigen 1-6 liter/menit  Nyeri pada lokasi yang cidera 
Saturasi oksigen 95-100% b) Napas pendek 
b) RM  Terdengar suara bubbling 
Aliran oksigen oksigen 6-10 liter/menit  Penutupan luka dilakukan dengan memakai Kassa 3 sisi
Saturasi oksigen 90-94%  b) Tension Pneumothorax 
Tidak ada katub Trauma tembus atau benda tajam 
c) NRM  Dispnea 
Aliran oksigen 10-12 liter/menit  Suara napas berkurang atau hilang pada sisi yang
Saturasi oksigen 85%  cidera
Ada katub Distensi vena dan distensi trachea 
Penanganannya dengan needle thorakosintesis mid II
klavicula
c) Flail Chest 
Perkembangan dada tidak simetris 

C Circulation Fraktur iga 2-3


d) Hematothorax Massif 
Adanya darah dalam rongga pleura 
a) Hentikan perdarahan external Pekak 
Jika px transfuse darah maka, Penanganannya WSD
Hb normal 10 e) Tamponade Jantung 
Jvp melemah 
Rumusnya : Bunyi jantung melemah 
Hb normal Hb sekarang x bb x 6 Penanganannya Perikardiosintesis
untuk wbc x 4 untuk prc

b) Pasang infuse 2 jalur

D Disability GCS
a) Pupil
b) Pasien henti napas henti jantung RJP EYE
dewasa 30 : 2, kecepatan kompresi 100 – 4 : Buka mata spontan
120x/menit, RJP bayi 15 ; 1 3 : Buka mata mengikuti perintah
c) Ada nadi tidak ada napas, rescued 2 : Buka mata dengan rangsangan nyeri
breathing/napas buatan per 6 detik 1 : Tidak ada respon

E
MOTORIK
Exposure 6 : Mengikuti perintah
5 : Melokalisir nyeri
Gunting baju  4 : Menghindari nyeri
Hipotermi, selimuti 3 : Fleksi abnormal
2 : Extensi abnormal
1 : Tidak ada respon

F Folley Catheter VERBAL

Pasang Catheter Urine  5 : Orientasi bagus


Rumus output urine ½ - 1 cc/Kg BB/jam  4 : Disorientasi
IWL = 10 x bb(kg)/24 jam, 15 x 3 : Hanya bisa mengucapkan kata – kata
bb(kg)/24 jam 2 : Mengerang
1 : Tidak ada respon
Secondary Survey
Anamnesa
Alergi
Medication
Post illness
Last meal
Event
Pemeriksaan fisik
Head to toe
Vital sign

Luka Bakar
Derajat Kedalaman
Luka Bakar
DERAJAT I
DERAJAT III
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis  Kerusakan meliputi seluruh lapisan
Kulit kering, hiperemi berupa eritema  dermis dan lapisan yang lebih dalam.
Tidak dijumpai bulae  Organ-organ kulit seperti folikel rambut,
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi  kelenjar keringat, kelenjar sebasea
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari mengalami kerusakan. Tidak dijumpai
DERAJAT II bulae. Kulit yang terbakar berwarna
abuabu dan pucat. Karena kering
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, letaknya lebih rendah dibanding kulit
berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.  sekitar. Terjadi koagulasi protein pada
Dijumpai bulae.  epidermis dan dermis yang dikenal
Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.  sebagai eskar. Tidak dijumpai rasa nyeri
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering dan hilang sensasi, oleh karena ujung-
terletak lebih tinggi diatas kulit normal ujung saraf sensorik mengalami
DERAJAT II DANGKAL (Superficial) kerusakan/kematian. Penyembuhan
terjadi lama karena tidak terjadi proses
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari epitelisasi spontan dari dasar luka.
dermis. Organ-organ kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan
dalam waktu 10-14 hari

DERAJAT II DALAM (Deep)


Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian
dermis. Organ-organ kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
sebagian besar masih utuh. Penyembuhan
Penyembuhan terjadi terjadi lebih lama,
tergantung tergantung epitel yang tersisa.
Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari
sebulan.

by. Aprilia K
Luas Luka Bakar
Kepala Leher 9% 
Thorax Depan & Belakang Belakang 18 % 
Abdomen
Abdomen depan & belakang belakang 18%
Paha Kanan Kiri 18% 
Kaki Kanan Kiri 18% 
Seluruh Seluruh Punggung Punggung 18% 
Genetalia 1%

Berat ringannya
luka bakar
Luka Bakar Ringan atau Minor
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa Rumus Baxter
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak
dan usia lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala
usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki,
LB% x BB x 4 ml
dan perineum.

Hasil dari Rumus baxter dibagi


Luka Bakar Sedang (Moderate Burn) dua untuk 8 jam pertama
Luka bakar dengan luas 15-25 % pada selanjutnya 16 jam
dewasa, dengan luka bakar derajat III
kurang dari 10 %
Luka bakar dengan luas 10-20 % pada anak
usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun,
dengan luka bakar derajat III kurang dari
10 %
Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada
anak maupun dewasa yang tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum.

Luka Bakar Berat (Major Burn)


Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di
bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada Derajat II-III > 25
% pada kelompok usia selain dis kelompok usia
selain disebutkan pada butir pertama ebutkan
pada butir pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki,
dan perineum 4) Adanya cedera pada jalan
nafas (Cedera Inhalasi) atau trauma inhalasi by. Aprilia K
Keperawatan
Keluarga
by. Aprilia K
Tipe Keluarga
Traditional Nuclear Keluarga inti yang terdiri dari Suami, Istri dan Anak
Extended Family Keluarga inti ditambah Kakek, Nenek dan Keluarga inti ditambah Kakek, Nenek
dan Keponakan Keponakan
Reconstituted Nuclear Pembentukan keluarga baru dari hasil perkawinan Suami atau Istri dan
Anak Tiri tinggal bersamanya
Dual Carrier Suami atau Istri yang bekerja tanpa ada Anak
Commuter Merid Suami Istri bekerja tinggal terpisah dan keduanya mencari waktu untuk saling
bertemu
Communal Pasangan Monogamy dan anak-anak tinggal bersama 1.7 Single Parent Duda atau
Janda ada Anak
Single Adult Wanita atau Pria dewasa yang tiggal sendiri t Wanita atau Pria dewasa yang tiggal
sendiri tanpa ada keinginan untuk menikah
Dyadic Nuclear Suami dan Istri bekerja, keduanya sudah berumur tetapi tidak memiliki Anak
Middle Age / Aging Couple Suami yang bekerja sebagai mencari uang dan Istri di rumah
sedangkan anak - anaknya meninggalkan rumah entah itu kuliah, bekerja, atau menikah

Tahap Perkembangan
Keluarga
Tahap Keluarga Baru Tahap Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah
Membina hubungan intim yang memuaskan 
Membina hubungan dengan keluarga lain, Membantu sosialisasi anak dengan tetangga,
teman dan Membina hubungan dengan sekolah dan lingkungan. 
keluarga lain, teman dan kelompok sosial Mempertahankan keintiman pasangan. 
lompok sosial  Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan
Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB) yang semakin meningkat, meningkat,
termasuk termasuk kebutuhan untuk
Keluarga dengan Anak Pertama meningkatkan kesehatan anggota keluarga

Persiapan menjadi orang tua  Tahap Keluarga dengan Anak Remaja


Adaptasi dengan perubahan anggota
keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual Memberikan kebebasan yang seimbnag
dan kegiatan.  dengan tanggung jawab. 
Mempertahankan hubungan yang memuaskan Mempertahankan hubungan yang intim
dengan pasangan. dengan keluarga 
Mempertahankan komunikasi yang terbuka
Keluarga dengan Anak Prasekolah antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. 
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga Perubahan sistem peran dan peraturan untuk
seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi tumbuh kembang keluarga. 
dan rasa aman.  Merupakan tahap paling sulit karena orang
Membantu anak untuk bersosialisasi tua melepas otoritasnya dan membimbing
Mempertahankan hubungan yang sehat baik anak untuk bertanggung jawab. Seringkali
didalam keluarga maupun dengan muncul konflik orang tua dan remaja
masyarakat.
Keluarga dengan Anak Dewasa Keluarga Usia Lanjut
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga Mempertahankan suasana rumah yang
besar.  menyenangkan. 
Mempertahankan keintiman pasangan.  Adaptasi dengan perubahan kehilangan
Membantu orang tua memasuki masa tua.  pasangan, teman, kekuatan fisik dan
Membantu anak untuk mandiri di pendapatan.
masyarakat.  Mempertahankan keakraban suami/istri
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah dan saling merawat. 
tangga. Mempertahankan hubungan dengan anak
dan sosial masyarakat. 
Melakukan life review. 
Keluarga Usia Pertengahan Mempertahankan penataan yang
memuaskan merupakan tugas utama
Mempertahankan kesehatan.  keluarga pada tahap ini
Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan teman sebaya dan anakanak
Meningkatkan keakraban pasangan.

Lima Dasar Fungsi Keluarga


Fungsi Afektif Fungsi Reproduksi
Saling asuh  KB 
Saling menghargai  Menyusun keluarga baru
Pertalian dan identifikasi

Fungsi Ekonomi Fungsi Afektif


Mencari sumber-sumber penghasilan  Kesehatan 
Menabung Pengetahuan hidup sehat

Fungsi Sosialisasi
Hubungan sosial 
Membentuk norma-norma 
Meneruskan nilai budaya

by. Aprilia K
Keperawatan
Jiwa by. Aprilia K
Perilaku Kekerasan (PK) Defisit Perawatan Diri
Tanda Gejala Tanda Gejala
Mengancam Menyatakan malas mandi
Mengumpat Badan kotor
Bicara Keras dan Kasar Makan berserakan
Meninju BAB/BAK Sembarang tempat
Membanting
Melempar

Isolasi sosial Harga Diri Rendah


Tanda Gejala
Tanda Gejala
Mengeluh hidup tidak bermakna
Mengatakan malas berinteraksi berinteraksi Tidak memiliki kelebihan apapun
Mengatakan orang lain tidak mau menerima Merasa jelek
menerima dirinya dirinya - Merasa orang Putus asa
lain tidak level
Menyendiri
Mengurung diri Resiko Bunuh Diri
Tidak mau bercakap-cakap bercakap-cakap
dengan orang lain
Tanda Gejala
Mengatakan hidupnya tidak
Halusinasi berguna berguna lagi
Ingin mati
Tanda Gejala Menyatakan pernah mencoba
Mengatakan mendengar mendengar suara bunuh diri
bisikan/melihat bayangan berbicara sendiri Mengatakan sudah bosan hidup
Tertawa sendiri Ada bekas percobaan bunuh diri
Melamun
Menyendiri
Marah tanpa sebab

Waham
Tanda Gejala
Merasa curiga
Merasa diancam atau diguna-guna
Merasa sebagai orang hebat
Merasa memiliki kekuatan luar
Merasa sudah mati
Marah-marah tanpa sebab

Anda mungkin juga menyukai