Anda di halaman 1dari 3

Selamat pagi.. Bapak IbuGuru ,dewan juri dan teman-teman semua.

Perkenalkan Saya Sean Richard


Harianto dari kelas VIC,
Saya punya cerita menarik dari sebuah buku diPerpustakaan kita ,yang berjudul :
LEGENDA DANAU TOBA DAN PULAU SAMOSIR, Cerita ini berasal dari Sumatra Utara
Jalan-jalan ke kota Medan ,

Tidak lupa membeli Jeruk

Para hadirin sekalian,

kita mulai ceritanya Yukk !!!

Pada ZamanDahulu kala, di Daerah Sumatra Utara, hiduplah seorang pemuda tampan. namanya
Tigor. Tigor hidup sebatang kara. Orang tuanya meninggal ketika Tigor masih muda. Tigor pun tidak
memiliki kakak adik, maupun sanak saudara.
Tigor tinggal di sebuah gubuk tua dengan sepetak sawah peninggalan orangtuanya. Pekerjaan
Tigor sehari-hari adalah petani. Tigor sangat rajin dan ulet, sehingga tiap tahun hasil panennya selalu
memuaskan. Uang hasil panennya, digunakan untuk keperluan sehari-harii, juga menabung untuk bekal
bila dia menikah kelak.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, Musim paceklik telah tiba. Kemarau melanda
dimana-mana, tanah jadi kering dan tandus. Sawah milik Tigor juga mengalami gagal panen untuk
pertama kalinya. Bukan hanya sawah yang kering, hewan-hewan piaraanpun banyak yang mati kehausan.
Air menjadi sangat langka. Jangankan untuk mandi, minum saja sangat sulit didapatkan. Benar- benar
memprihatinkan
Saat mengamati jala ikan yang tersimpan lama di samping rumahnya, Tigor mendapatkan ide
cemerlang. Tigor pun segera menemui teman-temannya yang sedang duduk-duduk .
“Kebetulan sekali , aku punya Ide. Bagaimana kalau sementara ini kita mencari ikan saja. Bukankah
itu suatu jalan keluar menghadapi musim paceklik ini?”( ujar tigor begitu yakin)
Semua orang setuju, mencari ikan adalah satu-satunya yang bisa dilakukan pada saat ini. Semua
orang desa bahu-membahu, saling tolong menolong ,membuat jala ikan dengan harapan untuk hari esok
yang lebih baik.
Esok harinya, saat Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Tigor dan teman- temannya mulai
menyiapkan perahu yang akan mereka gunakan untuk melaut. Dengan semangat membara didada,
mereka menuju lautan luas. Sampai di tengah laut . ( tempat yang mereka kira-kira banyak ikannya),
mereka pun menebarkan jalanya. Saat ditarik jala-jala mereka penuh dengan ikan berlimpah.
Mereka sangat bersukacita. Begitulah kegiatan mereka sehari-hari sambil menunggu musim
paceklik berakhir. Tapi ini tidak berlangsung lama. Semakin sering mereka kelaut semakin berkurang ikan
yang mereka dapatkan . bahkan suatu hari mereka pulang dengan tangan kosong. Teman-teman Tigor
menyerah. Rupanya paceklik bukan hanya didarat tapi juga dilaut.
Penduduk desa yang sudah tidak tahan akhirnya pindah ketempat lain. Desa kini menjadi lebih
lenggang dan sepi. Hanya beberapa yang bertahan termasuk Tigor. Tigor tetap pantang menyerah dan
optimis. Sore itu Tigor melaut sendirian.. Dia mendayung perahunya dengan semangat. Kali ini dia pergi
ketempat yang lebih jauh. Dia pun menebar jalanya dan menanti dengan sabar. Tiba-tiba jalanya bergerak.

1
Tigor menarik jalanya. Dia merasa ada tarikan kuat. Benar saja, dia mendapatkan ikan yang besar, sisiknya
berwarna emas kemilauan, memantulkan cahaya rembulan dimalam itu.
Ikan : “Tolonglah lepaskan aku, aku akan memberikan apapun yang kamu minta “
Tigor :” hah ?! si si siapa kau? Mengapa Ikan bisa berbicara?”
Ikan : “aku adalah ikan yang diberi anugerah oleh Sang Pencipta. Tolonglah aku””
Tigor tidak tega melihat ikan yang menggelepar, dia takut ikan itu mati, dia pun melepaskannya kembali
ke laut.
“Terimakasih, Aku akan selalu mengingat kebaikanmu, siapa namamu?
“Aku Tigor”
Tigor pun menamakan ikan itu Jelita, karena sisik emasnya yang cantik. Sejak saat itu, Jelita selalu
membantu Tigor mendapatkan banyak ikan. Orang-orang desa menjadi curiga, mengira Tigor
menggunakan bantuan Jin. Tigor sedih. Tigor membawa orang desa ikut melaut . dan dengan bantuan
Jelita, semua berhasil membawa pulang banyak ikan. Mereka minta maaf kepada Tigor karena sudah
menaruh curiga padanya.
Tigor yang senang, sangat berterimakasih pada Jelita,dia pun segera menemui JElita dengan hati
gembira. tanpa disadari dia meraih Jelita langsung mencium ikan itu.tiba-tiba muncul kepulan asap tebal,
suasana jadi gelap gulita, terdengar petir menyambar.seperti akan ada badai. Ikan ditangan Tigor pun
tiba-tiba menghilang. Dan ketika suasana berubah cerah kembali Tigor melihat seorang perempuan cantik
berdiri didepannya. “siapa kau?”
“Äku jelita Bang”
“tidak mungkin, jelita adalah seekor ikan.”
“aku Jelita Bang, sebenarnya aku terkena kutukan, terimakasih Abang telah membebaskan
kutukan itu”
Jelita pun menikah dengan Tigor tapi dengan satu syarat, Tigor harus berjanji merahasiakan asal-
usul Jelita kepada orang-orang maupun anak cucunya, jika tidak maka malapetaka besar akan menimpa
mereka. Tigor menganggap remeh janji itu. Dia pun segera setuju saja.
Tigor dan Jelita pun menikah. Musim paceklik berlalu. Tigor kembali bekerja di sawah. Setiap hari
Jelita mengantarkan makan siang untuknya. Berkat keuletannya, Tigor menjadi sukses dan memiliki
banyak pekerja yang membantunya.tapi walaupun begitu tigor tetap rajin ke Sawah. Mereka pun
dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu. Tigor menamakannya Ucok Samosir. Ucok yang semakin besar
juga tumbuh menjadi anak yang baik dan teladan.
Siang itu jelita dalam perjalanan mengantarkan makan siang untuk Tigor,tapi ditengah jalan dia
melihat Ucok yang sedang berkelahi dengan beberapa anak-anak. salah satu anak memukul kepala Ucok
hingga berdarah. Jelita terkejut, rantang makanan yang dia bawa terhempas. Jelita segera menyelamatkan
Ucok dan membawanya pulang. Dia lupa tujuan utamanya. Sedangkan Tigor yang sudah kelaparan
menunggu di sawah, tapi hingga sore istrinya tidak muncul juga. Dia pun pulang dengan marah.
Kemarahan ini pun berlanjut berhari-hari..
Siang itu, ucok pulang lebih awal dari sekolah. Ucok ingin membantu ibunya. “Bu, biarlah saya
yang membantu mengantarkan makanan untuk ayah”

2
“Baiklah nak, tapi kamu harus langsung mengantarkannya ya”
“baik bu “
Ucok dengan senang membawa rantang dan segera menuju sawah, tetapi sewaktu akan melewati
lapangan, dia melihat anak-anak yang dulu memukulnya. Ucok Takut, dia pun sembunyi dibawah sebuah
pohon besar dan duduk disana, menunggu anak-anak itu pergi agar dia bisa lewat. Semilir angin yang
bertiup sepoi-sepoi, menambah kesejukan disiang terik itu. Ucok pun menjadi mengantuk , matanya
terasa , ucok terlelap. Seseorang yang lewat di sana membangunkan Ucok
“woah.. oh tidak hari sudah senja, ayah pasti akan marah” Ucok segera meraih rantangnya dan
berlari menuju sawah. Disana ayahnya sudah menunggu dengan wajah merah padam ,penuh amarah.
Tigor marah dan memukul Ucok.
“kamu…. sama saja dengan ibumu, tidak tahu aku lapar!! Enak saja kamu bilang Ampun, rasakan
ini!” Tigor terus memukul Ucok
“A Ayah jahat!”
“Berani kamu melawan, DASAR ANAK TURUNAN IKAN!!”
“Äpa ayah bilang, Ucok Anak ikan??”
“ÏYA. IBUMU JELMAAN IKAN , JADI KAMU anak ikan!!”
Ucok segera lari pulang, sambil menangis, dia cerita pada ibunya. Jelita merasa Tak percaya, tidak
terasa air mata membanjiri pipinya, Tigor yang menyusul Ucok dengan tergopoh-gopoh melihat Ucok dan
jelita yang berpelukan sambil menangis, barulah tersadar . Dia sudah melakukan kesalahan besar. Tigor
melanggar Janjinya.
“Jelita, Ämpuni abang ,abang tidak bermaksud menyakiti hatimu “” ( tigor berlutut di hadapan
JElita dan ucok. “aku mohon , jangan tinggalkan abang, Nak, nak maafkan ayah, nak, jangan kau pergi,
ayah sayang padamu”
Tapi Jelita dan Ucok terus berlalu. Tigor berusaha mengejar mereka. Tapi mereka semakin
menjauh. Dari bekas telapak kaki Jelita dan Ucok menyembur air, yang semakin lama semakin
menggenangi desa itu. Tigor bingung, dia berteriak-teriak memanggil Ucok dan Jelita. Badannya semakin
terendam, saat dia sadar, sudah terlambat, airnya sudah semakin tinggi, tubuhnya tertelan air, desa
itupun lenyap.
Air itu pun semakin meluas. Menjadi danau yang indah, orang-orang punya menamakannya
DANAU TOBA. Ditengah-tengah danau Toba terdapat pulau kecil. Konon kabarnya, Jelita dan Ucok
berhasil menyelamatkan diri dan mereka tinggal di pulau itu. Karena itulah orang-orang menyebut pulau
itu Pulau Samosir sesuai nama anak Tigor dan Jelita ,UCOk Samosir .
Pesan Moral “jangan mengingkari janji yang kita buat karena bisa berakibat buruk”
Pergi kepasar berjalan kaki,

Singgah di jalan minum selasih

Begitulah Cerita kita hari ini ,

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai