TafsirTarbawi RivaAnggara PAI3F
TafsirTarbawi RivaAnggara PAI3F
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi
Oleh:
Nama : Riva Anggara Setiawan
NIM : 1222020257
Kelas : PAI F
Semester : 3 (Ganjil)
Dosen:
Dr. Cecep Anwar, M.Ag
A. Pendahuluan
Pembebasan adalah hak asasi manusia. Menurut teori konstruktivisme
dimana siswa memperoleh pengetahuan karena keaktifan siswa itu sendiri
(Nugroho, 2003). Sehingga siswa yang mempunyai pemikiran bebas akan
menemukan pembelajaran yang lebih bermakna. Proses pembelajaran yang terjadi
di Indonesia menganggap siswa sebagai objek dan guru sebagai subjek, seperti
yang diungkapkan Freire, pendidikan itu bukan sekedar transfer atau penyebaran
ilmu pengetahuan atau budaya, tapi praktik pembebasan Oleh karena itu
pendidikan merupakan suatu praktik yang membebaskan, dalam proses belajar
mengajar guru dan siswa sama-sama menjadi subjek kognitif di hadapan objek
pengetahuan yang menjembataninya (Nugroho, 2003)
Pendidikan keberagaman menekankan pada hubungan yang setara antara
guru, siswa, dan masyarakat untuk memberikan ruang kebebasan peserta didik
untuk saling berpendapat, serta menganalisis dan mengkritik guru jika diperlukan.
Pendidikan ini mengutamakan pemahaman objektif terhadap realitas dengan
segala permasalahan yang ada.Peningkatan mutu pendidikan dapat diambil dari
pendidikan yang diajarkan dalam Al-Qur‟an.Sama seperti Al-Qur'an yang
merupakan petunjuk umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
(SAW), AlQur'an juga mempunyai beberapa fungsi utama yaitu, hudan(panduan),
bayyinah(penjelasan), dan furqon(pembeda). Ketiga fungsi tersebut sangat relevan
dan mampu menjawab berbagai permasalahan sejak Al-Qur‟an diturunkan hingga
saat ini, Al-Qur'an juga mempunyai wawasan yang perlu dipelajari dan dialami,
antara lain wawasan kesejahteraan dan wawasan ilmiah (Sholeh, 2016).
Mengapa penting kita mempelajarinya? Karena di era globalisasi sekarang
ini penting untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia agar mampu bersaing
dengan negara-negara lain yang lebih maju, khususnya dengan negara-negara
Asia. Sumber daya manusia di Indonesia juga akan jauh lebih baik jika
pendidikannya maju. Peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang
pendidikan merupakan faktor terpenting bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Peningkatan kualitas guru, kesejahteraan guru, pemerataan pendidikan, dan
fasilitas pendidikan sebagai faktor peningkatan mutu pendidikan.
B. Teks dan Tarjamah Ayat
Terjemah :
43. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Tidak ada.
Ayat 43 dalam Surat Al-'Ankabut itu adalah ayat yang mengandung pesan
penting tentang penggunaan perumpamaan dalam Al-Qur'an untuk mengajarkan
pelajaran-pelajaran spiritual dan moral kepada manusia.
Adapun kandungan Al-Qur'an pada QS Al-Ankabut: 43 berkaitan dengan
kebebasan berpikir manusia :
1. Syekh Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqor.
Menurut pendapat beliau mengenai isi QS Al-Ankabut ayat 43 adalah:
Perumpamaan dalam Al-Qur'an ini kami jelaskan kepada manusia untuk menarik
perhatian dan mendekatkan mereka kepada Qutoer untuk memahaminya. Tidak
ada seorangpun yang memahami perumpamaan tersebut kecuali orang-orang yang
berilmu yang mau merenung dan berpikir tentang apa yang dibacakan kepada
mereka dan hal-hal yang mereka saksikan.(Sholeh, 2016).
2.Tafsir Jalalain.
(Dan perumpamaan-perumpamaan ini) yang ada dalam
Alquran (Kami buatkan) Kami jadikan (untuk manusia
dan tiada yang memahaminya) yang mengerti akan perumpamaan-perumpamaan
ini (kecuali orang-orang yang berilmu) yakni, orang-orang yang
berpikir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul
Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman, telah
menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Sinan,
dari Amr ibnu Murrah yang mengatakan bahwa tiadalah suatu ayat pun yang ia
lalui tanpa ia pahami maknanya melainkan merasa bersedih hati karenanya. Sebab
ia menyadari bahwa Allah Swt. telah berfirman: Dan pernmpamaan-perumpamaan
ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-
orang yang berilmu. (Al-„Ankabut: 43).
4.Tafsir Kemenag.
Demikianlah Allah mengumpamakan sesuatu perumpamaan bagi manusia.
Hanya orang berakal yang dapat memikirkan perumpamaan tersebut. Allah
sengaja mengambil laba-laba sebagai perumpamaan, karena itu barangkali yang
mudah mereka pahami. Selain dari itu, juga dimaksudkan untuk menerangkan
segala keraguan mereka selama ini.Orang yang selalu menggunakan hati dan
pikirannya dan ahli-ahli ilmu pengetahuan pasti dapat memahami perumpamaan
tersebut dan akan semakin banyak mengetahui rahasia-rahasia Allah yang
terkandung dalam ayat-ayat-Nya. Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah
pernah berkata:“Orang yang berilmu itu ialah orang yang menjaga hal-hal yang
dari Allah, dan beramal dalam rangka taat kepada-Nya serta menjauhi segala
kemarahan-Nya.” (Riwayat al-Haitsami).
5. Tafsir as-Sa'di.
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia.”
maksudnya, agar mereka mengambil manfaat dan untuk mengajar mereka, karena
perumpamaan itu termasuk salah satu metode yang dapat menjelaskan ilmu,
karena ia dapat memudahkan hal-hal yang logis dengan hal-hal yang empiris
(nyata) sehingga makna yang dimaksud menjadi jelas karenanya. Dan
perumpamaan itu menjadi maslahat bagi kebanyakan orang, “dan” tetapi “tiada
yang memahaminya,” untuk menghayati dan memikirkan serta menerapkannya
sesuai gambaran yang dikemukakan oleh perumpamaan itu, dan memahaminya di
dalam hati “kecuali orang yang berilmu,” maksudnya, kecuali orang yang benar-
benar memiliki ilmu yang sebenarnya, yaitu mereka yang memiliki ilmu sampai
ke dalam hati mereka.
6. Ringkasan Al-Azhar
Ayat 43 “Dan beginilah perumpamaan-perumpamaan Kami perbuatkan
untuk manusia." (pangkal ayat 43). Maka banyaklah Allah membuat
perumpamaan, sudah mendekatkan pemahamannya kepada pikiran manusia.
Adapun Tuhan mengambil perumpamaan dengan laba-laba atau lawah, sebagai
yang tercantum di sini. Pernah Tuhan mengambil perumpamaan dengan
ba'uudhatan …, yaitu nyamuk. Pernah Tuhan mengambil perumpamaan dengan
dzubaab = …, yaitu lalat. Dan ada juga Berkali-kali menyebut zarrah = …, yaitu
atom, zat yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Pernah mengambil
perumpamaan dengan keledai membawa beban dan beberapa misal yang lain-lain.
Tetapi ada orang-orang musyrikin di Makkah, yang menantang semata-mata
hendak menantang, masih saja mencari-cari yang akan ditantangnya dalam
perumpamaan-perumpamaan seperti ini. Perumpamaan seperti demikian masih
mereka cemuhkan. Mereka katakan: “Tuhannya si Muhammad itu menurunkan
apa yang dia sebut wahyu, tetapi yang dibicarakan hanya dari hal laba-laba dan
lalat." Oleh sebab itu maka ujung ayat ini ditutup dengan: “Dan tidaklah dapat
memahaminya melainkan orang-orang yang berpengetahuan." (ujung ayat 43).
7. Ibnu Abbas
Beliau adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dan seorang ahli tafsir
terkemuka. Menurutnya, ayat ini mengajarkan kita untuk merenungkan tanda-
tanda Allah dalam alam semesta dan mengambil pelajaran dari perumpamaan-
perumpamaan yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk mendekati agama dengan
pemahaman yang lebih dalam.
8. Al-Qurtubi
Beliau adalah seorang ahli tafsir Islam dari Spanyol. Dia menjelaskan bahwa
ayat ini mengingatkan manusia tentang pentingnya pemahaman dalam mendekati
Al-Qur'an. Allah seringkali menggunakan perumpamaan untuk memudahkan
pemahaman konsep-konsep agama yang kompleks. Oleh karena itu, manusia
harus merenungkan pesan-pesan dalam Al-Qur'an dengan baik.
G. Penutup
Dalam Q.S Al-Ankabut ayat 43 ini menjelaskan bahwa kaitannya dengan
kebebasan berfikir atau pendidikan pembebasan dan Perumpamaan dalam Al-
Qur'an ini Allah SWT menjelaskan kepada manusia Tidak ada seorangpun yang
memahami perumpamaan tersebut kecuali orang-orang yang berilmu yang mau
merenung dan berpikir tentang apa yang dibacakan kepada mereka dan hal-hal
yang mereka saksikan. Perumpamaan-perumpamaan ini Allah SWT buatkan
untuk manusia.” maksudnya, agar mereka mengambil manfaat dan untuk
mengajar mereka, karena perumpamaan itu termasuk salah satu metode yang
dapat menjelaskan ilmu, karena ia dapat memudahkan hal-hal yang logis dengan
hal-hal yang empiris (nyata) sehingga makna yang dimaksud menjadi jelas namun
disisi lain perumpamaan itu menjadi maslahat bagi kebanyakan orang dan tetapi
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
DAFTAR PUSTAKA