Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini membahas tentang hubungan self efficacy dan motivasi

keluarga dengan keinginan berhenti merokok pada siswa SMA Negeri 3

Pangkep, pengambilan data dimulai pada tanggal 10 Desember 2018 sampai

dengan 10 Januari 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

total sampling pada populasi 53 orang siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3

Pangkep, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 53 responden. Jenis

penelitian adalah deskriptif corelasi dengan menggunakan daftar

pertanyaan/kuesioner dalam bentuk check list berupa keterangan sejauh mana

seorang responden mempunyai keyakinan diri yang kuat untuk berhenti

merokok, bagaimana motivasi yang didapatkan atau yang diberikan keluarga

(orang tua) terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh responden itu sendiri,

serta apakah responden berkeinginan untuk berhenti merokok atau tidak.

Hasil penelitian dan pengolahan data dapat dilihat sebagai berikut:


1. Karakteristik Umum Responden

a. Usia

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Di SMA Negeri 3 Pangkep Tahun 2019

Usia n %
15-16 2 3,8
17-18 50 94,3
19-20 1 1,9
Jumlah 53 100,0
Sumber Data Primer

Pada Tabel 1 dapat memperlihatkan bahwa responden dominan

berusia antara 17 – 18 tahun dengan jumlah 50 responden (94,3%),

sedangkan usia 15 – 16 tahun sebanyak 2 responden (3,8%) dan usia

19 – 20 tahun sebanyak 1 responden (1,9).

b. Jenis kelamin, Pekerjaan, Pendidikan

Umumnya merokok lebih banyak dilakukan oleh siswa laki-laki

sehingga karakteristik responden untuk jenis kelamin adalah

semuanya laki-laki.

Karakteristik Pekerjaan dan Pendidikan untuk seluruh responden

bersifat homogen yaitu berprofesi sebagai siswa dengan pendidikan

tingkat SMA.

2. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian. Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap

variabel yang diteliti, karakteristik yang diteliti antara lain self efficacy,
motivasi keluarga, dan keinginan berhenti merokok di SMA Negeri 3

Pangkep tahun 2019.

a. Self Efficacy

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Self Efficacy
Di SMA Negeri 3 Pangkep Tahun 2019

Self Efficacy n %
Tinggi 29 54,7
Rendah 24 45,3
Jumlah 53 100,0
Sumber: Data Primer

Distribusi frekuensi responden berdasarkan self efficacy di SMA

Negeri 3 Pangkep terdiri atas 29 responden (54,7%) dengan

keyakinan tinggi dan 24 responden (45,3%) dengan keyakinan

rendah.

b. Motivasi Keluarga

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Keluarga
Di SMA Negeri 3 Pangkep Tahun 2019

Motivasi
n %
Keluarga
Memotivasi 30 56,6
Tidak
23 43,4
Memotivasi
Jumlah 53 100,0
Sumber: Data Primer

Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi keluarga

di SMA Negeri 3 Pangkep terdiri atas 30 responden (56,6%)

dimotivasi keluarga dan 23 responden (43,4%) tidak dimotivasi

keluarga.
c. Keinginan Berhenti Merokok

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keinginan Berhenti
Merokok Di SMA Negeri 3 Pangkep Tahun 2019

Keinginan
Berhenti n %
Merokok
Ingin 31 58,5
Tidak Ingin 22 41,5
Jumlah 53 100,0
Sumber: Data Primer

Distribusi frekuensi responden berdasarkan keinginan berhenti

merokok di SMA Negeri 3 Pangkep terdiri atas 31 responden

(58,5%) ingin berhenti dan 22 responden (41,5%) belum

berkeinginan berhenti.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.

a. Hubungan antara self efficacy dengan keinginan berhenti merokok

Tabel 5
Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Keinginan Berhenti Merokok
Di SMA Negeri 3 Pangkep Tahun 2019

Kinginan Berhenti
Merokok Jumlah Nilai
Self Tidak
Efficacy Ingin 
Ingin
n % n % n %
Tinggi 22 41,5 7 13,2 29 54,7
Rendah 9 17,0 15 28,3 24 45,3 0,005
Jumlah 31 58,5 22 41,5 53 100,0
Sumber: Data Primer.
Tabel 5 memperlihatkan hubungan antara self efficacy dengan

keinginan berhenti merokok pada 53 siswa sebagai responden di

SMA Negeri 3 Pangkep.

Pada 29 responden (54,7%) yang memiliki self efficacy tinggi

diketahui 22 responden (41,5%) berkeinginan berhenti merokok dan

7 responden (13,2%) tidak ingin berhenti, kemudian dari 24

responden (45,3%) yang memiliki self efficacy rendah diketahui 9

responden (17,0%) berkeinginan berhenti merokok dan 15

responden (28,3%) tidak ingin berhenti.

Dari hasil analisis hubungan kedua variabel di atas dengan

menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan kemaknaan/

signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) =

0.005 (0,005 < 0,05), artinya ada hubungan antara self efficacy

dengan keinginan berhenti merokok.


b. Hubungan antara motivasi keluarga dengan keinginan berhenti

merokok

Tabel 6
Hubungan Antara Motivasi Keluarga Dengan Keinginan Berhenti
Merokok Di SMA Negeri 3 Pangkep Tahun 2019

Kinginan Berhenti
Merokok Jumlah Nilai
Motivasi Tidak
Keluarga Ingin 
Ingin
n % n % n %
Memotivasi 20 37,7 10 18,9 30 56,6
Tidak 11 20,8 12 22,6 23 43,4 0,168
Memotivasi
Jumlah 31 58,5 22 41,5 53 100,0
Sumber: Data Primer.

Tabel 6 memperlihatkan hubungan antara motivasi keluarga

dengan keinginan berhenti merokok pada 53 siswa sebagai

responden di SMA Negeri 3 Pangkep.

Pada 30 responden (56,6%) yang dimotivasi keluarga diketahui

20 responden (37,7%) berkeinginan berhenti merokok dan 10

responden (18,9%) tidak ingin berhenti, kemudian dari 23

responden (43,4%) yang tidak dimotivasi keluarga diketahui 11

responden (20,8%) berkeinginan berhenti merokok dan 12

responden (22,6%) tidak ingin berhenti.

Dari hasil analisis hubungan kedua variabel di atas dengan

menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan kemaknaan/

signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) =


0.168 (0,168 > 0,05), artinya tidak ada hubungan antara motivasi

keluarga dengan keinginan berhenti merokok.

B. Pembahasan

Berbagai edukasi lewat media telah dipaparkan tentang begitu bahayanya

dampak merokok bagi kesehatan, ironisnya kebiasan merokok di Indonesia

bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa namun telah menjalar pada usia

remaja bahkan anak-anak, padahal pada rentang usia tersebut adalah masa

pembentukan karakter bagi individu sehingga kebiasaan merokok pada usia

dini seharusnya bisa diatasi melalui pendekatan psikologis seperti motivasi

dari keluarga dan pembentukan self efficacy.

1. Hubungan antara self efficacy dengan keinginan berhenti merokok

Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa kelompok siswa dengan

self efficacy yang tinggi lebih dominan yaitu 29 orang (54,7%) dibanding

kelompok siswa dengan self efficacy yang rendah yaitu 24 orang (45,3%)

kesimpulannya adalah proporsi responden menurut self efficacy di SMA

Negeri 3 Pangkep lebih banyak yang yakin akan bisa berhenti merokok.

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square Test diperoleh nilai  =

0,005 yang berarti  < α (0,005 < 0,05) ini menunjukkan bahwa ada

hubungan antara self efficacy dengan keinginan berhenti merokok.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa siswa yang

memiliki self efficacy yang tinggi cenderung memiliki keinginan untuk

berhenti merokok, begitupun sebaliknya siswa yang memiliki self efficacy


yang rendah cenderung memiliki tidak memiliki keinginan untuk berhenti

merokok.

Hasil ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh alwisol (2014),

yang mengungkapkan bahwa Self efficacy adalah bagaimana orang

bertingkah laku dalam situasi tertentu tergantung pada resiprokal antara

lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif yang

berhubungan dengan keyakinannya bahwa dia mampu atau tidak mampu

melakukan tindakan yang memuaskan. Keyakinan yang muncul dari

aktivitas kognitif individu akan memberikan dorongan terhadap keinginan

seseorang untuk berhenti merokok.

Nursalam (2006) mengungkapkan pula bahwa Efficacy diri

memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung oleh harapan

efficacy dan tidak langsung oleh hambatan dan ditentukan level komitmen

dan rencana kegiatan, artinya self efficacy juga merupakan sumber

motivasi dalam internal individu, hal yang paling penting dalam self

efficacy sebenarnya adalah munculnya kepercayaan diri individu bahwa

dia mampu berhenti merokok dan kepercayaan diri inilah yang

membuatnya mudah dalam menangani masalah kecanduan merokoknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Haryati pada tahun 2015 dengan meneliti hubungan self

efficacy dan perilaku merokok remaja pada 368 siswa/I dengan hasil

penelitian yang menyatakan ada hubungan antara self efficacy dengan

perilaku merokok remaja.


Melihat nilai  (0,005) yang diperoleh dalam penelitian ini dan

didukung oleh berbagai penjelasan teori mengenai keterlibatan self

efficacy terhadap keinginan individu serta adanya penelitian sebelumnya

yang juga menemukan hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut

membuktikan bahwa keinginan berhenti merokok bisa ditekan melalui

pengelolaan self efficacy adalah cukup beralasan, hal ini bisa dilihat

dengan tingginya jumlah distribusi responden pada 2 kategori yaitu

kelompok self efficacy tinggi dan juga ingin berhenti merokok serta

kelompok responden dengan self efficacy rendah dan tidak memiliki

keinginan berhenti merokok.

Pada kelompok lain dalam penelitian ini ditemukan 9 responden yang

memiliki self efficacy rendah namun ingin berhenti merokok, sebenarnya

banyak faktor yang bisa diungkapkan untuk menjelaskan kelompok ini

seperti pengetahuannya yang cukup tentang bahaya rokok akan

memberikan motivasi bagi dirinya untuk berkeinginan berhenti merokok,

namun kelompok ini belum memiliki keyakinan untuk bisa berhenti

karena kemungkinan lingkungan yang menghambat keinginan berhenti,

atau kecanduan yang parah biasanya berkaitan dengan merasa pekerjaan

lancar apabila menghisap rokok, bisa juga karena pengetahuan yang

diperolehnya tentang bahaya rokok belum dirasakan pada tubuhnya

sehingga keyakinan akan pengetahuan tersebut belum kuat, akibatnya

walaupun ingin berhenti merokok namun merasa belum mampu untuk

berhenti.
Pada penelitian ini adapula 7 responden yang justru memiliki self

efficacy tinggi namun tidak ada keinginan untuk berhenti merokok,

kelompok ini mampu berhenti namun kemampuannya itu tidak

dipergunakan untuk menekan keinginannya merokok, yang terjadi

kemudian adalah munculnya sifat candu yang lama kelamaan akan

mempengaruhi self efficacy individu yang bersangkutan menjadi rendah,

sebenarnya kelompok ini dialami oleh perokok pemula yang belum

merasakan candu sehingga masih percaya diri untuk berhenti, namun

kepercayaan diri tersebut akan hilang seiring berjalannya waktu ketika

individu sudah ketergantungan.

2. Hubungan antara motivasi keluarga dengan keinginan berhenti merokok

Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa kelompok siswa yang

dimotivasi keluarga lebih dominan yaitu 30 orang (56,6%) dibanding

kelompok siswa yang tidak dimotivasi keluarga yaitu 23 orang (43,4%)

kesimpulannya adalah proporsi responden menurut motivasi keluarga di

SMA Negeri 3 Pangkep lebih banyak yang dimotivasi keluarga untuk

bisa berhenti merokok.

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square Test diperoleh nilai  =

0,168 yang berarti  < α (0,168 > 0,05) ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara motivasi keluarga dengan keinginan berhenti merokok.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa siswa yang

dimotivasi keluarga cenderung belum mampu mendorong siswa untuk


berhenti merokok, begitupun sebaliknya siswa yang tidak dimotivasi

keluarga belum tentu tidak memiliki keinginan untuk berhenti merokok.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan berbagai teori yang

diungkapkan dalam penelitian ini bahwa Motivasi merupakan kekuatan,

dorongan, kebutuhan, tekanan, dan mekanisme psikologis yang

dimaksudkan merupakan akumulasi faktor-faktor internal dan eksternal,

yang mana dalam penelitian responden nampak belum mampu didorong

atau ditekan secara psikologis untuk mau berhenti merokok.

Padahal usia sekolah merupakan masa dimana karakter individu yang

positif seharusnya dibentuk karena pada usia tersebut adalah proses

dimana siswa menerima pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah

sehingga lebih mudah menanamkan motivasi untuk bertindak positif

dibandingkan pada usia dewasa.

Pengaruh lingkungan kemungkinan memegang peran besar dalam

fenomena hasil penelitian ini, teman-teman responden yang merokok bisa

menjadi faktor penghambat motivasi keluarga, selain itu cara keluarga

memotivasi mungkin saja tidak sesuai dengan karakter anak.

Kemampuan komunikasi keluarga yang kurang bagus bisa berujung pada

kekerasan, jika tekanan terlalu kuat maka individu bisa melakukan koping

sehingga tidak terpengaruh lagi dengan motivasi keluarga.

Hal positif dari hasil penelitian ini adalah kelompok responden yang

dimotivasi dan hasilnya ingin berhenti merokok merupakan yang tertinggi

yaitu 20 responden artinya ada sebagian responden yang sudah


menggunakan motivasi keluarga untuk menekan keinginannya merokok,

komunikasi keluarga yang baik dalam memotivasi anak berhenti merokok

akan memberikan dampak yang positif terhadap proses kognitif anak

dalam memberikan keputusan.

Pada penelitian ini ditemukan pula kelompok responden yang ingin

berhenti walaupun tidak dimotivasi keluarga, yang terjadi dalam

psikologis anak ini adalah adanya informasi yang diperolehnya selain

dari keluarga yang memberikan penjelasan tentang bahaya rokok

sehingga memiliki keinginan untuk berhenti, selain itu sanksi sosial yang

biasanya diterima oleh anak perokok sebagai generasi negatif juga ikut

membuat anak memiliki keinginan untuk berhenti walapun tidak ditekan

oleh keluarga.

C. Keterbatasan/Kelemahan penelitian

Beberapa keterbatasan yang dirasakan peneliti selama melaksanakan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penelitian tidak melakukan evaluasi secara mendalam terhadap faktor-

faktor perancu yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian.

2. Keterbatasan waktu dan tempat area menyebabkan hasil penelitian belum

mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Kemampuan peneliti masih sangat terbatas dalam bidang ilmu dan

metodologi penelitian (peneliti pemula) yang memungkinkan banyak

kekurangan dalam penulisan dan hasil penelitian.


Kinginan Berhenti
Merokok Jumlah Nilai
Motivasi Tidak
Keluarga Ingin 
Ingin
n % n % n %
Memotivasi 20 37,7 10 18,9 30 56,6
Tidak 11 20,8 12 22,6 23 43,4 0,168
Memotivasi
Jumlah 31 58,5 22 41,5 53 100,0

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 04 Laporan
    04 Laporan
    Dokumen149 halaman
    04 Laporan
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv1
    Bab Iv1
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv1
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen6 halaman
    Lembar Observasi
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Kasus KLP 1
    Kasus KLP 1
    Dokumen1 halaman
    Kasus KLP 1
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii1
    Bab Ii1
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii1
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen16 halaman
    Kuesioner Penelitian
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen8 halaman
    Bab V
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 02 Abstrak
    02 Abstrak
    Dokumen1 halaman
    02 Abstrak
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 06 Daftar Lampiran
    06 Daftar Lampiran
    Dokumen1 halaman
    06 Daftar Lampiran
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Proposal Indah
    Proposal Indah
    Dokumen38 halaman
    Proposal Indah
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen12 halaman
    Kuesioner Penelitian
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 05 Daftar Tabel
    05 Daftar Tabel
    Dokumen2 halaman
    05 Daftar Tabel
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat