Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya

menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun telah ada

kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap merupakan penyebab

kematian terbanyak keenam di Amerika Serikat. Munculnya organisme

nosokomial (didapat dari rumah sakit) yang resisten terhadap antibiotik,

ditemukannya organisme-oeganisme yang baru (seperti Legionella),

bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya

penyakit seperti AIDS semakin memperluas spektrum dan derajat

kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan ini juga menjelaskan

mengapa pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok

(Ningrum, 2009).

Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon

imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Pneumonia

seringkali merupakan hal yang terakhir terjadi pada orang tua dan orang yang

lemah akibat penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alkohol, pasca bedah,

dan penderita penyakit pernafasan kronik atau infeksi virus juga mudah

terserang penyakit ini (Ningrum, 2009).

Penyakit Bronkopneumonia pada anak merupakan penyakit yang

seringkali juga menimpa pada anak-anak kita. Bronkopneumonia merupakan


2

infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab

Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi

peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya

penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif

dan mual. Dan ini juga termasuk dalam bagian penyakit pnemumonia juga

(Riyani, 2013).

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu

peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai

bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa

anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti

bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia

disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non

infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering

merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan

daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita

jumpai pada anak-anak dan orang dewasa (Anindita, 2013).

Bronkopneumonia merupakan peradangan paru, biasanya dimulai di

bronkioli terminalis. Bronkopneumonia adalah nama yang diberikan untuk

sebuah inflamasi paru-paru yang biasanya dimulai di bronkiolus terminalis.

Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen

membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan. Penyakit

ini seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas,

demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem


3

pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang lemah, Pneumonia dapat

muncul sebagai infeksi primer (Ningrum, 2009).

Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-

anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan

di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi

pada anak di bawah umur 2 tahun. Inilah juga yang dimaksud dengan

epidemiologi penyakit yang satu ini (Riyani, 2013).

Bronkopneumonia merupakan penyebab tertinggi dari kematian. Di

Indonesia pada tahun 2012 hingga 2013 bronkopneumonia merupakan

penyebab kematian no 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC. Dari tahun

ke tahun penderita bronkopneumonia terus meningkat, Bronkopneumonia

juga tetap merupakan penyebab tingginya angka mortalitas dan morbiditas

anak, terutama pada negara - negara yang sedang berkembang termasuk

Indonesia. Kesulitan - kesulitan tersebut menyebabkan angka mortalitas anak

- anak dengan bronkhopneumonia di Indonesia tetap tinggi. Angka mortalitas

bronkhopneumonia secara keseluruhan mencapai 7-28,6 %, sementara pada

bayi mencapai 36,1% (Effata, 2013).

Angka kejadian pneumonia di Sulawesi - selatan pada tahun 2013

sebanyak 23,8 % dari proporsi penyakit penyebab kematian bayi (Profil

Propinsi SUL-SEL, 2013).

Berdasarkan data Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf tahun 2011, angka

kejadian Bronkopneumonia pada balita sebanyak 408 kasus. Tahun 2012

mengalami peningkatan, sebanyak 843 kasus dan pada tahun 2013 mengalami
4

penurunan dengan angka kejadian sebanyak 512 kasus atau 11,2 % dari

jumlah balita yang menderita ISPA (Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf tahun

2014)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik membahas lebih lanjut

tentang asuhan keperawatan klien dengan Bronkopneumonia yang terjadi di

RSUD Syekh Yusuf, dengan harapan dapat membantu mengurangi masalah

yang dihadapkan klien serta menjadi pedoman dan langkah selanjutnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan secara sistematik.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman nyata tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien An“ Y ” dengan kasus Bronkopneumonia di

RSUD Syekh Yusuf.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian dan analisa data

keperawatan yang terjadi pada klien An “Y” dengan

Bronkopneumonia.

b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan diagnosa

keperawatan yang terjadi pada klien An “Y” dengan

Bronkopneumonia.

c. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan

keperawatan pada klien An “Y” dengan Bronkopneumonia.


5

d. Memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan pelaksanaan

asuhan keperawatan pada klien An “Y” dengan Bronkopneumonia.

e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mengevaluasi hasil dari

tindakan yang telah dilakukan pada klien An “Y” dengan

Bronkopneumonia.

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien An “Y” dengan

Bronkopneumonia.

g. Menganalisa kesenjangan antara teori dengan kasus yang terjadi pada

An “Y” dengan Bronkopneumonia.

C. Manfaat Penulisan

1. Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi dalam

meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

2. Rumah Sakit

Dapat dijadikan masukan bagi pihak rumah sakit dalam meningkatkan

mutu pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar klien.

3. Klien dan Keluarga

Dapat meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga tentang bagaimana

merawat klien dengan bronkopneumonia khususnya dalam memenuhi

kebutuhan dasar klien.


6

4. Tenaga Keperawatan.

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

selama pendidikan dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien

dengan kasus bronkopneumonia.

D. Metode Penulisan

Penulis menggunakan beberapa metode dalam sistem penulisan karya tulis

ini, yaitu:

1. Studi Kepustakaan

Mempelajari beberapa literatur yang berhubungan atau berkaitan dengan

karya tulis ini tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kasus

bronkopneumonia.

2. Studi Kasus

Untuk studi kasus maka pendekatan yang dilakukan adalah proses

keperawatan yang meliputi pengkajian data, menentukan diagnosa,

membuat rencana tindakan, melaksanakan rencana tindakan dan

melakukan evaluasi pasca tindakan.

a. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung kepada klien dengan cara

melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan kepada

klien.
7

b. Interview

Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga klien tentang

masalah yang berhubungan dengan kondisi penyakit yang dialami

klien.

c. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik Inspeksi,

Palpasi, Perkusi dan Auskultasi.

3. Dokumentasi

Membaca dan melihat langsung status klien dan mendokumentasikan

semua yang telah dilaksanakan.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini dibagi dalam 5 (lima) bab, dimana setiap

bab akan diuraikan ke dalam sub dan bab dengan penyusunan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang konsep medis yang meliputi

defenisi/pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,

komplikasi, penatalaksanaan, tes diagnostik dan konsep

keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, rencana

keperawatan, Implementasi, serta evaluasi dari gangguan sistem

pernapasan bronkopneumonia.
8

BAB III : TINJAUAN KASUS

Membahas tentang kasus klien yaitu pengumpulan data,

klasifikasi data, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN

Menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara teori

dengan kasus nyata dan kesenjangan yang muncul pada klien

dengan klien yang lain dengan penyakit bronkopneumonia.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini diungkapkan beberapa kesimpulan dan saran

berdasarkan hasil analisa yang telah diungkapkan.


9

LAMPIRAN

SAP berisi tentang :

1. Pengertian

Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai

penyebaran berbercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di

dalam bronki dan meluas ke parenkim paru.

2. Penyebab

a. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus

Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander

(Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis

b. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik

c. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices

Dermatides, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma

Pneumonia. Aspirasi benda asing

d. Faktor predisposisi

1) usia /umur

2) genetik

e. Faktor pencetus
10

1) gizi buruk/kurang

2) berat badan lahir rendah (BBLR)

3) tidak mendapatkan ASI yang memadai

4) imunisasi yang tidak lengkap

5) polusi udara

6) kepadatan tempat tinggal

3. Tanda dan gejala

a. Biasanya didahului infeksi traktus respiratoris atas

b. Demam (390C – 400C) kadang-kadang disertai kejang karena demam

yang tinggi

c. Anak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk,

yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk

d. Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan

sianosis sekitar hidung dan mulut

e. Kadang-kadang disertai muntah dan diare

f. Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, wheezing

g. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya

serius.

h. Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang

menyebabkan atelektasis absorbsi.

4. Pengobatan dan Pencegahan

a. Farmakologi
11

1) Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin,

ampicillin, gentamisin.

2) Pemilihan jenis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum

penderita, dan dugaan kuman penyebab:

a) Umur 3 bulan-5 tahun,bila toksis disebabkan oleh streptokokus

pneumonia, Hemofilus influenza atau stafilokokus.Pada

umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka secara praktis

dipakai :

Kombinasi : penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24 jam

IM, 1-2 kali sehari dan Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam

IV/oral, 4 kali sehari. Atau kombinasi Ampisilin 50-100

mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50

mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari atau kombinasi Eritromisin

50 mg/kg/24 jam, oral 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis

sama dengan diatas).

b) Anak –anak < 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan

oleh : Streptokokus pneumonia.

Penisilin prokain IM atau o Fenoksimetilpenisilin 25.000-

50.000 KI/24 jam oral, 4 kali sehari, Eritromisin atau o

Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari. o

Oksigen 1-2 L/menit, IVFD dekstrose 5 % ½ NaCl 0,225%

350cc / 24 jam, ASI/PASI 8 x 20cc per sonde.

b. Non farmakologi
12

1) Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup

istirahat dirumah.

2) Simptomatik terhadap batuk

3) Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif

4) Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris,

diberikan broncodilator.

5) Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk

kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang

sesuai dengan penyebabnya.

c. Pencegahan

Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan

menghindari kontak dengan penderita atau mengobati secara dini

penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya

bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan

adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap

berbagai penyakit saluran nafas seperti : cara hidup sehat, makan

makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan ,beristirahat

yang cukup, rajin berolahraga, dll.

Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi

kemungkinan terinfeksi antara lain:

a. Vaksinasi Pneumokokus

b. Vaksinasi H. Influenza
13

c. Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya

tahan tubuh rendah.

d. Vaksin influenza yang diberikan pada anak sebelum anak

sakit.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen6 halaman
    Lembar Observasi
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Kasus KLP 1
    Kasus KLP 1
    Dokumen1 halaman
    Kasus KLP 1
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv1
    Bab Iv1
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv1
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen16 halaman
    Kuesioner Penelitian
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 04 Laporan
    04 Laporan
    Dokumen149 halaman
    04 Laporan
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii1
    Bab Ii1
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii1
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen8 halaman
    Bab V
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 02 Abstrak
    02 Abstrak
    Dokumen1 halaman
    02 Abstrak
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 06 Daftar Lampiran
    06 Daftar Lampiran
    Dokumen1 halaman
    06 Daftar Lampiran
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Proposal Indah
    Proposal Indah
    Dokumen38 halaman
    Proposal Indah
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen12 halaman
    Kuesioner Penelitian
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen13 halaman
    Bab V
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • 05 Daftar Tabel
    05 Daftar Tabel
    Dokumen2 halaman
    05 Daftar Tabel
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Jarvis Much
    Belum ada peringkat