TUGAS PROSES MANUFAKTUR DAN PEMILIHAN MATERIAL

Selection of Material and Shape: Case Studies

Nama Anggota:

1. Jansen Novri (1406533011)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN

UNIVERSITAS INDONESIA

TAHUN AKADEMIS 2015/2016

 Pada sebuah proses produksi, diperlukan pertimbangan bentuk objek untuk memperoleh
proses yang optimal. Pertimbangan ini dapat direferensikan pada tabel 12.1

Pada tabel di atas, sebuah desain bentuk benda yang disesuaikan dengan fungsi baik sebagai
peredam energi maupun berhubungan dengan kekuatan, memiliki batasan-batasan desain
tertentu yang menjadi acuan dalam penentuan bentuk dan material dari produk yang dibentuk.
Hal pertama yang dapat dilakukan terkait dengan proses produksi ini adalah menentukan
material yang dapat digunakan dan bentuk dari tiap part yang optimal dan ada
ketersediaannya di pasaran, atau perlu membuat customize untuk bentuk part yang unik.
Penentuan dua faktor ini memerlukan batasan-batasan yang detail sehingga hasil dari material
and shape selection dapat digunakan secara optimal selama proses produksi.

Studi Kasus

1. Sayap Pesawat
Banyak design engineering memerlukan banyak pertimbangan sebelum menentukan
desain secara final. Terdapat banyak kekuranganm kelebihan, penyimpangan, dan
batasan dalam mengambil sebuah keputusan pada kegiatan design engineering. Akan
tetapi diperlukan batasan dasar dalam melakukan design engineering pada sebuah
produk, dalam hal ini sayap pesawat. Desain awal yang perlu dipertimbangkan adalah
 bentuk sayap harus sederhana dan aerodinamis, ringan, dan cukup kuat untuk
menahan energi aerodinamis yang bekerja pada sayap pesawat.

Sayap pesawat generasi pertama terbuat dari kayu balsa dan cemara. Kemudian
mengalami modifikasi menggunakan tabung aluminium yang dilengkapi dengan load-
bearing structure. Generasi terbaru menggunakan carbon-fiber/epoxy spars, yang
dicetak pada bentuk sayap optimal.

Penentuan bentuk objek ini harus berkaitan erat dengan gaya gesek dan gaya lift yang
dikerjakan pada sayap oleh udara. Oleh sebab itu, desain bentuk benda yang
direncanakan harus bersifat aerodinamis dan tidak menghambat pergerakan aliran
udara yang sangat berpengaruh pada gerak, stabilitas, dan kekuatan pesawat.

2. Ultra-efficient springs
Produk ini berfungsi sebagai peredam energi. Material yang dapat digunakan pada
produk ini adalah material dengan kemampuan meregang yang baik, juga dengan
mempertimbangkan massa jenis dari material yang digunakan. Proses pembuatan
pegas yang optimal dapat dipengaruhi juga oleh penentuan bentuk objek yang optimal.
 Dari tabel di atas dapat dilihat hubungan antara bentuk section dengan kemampuan
meregang dari objek pegas yang akan dibuat. Hal ini dapat menjadi dasar
pertimbangan dalam menentukan sebuah desain pegas yang paling efisien secara
komprehensif, ditinjau baik dari bentuk maupun material yang digunakan.

3. Forks for a racing bicycle

Pertimbangan awal dalam melakukan desain pada sebuah sepeda adalah kekuatan dari
sepeda yang diproduksi. Selanjutnya adalah pertimbangan kekakuan, dan ketahanan
dari keseluruhan badan sepeda terhadap gaya-gaya yang bekerja. Jenis gaya yang
banyak bekerja pada sepeda adalah gaya bending. Oleh sebab itu, pemodelan struktur
diperlukan untuk menentukan dimensi yang optimal dan kuat untuk menahan batasan
gaya tertentu tanpa mengalami deformasi plastis maupun fraktur. Desain bentuk
material yang digunakan adalah hollow dengan tujuan memperingan sepeda dan
memudahkan aliran energi yang muncul agar tidak terjadi bending moment besar di
satu titik.

.
Dari tabel di atas, terdapat tujuh kandidat material dengan properties yang dimiliki.
Beberapa contoh pertimbangan engineering pada desain sepeda adalah, bila
menentukan rangka badan sepeda adalah solid, maka penggunaan spruce adalah
keputusan terbaik, akan tetapi jika menggunakan hollow tube, bambu memiliki
keunggulan karena memiliki macroscopic shape factor yang relatif tinggi, sehingga
memiliki kekuatan lebih baik. Petimbangan lain yang dapat dimasukkan adalah
bentuk section sepeda. Penggunaan bambu sangatlah sulit untuk dibentuk menjadi
bentuk yang lain, sehingga penggunaan steel menjadi lebih efektif. Oleh sebab itu,
diperlukan pertimbangan yang optimal dalam menentukan material yang dipilih dan
juga bentuk dari komponen yang akan dibuat.
 Available online at www.sciencedirect.com

Procedia Materials Science 1 (2012) 58 – 63

11th International Congress on Metallurgy & Materials SAM/CONAMET 2011.

Influence of the shape of the particles in the solidification of

composite materials
E. M. Agaliotisa,b, M. R. Rosenbergera,b, A. E. Aresa,b y C. E. Schvezova,b
a
Prog. Materiales, Modelización y Metrología (CONICET), FCEQyN, UNAM.,3300, Argentina.
b
CONICET. Rivadavia 1917, (1033) Buenos Aires,, Argentina.

Abstract

The shape of a solidifying interface is generally affected when it encounters foreign inert particles. The degree of
deformation depends on the morphology and physical properties of the particles, the melt, the solid and the external fields,
affecting the pushing and capture process of the particles. The particle can be trapped by the interface at slower
solidification velocity than that predicted by simple models which do not include any deformation of the interface. In all
cases this interaction strongly determines the segregation of particles in the microstructure and therefore affecting the
physical and physicochemical properties of the final material. In the present report the interaction between particle and
interface is analyzed by means of a mathematical model employing the finite element method. The effect on interface
shape of different particle shapes and relative thermal conductivities between particle and melt was studied. Thermal field
results show that when the particle is more conductive than the melt, the interface is concave. Comparing the concave
interfaces for different particle shapes it is observed that, when the particle is not spherical the separation particle-interface
at the edge of the particle is the smallest. As a consequence of this phenomenon, which occurs in non-spherical particles,
there is a remaining amount of melt between particle and solid which is the last in solidify.

©©2012
2012Published
Publishedby
byElsevier
ElsevierLtd.
Ltd.Selection
Selectionand/or
and/orpeer-review
peer-reviewunder
under responsibility
responsibility ofof 11th
SAM/
International2011,
CONAMET Congress on Metallurgy
Rosario, & Materials
Argentina. Open SAM/CONAMET
access under 2011.
CC BY-NC-ND license.

Keywords: Solidification, FEM, composite material, crystal growth.

* Corresponding author. Tel.+54-376-4422186; fax: +54-376-4425414.

E-mail address: eliana@fceqyn.unam.edu.ar.

2211-8128 © 2012 Published by Elsevier Ltd. Selection and/or peer-review under responsibility of SAM/CONAMET 2011, Rosario, Argentina.
Open access under CC BY-NC-ND license. doi:10.1016/j.mspro.2012.06.008
 E. M. Agaliotis et al. / Procedia Materials Science 1 (2012) 58 – 63 59

1. Introduction

Solidification studies of materials containing particles have shown an interaction between the particle and
the solid-liquid interface. One of the possible interactions is the repulsion of the particle. This phenomenon is
observed in materials such as metal alloys with native particles, in metal matrix composites reinforced with
ceramics, and during the crystallization of semiconductor, optical, optoelectronic and biological materials. The
presence of the particle ahead of the solidification front with different values of thermal conductivity between
the particle and the solid affects the thermal field in the vicinity of the particle, which affects the shape of the
interface.
This phenomenon has been studied by several authors. Two dimensional models were developed to obtain
the shape of the interface using numerical techniques, considering that the particle is a cylinder of infinite
length. Bolling et al. 1971 and Zubko et al. 1973 considered this effect qualitatively as a criterion for
entrapment or repulsion of particles. However, they did not find direct experimental evidence of the
dependence of trapping and the thermal conductivities. More recently Garvin et al. (2004, 2005, 2007)
performed two dimensional numerical simulations of the interaction of the solidification front with particles,
accounting for the effect of the curvature of the interface due to the thermal conductivities.
Agaliotis et al 2008-2009 developed axi-symmetric models and numerical simulations of the particle
repulsion process, decoupling the process and building the model in steps of increasing complexity. The first
stage started with the temperature field, the second stage included the fluid flow for planar and not planar
interfaces and spherical particles. These fields are then coupled to analyze the conditions under which there is
particle pushing. This phenomenon is governed by a dynamic balance between drag and repulsion forces. In
these models the strongest interactions are taking into account as follows: the repulsive force considered is the
Lisfshitz force and the attractive force considered is the drag force. Other interactions such as inertia, gravity
or surface tension were not considered. The model results were adjusted to the experimental results, which
would indicate that the interactions considered are sufficiently strong to fit the experimental results published
for the critical velocities. The results obtained show that when the particle has lower thermal conductivity than
the fluid the resulting interface is convex. When the particle has greater conductivity than the fluid the
resulting interface is concave, and when fluid and particle have the same thermal conductivity the resulting
interface is flat.
In the present report results obtained with a numerical model of the pushing phenomenon are presented.
The temperature field of the particle-interface system is analyzed in order to determine the influence of the
particle shape on the shape of the interface, for particles with higher thermal conductivities than the matrix.

Fig. 1. Isometric perspective views of the particles considered in the model. In all cases the interface approaches the particle from the left in the
direction of the axis of symmetry of the particle.
60 E. M. Agaliotis et al. / Procedia Materials Science 1 (2012) 58 – 63

2. Methods

2.1. Description of the model

The physical model which is mathematically modelled consists of a solid particle immersed in the liquid
phase of a matrix that is solidifying. The particle shapes considered are: spherical, cylindrical, conical and
hemispherical as shown in Figure 1, the last three particles with the flat side towards the interface. The
dimensions are parameterized by the sphere radius, R, equal to 50 microns. The cylinders are of radius R and
height R/2, R and 2R, the hemisphere is of radius R, the truncated cones dimensions are height equal to the
radius, major radius is equal to R and minor radius equal to R/2.

Fig. 2. Scheme of the thermal model. The shape of the interface at different particle-interface distances is shown.

The temperature field is solved using the finite element method. The thermal field generated by the cooling
process which simulates solidification is dynamically modeled.
The heat extraction is considered unidirectional in the direction of the advance of the interface which
causes the solidification of the matrix, as shown in Figure 2.

Enlargement

Fig. 3 Mesh used in the thermal axi-symmetrical model and hemispherical particle.
 E. M. Agaliotis et al. / Procedia Materials Science 1 (2012) 58 – 63 61

The properties are assumed to be independent of temperature. The other borders are isolated. The
calculation is done on an axi-symmetrical model time-dependent. The resolution of the problem includes the
equations of conservation of mass and energy dynamically. The domain was discretized using 50.000
quadrilateral elements with first order interpolation functions for the temperature field. The model was refined
in the vicinity of the particle for a better detail of the curvature of the interface, as shown in Figure 3.
The shape of the interface is calculated by simulating the thermal field, at different particle-interface
distances. The thermal field is determined by the values of the thermal conductivities of the particle, the liquid
and solid, modifying the shape of the interface in the vicinity of the particle.
The numerical solutions were obtained using a Newton-Raphson method with a tolerance of 0.01%. The
dynamic time dependant part was solved employing the Crank-Nicholson method with a variable time step
adjusted by the Adams-Bashforth method (Chapra et al. 2005, Hurtado et al 2002).
The domain employed in the calculations consists of a solid particle with a thermal conductivity kp,
immersed in a melt with a thermal conductivity km. Different meshes are constructed for each particle shape.
The relative thermal conductivities between particle and melt kp/km employed in the calculations was 10,
which corresponds to a copper/lead system (Perry et al. 1992). The solid phases were modeled as materials
with high viscosity (106 times the viscosity of the melt).
The heat extraction rate used is 12500 J/m2s. The shape and position of the interface is determined using
the isotherm of solidification of pure aluminum: 933 K.

3. Results and discussion

3.1. Spherical and hemispherical particles

The results of the simulation for spherical and hemispherical particle are shown in Figure 4.

(a) (b)

Fig. 4. Shape of the interface at different distances.(a) conductive and spherical particle (b) conductive and hemispherical particle.

For hemispherical particles it is observed that when the particle is more conductive than the melt, the
interface is flat at large distances, as the boundary condition imposed, however, as it approaches to the particle
it becomes concave, enveloping the particle. When the particle is spherical, the minimum separation particle-
interface is located on the axis of symmetry as shown in Figure 4 (a). In contrast, the lower separation in non-
spherical particles is on the edge of the flat face, which faces the interface as is shown in Figure 4 (b). Because
of this phenomenon, which occurs in non-spherical particles, remaining liquid is found between the particle
and the solid as shown in Figure 4 (b).
62 E. M. Agaliotis et al. / Procedia Materials Science 1 (2012) 58 – 63

3.2. Cylindrical and conical particles

(a) (b) (c)

(e)
(d)

Fig. 5. Shape of the interface at different distances.(a) (b) and (c) cylinders of different heights (d) and (e) truncated cones.

The results for cylindrical and conical particles when kp / km = 10, are shown in Figure 5. It is observed
how the interface shape changes as a function of distance from the particle. At distances greater than the
height of the particle, the interface is practically flat and as the particle approaches the interface it gradually
becomes concave.

(a)
(b)

(c)

Fig. 6. Superposition of the interfaces between cylindrical particles of different heights.

 E. M. Agaliotis et al. / Procedia Materials Science 1 (2012) 58 – 63 63

By comparing the cylindrical particles of equal diameter but different heights, it is observed that the larger
the height the greater the deformation of the interface and, therefore, the distance particle-interface is larger, as
shown in Figure 6. In the case of cylindrical particles of large height, the amount of remaining liquid will be
larger. This effect would indicate that there may be remaining liquid between the particle and the solid front
even after the particle has started to be captured by the solid.

4. Conclusions

The shape and relative thermal conductivity of the foreign particles influences the shape of the solid
interface at short particle-interface distances.
When the particle has larger thermal conductivity than the melt and shows a non-spherical shape that has a
flat face towards the growing interface, the interface becomes concave as it approaches the particle. As a
result, the first contact between interface and particle takes place at the edge of the flat face. Therefore, short
after the solid has started to engulf the particle, a remaining portion of liquid can be found between the flat
face of the particle and the solid. The amount of liquid remaining in cylindrical particles of large aspect ratio
will be larger than that found on cylindrical particles of lower aspect ratio.

Acknowledgements

The authors acknowledge the support from CONICET (Consejo Nacional de Investigaciones Científicas y
Técnicas) Argentina.

References
Agaliotis E.M., Rosenberger M.R, Ares A.E., Schvezov C.E., 2008 -planar solidifying
David DeYoung, TMS , Vol 3:823-827.
Agaliotis E.M., Rosenberger M.R, Ares A.E., Schvezov C.E., 2009, Modeling the interaction of particles with a concave solidifying
interface. Proc. from XII Modeling of Cast. Weld., and advanced solidification process 209-217
Agaliotis E.M., Rosenberger M.R, Ares A.E., Schvezov C.E., 2009, Modelado de las fuerzas de arrastre sobre una partícula esférica
durante la solidificación: caso de una interfase convexa, 9º SAM/CONAMET, 219-224.
Bolling G.F. and Cisse J. 1971 -66
Catalina A.V., Mukherjee S., Stefanescu D. 2000, Metallurgical and Materials Transactions A,31, p. 2559-2568.
Chapra S.C., Canale R.P.2005, Numerical methods for engineers, (McGraw-Hill).
Chernov A. A.and Temkin, D. E., 1976 Crystal Growth and Materials, (North Holland, Amsterdam, 1977), p. 3-77
Garvin J.W., Yang Y., and Udaykumar H.S. 2007, International Journal of Heat and Mass Transfer, 50, p. 2969 2980
Garvin J.W., Udaykumar H.S. 2004, Drag on a particle being pushed by a solidification front and its dependence on thermal
conductivities, Journal of Crystal Growth 267, 724 737
Garvin J.W., Udaykumar H.S. 2004, Drag on a ceramic particle being pushed by a metallic solidification front, Journal of Crystal Growth
276, 275 280.
Garvin J.W., Yang Y., and Udaykumar H.S. Multiscale modeling of particle
International J. of Heat and Mass Transfer 50, 2952 2968
Garvin J.W., Yang Y., and Udaykumar H.S. 2007, -solidification front dynamics. Part II: Pushing-
eat and Mass Transfer, 50, 2969 2980.
Kim J.K. and Rohatgi P.K. 1998, Acta mater. Vol. 46, No. 4, p. 1115-l123.
Nieves Hurtado, A.; Dominguez Sanchez, F.C. 2002, Métodos numéricos aplicados a la Ingeniería. Editorial C.E.C.S.A.
Perry R.H. and Green D. W. 1992, , p.3-261.
Zubko A.M., Lobanov V.G., Nikonova V.V. 1973. Reaction of foreign particles with a crystallization front. Sov Phys Crystallogr;
18(2):239 41.
 TUGAS RESUME JURNAL

Influence of The Shape of The Particles In The Solidification of

Composite Materials

Jansen Novri (1406533011)

Mata Kuliah : Proses Manufaktur dan Pemilihan Material

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
Judul jurnal : Influence of the shape of the particles in the solidification of composite
materials
Penulis : E. M. Agaliotisa, M. R. Rosenbergera, A. E. Aresa, C. E. Schvezova

Instansi : Prog. Materiales, Modelización y Metrología (CONICET), FCEQyN,

UNAM.,3300, Argentina.

Latar Belakang

Studi mengenai pengaruh bentuk objek dalam sebuah proses produksi sangatlah penting
untuk menentukan bentuk yang paling optimal dan efisien dalam proses pembuatannya.
Penggunaan metode kecepatan solidifikasi pada berbagai bentuk material dapat digunakan
sebagai metode pemilihan bentuk. Pada banyak kasus, interaksi antara material dengan
lingkungan pada proses solidifikasi sangat kuat berhubungan dengan segregasi partikel secara
mikrostruktur yang berpengaruh pada physical dan physicochemical properties dari sebuah
material. Secara khusus, dampak yang terjadi pada berbagai bentuk terlihat dari partikel
benda sendiri dan konduktivitas termal yang berbeda.

Pendahuluan
Studi mengenai solidifikasi pada sebuah material dengan partikel mikrostrukturalnya
menunjukkan interaksi antara partikel dengan bagian solid-liquid interface. Pada jurnal ini,
objek penelitian adalah solidifikasi pada material komposit yang sebelumnya mengalami
peleburan. Salah satu kemungkinan interaksi yang terjadi adalah repulsi pada partikel dimana
terjadi hambatan saat penyatuan partikel secara utuh pada dua fase yang berbeda. Berbagai
metode dalam shaping selection dapat digunakan, salah satunya dengan metode numerikal,
dimana dilakukan pertimbangan infinite length pada suatu partikel silindris.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah model fisika yang secara matematis
dimodelkan sebagai sebuah partikel solid yang dicelupkan pada sebuah objek liquid sebagai
sebuah matriks yang mengalami solidifikasi. Hal ini yang menjadi dasar pemodelan
matematika dalam percobaan. Bentuk partikel yang diuji adalah spherical, cylindrical,
conical, dan hemispherical, seperti pada gambar 1.
 Pada seluruh objek, diameter rata-rata yang digunakan sebesar 50 mikrons. Khusus
bentuk objek silindris, tinggi objek adalah R/2, R, dan 2R, sehingga dimensi dari objek
tersebut juga menjadi variabel bebas dalam penentuan bentuk optimal pada proses produksi.
Dalam proses solidifikasi, medan termal yang berperan penting ditentukan menggunakan
metode finite element. Perlakuan medan termal yang diberikan adalah pendinginan sebagai
simulasi pemodelan solidifikasi pada material uji.

Hasil Penelitian

Pada partikel hemispherical (gambar b), terlihat bahwa objek memiliki konduktivitas
lebih tinggi dibanding dengan solid-liquid interface (matriks cair). Hal ini terlihat dari
interaksi interface yang cukup kuat dibagian ujung objek. Hal lain yang terlhat adalah garis
interface yang cenderung datar dan membentuk sebuah cekungan tajam di bagian ujungnya.
Selain itu, jarak garis interface yanng terbentuk juga relatif jauh. Pada partikel spherical,
terlihat bahwa garis interface lebih menutup secara sempurna terhadap permukaan objek,
tetapi ikatan interface dengan objek tidak terlalu kuat di bagian ujung dibanding dengan
objek hemispherical. Hal ini diakibatkan bentuk stream line dari bola cenderung mengalirkan
fluida yang mengenai objek dengan hambatan yang relatif kecil. Jika ditinjau dari letak ikatan
terkuat, objek spherical memiliki titik terkuat di bagian tengah seperti yang terlihat pada
gambar a. Hal ini dapat menimbulkan pembedaan, dimana pada objek spherical, ikatan
terkuat dimulai dari tengah menuju ke samping, tetapi mengalami hambatan untuk
solidifikasi optimum di bagian ujung karena sifat aliran fluida. Sedangkan pada objek
hemispherical, ikatan interface dengan benda dimulai dari ujung yang diteruskan ke tengah.
Jarak interface yang renggang menjadi pertimbangan waktu dalam keseluruhan proses
produksi, akan tetapi bentuk interface yang rata membuat proses solidifikasi menjadi relatif
efektif.

Parameter lain yang diteliti adalah pengaruh dimensi benda dan bentuk permukaan yang
diuji terhadap karakteristik garis solid-liquid interface terhadap material uji. Pada gambar a, b,
dan c di bawah, terlihat bahwa tinggi dan lebar dari objek berpengaruh terhadap garis
interface, dimana tidak dapat ditentukan besaran dimensi objek yang superlatif berpengaruh
terhadap optimalisasi proses, karena pada gambar a dengan benda tertinggi, juga dengan
gambar c sebagai objek terlebar memiliki garis interface yang lebih renggang dibanding
pada gambar b. Penelitian lain pada gambar d dan e, terlihat bahwa permukaan sentuh antara
objek uji dengan garis interface yang lebih besar memiliki ikatan interface lebih kuat,
terlihat dari kerapatan garis yang dimiliki. Hal ini dapat menjadi pertimbangan lain dalam
melakukan shaping selection, khususnya pada proses thermal solidification.

Gambar 2
 Kesimpulan

Diperlukan pertimbangan bentuk dalam penentuan bentuk objek untuk memperoleh

proses produksi yang lebih optimal. Secara spesifik, tidak dapat ditentukan secara superlatif,
dimensi dari sebuah objek yang paling optimal, sehingga diperlukan perhitungan yang
mendalam dalam menentukan dimensi paling optimal seperti yang terjadi pada gambar 2.
Secara umum, pemilihan bentuk yang absolut (dikondisikan dengan fungsi kerja objek) tidak
dapat dihindari, sehingga diperlukan pengetahuan interaksi antara lingkungan dengan sistem
objek agar proses produksi dapat berjalan secara optimal.

Pertanyaan

Pada gambar 2, terlihat bahwa suatu objek harus memiliki dimensi yang optimal untuk
memperoleh garis interface yang rapat. Akan tetapi, dimensi yang dicapai tidak dapat
ditentukan secara langsung (superlatif), apakah benda itu harus memiliki dimensi sangat
panjang, sangat lebar, ataupun sangat tinggi (memiliki batasan dimensi optimal). Metode apa
yang digunakan dalam penentuan dimensi benda untuk memperoleh proses solidifikasi yang
relatif lebih optimal?