Anda di halaman 1dari 11

Ekologi

Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah struktur atau tingkatan trofik energi yang menggambarkan
hubungan dalam rantai makanan dalam suatu ekosistem. Piramida ekologi ini
berfungsi menunjukkan perbandingan di antara tingkatan trofik yang satu dengan
tingkatan trofik lainnya pada suatu ekosistem.

Tumbuhan yang berperan sebagai produsen menempati tingkatan trofik pertama.


Hewan yang memakan tumbuhan menempati tingkatan trofik kedua. Selanjutnya
karnivora yang secara langsung memakan herbivora menempati tingkatan trofik
ketiga.

Piramida ekologi dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu piramida jumlah, piramida
biomassa, piramida energi.

1. Piramida Jumlah
Piramida jumlah adalah piramida yang menggambarkan jumlah organisme pada tiap
tingkatan trofik. Umumnya organisme yang menduduki trofik pertama adalah
organisme yang jumlahnya paling banyak. Selanjutnya, makin ke atas, jumlahnya
akan berkurang seiring dengan makin meningkatnya tingkatan trofik. Dengan
demikian, produsen jumlahnya paling melimpah.

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa adalah piramida yang menggambarkan ukuran berat atau massa
materi hidup pada setiap tingkatan trofik pada suatu ekosistem dalam kurun waktu
tertentu. Setiap tingkatan trofik, rata-rata berat organisme diukur dalam satuan
gram/m2. Umumnya pengukuran berat organisme dilakukan dengan menggunakan
sampel organisme kemudian menghitung total biomassanya.

Sumber: pinterest.com

3. Piramida Energi

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Tipe piramida ekologi yang terakhir adalah piramida energi. Piramida energi adalah
piramida yang menggambarkan proses penurunan energi pada setiap tingkatan trofik.
Piramida energi disusun berdasarkan produktivitas organisme pada setiap tingkatan
trofik. Setiap perpindahan energi dari tiap tingkatan trofik yang lebih kecil ke
tingkatan trofik yang lebih besar selalu terjadi pengurangan.

Dari ketiga tipe piramida ekologi, piramida energi dianggap sebagai model piramida
terbaik, dengan alasan sebagai berikut.

1. Tidak dipengaruhi oleh ukuran organisme dan kecepatan metabolisme organisme

2. Menunjukkan efisiensi ekologi atau produktivitas ekosistem

3. Memberikan gambaran berkaitan dengan sifat fungsional suatu ekosistem

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Daur Biogeokimia
Daur biogeokimia adalah daur unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
lingkungan melalui komponen biotik, abiotik, kemudian kembali lagi ke lingkungan.
Proses tersebut terjadi secara berulang-ulang dan tidak terbatas. Daur biogeokimia
terdiri dari daur karbon, daur nitrogen, daur air, daur fosfor, dan daur belerang.

1. Daur Karbon

Sumber: pinterest.com

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk senyawa karbon anorganik, yaitu
karbon dioksida (CO2).Daur karbon dimulai dari CO2 yang terkandung di udara dan
larut dalam air akan membentuk persediaan unsure karbon (C) anorganik dan asal
unsur C organik. Tumbuhan akan menyerap unsur karbon dalam bentuk CO2 di udara
sebagai bahan dasar pada proses fotosintesis.

Di dalam proses tersebut, karbon yang terdapat di lingkungan abiotik masuk ke


lingkungan biotik, kemudian akan kembali lagi ke lingkungan abiotik pada proses
respirasi. Unsur karbon dari respirasi berupa CO2 atau dalam bentuk lain sebagai sisa-
sisa metabolisme. Sisa-sisa tanaman yang mati dan bahan organik yang lain akan
diuraikan oleh pengurai dan unsur karbon dilepas ke udara dan air sebagai CO2.

Sebagian bahan organik di dalam tubuh organisme ada yang sulit diuraikan dan ada
yang berubah menjadi batu kapur, arang, dan minyak bumi (bahan bakar fosil).
Pembakaran bahan bakar fosil akan membebaskan CO2 kembali ke udara.

2. Daur Nitrogen
Nitrogen berfungsi sebagai komponen pembentuk protein atau komponen penyususn
asam nukleat (DNA atau RNA). Sumber utama nitrogen adalah N2 di atmosfer.
Namun, sebagian besar organisme baik tumbuhan maupun hewan tidak dapat
memanfaatkan N2 bebas di udara. Beberapa bakteri, ganggang hijau –biru, dan jamur
dapat menggunakan N2 untuk mensintesis bahan yang dapat digunakan oleh
organisme lain dalam jumlah kecil.

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Sumber: microbiologynotes.org

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses daur nitrogen.

a. Tahap Fiksasi Nitrogen

Selalu terjadi pelepasan nitrogen dari tanah atau air kembali ke udara. Hal tersebut
dapat terjadi karena terdapat bakteri yang melakukan proses denitrifikasi yang
mengubah amonia menjadi N2 dan melepaskannya. Kemudian nitrogen di udara (N2)
akan berubah menjadi amonia (NH3).

Bakteri yang berperan dalam tahap fiksasi tersebut adalah Rhizobium yang terdapat
pada bintil akar tanaman kacang-kacangan.

b. Tahap Nitrifikasi

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Pada tahap ini, Amonia akan diubah menjadi nitrat (NO3-) oleh bakteri nitrifikasi di
dalam tanah. Sebenarnya, amonia tidak terjadi secara tiba-tiba berubah menjadi nitrat.
Namun, amonia akan diubah menjadi nitrit (NO2-) terlebih dahulu oleh
bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus. Selanjutnya, bakteri Nitrobacter akan
mengubah nitrit (NO2-) menjadi nitrat (NO3-).

c. Tahap Asimilasi

Pada tahap ini nitrogen akan diserap oleh tumbuhan, kemudian akan diasimilasi
menjadi protein dan asam amino.

d. Tahap Amonifikasi

Pada tahap ini, apabila tanaman sudah mati ikatan nitrogen akan pecah dan oleh
bakteri amonia akan diubah menjadi amonia kembali

e. Tahap Denitrifikasi

Pada tahap ini, nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) dapat langsung tereduksi menjadi
gas nitrogen (N2).

3. Daur Air

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Sumber: pinterest.com

Berikut adalah tahapan-tahapan pada daur air.

a. Saat terkena cahaya matahari, seluruh permukaan bumi yang mengandung air akan
mengalami penguapan (evaporasi), sementara makhluk hidup mengalami transpirasi
(kehilangan air melalui penguapan/evaporasi).

b. Uap air akan naik ke lapisan atmosfer membentuk awan. Awan kemudian
berpindah karena perbedaan suhu udara atau terbawa oleh angin.

c. Saat terpapar udara dingin, awan akan mengalami kondensasi menjadi tetes-tetes air
dan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi).

d. Air hujan akan masuk ke dalam tanah secara vertikal melalui infiltrasi. Infiltrasi air
hujan pada daerah yang bervegetasi (ditumbuhi tumbuhan) lebih besar bila
dibandingkan dengan daerah yang tidak bervegetasi, karena vegetasi menghasilkan
tumpukan dedaunan kering yang dapat meningkatkan porositas tanah.

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
e. Setelah terjadi infiltrasi, air akan terus bergerak ke bawah karena adanya pengaruh
gravitasi. Sebagian air tanah diserap oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Air sungai
akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, dan akhirnya menuju ke laut yang akan
mengalami penguapan kembali sehingga daur air terjadi secara berulang

Di lautan, laju evaporasi lebih tinggi daripada presipitasi (curah hujan). Sebaliknya, di
daratan laju presipitasi (curah hujan) lebih tinggi daripada evaporasi dan transpirasi.

4. Daur Fosfor

Sumber: researchgate.net

Fosfor berasal dari pelapukan batuan mineral (batuan fosfat) dan penguraian bahan
organik oleh dekomposer. Fosfor diserap oleh tumbuhan dalam bentuk fosfat
anorganik (H2PO4–, HPO42-, dan PO43-). Meskipun jumlah fosfor di alam sangat
banyak, tetapi persediannya untuk tumbuhan sangat terbatas karena sebagian besar
terikat secara kimia oleh unsur lain dan sukar larut di dalam air.

Fosfor dalam tubuh makhluk hidup berfungsi untuk menyimpan dan memindahkan
energi (dalam bentuk ATP), membentuk asam nukleat, dan membantu proses respirasi
maupun asimilasi. Melalui rantai makanan, fosfor dari tumbuhan masuk ke dalam
tubuh hewan.

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
Bila tumbuhan dan hewan mati, maka fosfat organik dari tubuh organisme tersebut
akan diurai oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut
dalam air dapat mengalami pengendapan (sedimentasi) di laut sebagai batu karang
atau fosil. Batu karang maupun fosil dapat terkikis kembali membentuk fosfat
anorganik yang terlarut dalam air atau diambil melalui kegiatan penambangan.

5. Daur Belerang (Sulfur)

Sumber: thinglink.com

Belerang (sulfur) terdapat di atmosfer dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) dan bentuk
hidrogen (H2S). Sulfur dioksida (SO2) berasal dari aktivitas vulkanis (misalnya
gunung berapi), pembakaran bahan bakar fosil, asap kendaraan bermotor, dan asap
pabrik. Sedangkan hidrogen (H2S) dilepas dari proses pembusukan bahan organik di
dalam tanah dan air yang dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai.

Organisme pengurai yang merombak bahan organik (protein) dan melepaskan H2S
antara lain Aspergillus dan Neurospora serta bakteri Escherichia. H2S selanjutnya
mengalami oksidasi di atmosfer dan membentuk sulfat (SO4). Gas sulfat bersama-
sama dengan presipitasi (curah hujan) masuk ke dalam tanah. Bila kandungan gas
sulfat terlalu tinggi, maka presipitasi (curah hujan) yang dihasilkan akan sangat asam,
sehingga dikenal dengan hujan asam.

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK
H2S di dalam tanah juga dapat mengalami oksidasi dan menghasilkan elemen sulfur
(S). Sulfur kemudian teroksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Thiobacillus
denitrificans dan Thiobacillus thiooxidans. Sulfat yang berada di dalam tanah dapat
tereduksi kembali menjadi H2S oleh bakteri Thiobacillus thioparus. Belerang di dalam
tanah terdapat dalam bentuk sulfat, sulfida, dan belerang anorganik. Akan tetapi,
tumbuhan menyerap belerang dalam bentuk anion sulfat (SO42-) dari dalam tanah.

Nah, itulah pembahasan mengenai ekologi. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang ekosistem. Ekosistem terdiri atas komponen
biotik dan abiotik. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan dapat menambah
wawasan kamu dalam belajar Biologi.

SMAN12MERANGIN 2020/2021 RK

Anda mungkin juga menyukai