Pasal 4
Sebelum menjalankan jabatannya, Notaris wajib mengucapkan
sumpah/janji menurut agamanya di hadapan Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
Pasal 5
Pengucapan sumpah/janji jabatan Notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan dalam waktu paling lambat
2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal keputusan pengangkatan
sebagai Notaris.
Pasal 6
Dalam hal pengucapan sumpah/janji tidak dilakukan dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
keputusan pengangkatan Notaris dapat dibatalkan oleh
Menteri.
Pasal 7
(1) Dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung
sejak tanggal pengambilan sumpah/janji jabatan Notaris,
yang bersangkutan wajib:
a. menjalankan jabatannya dengan nyata;
b. menyampaikan berita acara sumpah/ janji jabatan
Notaris kepada Menteri, Organisasi Notaris, dan Majelis
Pengawas Daerah; dan
Pasal 18 UUJN
(1) Notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah
kabupaten atau kota.
(2) Notaris mempunyai wilayah jabatan meliputi
seluruh wilayah provinsi dari tempat kedudukannya.
Pasal 19 UUJN
(1) Notaris wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di
tempat kedudukannya.
(2) Tempat kedudukan Notaris sebagai Pejabat Pembuat
Akta Tanah wajib mengikuti tempat kedudukan
Notaris.
(3) Notaris tidak berwenang secara berturut-turut
dengan tetap menjalankan jabatan di luar tempat
kedudukannya.
Wilayah kerja Notaris meliputi Provinsi namun jika
dikaitkan dengan ketentuan Pasal 19 ayat (3), maka
“dilarang” jika sebagai berikut ini :
Perpindahan Notaris
M e n i m b a n g :
1. Bahwa dalam rangka pemerataan dan penyebaran Notaris
di seluruh Indonesia, dipandang perlu mengangkat Notaris
yang mempunyai tempat kedudukan di daerah
kabupaten/kota sesuai dengan permohonan yang
bersangkutan.
M e n g i n g a t :
1. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4432) sebagaimana telah diubah dengan
Undang - Undang Nomor 2 Tahun2014 tentang Perubahan
atas Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5491).
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
IndonesiaNomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat dan
Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, Pemberhentian dan
Perpanjangan Notaris.
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2014 tentang Formasi Jabatan
Notaris.
MEMUTUSKAN
M e n e t a p k a n :
P E R T A M A:
Mengangkat A B C , S . H . , M . K n . , l a h i r d i WAINGAPU,pada
tanggal 09 Juni 1987 sebagai
Notaris di KOTA KUPANG dengan
w i l a y a h jabatan Provinsi NUSA TENGGARA TIMUR terhitung mulai ia menjala
nkan jabatannya dan berakhir sampai dengan tanggal 09 Juni 2052.
K E D U A :
M e w a j i b k a n k e p a d a A B C , S . H . , M . K n . :
2. Dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah/janji jabatan Notaris
- Menyampaikan fotokopi yang disahkan dari berita acara
sumpah/janji Jabatan Notaris kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia cq.Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum,
Organisasi Notaris padatingkat (kabupaten/kota, provinsi dan
pusat) dan Majelis PengawasNotaris pada tingkat (kabupaten/kota,
provinsi dan pusat).
- Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, paraf,
dan teraancap/stempel jabatan Notaris berwarna merah kepada
Menteri Hukumdan Hak Asasi Manusia cq. Direktur Jenderal
Administrasi HukumUmum, instansi di bidang pertanahan,
Organisasi Notaris pada tingkat(kabupaten/kota, provinsi dan
pusat), Majelis Pengawas Notaris padatingkat (kabupaten/kota,
provinsi dan pusat), serta Bupati atauWalikota di tempat
kedudukan Notaris.
K E T I G A :
S e t e l a h m e n j a b a t s e b a g a i N o t a r i s
, w a j i b m e n e r i m a p r o t o k o l N o t a r i
s d a r i Notaris lain dan protokol Notaris yang tersimpan pada kantor
Notaris.
KEEMPAT:
Dalam waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari atau paling lambat 60
( e n a m puluh) hari sebelum masa jabatan berakhir, wajib
memberitahukan secara
tertulis kepada Majelis Pengawas Daerah di
tempat kedudukan Notaris mengenai berakhirnya
masa jabatan dan mengusulkan Notaris lain sebagai
pemegang protokol.
KELIMA:
Majelis Pengawas Daerah di tempat
kedudukan Notaris mengusulkan
N o t a r i s yang akan ditunjuk sebagai pemegang protokol
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia cq. Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum.
K E E N A M :
K e p u t u s a n i n i m u l a i b e r l a k u s e j a k
t a n g g a l p e n g u c a p a n s u m p a h / j a n j i
d a n apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan seperlunya.
K E TUJUH:
K e putusan ini disampaikan kepada yang
b e rsangkutan untuk diketahui
d a n dilaksanakan sebagaimana mestinya.