Anda di halaman 1dari 69

PENGARUH PERTAMBAHAN BEBAN JANGKA PANJANG

TERHADAP PENYETTINGAN FUSE CUT OUT DAN


NIEDER SPANNUNG HOCH LEISTUNG FUSE
(Studi Kasus GD-200 Kota Payakumbuh)

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

Oleh:

IRGI A FAHREZI
11850514537

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan terbuka untuk umum dengan
ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat,
tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan dengan mengikuti kaidah
pengutipan yang berlaku.

Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus
memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya
diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam.

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan oleh saya maupun orang lain untuk keperluan lain, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak memuat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali disebutkan dalam referensi dan di dalam daftar pustaka.

Saya bersedia menerima sanksi jika pernyataan ini tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.

Pekanbaru 15 Juni 2022

Yang membuat pernyataan,

Irgi A Fahrezi
NIM. 11850514537

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin
Sujud syukur kusembahkan padaMu Tuhanku, Tuhan Yang Maha Agung nan Maha tinggi,
Maha Adil dan Maha Penyayang. Atas kasih sayang-Mu memberiku kekuatan, dan
membekali ku dengan ilmu, atas karunia dan kemudahan yang telah Engkau limpahkan
pulalah akhirnya Tugas Akhir yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW, yang telah
membimbing umatnya menjadi manusia-manusia yang beradab, berfikir dan berilmu
pengetahuan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi
Ayahanda tercinta,
Terimakasih atas limpahan kasih sayang, atas bimbingan, atas semua yang akan selalu ku
ingat dan selalu kurindukan.
Ibunda Tercinta,
Terimakasih atas segala pengorbanan dan perjuangan tak kenal lelahmu, selalu
mendoakanku, motivasi dan memberi semangat. Maafkan aku ibu sampai hari ini aku masih
banyak menyusahkanmu
Tetaplah do’akan aku ibu, Tetaplah disisiku sampai aku bisa membahagiakanmu di masa
tuamu
Kepada Kakak dan adikku,
Karya sederhana ini sebagai bukti aku serius akan keinginanku untuk melanjutkan
pendidikanku, aku berhasil sampai di titik ini tidak lepas dari campur tangan kalian,
Keraguan, rasa khawatir kalian selama ini terjawab sudah. Aku berhasil menyelesaikan
pendidikan ku, dan tidak berhenti ditengah jalan seperti yang kalian takutkan.
Terimakasih untuk kepercayaan, segala dukungan dan do’a Dan khususnya terimakasih
banyak buat kakak dan adik yang banyak membantu ibu meringankan beban ibu Maaf
saudara kalian ini masih banyak menyusahkan dan membebani kalian
Kepada Sahabatku,
Hidup terlalu berat untuk kujalani sendiri tanpa campur tangan Tuhan dan orang lain. Tak
ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah bersama sahabat-sahabat terbaikku. Terima kasih
banyak kuucapkan kepada sahabat yang selalu ada, teman yang banyak membantu, dan
kawan-kawan seperjuangan TE 18. Tetaplah Semangat untuk kita semua.

v
Pengaruh Pertambahan Beban Jangka Panjang Terhadap Penyettingan
Fuse Cut Out Dan Nieder Spannung Hoch Leistung Fuse
(Studi Kasus GD-200 Kota Payakumbuh)

IRGI A FAHREZI
NIM : 11850514537

Tanggal Sidang :
Tanggal Wisuda :
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No.155 Panam, Pekanbaru

ABSTRAK

Gardu distribusi merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam menyalurkan energi
listrik. Terdapat perangkat proteksi pada gardu distribusi, ditemukannya perangkat proteksi
Fuse Link yang terdapat pada Fuse Cut Out (FCO) tidak semestinya dan NH Fuse yang
melebihi standar yang sudah ditetapkan, hal ini akan menurunkan mutu dari gardu distribusi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai pembebanan pada transformator distribusi GD-
200 di tahun 2022 dan menganalisis nilai resetting pada pengaman transformator Fuse Cut
Out (FCO) dan NH Fuse. Jenis pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif. Peramalan dengan menggunakan metode Time Series
dengan trand Quadratic, kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan kapasitas trafo
di tahun 2022 hingga akhirnya melakukan perhitungan resetting FCO dan NH Fuse.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ramalan beban GD-200 tahun 2022 dalam
satuan kVA bulan januari 137,639 februari 138,301 maret 138,965 april 139,633 mei
140,303 juni 140,976 juli 141,652 agustus 142,331 september 143,013 oktober 143,697
november 144,384 desember 145,075 resetting FCO menjadi 8 A, dan NH Fuse menjadi 125
A. Penelitian lebih lanjut disarankan dilakukan perbandingan akurasi nilai peramalan dengan
menggunakan program aplikasi lain untuk meningkatkan nilai akurasi pada peramalan dan
disarankan untuk menambah data yang digunakan dalam peramalan agar nilai akurasi dapat
meningkat.

vi
Kata Kunci : Fuse Cut Out, Gardu Distribusi, NH Fuse, Peramalan, Time Series, Trand
Quadtaric

vii
The Effect Of Long Term Increased Load On Fuse Cut Out
Settings And Nieder Spannung Hoch Leistung Fuse
(Gd-200 Case Study Payakumbuh City)
IRGI A FAHREZI
NIM : 11850514537

Session Date:
Electrical Engineering Study Program
Faculty of Science and Technology
Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University, Riau
Jl. HR. Soebrantas No.155 Panam, Pekanbaru

ABSTRACT
Distribution substation is one of the most important components in distributing electrical
energy. There are protection devices at distribution substations, the finding of Fuse Link
protection devices found in the Fuse Cut Out (FCO) is not appropriate and the NH Fuse
exceeds the predetermined standard, this will reduce the quality of the distribution
substation. This study aims to analyze the value of the load on the distribution transformer
GD-200 in 2022 and analyze the resetting value of the transformer safety Fuse Cut Out
(FCO) and NH Fuse. The type of this research is quantitative research using descriptive
method. Forecasting using the Time Series method with Quadratic trands, then calculations
are carried out to determine the transformer capacity in 2022 until finally calculating the
FCO and NH Fuse resetting. Based on the results of the study, it was found that the GD-200
load forecast in 2022 in kVA units in January 137,639 February 138,301 March 138,965
April 139,633 May 140,303 June 140,976 July 141,652 August 142,331 September 143,013
October 143,697 November 144,384 December 145.075 resetting FCO to 8 A, and NH Fuse
to 125 A. Further research is recommended to compare the accuracy of forecasting values
using other application programs to increase the accuracy value in forecasting and it is
recommended to add data used in forecasting so that the accuracy value can increase.
Keywords : Fuse Cut Out, Distribution Substation, NH Fuse, Forecasting, Time Series,
Trand Quadtaric

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kepada Allah
SWT atas segala karunia, rahmat dan ilmu-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Solawat serta salam terucap buat junjungan alam
Nabi besar Muhammad SAW Allahumma Sholli’ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali
Sayyidina Muhammad, karena jasa beliau yang telah membawa manusia merasakan
nikmatnya Islam seperti sekarang ini. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu
syarat lulus dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.

Banyak sekali pihak yang telah membantu penulis dalam memperoleh ilmu
pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan laporan ini, baik berupa bantuan materi
atau pun berupa motivasi dan dukungan kepada penulis. Maka dari itu, Pada kesempatan ini
penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Teristimewa Kedua Orang tua penulis, sertai kakak, abang, adik – adik dan keluarga
besar yang telah mendo’akan dan memberikan dukungan, serta motivasi agar penulis
dapat tawakal dan sabar sehingga sukses memperoleh kelancaran dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Hartono, M. Pd Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Dr. Zulfatri Aini, S.T., M.T Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Bapak Sutoyo S.T., M.T selaku Sekertaris Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
6. Bapak Ahmad Faizal, S.T., M.T selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
Membantu penulis dalam hal yang berkaitan dengan Tugas Akhir.

ix
7. Ibu Dr. Liliana S. T, M.Eng Dosen Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau sebagai pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak
membantu penulis.
8. Seluruh Staff Dosen dan Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya
Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
9. Seluruh Teman-Teman Energi Angkatan 18 yang banyak membantu dan
mendo’akan penulis.
10. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pelaksanaan Laporan Kerja Praktek ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
untuk kesempurnaan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pekanbaru, 15 Juni 2022

IRGI A FAHREZI
11850514537

x
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL .......................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv
DAFTAR RUMUS ........................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMBANG .................................................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. I-1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. I-1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ I-4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. I-4
1.4 Batasan Masalah .............................................................................................. I-5
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... II-1
2.1 Studi Literatur ................................................................................................. II-1
2.2 Sistem Tenaga Listrik ..................................................................................... II-2
2.3 Sistem Distribusi Tenaga Listrik .................................................................... II-4
2.3.1 Level Tegangan Jaringan Distribusi ................................................... II-5
2.3.2 Skema Jaringan Distribusi .................................................................. II-5
2.3.3 Tipe Jaringan Distribusi ...................................................................... II-6
2.4 Gardu Distribusi.............................................................................................. II-6
2.5 Transformator ................................................................................................. II-7
2.6 Jenis Transformator ........................................................................................ II-8

xi
2.6.1 Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan. ................... II-8
2.6.2 Jenis-jenis transformator berdasarkan Penggunaannya. ..................... II-9
2.7 Trafo Distribusi ............................................................................................... II-9
2.7.1 Prinsip Kerja Transformator Distribusi .............................................. II-9
2.7.2 Bagian Utama Transformator ........................................................... II-10
2.8 Fuse Cut Out (FCO) ..................................................................................... II-12
2.8.1 Prinsip Kerja FCO ............................................................................ II-12
2.8.2 Konstruksi Fuse Cut Out (FCO) ....................................................... II-13
2.8.3 Karakteristik Fuse Cut Out (FCO).................................................... II-13
2.8.4 Menentukan Ukuran Fuse Link......................................................... II-14
2.9 NH Fuse ........................................................................................................ II-14
2.10 Peramalan ..................................................................................................... II-15
2.10.1 Peramalan Beban Jangka Pendek ..................................................... II-15
2.10.2 Peramalan Beban Jangka Menengah ................................................ II-15
2.10.3 Peramalan Beban Jangka Panjang .................................................... II-16
2.11 Metode Time Series ...................................................................................... II-16
2.11.1 Tren Linear ....................................................................................... II-16
2.11.2 Tren Quadratic ................................................................................. II-17
2.11.3 Tren Exponential............................................................................... II-17
2.11.4 Tren S-Curve ..................................................................................... II-18
2.12 Pengujian Metode ......................................................................................... II-18
2.12.1 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) ...................................... II-19
2.12.2 Mean Absolute Deviation (MAD)..................................................... II-19
2.12.3 Mean Squared Deviation (MSD) ...................................................... II-19
2.13 MINITAB ..................................................................................................... II-19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... III-1
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. III-1
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................... III-1
3.3 Tahapan Penelitian......................................................................................... III-1
3.4 Tahapan Identifikasi Masalah ........................................................................ III-3
3.5 Studi Literatur ................................................................................................ III-4
3.6 Pengumpulan Data ......................................................................................... III-4
3.7 Proses ............................................................................................................. III-5
3.7.1 Konversi Data Beban Puncak ............................................................ III-6

xii
3.7.2 Ramalan Beban dengan Menggunakan Program MINITAB ........... III-10
3.7.3 Menentukan Kapasitas Trafo pada Tahun 2022 .............................. III-12
3.7.4 Resetting........................................................................................... III-12
3.8 Hasil dan Analisis ........................................................................................ III-12
3.9 Kesimpulan dan saran .................................................................................. III-13
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ................................................................................ IV-1
4.1 Konversi Beban Puncak .................................................................................IV-1
4.2 Peramalan ......................................................................................................IV-3
4.2.1 Membuat Plot Data ............................................................................IV-3
4.2.2 Simulasi Model Grafik.......................................................................IV-3
4.2.3 Menentukan Model Terbaik...............................................................IV-8
4.2.4 Hasil Ramalan Beban Puncak Tahun 2022........................................IV-8
4.2.5 Validasi ..............................................................................................IV-9
4.3 Penentuan Kapasitas Trafo Tahun 2022 ......................................................IV-11
4.4 Resetting Perangkat Proteksi FCO dan NH Fuse ........................................IV-11
4.4.1 Resetting Perangkat Proteksi FCO ...................................................IV-12
4.4.2 Resetting Perangkat Proteksi NH Fuse ............................................IV-12
4.5 Analisis Hasil ...............................................................................................IV-12
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... V-1
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... V-1
5.2 Saran ............................................................................................................... V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik .............................................................................. II-3
2.2 Jaringan Radial dan Loop .................................................................................... II-4
2.3 Skema Jaringan Distribusi ................................................................................... II-5
2.4 Konstruksi Gardu Distribusi Tipe Portal ............................................................. II-6
2.5 Transformator ...................................................................................................... II-7
2.6 Skema Trafo Step Up ........................................................................................... II-8
2.7 Skema Trafo Step Down ...................................................................................... II-8
2.8 Inti Besi ............................................................................................................... II-10
2.9 lilitan .................................................................................................................... II-11
2.10 Bushing .............................................................................................................. II-11
2.11 Konstruksi FCO ................................................................................................. II-13
2.12 Karakteristik NH Fuse ....................................................................................... II-15
2.13 Tren Linear ........................................................................................................ II-16
2.14 Tren Quadratic .................................................................................................. II-17
2.15 Tren Exponential ............................................................................................... II-17
2.16 Tren S-Curve ..................................................................................................... II-18
2.17 Program Minitab 18 ........................................................................................... II-19
2.18 Tampilan awal program Minitab 18 .................................................................. II-19
3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian ................................................................... III-2
3.2 Diagram Alir Proses Peramalan .......................................................................... III-10
4.1 Plot Data Beban Puncak kVA ............................................................................. IV-6
4.2 Tren Analysis dengan Model Linier .................................................................... IV-7
4.3 Detail Tren Analysis dengan Model Linier.......................................................... IV-7
4.4 Tren Analysis dengan Model Quadratic.............................................................. IV-8
4.5 Detail Tren Analysis dengan Model Quadratic ................................................... IV-8
4.6 Tren Analysis dengan Model Eksponensial ......................................................... IV-9
4.7 Detail Tren Analysis dengan Model Eksponensial .............................................. IV-9
4.8 Tren Analysis dengan Model S-Curve ................................................................. IV-10
4.9 Detail Tren Analysis dengan Model S-Curve ...................................................... IV-10

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Bahan Pembuatan Fuse Link ............................................................................... II-14
3.1 Pengukuran Beban Puncak GD-200 .................................................................... III-5
3.2 Beban Trafo (KVA) Halaman 1 ......................................................................... III-7
3.3 Beban Trafo (KVA) Halaman 2 .......................................................................... III-8
3.4 Beban Trafo (KVA) Halaman 3 .......................................................................... III-9
3.5 Blanko perbandingan nilai MAPE, MAD, dan MSD .......................................... III-11
4.1 Hasil Konversi Beban Puncak ............................................................................. IV-5
4.2 Hasil tingkat akurasi dari masing-masing Trand................................................. IV-11
4.3 Hasil Ramalan Beban Tahun 2022 ...................................................................... IV-12
4.4 Data Penelitian [14] Energi Terjual (GWh) ....................................................... IV-13
4.5 Hasil Peramalan Periode 12-16 Penelitian [14] ................................................... IV-13
4.6 Hasil Peramalan Periode 12-16 ........................................................................... IV-13

xv
DAFTAR RUMUS

2.1 Emf Sesaat


2.2 Tegangan RMS
2.3 Trafo Ideal dengan Sumber Sinusoidal
2.4 Beban Trafo
2.5 Beban Trafo (%)
2.6 Fuse Link
2.7 Arus Total
2.8 Arus Jurusan
2.9 Tren Linear
2.10 Mencari Nilai a pada Tren Linear
2.11 Mencari Nilai b pada Tren Linear
2.12 Tren Quadratic
2.13 Mencari Nilai a pada Tren Quadratic
2.14 Mencari Nilai b pada Tren Quadratic
2.15 Mencari Nilai c pada Tren Quadratic
2.16 Tren Exponential
2.17 Tren S-Curve
2.18 MAPE
2.19 MAD
2.20 MSD

xvi
DAFTAR LAMBANG

Ψ : Fluks Terhubung
Φm : Fluks Puncak

xvii
DAFTAR SINGKATAN

DC : Direct Current
FCO : Fuse Cut Out
NH FUSE : Nieder Spannung Hoch Leistung Fuse
GD : Gardu Distribusi
SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi
SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
GI : Gardu Induk
JTR : Jaringan Tegangan Rendah
SR : Saluran Rumah
AAP : Alat Pembatas Dan Pengukur
PHB-TR : Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah
AC : Alternating Current
CB : Circuit Breaker
MAPE : Mean Absolute Percentage Error
MAD : Mean Absolute Deviation
MSD : Mean Squared Deviation
SR : Saluran Rumah
TM : Tegangan Menengah
TR : Tegangan Rendah

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia berdampak bagi seluruh aspek
kehidupan. Salah satu faktor yang mendukung perkembangan teknologi adalah revolusi
industri 4.0 dimana kecerdasan buatan dan otomasi ikut serta di dalam bidang industri.
Akibat dari faktor tersebut menyebabkan adanya peningkatan penggunaan dan konsumsi
energi listrik dari tahun ke tahun. Selain itu, manusia juga adalah konsumen energi listrik.
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun sama juga akan
meningkatkan konsumsi energi listrik. Sehingga perlu adanya tindakan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas energi listrik di Indonesia [1].
Saat ini listrik bisa dikatakan sebagai kebutuhan pokok manusia, karena dalam
melakukan segala aktifitas manusia menggunakan peralatan yang digunakan untuk
memudahkan atau melakukan aktifitas dan semua peralatan tersebut dapat bekerja dengan
memerlukan energi listrik [2]. Dengan banyaknya pengguna energi listrik maka kualitas dari
sebuah sistem kelistrikan sangat penting, kemudian tingkat konsumsi energi listrik di
Indonesia saat ini sangat tinggi, energi listrik tidak hanya digunakan untuk penerangan saja
melainkan juga digunakan untuk industri dan kegiatan penunjang ekonomi. Data Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konsumsi
energi listrik, dimana pada tahun 2011 total konsumsi listrik Provinsi Sumatera Barat adalah
sebesar 2.403.090 MWH kemudian meningkat hingga pada akhirnya tahun 2015 total
konsumsi listrik Provinsi Sumatera Barat adalah 2.967.881 MWH [3]. Permintaan akan
kebutuhan energi terkadang tidak seiring dengan peningkatan pasokan energi listrik. Dalam
rangka menghindari terjadinya keadaan tersebut perlu dilakukan peramalan beban listrik
pada tahun yang akan datang [4].
Sistem tenaga listrik merupakan salah satu bagian utama yang digunakan untuk
menyediakan energi listrik. Di dalam sistem tenaga listrik terdapat banyak jenis komponen
proteksi yang akan mengamankan seluruh bagian ataupun komponen dalam sebuah sistem
tenaga listrik seperti trafo arus, rele, circuit breaker, dan sistem kelistrikan DC. Dalam
menyalurkan energi listrik, gardu distribusi merupakan salah satu komponen yang
terpenting. Gardu distribusi digunakan untuk mengubah sumber tegangan tiga fasa menjadi
satu fasa atau mengubah tegangan masukan sebesar 20 kV menjadi tegangan keluaran
sebesar 220 V yang biasa digunakan pada peralatan listrik di Indonesia umumnya. Gardu

I-1
distribusi juga digunakan untuk menghubungkan jaringan listrik dari pusat pembangkitan
listrik kepada konsumen atau pelanggan listrik[2].
Permasalahan mendasar yang sering dijumpai pada gardu distribusi adalah mengenai
mutu dari sebuah gardu distribusi. Dalam upaya meningkatkan mutu dari sebuah gardu
distribusi perlu mengevaluasi keandalan sistem kelistrikan, agar diharapkan dapat
mengantisipasi gangguan yang terjadi pada sistem distribusi yang jika gangguan tersebut
tidak diatasi dengan tepat maka akan memperpendek umur komponen pada sebuah gardu
distribusi [5]. Berdasarkan pengamatan dan survei langsung ke lapangan sering dijumpai
Fuse Cut Out (FCO) yang tidak sesuai dengan standar untuk sebuah gardu distribusi dengan
kapasitas tertentu, dimana di dalam FCO yang terpasang terdapat Fuse link. Fuse Link
tersebut berfungsi sebagai pengaman pada sisi input trafo distribusi. Namun yang terjadi
Fuse Link yang terdapat pada FCO sering kali tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, sehingga pengaman pada sisi input trafo distribusi tidak bekerja dengan
maksimal [6]. Jika melihat pengaman pada sisi output trafo distribusi NH Fuse juga memiliki
peran penting, namun berdasarkan survei di lapangan juga terdapat banyak sekali NH Fuse
yang melebihi standar yang sudah ditetapkan. Hal tersebut terjadi akibat beberapa faktor
seperti NH Fuse yang tidak tersedia dengan kebutuhan atau faktor permintaan energi listrik
dari konsumen yang dari tahun ke tahun selalu meningkat dan tidak diiringi dengan
penambahan gardu distribusi yang baru atau penggantian trafo distribusi yang baru, sehingga
trafo akan dipaksa bekerja pada keadaan yang melebihi kemampuan normalnya. Menurut
SPLN No.50 Tahun 1997 beban trafo distribusi tidak boleh melebihi 80% atau dibawah 40%,
jika keadaan tersebut terjadi maka trafo dapat dikatakan overload atau underload [6].
Feeder pada sistem kelistrikan yang terpasang di area Payakumbuh terbagi menjadi
15 feeder, diantaranya feeder Potin, Simpang Benteng, Napar, Payobasung, Pakan Rabaa,
Halaban, Lampasi, Padang Tiakar, Batang Agam, Payakumbuh 1, Pakan Sinayan, Batu
Hampar, Koto Nan IV, Situjuh, dan Aur Kuning. Feeder 8 Padang Tiakar merupakan salah
satu feeder yang melewati area perkotaan di kota Payakumbuh yang dimana terjadi
peningkatan konsumsi energi listrik dari waktu ke waktu, peningkatan itu terjadi pada gardu
200. Gardu tersebut merupakan gardu yang terletak di kawasan padat penduduk, ditambah
terdapat sebuah gedung GOR M. Yamin yang sering digunakan oleh masyarakat setempat
bahkan masyarakat luar untuk menyelenggarakan acara kecil hingga acara besar. Diketahui
gardu tersebut juga memasok listrik untuk gedung tersebut, namun ketika gedung tersebut
sedang digunakan untuk sebuah acara, pihak PLN selalu menyediakan sebuah genset untuk

I-2
memenuhi kebutuhan listrik gedung tersebut, hal ini dikarenakan trafo pada gardu 200 tidak
mampu menyediakan pasokan listrik karena kapasitas trafo yang kecil.
Masalah yang tejadi di lapangan tepatnya pada gardu distribusi GD-200 adalah
peningkatan beban listrik dan pengaman NH Fuse yang tidak sesuai dengan standarnya.
Terjadinya peningkatan pada beban listrik mengakibatkan persentase penggunaan beban
terus meningkat, bahkan melewati ambang batas normal, dan juga NH Fuse yang terpasang
tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya, sehingga perlu dilakukan peramalan beban
listrik dan re-setting pada proteksi NH Fuse nya. Solusi yang dapat digunakan dalam
membantu melakukan perencana peramalan kebutuhan beban listrik atau ramalan di tahun
yang akan datang mempunyai banyak pilihan, baik dengan metode maupun alat hitung
bantu. Terdapat berbagai penelitian yang menyangkut peramalan konsumsi energi listrik
yang sudah dilakukan sebelumnya, diantaranya dengan menggunakan Logika Fuzzy [7].
Penggunaan metode Regresi Linier [8], untuk peramalan jangka panjang yang menggunakan
perhitungan manual, dan Backpropagation [9]. Metode Jaringan Syaraf Tiruan [10].
Penggunaan metode analisis runtun waktu atau time series. Metode time series adalah salah
satu metode kuantitatif dimana melihat data runtut masa lampau, data tersebut dikumpulkan
secara runtut dalam periode tertentu untuk menentukan pola perkembangan dari masa
lampau [11]. Pola yang terjadi pada masa lampau akan diolah dengan menggunakan metode
statistik [12].
Pemilihan metode dan alat hitung bantu yang tepat akan mengurangi kesalahan yang
akan terjadi dalam peramalan beban listrik, komputer merupakan salah satu alat bantu yang
paling tepat. Tidak hanya mempermudah, menggunakan komputer juga akan meningkatkan
ketelitian perhitungan dengan minim error [10]. Berdasarkan pada pemaparan mengenai
peramalan konsumsi beban listrik dan teknologi komputer sebagai alat bantu perhitungan,
penelitian ini akan mengaplikasikan salah satu program yang akan membantu
mempermudah perhitungan, yakni dengan menggunakan MINITAB. Program MINITAB
merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk mengolah data statistik yang biasanya
terkhusus pada peramalan. Keunggulan program ini jika membandingkan dengan program
lain seperti program SPSS adalah terletak pada tingkat kesulitan pengoperasian Software
yang dimulai dari proses input data hingga meramalkan data tersebut, dimana terkadang data
yang digunakan sebagai data sekunder dinilai sangat banyak, sehingga software ini akan
memudahkan peneliti. Program ini juga menyediakan perintah yang lengkap salah satunya

I-3
adalah input data dengan format Ms. Excel ataupun format lain, dan juga pembuatan grafik
[11].
Didapatkannya hasil peramalan beban dengan keadaan bertambah dari tahun
sebelumnya maka hal tersebut mengakibatkan pembangkitan yang akan bertambah dan
pembebanan juga akan bertambah, hal tersebut akan berdampak pada perangkat pengaman
pada sebuah gardu distribusi [13]. Pada saat peramalan beban telah didapatkan maka
kapasitas trafo juga akan didapatkan, sehingga perlu melakukan seting ulang pada perangkat
pengaman tersebut. Pada penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada pengaman Fuse Cut
Out (FCO) dan NH-Fuse [5]. FCO dan NH-Fuse merupakan komponen perangkat pengaman
utama pada sebuah trafo. FCO akan mengamankan trafo ketika terjadi hubung singkat atau
ketika terjadi sambaran petir pada sisi input, sedangkan NH-Fuse berfungsi mengamankan
trafo pada saat terjadi hubung singkat pada sisi output dari sebuah trafo [5].
Pada penelitian ini akan dilakukan peramalan beban atau konsumsi energi jangka
panjang dimana menggunakan software MINITAB. Berdasarkan beberapa penelitian terkait
hal-hal yang disampaikan di atas peneliti tertarik melakukan gabungan penelitian peramalan
beban jangka panjang dan menentukan nilai seting ulang pada perangkat pengaman input
output Fuse Cut Out (FCO) dan NH Fuse. Oleh sebab itu penelitian yang ingin diangkat oleh
peneliti berjudul “Pengaruh Pertambahan Beban Jangka Panjang terhadap
Penyettingan FCO dan NH Fuse (Studi Kasus GD-200 Kota Payakumbuh)”. Sehingga
hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan secara langsung pada trafo yang
diteliti oleh pihak PT. PLN Persero.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
1. Berapakah nilai pembebanan pada transformator distribusi GD-200 di tahun 2022
dengan menggunakan metode Time Series?
2. Berapakah nilai ratting pada pengaman transformator Fuse Cut Out (FCO) dan NH
Fuse di tahun 2022?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Menganalisis nilai pembebanan pada transformator distribusi GD-200 di tahun 2022
dengan menggunakan metode Time Series

I-4
2. Menganalisis nilai ratting pada pengaman transformator Fuse Cut Out (FCO) dan
NH Fuse di tahun 2022

1.4 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan batasan pada objek penelitian,
diantaranya:
1. Data beban puncak bulanan transformator distribusi yang digunakan untuk
penelitian diambil dari laporan PT. PLN Persero Kota Payakumbuh
2. Data beban puncak yang di ambil merupakan data beban puncak GD-200 yang
dimulai dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020.
3. Peramalan yang akan dilakukan yakni beban di tahun 2022
4. Dalam penelitian ini hanya membahas mengenai beban listrik di tahun 2022 dan
tidak membahas mengenai penyediaan energi atau pembangkitan energi listrik di
kota Payakumbuh.
5. Dalam penelitian ini hanya membahas mengenai nilai re-setting pada pengaman
transformator Fuse Cut Out (FCO) dan NH Fuse dan tidak membahas faktor
penyebab ketidak sesuaian dari perangkat pengaman tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk penulis
Metode yang digunakan akan dapat diterapkan pada kehidupan nyata sebagai alat
hitung perkiraan beban listrik, kemudian dapat memahami langkah-langkah yang
akan digunakan dalam menganalisis, dan yang terpenting dapat meningkatkan
wawasan dan ilmu pengetahuan penulis.
2. Bagi lembaga pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan pembelajaran maupun untuk
referensi pada penelitian berikutnya.
3. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan oleh PT. PLN Persero
untuk memperbaiki atau mengganti pengaman transformator Fuse Cut Out (FCO)
dan NH Fuse di lapangan yang tidak sesuai dengan ketentuan.
4. Bagi masyarakat
Menghimbau masyarakat khususnya di area Kota Payakumbuh agar dapat
menghemat penggunaan energi listrik di masa yang akan datang.

I-5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Literatur
Proses-proses dalam penelitian ini tidak luput dari proses studi literatur, dimana
peneliti melakukan kajian terhadap beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
guna untuk menjadikannya sebagai referensi agar mendapat informasi-informasi yang
relevan. Dimana dalam proses ini peneliti telah mengumpulkan sejumlah sumber-sumber
informasi baik itu dalam bentuk buku, jurnal maupun sumber-sumber terpercaya lainnya.
Berikut merupakan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang dijadikan
penulis sebagai referensi teori pada penelitian ini, antara lain:
Penelitian dengan judul “Peramalan Beban Dengan Menggunakan Metode Time
Series untuk Kebutuhan Tenaga Listrik di Gardu Induk Sungai Raya” penelitian ini
bertujuan mengetahui besar kapasitas tenaga listrik pada gardu induk sungai raya PLN
Kalimantan Barat. Pada penelitian ini menggunakan metode Time Series dengan waktu
sebagai dasar peramalan. Data yang digunakan merupakan data beban puncak pada gardu
induk yang diteliti yang kemudian dilakukan perhitungan teoritis secara manual dengan
rumus-rumus berkaitan. Sehingga diperoleh kesimpulan ramalan beban pada tahun 2016
hingga 2035 mengalami peningkatan dengan rata-rata per tahun sebesar 4712 Ampere [12].
Penelitian dengan judul “Peramalan Kebutuhan Energi Listrik Jangka Panjang Sektor
Rumah Tangga UID Jawa Timur Menggunakan Metode Analysis Time Series: Proyeksi
Tren Quadratic dan Regresi Linear Berbasis Software Minitab V19” penelitian ini bertujuan
menghitung peramalan jumlah pelanggan dan daya yang tersambung, dimana data yang
digunakan adalah jumlah penduduk, daya tersambung, dan energi yang terjual. Data-data
tersebut di oleh dengan menggunakan program MINITAB 19 dengan menggunakan metode
Time Series. Dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa jumlah pelanggan dan
jumlah daya yang tersambung mengalami peningkatan dari tahun 2022 hingga 2025, dengan
energi terjual sebesar 16.143,48 GWh [14].
Penelitian dengan judul “Analisis Perkiraan Konsumsi Energi Listrik Di Sumatera
Utara pada Tahun 2032 Menggunakan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System”
penelitian ini bertujuan melakukan perhitungan dan analisis perkiraan konsumsi energi
listrik di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System. Dimana hasil penelitian tersebut didapatkan kenaikan sebesar 7,71% tiap

II-1
tahunnya hingga tahun 2032 dengan konsumsi energi di tahun tersebut sebesar 29307,78
GWh [15].
Penelitian dengan judul “Analisis Peramalan Masa Pakai Transformator Berdasarkan
Beban Menggunakan Metode Regresi Linear” Pada penelitian ini bertujuan untuk
memprediksi masa pakai trafo area Lenteng Agung. Setelah dilakukan nya perhitungan
dengan menggunakan metode regresi linier didapatkan bahwa masa pakai masing-masing
trafo adalah 24 tahun untuk trafo JGK6, 18 tahun RG72, 17 tahun RG98P, dan 20 tahun
RG168 [16].
Penelitian dengan judul “Analisa Gangguan Gardu Distribusi Gt.Pun 03 Perumahan
Griya Panakukang Indal Jalan Herstasning Barat” pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab terjadinya gangguan pada gardu distribusi GT Pun 3. Analisis yang
digunakan menggunakan beberapa rumus-rumus dasar yang berkaitan dengan rangkaian
listrik. Setelah dilakukan analisis didapatkan kesimpulan bahwa gangguan yang terjadi pada
gardu distribusi tersebut terjadi karena FCO yang digunakan pada pengaman input
melampaui kapasitas dari trafo yang digunakan, dan ditambah NH Fuse yang terpasang tidak
sesuai dengan kapasitas trafo tersebut, sehingga perlu dilakukannya resetting pada perangkat
proteksi tersebut [17].
Penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih mendekati pada penelitian [12] dan [17]
dimana masalah yang akan diselesaikan adalah bagaimana pembebanan pada trafo yang
semakin meningkat, dan dengan peningkatan beban tersebut apakah akan mempengaruhi
perangkat pengaman FCO dan NH-Fuse. Pembebanan pada trafo tersebut akan diramalkan
dengan menggunakan metode Time Series dimana metode tersebut diaplikasikan dengan
program aplikasi Minitab. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menambahkan variabel yakni pengaman FCO dan NH-Fuse.

2.2 Sistem Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik merupakan sebuah jaringan yang saling terhubung dimana
jaringan tersebut berguna untuk menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkitan hingga
ke pengguna. Sebuah sistem tenaga listrik memiliki tingkat serangan atau kegagalan yang
cukup tinggi, oleh karena itu sangat diperlukan adanya suatu sistem pengaman jaringan
tersebut. Ada banyak jenis sistem pengamanan jaringan listrik seperti rele proteksi, rele arus
lebih, rele tegangan, rele diferensial, rele urutan fasa negatif, rele daya balik, rele jarak,
pemutus tenaga, dan transformator arus. [18]

II-2
Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik[18]

Struktur Sistem Tenaga Listrik:


a. Pembangkitan
Alat utama untuk menghasilkan listrik adalah alat pembangkitan atau
generator. Generator akan mengubah energi non-listrik atau energi kinetik menjadi
energi listrik. Pada umumnya generator merupakan sebuah mesin yang berputar dan
membangkitkan daya yang berkisar puluhan KW dan bisa hingga lebih dari 1000
MW. Dengan tegangan keluaran berkisar antara 380 V hingga 25 KV dan tegangan
ini biasanya keluaran sistem tiga fasa.[19]
b. Transmisi
Daya yang dihasilkan oleh pusat pembangkit listrik akan disalurkan ke
banyak tempat dengan saluran transmisi. Pada saluran transmisi PLN besar
tegangannya adalah 150 KV yang biasa disebut saluran udara tegangan tinggi
(SUTT). 275-500 KV yang disebut saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Jaringan transmisi harus mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi karena akan
melewati berbagai macam tipe rute transmisi. Sistem akan dirancang agar dapat
meminimalisir kegagalan sistem.[19]

II-3
c. Distribusi
Pada saluran transmisi akan mensuplai banyak gardu induk (GI) dan tegangan
akan diturunkan menjadi tegangan distribusi primer 20 KV. Jaringan Distribusi dapat
di rancang sebagai jaringan radial maupun loop.

Gambar 2.2 Jaringan Radial dan Loop[19]


Pada tahapan akhir, tegangan akan ditirukan kembali menjadi tegangan 380-220 V.
jaringan inilah yang disebut dengan jaringan distribusi sekunder yang digunakan
pada rumah-rumah.[19]
d. Beban
Beban atau pelanggan akan mengambil energi yang telah disalurkan oleh
jaringan. Terdapat beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam melayani beban.
1. Tegangan stabil
2. Frekuensi stabil
3. Bentuk gelombang harus mendekati bentuk gelombang sinusoidal.[19]

2.3 Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Sebuah sistem distribusi merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah
sistem tenaga listrik. Pada sistem distribusi berguna untuk menyalurkan tegangan listrik dari
sumber pembangkit hingga ke konsumen. Listrik yang dihasilkan oleh sebuah pembangkit
listrik berkisar antara 11 KV hingga 24 KV, yang kemudian masuk ke gardu induk dan di
naikkan tegangan nya dengan menggunakan transformator step-up sehingga tegangan
keluaran dari trafo tersebut menjadi 70 KV, 154 KV, 220 KV, atau 500 KV barulah masuk
ke saluran sistem transmisi.[2]

II-4
Sebuah sistem distribusi akan dimulai dari gardu induk (GI) yang mana tegangan
tinggi akan diturunkan menjadi tegangan menengah 20 KV yang biasa disebut tegangan
distribusi primer. Tegangan listrik tersebut akan mengalir melalui penyulang-penyulang
berupa saluran udara ataupun saluran kabel bawah tanah.[2]
Pada penyulang-penyulang terdapat gardu-gardu distribusi. Gardu distribusi ini
berfungsi sebagai penurun tegangan distribusi primer menjadi tegangan distribusi sekunder
atau tegangan rendah yang sebesar 220 V. Pelanggan yang tersambung dengan jaringan
tegangan rendah (JTR) harus melalui saluran rumah (SR). Kemudian dari saluran rumah,
listrik akan melewati alat pembatas dan pengukur (APP) yang akan membatasi daya yang
bisa digunakan oleh konsumen dan mengukur pemakaian energi listrik konsumen.[2]

2.3.1 Level Tegangan Jaringan Distribusi


a. Saluran tegangan menengah (TM:20KV)
Saluran ini digunakan untuk antar gardu induk, antara gardu induk dengan pelanggan
TM dan antara gardu induk dengan trafo TR.[18]
b. Saluran tegangan rendah (TR:220V)
Saluran ini digunakan antara trafo tegangan dan pelanggan.[18]

2.3.2 Skema Jaringan Distribusi

Gambar 2.3 Skema Jaringan Distribusi[19]

Pelanggan dengan daya yang besar seperti rumah sakit, dan perusahaan industri
biasanya menggunakan tegangan menengah 20 KV. Untuk menurunkan tegangan tersebut
dalam kepentingan pendistribusian nya pelanggan tersebut yang akan mengelola gardu induk
nya sendiri. Sedangkan pelanggan dengan beban kecil seperti perumahan menggunakan
tegangan rendah 220 V yang dilayani oleh jaringan transmisi tegangan rendah dimana
pelanggan terhubung dengan trafo distribusi.[18]

II-5
2.3.3 Tipe Jaringan Distribusi
Terdapat dua tipe jaringan distribusi yakni saluran udara dengan menggunakan kawat
telanjang dan saluran bawah tanah dengan menggunakan kabel terisolasi. Jaringan distribusi
pada umumnya menggunakan saluran udara dengan kawat telanjang. Tipe ini sangat murah
dan minim perawatan tetapi secara estetika tidak cukup baik, tipe ini juga relatif kurang aman
karena mudah terganggu akibat cuaca dan pepohonan.[18]
Tipe jaringan bawah tanah sangat berbeda dengan tipe sebelumnya. Tipe ini tidak
mengganggu estetika dan aman terhadap perubahan cuaca. Tetapi jika terjadi kerusakan,
dalam perbaikan nya perlu metode khusus yang cukup rumit. Dan juga dalam pembangunan
nya memerlukan biaya yang cukup mahal dibandingkan dengan tipe sebelumnya.[18]

2.4 Gardu Distribusi


Gardu distribusi merupakan sebuah komponen yang sangat penting dalam proses
penyaluran listrik. Gardu distribusi memiliki fungsi menurunkan tegangan menengah 20 KV
ke tegangan rendah 220 V. Dalam gardu distribusi terdapat beberapa komponen listrik
seperti Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR), Trafo distribusi, FCO, Arrester,
Rel, Head bump, dan lain-lain. [2]

Gambar 2.4 Konstruksi Gardu Distribusi Tipe Portal [2]

Keterangan Gambar:
1. Parallel Grove (Live-Line-Connector)
2. Bimetal Al-Cu-Lug

II-6
3. Arrester
4. FCO
5. Trafo Distribusi
6. PHB-TR
7. Grounding Titik Netral Transformator
8. Elektroda Bumi Dan La
9. Elektroda Bumi Bkt
10. Pipa Gal Vanis 41 Mcl
11. Pipa Gal Vanis 5/8 Mcl
12. Jaringan Tr
13. Ranjau Panjat[2]
2.5 Transformator
Transformator merupakan sebuah peralatan listrik yang memiliki fungsi mengubah
energi listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya, dimana frekuensi keluaran akan
sama dengan frekuensi masukan. Dalam keadaan bekerja, trafo menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik dan hanya bisa bekerja dengan sumber arus bolak balik (AC). [17]

Gambar 2.5 Transformator[17]

Peranan trafo dalam sistem kelistrikan PLN sangat penting dimana dalam proses
pendistribusian energi listrik, trafo akan menaikkan tegangan dari sumber pembangkit yang
besarnya mencapai ratusan kV dan kemudian didistribusikan, lalu trafo yang lain akan
menurunkan tegangan tersebut menjadi tegangan menengah ataupun tegangan rendah sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pelanggan.[17]

II-7
2.6 Jenis Transformator
2.6.1 Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan.
a. Trafo Step-Up
Trafo Step-Up merupakan trafo yang digunakan sebagai penaik tegangan dimana
tegangan AC yang mulanya rendah menjadi tegangan tinggi. Pada sisi sekunder merupakan
tegangan keluaran yang dimana tegangan tersebut akan lebih tinggi dari tegangan input,
untuk menghasilkan tegangan yang tinggi memerlukan jumlah lilitan pada sisi sekunder
lebih banyak dari sisi primer. Semakin banyak lilitan nya maka akan semakin besar tegangan
yang dihasilkan. Trafo Step-Up sering digunakan untuk penghubung trafo generator dengan
jaringan.[17]

Gambar 2.6 Skema Trafo Step Up[17]


b. Trafo Step-Down
Trafo Step-Down merupakan trafo yang digunakan sebagai penurun tegangan
dimana tegangan AC yang mulanya tinggi menjadi tegangan rendah. Pada trafo ini
perbandingan jumlah lilitan sisi primer akan lebih banyak jika dibandingkan dengan sisi
sekunder, ini merupakan kebalikan dengan trafo Step-Up. Pada jaringan distribusi trafo jenis
ini digunakan untuk menurunkan tegangan 20kV menjadi tegangan 220V yang akan
disalurkan ke rumah-rumah.[17]

Gambar 2.7 Skema Trafo Step Down[17]

II-8
2.6.2 Jenis-jenis transformator berdasarkan Penggunaannya.
a. Trafo daya
Trafo daya adalah trafo dengan jenis berukuran dan kapasitas yang besar, dimana
trafo ini difungsikan untuk menyalurkan daya yang tinggi yang mencapai 33kV. Trafo ini
banyak digunakan di pembangkit dan gardu-gardu transmisi.[17]
b. Trafo Distribusi
Trafo distribusi merupakan trafo yang digunakan dalam sistem distribusi energi
listrik yang dimulai dari pembangkit hingga ke pelanggan. Trafo ini akan menyalurkan
tegangan listrik rendah kurang dari 33kV yang digunakan dalam keperluan rumah tangga
maupun industri, dimana tegangannya berkisar antara 220-440 V.[17]
c. Trafo Pengukuran
Trafo pengukuran merupakan trafo yang digunakan mengukur kuantitas arus,
tegangan dan daya. Trafo ini dapat digolongkan menjadi trafo arus dan trafo tegangan
listrik.[17]
d. Trafo Proteksi
Trafo proteksi merupakan trafo yang digunakan sebagai pelindung komponen listrik
dari macam-macam gangguan. Trafo ini mempunyai perbedaan akurasi, dimana trafo
proteksi akan lebih akurat jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.[17]

2.7 Trafo Distribusi


Trafo distribusi merupakan peralatan listrik yang digunakan untuk menurunkan
tegangan 20kV menjadi tegangan 220-280V. Tegangan keluaran yang dihasilkan trafo ini
akan tersambung ke rumah-rumah maupun tempat industri. Trafo yang umum digunakan
pada sistem distribusi adalah trafo Step-Down 3 fasa. Tegangan keluaran fasa dengan netral
lebih kurang 380, ini disebabkan agar tidak terjadi Drop tegangan yang sangat signifikan
pada sisi ujung dari sistem distribusi tegangan rendah.[17]

2.7.1 Prinsip Kerja Transformator Distribusi


Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah Mutual Induction atau saling
menginduksi antara dua kumparan yang saling terhubung dengan fluks magnet.
Sederhananya, Trafo terdiri dari dua buah kumparan yang terpisah secara kelistrikan namun
terhubung secara magnet oleh alur induksi. Kedua kumparan tersebut memiliki tingkat
induksi yang tinggi. Jika terjadi salah satu kumparan diberikan sumber tegangan AC, maka
akan timbul fluks bolak-balik yang muncul dalam inti besi, dimana inti besi ini akan

II-9
menghubungkan kedua kumparan sehingga timbul gaya gerak listrik (GGL) induksi [20].
Berdasarkan hukum Faraday didapatkan persamaan:
𝑑Ψ
e = ( 𝑑𝑡 ) .................................................................................................................... (2.1)

dimana,

e = emf sesaat

Ψ = fluks terhubung

Dan pada trafo ideal dengan sumber sinusoidal berlaku persamaan:

E = 4,44 Φm N f ........................................................................................................ (2.2)

Dimana,

E = Tegangan (RMS)

N= Jumlah Lilitan

Φm = Fluks Puncak

F = Frekuensi

Dan persamaan:

𝐸1 𝑁
= 𝑁1 ....................................................................................................................... (2.3)
𝐸2 2

dan kapasitas trafo dapat dicari dengan rumus:

√3 ×I Max ×V Max fasa−fasa


KVA = ................................................................................ (2.4)
1000

Kapasitas Trafo (kVA)


Beban Trafo (%) = × 100% .................................................... (2.5)
Beban Puncak (kVA)

2.7.2 Bagian Utama Transformator


a. Inti Besi (Core)
Inti besi pada trafo memiliki kegunaan untuk mempermudah jalannya fluks, yang
akan ditimbulkan akibat aliran arus listrik melalui kumparan. Inti besi terbuat dari beberapa
lempengan besi tipis yang terisolasi dengan silicon, sebagai peredam panas yang muncul
akibat pusar arus atau eddy current.[21]

II-10
Gambar 2.8 Inti Besi[21]
b. Lilitan/Kumparan (Coil)
Lilitan/kumparan terbuat dari tembaga ataupun aluminium yang terisolasi yang
melilit inti besi, arus listrik bolak balik akan melalui lilitan tersebut, sehingga terjadi
penginduksian inti besi dan timbul fluks magnetik.[21]

Gambar 2.9 lilitan[17]


c. Bushing
Bushing merupakan konduktor yang dilapisi isolator dan berfungsi sebagai
penghubung kumparan ke luar jaringan, dan penyekat antara konduktor dengan tangki
trafo.[21]

Gambar 2.10 Bushing[17]

II-11
d. Tangki dan Radiator
Tangki pada trafo memiliki fungsi sebagai rumah kumparan dan wadah minyak
trafo. Tangki ini juga terhubung dengan radiator, radiator merupakan sirip yang terletak
pada sisi luar trafo yang berfungsi meredam panas dimana panas tersebut akan disalurkan
ke udara sekitar.[21]

2.8 Fuse Cut Out (FCO)


Fuse cut out adalah sebuah alat pengamanan yang berfungsi melindungi jaringan
listrik terhadap arus beban lebih atau over load current yang mengalir melebihi batas
kemampuan maksimum, disebabkan oleh gangguan hubung singkat (short circuit) atau arus
lebih (over load). Konstruksi dari sebuah FCO sangat sederhana jika dibandingkan dengan
pemutus beban (CB) yang terdapat pada gardu induk (GI). FCO memiliki kemampuan sama
dengan pemutus beban (CB), tetapi FCO hanya dapat memutus satu jaringan kawat sehingga
jika digunakan pada sistem tiga fasa membutuhkan tiga FCO. Hal ini disebabkan FCO hanya
tersendiri dari sehelai kawat dimana kawat tersebut sudah disesuaikan agar dapat bekerja
atau putus pada keadaan tertentu. Bahan yang digunakan pada kawat FCO biasanya adalah
perak, tembaga, ataupun seng.
2.8.1 Prinsip Kerja FCO
Prinsip kerja fuse cut out (FCO) pada sistem distribusi adalah prinsip kerja melebur,
yang terjadi karena arus yang melewatinya melebihi batas arus nominal. Pemilihan kawat
FCO didasari oleh faktor lumer yang rendah dan memiliki daya hantar tinggi. Faktor lumer
dapat ditentukan dengan melihat karakteristik bahan tersebut. Kawat yang digunakan pada
FCO umumnya adalah perak, karena perak memiliki resistensi yang rendah dan titik lebur
yang rendah. Kawat ini dipasang pada bagian dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir
putih yang digunakan sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada
kawat fasa, sehingga arus dapat mengalir melaluinya.[18]

II-12
2.8.2 Konstruksi Fuse Cut Out (FCO)

Gambar 2.11 Konstruksi FCO[22]

Keterangan gambar:
1. Isolator Porselin
2. Kontak Tembaga (Perak)
3. Alat Pemadam Busur
4. Tutup yang dapat dilepas (kuningan)
5. Mata Kait (brons)
6. Tabung Pelebur (resin)
7. Penggantung (kuningan)
8. Klem Pemegang (baja)
9. Klem Terminal (kuningan) [22]
2.8.3 Karakteristik Fuse Cut Out (FCO)
FCO mempunyai dua karakteristik yaitu:
1. Pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri atau asimetri dengan
arus pemutusan pelebur (arus cut out).
2. Pencairan (melting) dan pemutusan (clearing), yaitu hubungan antara arus gangguan
dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse.

II-13
Ada dua tipe Karakteristik fuse yang banyak digunakan yaitu :

1. Fuse Link tipe pemutusan cepat ( K ) waktu lebur 6-8 detik.


2. Fuse Link tipe pemutusan lambat( T ) waktu lebur 10-13 detik.

Perbedaan kedua tipe ini ada pada kecepatan pemutusannya. Perbedaan tersebut karena
keduanya memiliki bahan pembuatan yang berbeda. Berikut merupakan data bahan
pembuatan fuse link.[22]

Tabel 2.1 Bahan Pembuatan Fuse Link

No Jenis Logam Titik Lebur (oC) Resistansi Spesifik (μΩ/cm)


1 Tembaga 1090 1,7
2 Aluminium 665 2,8
3 Perak 980 1,6
4 Timah 240 11,2
5 Seng 419 6,0
2.8.4 Menentukan Ukuran Fuse Link
Cara menentukan Fuse Link adalah dengan persamaan sebagai berikut:

Kapasitas Trafo (KVA)


𝐹𝑢𝑠𝑒 𝐿𝑖𝑛𝑘 = (Ampere)............................................................. (2.6)
Tegangan TM (V)× √3

2.9 NH Fuse
NH Fuse merupakan komponen proteksi yang berfungsi mengamankan arus lebih
akibat hubung singkat atau yang lainnya. NH Fuse pada dasarnya sama dengan fuse pada
umumnya, perbedaannya hanya pada kapasitasnya. NH Fuse digunakan untuk pengaman
dengan arus besar, dan biasa digunakan sebagai pengaman yang terletak pada PHB-TR.
Dalam sebuah NH Fuse terdapat kawat lebur yang digunakan sebagai penghantar arus dan
pengaman dari beban lebih. Akibat dari terjadinya arus lebih maka kawat lebur akan
mengalami peningkatan suhu akibatnya kawat lebur tersebut putus. Jika keadaan tersebut
terjadi maka NH Fuse akan rusak, sehingga perlu penggantian komponen tersebut. Yang
dipasangkan kembali pada dudukan atau bisa disebut Holder. Dibawah ini merupakan
karakteristik pengaman NH Fuse.[23]

II-14
Gambar 2.12 Karakteristik NH Fuse.[23]

Menentukan Ukuran NH-Fuse

Kapasitas Trafo (KVA)


In = Tegangan Keluaran × (Ampere) ........................................................................ (2.7)
√3

In
I tiap jurusan = Jumlah Jurusan (Ampere) ............................................................... (2.8)

2.10 Peramalan
Peramalan merupakan sebuah metode yang digunakan dalam mengukur atau
menghitung ataupun memperkirakan kejadian yang akan terjadi di masa depan. Peramalan
dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatif. Peramalan secara kuantitatif
merupakan peramalan yang memerlukan dan menggunakan data-data khusus, sedangkan
peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada pendapat peneliti yang
melakukan peramalan tersebut. [24]

2.10.1 Peramalan Beban Jangka Pendek


Peramalan jangka pendek atau short-term forecasting adalah peramalan dengan
jangka waktu per jam sampai dengan per minggu. Peramalan ini memiliki batas maksimum
dan batas minimum yang dapat diketahui dengan peramalan jangka menengah.[12]

2.10.2 Peramalan Beban Jangka Menengah


Peramalan jangka menengah atau medium-term forecasting adalah peramalan dengan
jangka waktu mingguan sampai dengan satu tahun. [12]

II-15
2.10.3 Peramalan Beban Jangka Panjang
Peramalan jangka panjang atau long-term forecasting adalah peramalan dengan
jangka waktu satu tahun atau lebih.[12]

2.11 Metode Time Series


Time series merupakan salah satu metode yang biasa digunakan dalam peramalan.
Pada metode ini hasil yang diperoleh merupakan susunan pola variabel yang dicari yang
terhubung dengan variabel waktu, dimana hanya variabel waktu yang dapat
mempengaruhinya. Langkan dalam memilih metode ini adalah mempertimbangkan jenis
pola yang dihasilkan dari data yang akan di olah, yang kemudian di dalam pola tersebut
terdapat tren yang digunakan dalam proses peramalan.[25]

2.11.1 Tren Linear


Tren ini terjadi ketika data yang di proyeksikan dalam kurva membentuk garis
lurus.[25]

Gambar 2.13 Tren Linear[25]


Persamaan yang digunakan dalam tren linear:
𝑌𝑡𝑌𝑡 = 𝑎 + 𝑏𝑡 ......................................................................................................... (2.9)
Nilai a dan b dapat dicari dengan:
∑𝑌
𝑎= ..................................................................................................................... (2.10)
𝑛
∑𝑌
𝑏= ..................................................................................................................... (2.11)
𝑡2

Dimana:
Yt = Nilai ramalan Y pada waktu tertentu
a = Nilai intercept dari Y, nilai Yt akan sama dengan a jika t = 0
b = Nilai slope, besar kenaikan nilai Yt pada setiap nilai t
t = Nilai tertentu yang menunjukkan periode waktu

II-16
2.11.2 Tren Quadratic
Tren ini terjadi ketika data yang di proyeksikan dalam kurva membentuk garis
berpola lengkung.[25]

Gambar 2.14 Tren Quadratic[25]


Persamaan yang digunakan dalam tren Quadratic:
𝑌𝑡 = 𝑎 + 𝑏𝑡 + 𝑐𝑡 2 ..................................................................................................... (2.12)
Nilai a, b, dan c dapat dicari dengan:
∑ 𝑌−𝐶 ∑ 𝑡 2
𝑎= .............................................................................................................. (2.13)
𝑛
𝑛 ∑ 𝑡 2 𝑦−∑ 𝑡 2 ∑ 𝑌
𝑏= ∑ 𝑡2
..................................................................................................... (2.14)
𝑛 ∑ 𝑡 2 𝑦−∑ 𝑡 2 ∑ 𝑌
𝑐= ..................................................................................................... (2.15)
𝑛 ∑ 𝑡 4 −(∑ 𝑡 2 )2

Dimana:
Yt = Nilai ramalan Y pada waktu tertentu
a = Nilai Konstanta pada periode dasar
b,c = Nilai koefisien perubahan tren setiap periode
t = Nilai tertentu yang menunjukkan periode waktu

2.11.3 Tren Exponential


Tren ini terjadi ketika data yang di proyeksikan dalam kurva yang memperlihatkan
adanya peningkatan atau penurunan yang terjadi secara cepat.[25]

II-17
Gambar 2.15 Tren Exponential[25]
Persamaan yang digunakan dalam tren Exponential:
𝑌𝑡 = 𝑎𝑏 𝑡 ..................................................................................................................... (2.16)
Dimana:
Yt = Nilai ramalan Y pada waktu tertentu
a = Nilai Konstanta
b = Nilai koefisien
t = Nilai tertentu yang menunjukkan periode waktu

2.11.4 Tren S-Curve


Tren ini terjadi ketika data yang di proyeksikan dalam kurva yang memperlihatkan
bentuk kurva S. Awalnya data menunjukkan pertumbuhan lambat, kemudian meningkat
secara drastis hingga pada titik tertentu dan melambat hingga akhirnya cenderung tetap.[25]

Gambar 2.16 Tren S-Curve[25]

Persamaan yang digunakan dalam tren S-Curve:

𝑏
𝑌𝑡 = 𝑒 (𝑎+( 𝑡 )) .............................................................................................................. (2.17)

Dimana:
Yt = Nilai ramalan Y pada waktu tertentu
a = Nilai Konstanta
b = Nilai koefisien
t = Nilai tertentu yang menunjukkan periode waktu

2.12 Pengujian Metode


Akurasi peramalan dalam melakukan analisis data sangat diperlukan untuk
menentukan kecocokan dari metode peramalan yang pakai. Kriteria tersebut harus terpenuhi

II-18
degan menguji akurasi peramalan dengan menggunakan nilai terkecil yang di dapatkan pada
MAPE, MAD, dan MSD.[25]

2.12.1 Mean Absolute Percentage Error (MAPE)


MAPE merupakan nilai akurasi ketepatan yang dinyatakan dalam rata-rata
kesalahan.[26]
1 |𝑌𝑡 −Ŷ𝑡 |
𝑀𝐴𝑃𝐸 = 𝑛 ∑𝑛𝑡=1 ............................................................................................... (2.18)
𝑌𝑡

Dimana:
Yt = Nilai aktual
Ŷt = Nilai dugaan
n = Jumlah data

2.12.2 Mean Absolute Deviation (MAD)


MAD merupakan nilai akurasi ketepatan rata-rata kesalahan.[26]
1
𝑀 = 𝑀𝐴𝐷 = 𝑛 ∑𝑛𝑡=1|𝑌𝑡 − Ŷ𝑡 | .................................................................................... (2.19)

Dimana:
Yt = Nilai aktual
Ŷt = Nilai dugaan
n = Jumlah data

2.12.3 Mean Squared Deviation (MSD)


MSD merupakan nilai akurasi untuk mengukur kesalahan dari nilai time series
yang akan di hitung.[26]
2
∑𝑛
𝑡=1|𝑌𝑡 −Ŷ𝑡 |
𝑀𝑆𝐷 = .................................................................................................... (2.20)
𝑛

Dimana:
Yt = Nilai aktual
Ŷt = Nilai dugaan
n = Jumlah data

2.13 MINITAB
Minitab merupakan sebuah program komputer yang dibuat khusus untuk melakukan
pengolahan data statistika. Menu Minitab merupakan kombinasi Microsoft Excel dengan
kemampuan statistik yang dimilikinya. Program ini memfasilitasi berbagai macam
kemampuan untuk analisis yang menyangkut statistik baik hal dasar maupun hal kompleks.
Minitab sudah dipakai di lebih dari 4000 perguruan tinggi, universitas, sekolah-sekolah dan

II-19
sebagainya di seluruh dunia. Program Minitab dikembangkan di Pennsylvania State
University oleh periset Barbara F. Ryan, Thomas A Ryan,Jr dan Brian L. Jonier pada tahun
1972. Pada awalnya program Minitab memulai dengan versi ringan nya yakni MINITAB,
program statistik yang dikembangkan oleh NIST.[27]

Gambar 2.17 Program Minitab 18[27]

Gambar 2.18 Tampilan awal program Minitab 18[27]


Program Minitab menyediakan banyak metode statistik seperti regresi, analisis faktor,
analisis diskriminan, dan tabulasi silang, dan masih banyak lagi. Salah satu keunggulan yang
dimiliki program ini adalah dapat digunakan dalam pengolahan data statistik baik dengan
tujuan sosial maupun tujuan teknik.[27]

II-20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
deskriptif. Umumnya penelitian kuantitatif dapat dinyatakan dengan berbagai bentuk, seperti
angka, grafik, dan menggunakan rumus dalam perhitungannya. Penelitian kuantitatif harus
memiliki alur yang spesifikasi nya sistematis, terstruktur, terencana dan yang terpenting
akurat. Sedangkan metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan suatu objek yang diteliti dengan melihat data ataupun sampel yang
telah di siapkan dan dikumpulkan dari institusi terkait tanpa melakukan manipulasi data.
Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil dari penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kota Payakumbuh tepatnya pada gardu distribusi GD-200
dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peningkatan beban trafo yang cukup signifikan
2. Ditemukannya perangkat pengaman input trafo distribusi Fuse Cut Out (FCO)
yang tidak sesuai dengan standar rating yang telah ditetapkan.
3. Banyak ditemukannya perangkat pengaman input trafo distribusi NH Fuse yang
tidak sesuai dengan standar rating yang telah ditetapkan.

3.3 Tahapan Penelitian


Proses analisis perhitungan nilai seting ulang perangkat pengaman input output trafo
distribusi Fuse Cut Out (FCO) dan NH Fuse di kota Payakumbuh dimulai pada tahap
identifikasi masalah, yang kemudian melakukan studi literatur. Tahapan selanjutnya adalah
mengambil data sekunder yang dibutuhkan kepada instansi terkait. Setelah semua data
didapatkan, selanjutnya melakukan simulasi peramalan dengan menggunakan Program
MINITAB. Jika semua tahapan tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai maka dilanjutkan
dengan menghitung kebutuhan kapasitas trafo yang akan digunakan. Jika kebutuhan
kapasitas trafo sudah didapatkan maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
(2.5) untuk menentukan rating FCO yang akan digunakan, dan menggunakan rumus (2.6)
dan (2.7).

III-1
Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data Sekunder:


Data Beban Puncak Trafo Distribusi
GD-200 tahun 2018-2020

Proses:
1. Konversi Beban Puncak (kVA)
2. Ramalan Beban
3. Menentukan Kapasitas Trafo pada tahun 2022
4. Perhitungan Resetting FCO dan NH FUSE

Hasil dan Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

III-2
3.4 Tahapan Identifikasi Masalah
Tahapan identifikasi masalah adalah tahapan yang digunakan dalam melakukan
peramalan. Antara lain sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Permasalahan yang ditemukan peneliti dan terjadi di lapangan adalah ditemukannya
trafo distribusi GD-200 yang overload, dan disebabkan oleh peningkatan konsumsi energi
listrik. Trafo distribusi yang overload akan menimbulkan masalah-masalah yang akan
berdampak pada konsumen maupun pihak PLN. Dampak yang akan dirasakan oleh
konsumen jika dibiarkan adalah putusnya sambungan listrik akibat trafo rusak akibat
ledakan. Kemudian dampak yang akan dialami oleh pihak PLN adalah kerugian secara
materi, dimana trafo yang meledak harus segera diganti dan pada saat konsumen tidak
mendapatkan sumber listrik, pihak PLN tidak mendapat biaya dari konsumen, sehingga
pengeluaran tidak akan sebanding dengan pemasukan.
Disebabkan hal yang berkaitan diatas perlu dilakukannya peramalan beban jangka
panjang yang berguna menjamin ketersediaan listrik hingga konsumen, menjaga kestabilan
pasokan listrik, dan meminimalisir kerugian antara dua belah pihak, dimana konsumen tidak
mendapat pasokan listrik dan PLN mengalami kerugian. Dalam penelitian ini akan dilakukan
analisis dengan memanfaatkan program MINITAB untuk meramalkan beban listrik jangka
panjang, dimana menggunakan data sekunder berupa data time series beban puncak trafo
kan akan di teliti bulan ke bulannya. Selama rentang waktu tiga tahun terakhir.

2. Membuat Tujuan
Tujuan dalam penelitian adalah target yang akan dicapai oleh peneliti dalam
penelitiannya berdasarkan masalah yang muncul. Tujuan yang akan diinginkan penulis
adalah melakukan peramalan beban listrik pada trafo distribusi yang diteliti di tahun 2022
yang kemudian akan dilakukan perhitungan nilai terhadap perangkat pengaman input output
trafo distribusi Fuse Cut Out (FCO) dan NH Fuse.

3. Penetapan judul
Judul merupakan gambaran dasar pemikiran dalam sebuah penelitian yang akan
menggambarkan secara garis besar penelitian. Dari permasalahan dan tujuan yang telah
dijelaskan penulis diatas, penulis mengangkat judul tugas akhir mengenai “Pengaruh
Pertambahan Beban Jangka Panjang terhadap Penyetingan FCO dan NH Fuse (Studi
Kasus GD-200 Kota Payakumbuh)”

III-3
3.5 Studi Literatur
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan penelitian-penelitian terkait yang akan
diperlukan sebagai rujukan dalam penelitian seperti bentuk jurnal, buku, dan penelitian
terkait ramalan yang berhubungan dengan ramalan jangka panjang dan penggunaan program
MINITAB.

3.6 Pengumpulan Data


Data yang digunakan peneliti dalam penelitiannya ini adalah berupa data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber atau pihak lainnya yaitu PLN
Payakumbuh. Jenis data yang akan digunakan dan diperlukan dalam penelitian ini adalah
berupa data single line diagram jaringan distribusi 20kV, single line diagram feeder 8
Padang Tiakar, beban puncak trafo distribusi GD-200 dalam periode 3 tahun terakhir dimulai
dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020, dan plot time series beban puncak GD-200.
Berikut ini merupakan data- data yang digunakan dalam penelitian ini. Data dibawah ini
akan di konversikan kedalam satuan KVA dengan menggunakan rumus yang sudah di
sajikan pada Bab II yakni Rumus 2.4.

III-4
Tabel 3.1 Pengukuran Beban Puncak GD-200
TRAFO WAKTU PENGUKURAN HASIL PENGUKURAN BEBAN DAN TEGANGAN
GARDU APKT
TGL BEBAN ( A ) TEGANGAN ( VOLT )
KVA/ JURUSAN
NO LOKASI I.Nom TRAP BLN JAM
R S T N R-S R-T S-T R-N S-N T-N
VA THN
GD 200/T/
1 160 231,21 III 03/01/2019 20.09 UTAMA 155,00 156,00 160,00 170,00 414 408 418 237 239 236
Gor M. Yamin
GD 200/T/
2 160 231,21 III 07/02/2019 20.45 UTAMA 162,00 169,00 164,00 169,00 395 388 383 227 226 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
3 160 231,21 III 02/03/2019 19.45 UTAMA 169,00 171,00 160,00 177,00 395 393 390 229 228 226
Gor M. Yamin
GD 200/T/
4 160 231,21 III 19/04/2019 20.27 UTAMA 157,00 163,00 165,00 181,00 406 413 414 236 237 241
Gor M. Yamin
GD 200/T/
5 160 231,21 III 09/05/2019 20.41 UTAMA 174,00 170,00 162,00 167,00 388 387 390 224 226 224
Gor M. Yamin
GD 200/T/
6 160 231,21 III 27/06/2019 20.22 UTAMA 172,00 171,00 170,00 170,00 399 394 389 230 227 225
Gor M. Yamin
GD 200/T/
7 160 231,21 III 10/07/2019 20.11 UTAMA 175,00 166,00 159,00 173,00 391 387 395 218 222 219
Gor M. Yamin
GD 200/T/
8 160 231,21 III 23/08/2019 19.24 UTAMA 172,00 171,00 174,00 178,00 397 392 396 229 231 228
Gor M. Yamin
GD 200/T/
9 160 231,21 III 05/09/2019 20.55 UTAMA 155,00 169,00 158,00 172,00 412 409 412 237 239 236
Gor M. Yamin
GD 200/T/
10 160 231,21 III 01/10/2019 19.04 UTAMA 178,00 175,00 173,00 177,00 390 388 396 220 222 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
11 160 231,21 III 13/11/2019 19.49 UTAMA 177,00 174,00 179,00 173,00 392 393 389 227 226 226
Gor M. Yamin
GD 200/T/
12 160 231,21 III 05/12/2019 19.37 UTAMA 170,00 173,00 171,00 179,00 408 402 409 227 232 228
Gor M. Yamin
GD 200/T/
13 160 231,21 III 14/01/2020 19.22 UTAMA 169,00 177,00 174,00 171,00 398 391 398 221 225 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
14 160 231,21 III 08/02/2020 21.00 UTAMA 173,00 179,00 177,00 174,00 398 391 398 221 225 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
15 160 231,21 III 19/03/2020 19.09 UTAMA 183,00 158,00 159,00 177,00 381 388 386 217 216 219
Gor M. Yamin
GD 200/T/
16 160 231,21 III 07/04/2020 19.28 UTAMA 178,00 177,00 178,00 168,00 402 389 402 222 221 220
Gor M. Yamin
GD 200/T/
17 160 231,21 III 04/05/2020 20.23 UTAMA 172,00 174,00 171,00 166,00 411 414 406 235 239 236
Gor M. Yamin
GD 200/T/
18 160 231,21 III 28/06/2020 19.38 UTAMA 177,00 177,00 170,00 154,00 410 412 410 238 236 238
Gor M. Yamin
GD 200/T/
19 160 231,21 III 20/07/2020 19.43 UTAMA 187,00 180,00 183,00 149,00 389 384 390 223 226 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
20 160 231,21 III 17/08/2020 20.32 UTAMA 190,00 188,00 179,00 160,00 384 386 385 222 222 224
Gor M. Yamin
GD 200/T/
21 160 231,21 III 04/09/2020 20.45 UTAMA 183,00 188,00 185,00 162,00 389 384 386 221 225 221
Gor M. Yamin
GD 200/T/
22 160 231,21 III 27/10/2020 19.47 UTAMA 179,00 181,00 181,00 149,00 405 404 409 233 237 236
Gor M. Yamin
GD 200/T/
23 160 231,21 III 29/11/2020 19.01 UTAMA 177,00 188,00 180,00 144,00 395 387 392 224 227 225
Gor M. Yamin
GD 200/T/
24 160 231,21 III 01/12/2020 20.00 UTAMA 183,00 194,00 191,00 147,00 385 381 387 221 224 223
Gor M. Yamin
GD 200/T/
25 160 231,21 III 19/01/2021 20.57 UTAMA 182,00 189,00 187,00 143,00 398 400 390 225 222 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
26 160 231,21 III 03/02/2021 19.24 UTAMA 181,00 188,00 186,00 144,00 400 397 394 226 223 224
Gor M. Yamin
GD 200/T/
27 160 231,21 III 17/03/2021 19.31 UTAMA 188,00 193,00 187,00 151,00 391 392 392 224 219 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
28 160 231,21 III 25/04/2021 20.09 UTAMA 179,00 184,00 192,00 140,00 397 396 389 224 222 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
29 160 231,21 III 13/05/2021 21.00 UTAMA 184,00 186,00 185,00 143,00 415 414 408 235 231 231
Gor M. Yamin
GD 200/T/
30 160 231,21 III 28/06/2021 19.49 UTAMA 196,00 150,00 188,00 142,00 391 392 394 233 234 236
Gor M. Yamin
GD 200/T/
31 160 231,21 III 08/07/2021 20.30 UTAMA 185,00 144,00 177,00 141,00 414 408 418 237 239 236
Gor M. Yamin
GD 200/T/
32 160 231,21 III 10/08/2021 20.17 UTAMA 188,00 196,00 179,00 147,00 395 388 383 227 226 222
Gor M. Yamin
GD 200/T/
33 160 231,21 III 11/09/2021 20.09 UTAMA 179,00 197,00 173,00 150,00 395 393 390 229 228 226
Gor M. Yamin
GD 200/T/
34 160 231,21 III 07/10/2021 20.45 UTAMA 177,00 160,00 189,00 149,00 406 413 414 236 237 241
Gor M. Yamin
GD 200/T/
35 160 231,21 III 27/11/2021 19.45 UTAMA 199,00 176,00 181,00 152,00 388 387 395 224 226 224
Gor M. Yamin
GD 200/T/
36 160 231,21 III 04/12/2021 20.27 UTAMA 188,00 199,00 187,00 140,00 399 394 389 230 227 225
Gor M. Yamin

3.7 Proses
Pengolahan data akan dilakukan jika seluruh data yang dibutuhkan telah terkumpul.
Pengolahan data dilakukan dengan mengkonversi beban puncak kedalam satuan kVA. Data
yang sudah diolah kemudian akan disimulasikan pada program MINITAB.

III-5
3.7.1 Konversi Data Beban Puncak
Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya peneliti melakukan konversi beban
puncak menjadi satuan kVA. Satuan kVA akan memudahkan dalam membandingkan beban
trafo dengan kapasitas trafo. Beban kVA dapat dicari dengan rumus yang tekah disajian pada
Bab II dengan rumus 2.4.

III-6
Tabel 3.2 Beban Trafo (kVA) Halaman 1

TRAFO WAKTU PENGUKURAN BEBAN TRAFO


GARDU APKT
TGL
KVA/
NO LOKASI I.Nom TRAP BLN JAM kVA %
VA THN
GD
200/T/
1 160 231,21 III 03/01/2019 20.09 115,70 72,31
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
2 160 231,21 III 07/02/2019 20.45 115,49 72,18
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
3 160 231,21 III 02/03/2019 19.45 116,85 73,03
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
4 160 231,21 III 19/04/2019 20.27 118,18 73,86
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
5 160 231,21 III 09/05/2019 20.41 117,40 73,37
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
6 160 231,21 III 27/06/2019 20.22 118,73 74,20
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
7 160 231,21 III 10/07/2019 20.11 119,59 74,74
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
8 160 231,21 III 23/08/2019 19.24 119,50 74,69
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
9 160 231,21 III 05/09/2019 20.55 120,46 75,29
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
10 160 231,21 III 01/10/2019 19.04 121,94 76,22
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
11 160 231,21 III 13/11/2019 19.49 121,70 76,06
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
12 160 231,21 III 05/12/2019 19.37 122,41 76,51
Gor M.
Yamin

III-7
Tabel 3.3 Beban Trafo (kVA) Halaman 2

GD
200/T/
13 160 231,21 III 14/01/2020 19.22 121,87 76,17
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
14 160 231,21 III 08/02/2020 21.00 123,25 77,03
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
15 160 231,21 III 19/03/2020 19.09 122,84 76,77
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
16 160 231,21 III 07/04/2020 19.28 123,79 77,37
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
17 160 231,21 III 04/05/2020 20.23 124,62 77,89
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
18 160 231,21 III 28/06/2020 19.38 126,16 78,85
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
19 160 231,21 III 20/07/2020 19.43 126,17 78,86
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
20 160 231,21 III 17/08/2020 20.32 126,88 79,30
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
21 160 231,21 III 04/09/2020 20.45 126,52 79,07
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
22 160 231,21 III 27/10/2020 19.47 128,07 80,04
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
23 160 231,21 III 29/11/2020 19.01 128,47 80,29
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
24 160 231,21 III 01/12/2020 20.00 129,88 81,18
Gor M.
Yamin

III-8
Tabel 3.4 Beban Trafo (kVA) Halaman 3

GD
200/T/
25 160 231,21 III 19/01/2021 20.57 130,79 81,74
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
26 160 231,21 III 03/02/2021 19.24 130,10 81,31
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
27 160 231,21 III 17/03/2021 19.31 130,88 81,80
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
28 160 231,21 III 25/04/2021 20.09 131,87 82,42
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
29 160 231,21 III 13/05/2021 21.00 133,54 83,46
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
30 160 231,21 III 28/06/2021 19.49 133,60 83,50
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
31 160 231,21 III 08/07/2021 20.30 133,78 83,61
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
32 160 231,21 III 10/08/2021 20.17 133,94 83,71
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
33 160 231,21 III 11/09/2021 20.09 134,62 84,14
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
34 160 231,21 III 07/10/2021 20.45 135,37 84,60
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
35 160 231,21 III 27/11/2021 19.45 135,99 84,99
Gor M.
Yamin
GD
200/T/
36 160 231,21 III 04/12/2021 20.27 137,36 85,85
Gor M.
Yamin

III-9
3.7.2 Ramalan Beban dengan Menggunakan Program MINITAB
Proses ramalan beban pada gardu distribusi GD-200 dengan mengggunakan program
Minitab di gambarkan dengan diagram alir dibawah ini.

Mulai

Input Data

Membuat Plot Data

Melakukan Simulasi Model Grafik

Menentukan Model Terbaik

Meramalkan Beban GD-200 Pada tahun 2022

Hasil Ramalan Beban di Tahun 2022

Validasi

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Peramalan


a. Input Data
Pada proses peramalan beban dengan menggunakan program Minitab, data yang
sudah di persiapkan sebelumnya di inputkan pada menu Worksheet. Tampilan pada menu

III-10
tersebut hampir mendekati layaknya tampilan Excel. Data yang akan di inputkan berupa data
beban puncak dalam satuan kVA yang sebelumnya sudah di konversikan. Kemudian
periode, dalam hal ini periode yang digunakan dari 1 hingga 36 mengingat data yang
digunakan sebagai acuan berjumlah 36.

b. Membuat Plot Data


Plot data digunakan sebagai acuan untuk melakukan ramalan dalam memilih model
terbaik. Plot data dibuat dengan cara klik menu Stat kemudian Time Series dan Time Series
Plot. Seteleh itu memilih menu Simple dan memindahkan data beban puncak pada kolom
Series lalu klik OK dengan demikian plot data akan tersajikan.

c. Simulasi Model Grafik dan Menentukan Model Terbaik


Simulasi grafik digunakan untuk menentukan model yang tepat dan cocok pada
grafik beban puncak, apakah itu model Linear atau non-Linear. Menentukan model yang
tepat dilakukan dengan cara membandingan nilai MAPE, MAD, dan MSD yang terkecil,
nilai tersebut akan ditampilkan pada program MINITAB. Simulasi tersebut dilakukan
dengan cara klik menu stat, time series, dan trend analysis. Kemudian memindahkan data
beban puncak sebagai variabel. Terakhir memilih model yang akan di ujikan. Model-model
yang akan di ujijkan adalah model Linear, Quadratic, Exponential, dan S-Curve simulasi ini
akan dikerjakan sebanyak 4 kali dengan model-model tersebut. Tabel 3 dibawah ini
merupakan blanko perbandingan nilai MAPE, MAD, dan MSD. Nilai-nilai tersebut di ambil
yang terkecil melaikan dengan sebab memperkecil tingkat error pada hasil ramalan yang
akan dilakukan.

Tabel 3.5 Blanko perbandingan nilai MAPE, MAD, dan MSD

Trand Model MAPE MAD MSD


Linear
Kuadratik
Eksponensial
S-Curve

d. Peramalan Beban
Setelah menjalani proses yang cukup panjang dan telah dijelaskan diatas maka masuk
pada inti proses ini, yakni mendapatkan hasil ramalan beban. Ramalan beban didapatkan

III-11
dengan cara yang hampir sama dengan simulasi model grafik, namun pada proses ini model
yang akan digunakan sudah ditentukan dengan melihat nilai MAPE, MAD, dan MSD yang
terkecil. Kemudian menceklis Generate Forecasts, dan isikan Number Of Forcasts dengan
12. Nilai tersebut dikarenakan data terakhir yang digunakan yakni data tahun 2021, sehingga
untuk tahun 2022 membutuhkan data 1 tahun kedepan, data 1 tahun ini akan disajian dalam
ramalan bulan ke bulan hingga akhir 2022.
e. Validasi
Tahap validasi berfungsi untuk memastikan apakah software yang digunakan dalam
penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan benar, dengan cara melakukan peramalan ulang
dengan menggunakan data penelitian pada jurnal yang sebelumnya telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Jika didapatkan hasil yang sesuai dengan hasil pada penelitian tersebut
maka software pada penelitian ini berkerja dengan baik dan benar, namun jika hasil yang
didapat tidak sesuai maka terjadi kesalahamn fungsi pada software tersebut sehingga perlu
dipertimbangkan kembali dalam penggunaan software tersebut.

3.7.3 Menentukan Kapasitas Trafo pada Tahun 2022


Ketika ramalan beban trafo tahun 2022 didapatkan, maka nilai tersebut yang akan
digunakan sebagai patokan dalam pemilihan kapastitas trafo yang akan digunakan.
Menentukan nilai kapasitas trafo yang akan digunakan pada tahun 2022 dengan
menggunakan rumus 2.5 melihat beban tertinggi kemudian ditentukan kapastitas trafo yang
melebihi beban tersebut, dalam hal ini kapastias trafo melihat pada ketersediaan trafo
dipasaran.

3.7.4 Resetting
Cara menentukan Fuse Link adalah dengan persamaan yang sudah di sajikan pada
Bab II dengan rumus 2.6, sedangkan untuk menentukan ukuran NH-Fuse dapat
menggunakan rumus yang juga telah disajikan pada Bab II dengan rumus 2.6 dan 2.8.

3.8 Hasil dan Analisis


Setelah proses yang cukup panjang, maka akan didapatkan hasil. Hasil tersebut
kemudian akan dianalisis. Berkaitan dengan pengaruh pertambahan beban terhadap setting
pengaman FCO dan NH-Fuse.

III-12
3.9 Kesimpulan dan saran
Kesimpulan merupakan rangkuman yang menjawab tujuan pada penelitian ini.
Kesimpulan dapat ditarik dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian peneliti
akan memberikan saran terhadap keseluruhan yang telah ia tulis.

III-13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil peramalan yang sudah dilakukan peneliti didapatkan hasil
pembebanan pada transformator distribusi GD-200 di tahun 2022 dalam satuan kVA dengan
menggunakan metode time series trand Quadratic pada software MINITAB adalah untuk
bulan januari 137,639 februari 138,301 maret 138,965 april 139,633 mei 140,303 juni
140,976 juli 141,652 agustus 142,331 september 143,013 oktober 143,697 november
144,384 desember 145,07
2. Hasil perhitungan nilai re-setting pada pengaman transformator Fuse Cut Out (FCO)
dan NH Fuse didapatkan bahwa nilai re-setting pada FCO menjadi 8 Ampere, sedangkan
untuk nilai re-setting pada NH Fuse menjadi 125 Ampere.
5.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut disarankan dilakukan perbandingan akurasi nilai peramalan

dengan menggunakan program aplikasi lain untuk meningkatkan nilai akurasi pada
peramalan.
2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah data yang digunakan dalam
peramalan agar nilai akurasi dapat meningkat.

V-1
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. A. D. S, “Prakiraan Beban Puncak…, Dimas Aditia Dicki S., Fakultas Teknik dan
Sains UMP, 2020,” no. 2014, pp. 1–3, 2020.

[2] F. NOVIANTI, “Analisa Gangguan Gardu Distribusi GT.PUN 03 Perumahan Griya


Panakukang Indal Jalan Herstasning Barat,” J. Teknol. Elekterika, vol. 16, no. 2, p.
73, 2019, doi: 10.31963/elekterika.v16i2.1557.

[3] BPS, “Produksi dan Konsumsi Listrik PLN di Provinsi Sumatera Barat.”
sumbar.bps.go.id, Sumatera Barat, 2015, [Online]. Available:
https://sumbar.bps.go.id/statictable/2016/11/24/405/produksi-dan-konsumsi-listrik-
pln-di-provinsi-sumatera-barat-mwh-2015.html.

[4] T. Panuturan, “BAB 1 Pendahuluan,” 2016.

[5] Y. Yusmartato, R. Nasution, and Armansyah, “Pemilihan Fuse Cut Out Untuk
Pengaman Transformator Distribusi 400 KVA,” JET (Journal Electr. …, vol. 4, no.
2,pp.73-
79,2019,[Online].Available:https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/jet/article/view/1619.

[6] A. N. Siahaan, P. Studi, D. Iii, T. Listrik, F. Ketenagalistrikan, and D. A. N. Energi,


“Kartika Tresya Mauriraya,” 2020.

[7] N. A. T, A. Murnomo, and A. Suryanto, “Implementasi Neural Network pada Matlab


untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur,” J. Tek.
Elektro, vol. 9, no. 1, pp. 7–12, 2017, doi: 10.15294/jte.v9i1.10755.

[8] M. Syafruddin, “Metode Regresi Linier Untuk Prediksi Kebutuhan Energi Listrik
Jangka Panjang (Studi Kasus Provinsi Lampung),” J. Inform., vol. 2, no. 1, pp. 1–9,
2014,[Online].Available:http://journal.eng.unila.ac.id/index.php/jitet/article/downlo
ad/237/228.

[9] J. Panjang and D. Setiabudi, “Sistem Informasi Peramalan Beban Listrik,” vol. 1, no.
1, pp. 1–5, 2015.

[10] Y. Triwulan, N. Hariyanto, and S. Anwari, “Peramalan Beban Puncak Listrik Jangka
Pendek Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan,” J. Reka Elkomika
©TeknikElektro | Itenas J. Online Inst. Teknol. Nas. J. Reka Elkomika, vol. 1, no. 4,
pp. 2337–439, 2013.

[11] R. Arnitasari, “Komparasi Penggunaan Minitab Dan Eviews Dalam Peramalan


Dengan Metode Deret Berkala Arima Box-Jenkins,” Tugas Akhir, 2016.

[12] S. M. Bahtiar, “Time Series Untuk Kebutuhan Tenaga Listrik Di Gardu Induk Sungai
Raya,” 2014.

[13] S. Bahri, R. Gianto, and M. I. Arsyad, “Studi Pertambahan Beban Transformator Daya
Pada Gardu Induk Parit Baru PT . PLN ( Persero ) Cabang Pontianak,” Online, vol.
2,p.8,2015,[Online].Available:http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/vie
w/11265.

[14] M. W. Purnama, S. I. Hardyudo, W. Aribowo, and U. T. Kartini, “Peramalan


Kebutuhan Energi Listrik UID Jawa Timur Metode Time Series Berbasis Minitab
v19,” J. Tek. Elektro, vol. 10, no. 02, pp. 485–495, 2021.

[15] Y. Tri Nugraha, analisis perkiraan konsumsi energi listrik di sumatera utara pada
tahun 2032 menggunakan metode adaptive neuro fuzzy inference syistem, no. April.
2019.

[16] A. P. Dewi, “Analisis Peramalan Masa Pakai Trasformator Berdasarkan Beban


Menggunakan Metode Regresi Linier,” Int. J. Physiol., p. 2019, 2019.

[17] M. R. Za’im, “Analisis Transformator daya 3 fasa 150KV/20KV,” no. 2014.

[18] Cekmas Cekdin, “Sistem Tenaga Listrik,” ELTEK, Vol 11 Nomor 01, pp. 1–293,
2013.

[19] S. Sudirham, Analisis Sistem Tenaga. 2012.

[20] R. Syahputra and R. Nasution, “Pengoperasian Transformator Dengan Mengunakan


Tap Changer Aplikasi Gardu Induk Denai,” J. Electr. Technol., vol. 5, no. 2, pp.
2502–3624, 2020.

[21] Baharuddin and F. agung Firdianto, “ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR


PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X,” J. Petrol., vol. 369, no. 1, pp.
1689–
1699,2000,[Online].Available:http://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Aht
tps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.20
14.12.018%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2011.08.005%0Ahttp://dx.doi.
org/10.1080/00206814.2014.902757%0Ahttp://dx.

[22] I. W. S. Nindiyubudoyo, Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik. 2012.

[23] M. Nahak, “Bab Ii Tinjauan Pustaka Dan Landasan Teori,” J. Chem. Inf. Model., vol.
53, no. 9, pp. 21–25, 2017, [Online]. Available: http://www.elsevier.com/locate/scp.

[24] M. Masarrang, E. Yudaningtyas, and A. Naba, “Peramalan Beban Jangka Panjang


Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy,” J. EECCIS, vol.
9, no. 1, pp. 13–18, 2015.

[25] M. Ibrahim, “Peramalan Kebutuhan Energi Listrik dan Beban Listrik Sektor Rumah
Tangga di Sumatera Selatan dengan Metode Analisis Time Series : Proyeksi Tren dan
Analisis Regresi,” J. UII, pp. 1–84, 2018.

[26] I. Sungkawa and R. T. Megasari, “Penerapan Ukuran Ketepatan Nilai Ramalan Data
Deret Waktu dalam Seleksi Model Peramalan Volume Penjualan PT Satriamandiri
Citramulia,” ComTech Comput. Math. Eng. Appl., vol. 2, no. 2, p. 636, 2011, doi:
10.21512/comtech.v2i2.2813.

[27] K. Umam, “Belajar minitab,” Aceh, pp. 1–20, 2018.


LAMPIRAN A

A.1 Single Line Diagram Jaringan Distribusi 20 kV ULP Payakumbuh


A.2 Single Line Diagram Feeder 8 Padang Tiakar

Lokasi Gardu
A.3 Kartu Trafo GD 200
A.3 Perhitungan Konversi Beban Puncak dalam Satuan kVA Bulan Februari 2019-
desember 2021

√3 × 169 × 395
kVA Februari 2019 = = 115,49 kVA
1000

√3 × 171 × 395
kVA Maret 2019 = = 116,85 kVA
1000

√3 × 165 × 414
kVA April 2019 = = 118,18 kVA
1000

√3 × 174 × 390
kVA Mei 2019 = = 117,40 kVA
1000

√3 × 172 × 399
kVA Juni 2019 = = 118,73 kVA
1000

√3 × 175 × 395
kVA Juli 2019 = = 119,59 kVA
1000

√3 × 174 × 397
kVA Agustus 2019 = = 119,50 kVA
1000

√3 × 169 × 412
kVA September 2019 = = 120,46 kVA
1000

√3 × 178 × 396
kVA Oktober 2019 = = 121,94 kVA
1000

√3 × 179 × 393
kVA November 2019 = = 121,70 kVA
1000

√3 × 173 × 409
kVA Desember 2019 = = 122,41 kVA
1000

√3 × 177 × 398
kVA Januari 2020 = = 121,87 kVA
1000

√3 × 179 × 398
kVA Februari 2020 = = 123,35 kVA
1000

√3 × 183 × 388
kVA Maret 2020 = = 122,84 kVA
1000
√3 × 178 × 402
kVA April 2020 = = 123,79 kVA
1000

√3 × 174 × 141
kVA Mei 2020 = = 124,62 kVA
1000

√3 × 177 × 412
kVA Juni 2020 = = 126,16 kVA
1000

√3 × 187 × 390
kVA Juli 2020 = = 126,17 kVA
1000

√3 × 190 × 386
kVA Agustus 2020 = = 126,88 kVA
1000

√3 × 188 × 389
kVA September 2020 = = 126,52 kVA
1000

√3 × 181 × 409
kVA Oktober 2020 = = 128,07 kVA
1000

√3 × 188 × 395
kVA November 2020 = = 128,47 kVA
1000

√3 × 194 × 387
kVA Desember 2020 = = 129,88 kVA
1000

√3 × 189 × 400
kVA Januari 2021 = = 130,79 kVA
1000

√3 × 188 × 400
kVA Februari 2021 = = 130,10 kVA
1000

√3 × 193 × 392
kVA Maret 2021 = = 130,88 kVA
1000

√3 × 192 × 397
kVA April 2021 = = 131,87 kVA
1000

√3 × 186 × 415
kVA Mei 2021 = = 133,54 kVA
1000

√3 × 196 × 415
kVA Juni 2021 = = 133,60 kVA
1000
√3 × 185 × 418
kVA Juli 2021 = = 133,78 kVA
1000

√3 × 196 × 395
kVA Agustus 2021 = = 133,94 kVA
1000

√3 × 197 × 395
kVA September 2021 = = 134,62 kVA
1000

√3 × 189 × 414
kVA Oktober 2021 = = 135,37 kVA
1000

√3 × 199 × 395
kVA November 2021 = = 135,99 kVA
1000

√3 × 199 × 399
kVA Desember 2021 = = 137,36 kVA
1000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Irgi A Fahrezi, lahir di Lirik pada tanggal 23 Juli 2000 merupakan anak
sulung dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Alm. Sersan Satu
Arismen dan Azridah Amd. Keb yang beralamat di Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Penulis
menempuh pendidikan di TK Pertiwi Kecamatan Pasir Penyu dan lulus
tahun 2006, Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan di SD Negeri
007 Sidomulyo Kecamatan Lirik dan lulus pada tahun 2012, Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 3 Pasir Penyu, dan lulus Pada tahun 2015, lalu penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pasir Penyu dan lulus pada tahun 2018, dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Teknik Elektro Konsentrasi
Energi.

Dengan karunia Allah SWT, ketekunan serta rasa motivasi yang tinggi untuk terus
belajar dan berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan tugas akhir ini, semoga dengan
penulisan tugas akhir ini mampu memberikan manfaat untuk siapa saja yang
membutuhkannya.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas
terselesaikan nya tugas akhir yang berjudul ” PENGARUH PERTAMBAHAN BEBAN
JANGKA PANJANG TERHADAP PENYETTINGAN FUSE CUT OUT DAN
NIEDER SPANNUNG HOCH LEISTUNG FUSE (STUDI KASUS GD-200 KOTA
PAYAKUMBUH)”.

Anda mungkin juga menyukai