Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS OPTIMASI PERFORMA DESAIN GENERATOR

SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS RADIAL

TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat tuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

Oleh :

MUHAMMAD ILHAM
11355102797

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

SINKRON
ANALISN OPTIMASI PERFORMA DESAIN GENERATOR
MAGNET PERMANEN FLUKS RADIAL

TUGAS AKHIR

Oleh,

vrurraurvrln rr,u^ua
11355102797

Akhir Jurusan Teknik Elektro


Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Tugas
di Pekanbaru, pada tanggal 07 Februari 2018

Pembimbing
Koordinator Tugas Akhir
Jurusan TeknikElektro

Ahmad Faizal ST.. MT Zulfatri Aini. ST.. MT


-/ MP.19721021 200604 2 0Al
hiIP. 19830630 201503 1 006
LEMBAR PENGESAHAI{

ANALISIS OPTIMASI PERFORMA DESAIN GENERATOR SINKRON


MAGNET PERMANEN FLUKS RADIAL

TUGAS AKIIIR

Oleh:
.

MUHAMMAD ILHAM
11355\02791

Telah dipertahankan didepan Sidang Dewan Penguji


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
di Pekanbarq pada tanggal 07 Februari 2018

Pekanbaru, 07 Februari 2018


Mengesahkan,

199203 I

DEWAF{ PENGUJI :

Ketua : Ilr.Teddy Purnamirza, ST., M.Eng

Sekretaris z Zu,lfatn Ainin ST., MT

Anggota I : Susi Afriani, ST.,MT

Anggota II : Novi Gusnita, ST.$fT

rlt
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum dengan
ketentuan bahwa hak cipta pada penulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan
kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus
memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya
diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam.

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan oleh saya maupun orang lain untuk keperluan lain dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak memuat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali disebutkan dalam referensi dan di dalam daftar pustaka.
Saya bersedia menerima sanksi jika pernyataan ini tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.

Pekanbaru, 07 Februari 2018


Yang membuat pernyataan,

MUHAMMAD ILHAM
NIM. 11355102797

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Sebuah usaha dengan pemikiran dan keringat telah ku lalui dengan tantangan dan rintangan
hebat sehingga saatnya sekarang usaha itu membuahkan hasil berupa prototipe dan karya
tulis yang menghantarkanku menjadi seorang sarjana. Semua ini hamba persembahkan
kepada Allah yang telah menurunkan tanda-tanda qauliyah-Nya dari Al-Quran:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya al-Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentunya mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya“
(QS. Annisa’: 82 )

Semoga Engkau senantiasa meneguhkan imanku, meluruskan niatku, menundukan


kapalaku dan meluruskan ucapanku, yang berasal dari Rasulullah utusan-Mu yang
bersumber dari firman-Mu dan hanya kepada Engkau Maha Penguasa Semesta kami
kembali.

“dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut hawa nafsunya”


(QS. An-Nuur : 56)

Nabi Muhammad SAW, teladan dari segala keteladan. Izinkan hamba-Mu untuk menjadi
pengikut setia, yang senantiasa menyerukan nama-Mu dan ayat-Mu, yang senantiasa
meneladani perilaku utusan-Mu, sehingga hamba-Mu bisa menyampaikan kebenaran
agama yang dibawa utusan-Mu

“Katakanlah yang benar walaupun pahit rasanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang tua ku yang senantiasa memberi dukungan, orang tua yang senantiasa
mempersiapkan segala kebutuhan saat proses penyelesaian tugas akhir dan terimakasih
untuk semuanya, kelak aku akan membalas semuanya semampu ku dan pahala semoga
selalu disisi-Mu ya Rabbi..

vi
ANALYSIS OF PERFORMANCE OPTIMIZATION OF THE DESIGN
PERMANENT MAGNET SYNC GENERATOR OF RADIAL FLUX

MUHAMMAD ILHAM
NIM: 11355102797

Date of Final Exam : 07 Februari 2018

Department of Electrical Engineering


Faculty of Science and Technology
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
Soebrantas St. No. 155 Pekanbaru - Indonesia

ABSTRACT
Basically the performance of the permanent magnet synchronous generator is influenced by the voltage generated
by the generator. Therefore, it is necessary to research the resulting voltage of the permanent magnet sync
generator radial flux, based on the existing stator and rotor dimensions. However there is a change in the number
of poles, the number of turns and the speed of rotation. This study compares the output voltage changes of the three
models of permanent magnet synchronous generators on variations of rotational speed, number of poles and
number of turns to obtain the highest voltage values of the three models of the permanent magnet sync generator.
This study uses a software to simulate the design of a permanent magnet sync generator radial flux. The simulation
is done using Infolytica MagNet software. Simulation results show on variations of rotational speed, that the higher
the rotational speed generator generator voltage generated will also be higher. In the variation of the number of
windings, the more the number of windings the resulting voltage will also be higher. However, in the variation of
the number of poles, the number or number of poles can not be used as a reference to determine the voltage
generated by the generator. The number of poles that produce the highest stresses of the three number of poles
varied is the generator with the number of poles 10. From several generator models varied, the generator model
12 slot 10 pole with the number of turns of 200 turns rotating at 1000 rpm gives the highest voltage value compared
to some other generator models. The resulting voltage value in the generator model 12 slot 10 pole is 298.65 Volt
with the number of windings 200 turns at a rotation speed of 1000 rpm.

Keywords: Sync Generator, Permanent Magnet Generator, Radial Flux

vii
ANALISIS OPTIMASI PERFORMA DESAIN GENERATOR SINKRON
MAGNET PERMANEN FLUKS RADIAL

MUHAMMAD ILHAM
NIM : 11355102797

Tanggal Sidang: 07 Februari 2018

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Pekanbaru

ABSTRAK

Pada dasarnya performa generator sinkron magnet permanen dipengaruhi oleh tegangan yang dihasilkan generator
tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap tegangan yang dihasilkan generator sinkron magnet
permanen fluks radial tersebut, yang berbasis pada dimensi stator dan rotor yang sudah ada. Namun terdapat
perubahan pada jumlah pole, jumlah lilitan dan kecepatan putar. Penelitian ini membandingkan perubahan tegangan
keluaran dari tiga model generator sinkron magnet permanen pada variasi kecepatan putar, jumlah pole dan jumlah
lilitan untuk mendapatkan nilai tegangan tertinggi dari tiga model generator sinkron magnet permanen tersebut.
Penelitian ini menggunakan sebuah perangkat lunak untuk mensimulasikan desain generator sinkron magnet
permanen fluks radial. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Infolytica MagNet. Hasil simulasi
menunjukkan pada variasi kecepatan putar, bahwa semakin tinggi kecepatan putar generator maka tegangan yang
dihasilkan generator juga akan semakin tinggi. Pada variasi jumlah lilitan, semakin banyak jumlah lilitan maka
tegangan yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Namun pada variasi jumlah pole, sedikit atau banyaknya
jumlah pole tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan tegangan yang dihasilkan generator. Jumlah pole yang
menghasilkan tegangan tertinggi dari tiga jumlah pole yang divariasikan adalah generator dengan jumlah pole 10.
Dari beberapa model generator yang divariasikan, model generator 12 slot 10 pole denga jumlah lilitan 200 lilitan
yang berputar pada kecepatan 1000 rpm memberikan nilai tegangan tertinggi dibandingkan dengan beberapa model
generator yang lainnya. Nilai tegangan yang dihasilkan pada model generator 12 slot 10 pole yaitu 298.65 Volt
dengan jumlah lilitan 200 lilitan pada kecepatan putar 1000 rpm.

Kata Kunci: Generator Sinkron, Generator Magnet Permanen, Fluks Radial.

viii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur yang tidak bosan-bosannya
penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat ilmu, dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat mengerjakan dan telah menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan judul “Analisis Optimasi Performa Desain Generator Sinkron Magnet
Permanen Fluks Radial” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik
di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi. Shalawat beserta salam penulis
hadiahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shalallahu‘Alaihi Wassalam yang telah
menyelamatkan umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang,
berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Semoga kita semua termasuk
dalam umatnya yang kelak mendapat syafa’at dari beliau.
Begitu banyak ilmu, pengalaman dan relasi yang penulis peroleh selama mengenyam
bangku pendidikan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. Besar
harapan penulis agar tugas akhir ini berguna bagi semua pihak yang memerlukannya.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang
terkait berikut:
1. Teristimewa ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Ayah (Feframju) dan Ibu
(Nova Liza) yang tidak bosan-bosannya memberikan motivasi, inspirasi,
mengingatkan dan do’a yang tulus sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan.
Serta keluarga (Annisa Fefriza, Bako Mei, Bako Rof, Bako Mis, Bako Muhar dan
Tek Sil).
2. Bapak Prof. Dr. H. Munzir Hitami, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Hartono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak Dr. Alex Wenda, ST,. M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Zulfatri Aini, ST.,MT selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk membantu memberikan inspirasi, motivasi, kesabaran dan memberikan arahan
maupun kritikan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

ix
6. Bapak Ricky Elson yang telah meluangkan waktunya untuk membantu memberikan
inspirasi, motivasi dan memberikan arahan maupun kritikan kepada penulis dalam
melaksanakan proses tugas akhir ini.
7. Bapak Ahmad Faizal, ST.,MT selaku koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Sains dan Teknologi yang selalu membantu penulis dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
8. Ibu Susi Afriani, ST., MT selaku dosen penguji I dan Ibu Novi Gusnita.,ST., MT
selaku dosen penguji II yang yang telah banyak memberi masukan berupa kritik dan
saran demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.
9. Bapak Aulia Ullah, ST.,M.Eng selaku dosen Penasehat Akademik dan Pembimbing
Akademik yang mengarahkan dan membimbing penulis dari semester awal sampai
akhir.
10. Seluruh dosen Teknik Elektro yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
11. Sahabat ( Ega, Basir, Akber, Galang, Megi, Amaik, Mak Itam, Ranggi, Aal, adit )
dan rekan-rekan Teknik Elektro angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu namanya yang telah memberikan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Kepada Tim Lentera Bumi Nusantara (Kak Inayah Zahara, Bang Gui, Kak Aci, Bang
Gofur, Bang Hendrik) yang telah menemani dan mamabantu penulis dalam
melaksanakan proses tugas akhir ini.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi motivasi yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis juga berharap semoga penulisan laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
kita semua terutama pada dunia pendidikan dan menjadi acuan penelitian selanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Pekanbaru, 07 Februari 2018


Penulis

Muhammad Ilham

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAAN INTELEKTUAL .................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. v

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... vi

ABSTRACT............................................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi

DAFTAR RUMUS ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. I-1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ I-3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ I-4

1.4 Batasan Masalah .............................................................................. I-4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... I-4

xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait .............................................................................. II-1

2.2 Landasan Teori .................................................................................. II-3

2.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron Magnet Permanen ................ II-3

2.2.2 Konstruksi Generator Sinkron Magnet Permanen.................... II-6

2.2.3 Jenis – jenis Generator Sinkron Magnet Permanen ................. II-12

2.2.4 Perhitungan Matematis Desain Generator ................................ II-13

2.2.5 Software Infolytica MagNet ..................................................... II-17

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ III-1

3.2 Pengumpulan Data .......................................................................... III-1

3.3 Prosedur Alur Penelitian ................................................................. III-2

3.4 Identifikasi Masalah ....................................................................... III-3

3.5 Rumusan Masalah ........................................................................... III-3

3.6 Tujuan Penelitian ............................................................................. III-3

3.7 Batasan Penelitian ........................................................................... III-3

3.8 Studi Literatur ................................................................................. III-3

3.9 Langkah-langkah Perhitungan Matematis Desain Generator .......... III-3

3.10 Langkah-langkah Simulasi Dan Pemodelan Generator ................... III-4

3.11 Analisis Hasil Pemodelan Simulasi ................................................. III-9

3.12 Rekomendasi ................................................................................... III-10

xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan Matematis Desain Generator .............................. IV-1

4.2 Hasil Simulasi dan Analisis Model Generator 12 Slot 8 Pole ......... IV-4

4.3 Hasil Simulasi dan Analisis Perubahan Kecepatan Putar ................ IV-8

4.3.1 Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kerapatan Fluks ........ IV-9

4.3.2 Pengaruh Kecepatan Putar Tehadap Fluks .......................... IV-10

4.3.3 Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Tegangan .................. IV-12

4.4 Hasil Simulasi dan Analisis Variasi Jumlah Pole............................ IV-13

4.4.1 Pengaruh Jumlah Pole Terhadap Kerapatan Fluks .............. IV-14

4.4.2 Pengaruh Jumlah Pole Terhadap Fluks................................ IV-16

4.4.3 Pengaruh Jumlah Pole Terhadap Tegangan ......................... IV-17

4.5 Hasil Simulasi dan Analisis Terhadap Jumlah Lilitan ..................... IV-21

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... V-1

5.2 Saran ............................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Aliran Fluks Magnet Pada Desain Generator ................................................... II-4

2.2 Perubahan Besar Tegangan Induksi Pada Fasa (a) Dalam 1 Putaran Penuh .... II-5

2.3 Generator Sinkron Magnet Permanen .............................................................. II-6

2.4 Stator Pada Generator Sinkron Magnet Permanen ........................................... II-7

2.5 Magnet Permanen Pada Rotor .......................................................................... II-8

2.6 Kurva Histeris Magnetik .................................................................................. II-9

2.7 Kurva Karakteristik Bahan Magnet Permanen Pada Suhu 20°C...................... II-10

2.8 Desain Fluks Radial Generator Magnet Permanen .......................................... II-11

2.9 Desain Fluks Aksial Generator Magnet Permanen .......................................... II-12

2.10 Bentuk Desain Stator ........................................................................................ II-15

2.11 Tampilan Menu Utama Software Infolytica MagNet ....................................... II-15

3.1 Flowcart Alur Penelitian .................................................................................. III-2

3.2 Pemberian Material Komponen Generator ....................................................... III-5

3.3 Membuat Kumparan dan Mengatur Jumlah Lilitan ......................................... III-6

3.4 Membuat Motion dan Mengatur Parameter ...................................................... III-7

3.5 Mengatur Transient Option .............................................................................. III-7

3.6 Membuat Circuit Antar Fasa ............................................................................ III-8

3.7 Tampilan Hasil Simulasi .................................................................................. III-9

xiv
4.1 Hasil Desain 2D Generator Sinkron Magnet Permanen ................................... IV-5

4.2 Model Generator 12 Slot 8 Pole Setelah Pemeberian Material ........................ IV-6

4.3 Bentuk kerapatan Fluks Medan Magnet Model Generator 12 Slot 8 Pole ....... IV-6

4.4 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan 250 rpm ................. IV-9

4.5 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan 500 rpm ................. IV-9

4.6 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan 750 rpm ................. IV-10

4.7 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan 1000 rpm ............... IV-10

4.8 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar Terhadap Fluks Medan Magnet........... IV-11

4.9 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar Terhadap Tegangan Generator ............ IV-12

4.10 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Model 12 Slot 8 Pole .............. IV-14

4.11 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Model 12 Slot 10 Pole ............ IV-14

4.12 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Model 12 Slot 14 Pole ............ IV-15

4.13 Pengaruh Variasi Jumlahh Pole terhadap Fluks Medan Magnet ...................... IV-16

4.14 Grafik Hubungan Tegangan terhadap Waktu pada Model 12 Slot 8 Pole ....... IV-17

4.15 Grafik Hubungan Tegangan terhadap Waktu pada Model 12 Slot 10 Pole ..... IV-18

4.16 Grafik Hubungan Tegangan terhadap Waktu pada Model 12 Slot 14 Pole ..... IV-18

4.17 Grafik Pengaruh Variasi Jumlah Pole terhadap Tegangan Generator .............. IV-20

4.18 Grafik Pengaruh Variasi Jumlah Lilitan terhadap Tegangan Generator .......... IV-22

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kombinasi Slot dengan Pole Untuk Mesin Tiga Fasa .......................................... II-11

2.2 Faktor Belitan Untuk Generator 12 Slot ............................................................... II-11

4.1 Parameter Masukan Perhitungan Matematis Desain Generator ........................... IV-1

4.2 Pengaruh Perubahan Waktu Terhadap tegangan Tiga Fasa .................................. IV-7

4.3 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar terhadap Fluks Medan Magnet ................ IV-11

4.4 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar terhadap Tegangan Generator .................. IV-12

4.5 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole terhadap Fluks Medan Magnet ....................... IV-16

4.6 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole terhadap Tegangan Generator ........................ IV-19

4.7 Pengaruh Perubahan Jumlah Lilitan terhadap Tegangan Generator ..................... IV-21

xvi
DAFTAR RUMUS

Rumus

2.1 Tegangan Induksi Menurut Hukum Induksi Faraday

2.2 Turunan Tegangan Induksi

2.3 Tegangan Fasa a

2.4 Tegangan Fasa b

2.5 Tegangan Fasa c

2.6 Tegangan Puncak

2.7 Tegangan Efektif

2.8 Perbandingan Frekuensi Elekrik Dengan Frekuensi Mekanik

2.9 Frekuensi Elektrik

2.10 Luas Area Magnet Per Kutub

2.11 Luas Equivalen Gap

2.12 Koefisien Permeance

2.13 Kemiringan Kurva Demagnetisasi

2.14 Kerapatan Fluks di Titik Pengoperasian Generator

2.15 Kerapatan Fluks Dalam Celah Udara

2.16 Kerapatan Fluks Dalam Celah Udara Rata – rata

2.17 Luas Lubang Slot

2.18 Luas Area Slot Yang Dapat Terisi Oleh Lilitan

xvii
2.19 Jumlah Lilitan Yang Dapat Diisi Dalam Slot

2.20 Tegangan Fasa rms

2.21 Fluks Medan Magnet Celah Udara

2.22 Tegangan Tiga Fasa

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Nilai Tegangan Antar Fasa Model Generator 12 Slot 8 Pole ................................................... A-1
B. Nilai Tegangan Antar Fasa Model Generator 12 Slot 10 Pole ................................................. B-1
C Nilai Tegangan Antar Fasa Model Generator 12 Slot 14 Pole ................................................. C-1

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan jumlah penduduk dari waktu ke waktu semakin meningkat. Seiring
meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk tersebut maka kebutuhan energi juga semakin
meningkat dan salah satu kebutuhan energi tersebut adalah energi listrik. Konsumsi energi
lisrik di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2000 – 2014 mengalami pertumbuhan rata –
rata 6.8% per tahun. Konsumsi yang naik disebabkan oleh meningkatnya pendapatan
masyarakat dan rasio elektrifikasi [4]. Pada tahun 2015, rasio elektrifikasi nasional sebesar
88.30%, berarti 11.7% lagi dari jumlah rumah tangga yang ada belum mendapatkan suply
listrik dari PLN [20]. Untuk memenuhi konsumsi listrik yang terus meningkat tersebut maka
berbagai cara telah dilakukan, salah satu caranya adalah dengan pemamfaatan energi fosil
dan Energi Baru dan Terbarukan(EBT).
Indonesia memiliki potensi energi fosil, diantarnya minyak bumi, gas alam, dan batu
bara. Berdasarkan rasio R/P (Reserve/Production) tahun 2014, minyak bumi akan habis
dalam 12 tahun, gas alam 37 tahun dan batubara 70 tahun. Cadangan energi fosil tersebut
akan habis karena kecendrungan produksi energi fosil yang terus meningkat [4].
Berkurangnya potensi energi fosil terutama minyak dan gas bumi, mendorong pemerintah
untuk menjadikan EBT sebagai prioritas utama untuk menjaga ketahanan dan kemandirian
energi, mengingat potensi EBT sangat besar untuk dapat menjadi andalan dalam penyediaan
energi nasional dimasa mendatang [7]. Salah satu peralatan pada pembangkit listrik
menggunakan EBT yang terus dikembangkan adalah generator. Generator adalah peralatan
yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Pengembangan generator menggunakan magnet permanen beberapa tahun terkhir
ini terus mengalami peningkatan. Karena generator dengan menggunakan magnet permanen
sangat efisien untuk digunakan keperluan kincir angin atau air karena mampu bekerja baik
pada kecepatan putar yang rendah. Kemudahan dalam pembuatan dan juga scale up
generator ini sangat memudahkan kita dalam mendesain suatu generator dengan kapasitas
daya tertentu, tegangan tertentu dan juga kecepatan kerja tertentu hanya dengan merubah-
rubah parameter seperti kekuatan fluks magnet, jumlah kumparan dan lilitannya, jumlah
magnet serta ukuran diameter kawat [13].

I-1
Belakangan ini telah banyak peneliti di dunia melakukan pegembangan tentang
perancangan generator magnet permanen fluks radial dan aksial pada kecepatan putar
rendah. Penelitian tentang Design of Axial-Flux Permanent-Magnet Low-Speed Machine
and Performance Comparison Between Radial-Flux and Axial-Flux Machine. Hasil
penelitian yang dibuatnya menunjukkan bahwa mesin magnet permanen aksial fluks dengan
konfigurasi satu rotor dua stator umumnya memiliki efisiensi lemah dari mesin magnet
permanen radial-fluks jika untuk semua desain yang sama pemuatan listrik, air-gap fluks
kerapatan dan kepadatan arus yang telah diterapkan [12].
Penelitian tentang perancangan generator 100 W menggunakan software Infolytica
MagNet. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan generator 100 Watt. Dengan
bantuan software Infolytica MagNet dapat dilakukan simulasi baik untuk diameter, material,
ketebalan, jumlah lilitan, dan kecepatan putar generator sehingga melakukan pembuatan
dapat mencapai keberhasilan yang tinggi. Adapun generator yang dirancang tipe radial fluks
dengan 12 slot dan 8 pole, diameter 13 cm, ketebalan 5 cm serta menggunakan 12 lilitan
diputar dengan kecepatan 1000 rpm pada frekuensi 66.6667 Hz. Didapatkan hasil dari
rancangan generator tanpa beban tegangan output sebesar 21.65 V dan arus 0 A, untuk
rancangan generator berbeban didaptakan hasil tegangan sebesar 23.89 V dan arus 5 A [1].
Dimana pada studi yang telah peneliti lakukan, bahwa dengan ukuran diameter dan
ketebalan dimensi seperti desain generator pada penelitian sebelumnya [1], seharusnya dapat
menghasilkan tegangan yang lebih besar dengan mengoptimalkan parameter-parameter yang
mempengaruhi performa pada desain generator tersebut.
Oleh karena itu perlu menganalisis parameter-parameter yang mempengaruhi
performa pada desain generator tersebut. Parameter yang mempengaruhi performa pada
desain generator tersebut, diantaranya adalah jumlah magnet, jumlah lilitan dan kecepatan
putar rotor pada generator, karana Menurut hukum Induksi Faraday, ke-tiga parameter
tersebut berpengaruh terhadap tegangan yang dihasilkan generator. Dimana pada penelitian
ini tegangan yang dihasilkan dijadikan tingkat performa generator.
Pada parameter jumlah magnet dan kecepatan putar rotor, dimana banyaknya jumlah
magnet dan kecepatan putar rotor berpengaruh terhadap besarnya frekuensi elektrik
generator, sehingga besarnya frekuensi elektrik berpengaruh langsung terhadap tegangan
yang dihasilkan generator. Kemudian pada parameter jumlah lilitan berpengaruh langsung
terhadap tegangan yang dihasilkan generator.

I-2
Agar hasil dari penelitian ini sesuai dengan yang diinginkan maka perlu sebuah
software yang bisa mensimulasikan perancangan sebuah generator. Software tersebut
dibutuhkan karna pada penelitian sebelumnya yang dilakukan menggunakan metode try and
error, generator yang dibuat bertipe radial fluks dengan daya yang dihasilkan 25 watt dari
targetnya adalah 100 watt [1]. Hasil dari penelitian tersebut tidak sesuai dengan yang
diinginkan, agar hasil penelian tersebut sesuai dengan yang diinginkan dengan metode try
and error maka perlu dilakukan perbaikan secara manual dan itu membutuhkan biaya yang
besar.
Oleh karena itu, agar hasil penelitian sesuai dengan yang diinginkan dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, maka diperlukan
sebuah software. Salah satu software yang bisa mensimulasikan desain generator adalah
software Infolytica MagNet. Dengan bantuan software tersebut, peneliti bisa langsung
menganalisa desain generator yang telah disimulasikan apakah sesuai dengan desain yang
diinginkan dan apabila desainnya tidak sesuai dengan yang diinginkan maka dapat langsung
diperbaiki melalui software tersebut.
Dari semua uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Analisis Optimasi Performa Desain Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks
Radial”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka permasalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh variasi kecepatan putar generator terhadap performa generator
sinkron magnet permanen fluks radial?
2. Bagaimana pengaruh variasi jumlah pole terhadap performa generator sinkron magnet
permanen fluks radial pada variasi kecepatan putar rotor?
3. Bagaimana pengaruh variasi jumlah lilitan terhadap performa generator sinkron magnet
permanen fluks radial pada variasi kecepatan putar rotor?

I-3
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model desain generator
sinkron magnet permanen fluks radial yang memiliki performa tertinggi dari beberapa
model desain generator yang dianalisis.

1.4 Batasan Masalah


Pada penelitian ini diberikan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan sesuai
dengan tujuan pelaksanaan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dimensi dan geometri generator menggunakan software SolidWorks
2. Analisis dan simulasi perancangan generator menggunakan software Infolytika MagNet
3. Jumlah slot yang digunakan generator adalah 12 slot.
4. Jumlah magnet yang divariasikan adalah 8 pole, 10 pole dan 14 pole.
5. Jumlah lilitan stator yang divariasikan yaitu 100 lilitan dan 200 lilitan per slot.
6. Generator disimulasikan pada kecepata putar 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm dan 1000 rpm.
7. Rugi-rugi nilai tegangan pada generator tidak diperhitungkan
8. Desain generator magnet permanen fluks radial dianalisis dan disimulasikan tanpa
beban menggunakan software Infolytika MagNet.
9. Nilai tegangan dijadikan tingkat performa generator.

1.5 Mamfaat Penelitian


Mamfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber data pada perancangan dan
pembuatan generator sinkron magnet permanen fluks radial yang bisa digunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang memproduksi generator dan peneliti-peneliti selanjutnya yang
ingin merancang dan membuat sebuah generator.

I-4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait


Pada penelitian ini dilakukan studi literatur yang berupa pencarian buku-buku, artikel
dan jurnal-jurnal dari penelitian terkait yang digunakan sebagai masukan dan ide untuk
megerjakan penelitian ini. Berdasarkan kajian pustaka-pustaka sebelumnya yang telah
banyak dilakukan penelitian tentang perancangan generator dengan hasil-hasil yang sudah
dipublikasikan sebagai berikut :
Penelitian tentang Design of Axial-Flux Permanent-Magnet Low-Speed Machine and
Performance Comparison Between Radial-Flux and Axial-Flux Machine. Hasil penelitian
yang dibuatnya menunjukkan bahwa mesin magnet permanen aksial fluks dengan
konfigurasi satu rotor dua stator umumnya memiliki efisiensi lemah dari mesin magnet
permanen radial-fluks jika untuk semua desain yang sama pemuatan listrik, air-gap fluks
kerapatan dan kepadatan arus yang telah diterapkan. Disisi lain, mesin aksial-fluks yang
biasanya lebih kecil dalam volume, terutama bila dibandingkan dengan mesin radial-fluks
dimana rasio panjang (panjang aksial stator tumpukan vs celah udara diameter) adalah di
bawah 0,5. Perbandingan Hasil juga menunjukkan bahwa mesin radial-flux dengan
rendahnya jumlah pasangan kutub, p <4, mengungguli mesin aksial-fluks [12].
Penelitian tentang Design of a Direct-coupled Radial-Flux Permanen Magnet
Generator for Wind Turbines. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan analisis dan disain
menggunakan metode Finite Element Analisis (FEA) yang dimana data disain digunakan
untuk mengoptimalkan bentuk dan kepadatan fluks magnet untuk Permanent Magnet
Generator (PMG). Hasil dari percobaan ditampilkan dengan prototype PMG 400W/450
RPM. Generator mencapai efisiensi 92% dengan uji berbeban.Rotor dari PMG langsung
digabungkan ke turbin angin, sehingga kecepatan yang sesuai sangat tergantung pada
kecepatan angin. Selanjutnya gabungan langsung PMG adalah yang paling cocok untuk
generator hemat biaya karena menghilangkan kebutuhan untuk gear box untuk turbin angin.
Generator ini tidak perlu eksitasi terpisah untuk bantalan utama turbin, efisiensi secara
keseluruhan begitu tinggi dan kehandalan dalam sistem secara keseluruhan dapat dicapai
[6].
Penelitian tentang desain generator magnet permanen kecepatan rendah untuk
pembangkit listrik tenaga bayu atau angin. Tujuan utama pada penelitian ini adalah

II-1
rancangan khusus generator magnet permanen tiga fasa yang bekerja pada 1000 RPM untuk
memamfaatkan wind energy. Hasil pengujian generator magnet permanen pada 1000 RPM
menghasilkan tegangan keluaran 38 volt dan arus 114,1 mA antar fase. Pengukuran tegangan
dan arus pada kecepatan 1000 RPM dengan fase nol mempunyai tegangan keluaran 20 volt
dan arus 83,1 mA [2].
Penelitian tentang simulasi dan analisis magnetik generator magnet permanen fluks
radial menggunakan metode elemen hingga. Generator memiliki spesifikasi 25 V, 28 A, 3
fasa, 333 rpm. Fluks magnet yang dianalisis adalah pada celah udara, gigi dan alur stator
untuk mengetahui pola distribusi dan fluktuasinya. Dari keseluruhan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pola distribusi magnet yang disajikan oleh metode elemen hingga
sangat membantu untuk menghindari penumpukan fluks magnet pada segmen tertentu.
Selain itu kerapatan fluks celah udara (simulasi) sangat memudahkan dalam memprediksi
besarnya Eph [10].
Penelitian tentang analisis perancangan dan simulasi generator sinkron magnet
permanen dengan rotor berlubang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hasil desain
generator sinkron magnet permanen dengan penambahan lubang udara pada rotor sebagai
sistem pendingin. Penelitian ini menggunakan software FEMM. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa fluks pada area celah udara, gigi, dan alur stator terdistribusi merata
dan tidak megakibatkan panas serta sebaran fluks magnet tidak bocor kebagian inti poros.
Tegangan induksi yang dihasilkan pada putaran 250 rpm dan frekuensi 50 Hz sebesar 264.23
V dengan efisiensi generator 62.37% untuk 24 kutub dan 12 slot. Sedangkan tegangan
induksi pada kondisi tidak berlubang 226,48 V dengan efisiensi generator sebesar 55.04%
[3].
Penelitian tentang perancangan dan pembuatan generator fluks radial satu fasa
menggunakan lilitan kawat sepeda motor dengan variasi diameter kawat. Penelitian ini
bertujuan merancang dan membuat generator fluks radial satu fasa memanfaatkan stator dan
magnet motor bekas. Penelitian ini melakukan pengujian menggunakan variasi diameter
kawat yang berbeda yaitu 0.15 mm, 0.20 mm, dan 0.25 mm. Pengujian tanpa beban didapat
tegangan sebesar 227,42 V untuk diameter kawat 0.15 mm, dan 228,71 untuk diameter
kawat 0.25 mm. Stator dengan diameter kawat 0.15 mm mempunyai tahanan jangkar sebesar
357 Ω dan reaktansi sinkron sebesar 354,90 Ω sedangkan stator dengan diameter kawat 0.25
mm memiliki tahanan jangkar sebesar 196,47 Ω dan reaktansi sinkron sebesar 223,63 Ω
[14].

II-2
Penelitian tentang perancangan generator 100 W menggunakan software Infolytica
MagNet. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan generator 100 Watt. Dengan
bantuan software infolytica MagNet dapat dilakukan simulasi baik untuk diameter, material,
ketebalan, jumlah lilitan, dan kecepatan putar generator sehingga melakukan pembuatan
dapat mencapai keberhasilan yang tinggi. Adapun generator yang dirancang tipe radial fluks
dengan 12 slot dan 8 pole, diameter 13 cm, ketebalan 5 cm serta menggunakan 12 lilitan
diputar dengan kecepatan 1000 rpm pada frekuensi 66.6667 Hz. Didapatkan hasil dari
rancangan generator tanpa beban tegangan output sebesar 21.65 V dan arus 0 A, untuk
rancangan generator berbeban didaptakan hasil tegangan sebesar 23.89 V dan arus 5 A [1].
Penelitian ini melanjutkan dari peneltian sebelumnya [1]. Pada penelitian tersebut
tidak memaksimalkan potensi dari jumlah lilitan dan jumlah pole pada generator yang
didesainnya. Sehinggah performa desain generator tersebut tidak optimal, karena dengan
studi yang peneliti lakukan terhadap penelitian tersebut, bahwa dengan ukuran dan dimensi
seperti desain generator pada penelitian tersebut, seharusnya jumlah pole dan jumlah
lilitannya bisa dimaksimalkan lagi. Maka pada penelitian ini akan memaksimalkan potensi
dari jumlah lilitan dan jumlah pole untuk mengoptimalkan performa pada desain generator
tersebut.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron Magnet Permanen [5][9]
Prinsip kerja generator sinkron dengan generator sinkron magnet permanen
sesungguhnya tidak jauh berbeda pada umumnya. Penggunaan magnet permanen
menghasilkan medan magnet yang tetap sehingga tidak memerlukan pencatuan arus searah
untuk menghasilkan medan magnet. Sedangkan fluks diperoleh dari magnet permanen yang
telah diberikan perlakuan khusus sehingga arah garis-garis gaya magnet keluar dari kutub
magnet secara radial atau axial. Generator ini juga memiliki konstruksi umum yang sama
yaitu stator tempat yang memiliki kumparan stator sebagai tempat terjadinya induksi
elektromagnetik, rotor tempat meletakkan magnet permanen sebagai sumber medan magnet,
dan celah udara sebagai tempat mengalirnya fluks udara dari rotor ke stator.
Suatu alat penggerak utama (prime mover) dapat berupa turbin air, turbin uap/gas,
ataupun turbin angin, diputar sampai pada kecepatan nominal yang dibutuhkan oleh
generator. Putaran prime mover yang terhubung dengan poros rotor akan menggerakkan
generator pada kecepatan nominalnya. Kemudian magnet permanen akan ikut berputar

II-3
seiring berputarnya rotor, magnet permanen sebagai penghasil medan magnet akan
menyebabkan fluks magnet pada inti kutub rotor bersirkulasi disekeliling rotor. Fluks
magnet dari kutub rotor akan melewati celah udara dan mencapai permukaan stator beserta
kumparan yang dililitkan pada inti stator.

Gambar 2.1 Aliran Fluks Magnet Pada Desain Generator [9].

Putaran rotor akan menyebabkan fluks magnet yang diterima oleh kumparan stator
untuk tiap fasa (dengan N lilitan) bersifat berubah terhadap waktu ( d dt ). Sesuai dengan
hukum Induksi Faraday, tegangan akan terinduksi pada kumparan fasa stator sebesar [5] :
d
e  N (2.1)
dt
d ( N ) d
e  (2.2)
dt dt
Keterangan :
e = Tegangan induksi (Volt)
 = Banyaknya lilitan
 = Fluks magnet (Weber)

Tanda (-) merupakan hasil dari hukum Lenz yang menyatakan bahwa arah polaritas
dari tegangan/arus yang terinduksi pada kumparan akan menghasilkan arah fluks yang
berlawanan dengan arah fluks yang menginduksikan tegangan tersebut. Sedangkan 
merupakan hasil perkalian dari banyaknya lilitan dengan besar fluks yang ditangkap tiap
lilitan untuk suatu saat.

II-4
Penempatan kumparan pada stator menentukan tegangan keluaran dari generator.
Tiap pasang kumparan pada stator akan memiliki sudut phasa tertentu sehingga jika kita
menempatkan satu pasang kumparan saja, kita akan mendapatkan tegangan keluaran dengan
satu fasa saja. Namun jika menempatkan tiga pasang kumparan pada stator dengan beda
sudut 120°, maka akan diperoleh tegangan keluaran dengan phasa yang berbeda 120° juga
[5].
d ( N ) d ( N cos(t ))
ea     N sin(t )  2fN sin(t )
dt dt
ea  E m sin(t ) (2.3)

Saat sudut   t berubah mulai dari 0° sampai 360° akan diperoleh perubahan
besar tegangan terinduksi pada kumparan fasa (a) untuk setiap saat dalam satu putaran dalam
bentuk satu siklus gelombang sinusoida, seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Perubahan Besar Tegangan Induksi Pada Fasa (a) Dalam 1 Putaran Penuh [5].

Posisi kumparan fasa (b) dan fasa (c) tertinggal terhadap kumparan fasa (a) (jika
dipandang dari arah putaran rotor) dengan ketertinggalan masing-masing sebesar 120° dan
240°. Sehingga persamaan tegangan induksi pada fasa (b) dan fasa (c) adalah [5] :
eb  E m sin(t  120 )
(2.4)
ec  E m sin(t  240)
(2.5)
Rumus tegangan puncak pada generator 3 fasa adalah [5]:
Em  2 . f .N m . (2.6)

Sedangkan untuk rumus tegangan rms (root mean square) atau tegangan efektif dari setiap
fasa generator 3 fasa ini adalah [5] :
Em
EA  (2.7)
2

II-5
Ketika rotor berputar, medan magnet yang dihasilkan juga berputar dengan
kecepatan yang sama. Karena medan magnet putar tersebut diinduksikan pada kumparan
jangkar (stator), maka pada stator muncul tegangan induksi 3 fasa dengan frekuensi elektrik
yang sama (sinkron). Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron
dengan kecepatan putar generator. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada
mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah [5] :
p
fe  fm (2.8)
2
n.p
fe  (2.9)
120
Keterangan :
f e = frekuensi elektrik generator (Hz)
f m = frekuensi mekanik generator (Hz)
n = kecepatan putar generator (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Nm = jumlah lilitan per fasa
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet maka
persamaan di atas juga dapat digunakan untuk mencari hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada
frekuensi 50 Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetap dengan
jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan frekuensi
50 Hz pada mesin 4 kutub, maka rotor harus berputar pada kecepatan 1500 rpm.

2.2.2 Konstruksi Generator Sinkron Magnet Permanen [3][9][11]


Konstruksi generator sinkron magnet permanen sama dengan generator sinkron pada
umumnya yakni terdapat stator dan rotor. Perbedaannya terdapat pada sumber eksitasi
dimana generator sinkron magnet permanen menggunakan medan magnet permanen sebagai
sumber eksitasi medan magnet yang menuju stator.

II-6
Gambar 2.3 Generator Sinkron Magnet Permanen [9].

1. Stator
Stator merupakan bagian generator yang diam dan berfungsi sebagai tempat untuk
menerima induksi fluks magnet dari magnet permanen yang melekat pada rotor. Stator juga
sebagai tempat untuk menghasilkan arus listrik yang menuju ke beban. Stator berbentuk
sebuah rangka silinder yang memiliki lilitan kawat konduktor yang banyak. Stator terbuat
dari bahan Feromagnetik yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi arus edy.

Gambar 2.4 Stator Pada Generator Sinkron Magnet Permanen [9].

Pada stator terdapat beberapa bagian, yaitu :


a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rangka luar dan berfungsi untuk menyokong struktur stator
dan mempunyai kaki-kaki yang dipasang pada bagian fondasi. Rangka stator ini dibuat
kokoh untuk mengatasi perubahan beban secara tiba-tiba atau hubung singkat tiga fasa.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari segmen-segmen dimana tiap segmen tersebut terdiri dari laminasi
lembaran plat baja silikon yang memiliki sifat kemagnetan sangat baik. Inti stator dibuat
berlaminasi untuk mengurangi rugi arus edy dan juga rugi histerisis.

II-7
c. Slot
Slot merupakan tempat untuk meletakkan kumparan stator yang dibentuk dengan sistem
berbuku-buku.
d. Kumparan stator
Kumparan stator merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi pada generator dan
didesain untuk menghasilkan kutub-kutub elektromagnetik stator yang sinkron dengan
kutub magnet rotor. Kumparan stator ditempatkan melingkari gigi-gigi stator. Adapun
konfigurasi kumparan stator dapat berupa kumparan terkonsentrasi dan kumparan
terdistribusi. Kumparan terkonsentrasi memiliki keuntungan pada amplitudo tegangan
induksi yang lebih tinggi dari kumparan terdistribusi. Menggunakan tembaga yang lebih
sedikit karena belitan akhir lebih pendek, dan juga lebih mudah untuk diproduksi.
Sedangkan kerugian dari kumparan terkonsentrasi adalah meningkatnya komponen
harmonisa dalam fluks celah udara, sehingga menyebabkan kenaikan rugi arus edy pada
inti stator.
2. Rotor
Rotor merupakan bagian yang ikut berputar pada generator, karena terdapat poros
yang terhubung langusng dengan rotor. Pada generator sinkron magnet permanen, rotor juga
merupakan tempat untuk diletakkannya magnet permanen sebagai penghasil fluks magnet
yang menuju stator. Ada beberapa cara untuk meletakkan magnet permanen pada rotor,
yaitu dengan cara meletakkan magnet permaenen pada permukaan rotor (Surface Mounted
Permanent Magnet) atau dengan meletakkan magnet permanen didalam inti rotor (Interior
Permanent Magnet).

a. Surface Mounted Permanen Magnet b. Interior Permanent Magnet


Gambar 2.5 Magnet Permanen Pada Rotor [3].

II-8
3. Magnet Permanen
Sebagai penghasil medan magnet utama, medan magnet pada rotor merupakan
medan magnet permanent yang kuat. Magnet permanen tidak memiliki kumparan penguat
dan tidak menghasilkan disipasi daya elektrik (hilangnya daya elektrik). Magnet permanen
dapat digambarkan oleh kurva histerisis. Dari bentuk kurva histerisis dapat dibedakan antara
soft magnetic dan hard magnetic. Soft magnetic memiliki nilai koersivitas dan remanen yang
kecil sehingga bentuk kurva histerisisnya akan menyempit. Sedangkan untuk hard magnetic
memiliki bentuk nilai koersivitas dan remanen yang besar sehingga bentuk kurva
histerisisnya akan melebar.

Gambar 2.6 Kurva Histerisis Magnetik [11].

Magnet permanen merupakan material feromagnetik yang memiliki histeresis loop


yang lebar. Histeresis loop yang lebar menunjukkan sedikitnya pengaruh induksi dari luar
terhadap magnet tersebut.
Bahan awal manget yang diproduksi adalah baja. Magnet yang terbuat dari baja
mudah dimagnetisasi, tetapi bahan tersebut dapat menyimpan energi yang rendah sehingga
mudah didemagnetisasi. Sehingga dikembangkanlah material lain agar mampu menyimpan
energi yang lebih besar untuk menghasilkan peralatan yang lebih baik. Ada tiga jenis
pembagian magnet permanen yang digunakan untuk mesin elektrik, diantaranya yaitu:

II-9
a. Magnet Alnico

Magnet jenis ini memiliki kerapatan fluks yang tinggi dengan gaya koersif yang rendah.
Ketika koersifitasnya rendah dan dua kutub magnet saling berlawanan berada pada jarak
dekat, maka kutub-kutub tersebut dapat saling melemahkan.

b. Magnet Ferit atau Magnet Keramik


Tidak seperti magnet Alnico, magnet Ferit memiliki kerapatan fluks yang rendah namun
memiliki gaya koersif yang tinggi. Magnet Ferit banyak digunakan karena memiliki biaya
produksi yang rendah.
c. Magnet Rare-Earth
Terdapat dua tipe dari magnet langka yang masih ada di bumi, yaitu magnet SmCo
(Samarium-Cobalt), dan magnet NdFeB (Neodymium-Iron-Boron). Penggunaan magnet
NdFeB dapat memberikan power density yang tinggi dalam volume material yang kecil
sehingga mampu menghasilkan mesin berkualitas terbaik dengan sedikit rugi-rugi daya
dengan material yang lebih ringan.
Berdasarkan pada kurva karkateristik dibawah, NdFeB menjadi bahan yang paling
baik dari bahan-bahan magnet permanen lainnya. NdFeB mempunya densitas fluks yang
lebih besar dibandingkan bahan feromagnetik yang lain. Selain itu, harga dari NdFeB saat
ini menjadi lebih terjangkau. Itulah sebabnya magnet permaenen jenis NdFeB lebih banyak
digunakan dari pada magnet permaenn yang lainnya.

Gambar 2.7 Kurva Karakteristik Bahan Magnet Permanen Pada Suhu 20°C [3].

II-10
Generator dengan magnet permanen memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik
dibandingkan dengan generator dengan sistem eksitasi sumber DC, karena tidak ada rugi-
rugi eksitasi yang dihasilkan sehingga banyak digunakan terutama untuk turbin angin.
Bentuknya yang lebih sederhana membuat generator magnet permanen menjadi lebih rapi,
ringan, dan tersusun padat. Akan tetapi, generator magnet permanen tidak dapat diatur
seberapa besar eksitasi yang diberikan kepada generator, karena fluks magnetik yang
dihasilkan magnet ini tetap sehingga arus eksitasi yang dihasilkan pun tidak dapat diubah
sesuai kebutuhan.
Dengan menggunakan magnet permanen sebagai penghasil medan magnet utama,
generator ini tidak membutuhkan lagi adanya pencatuan arus DC sehingga biaya dan tenaga
untuk merawat serta mengganti komponen-komponen pencatuan tersebut dapat dihilangkan.

4. Kombinasi Slot per Pole Untuk Mesin Tiga Fasa


Untuk pasangan jumlah pole dengan jumlah slot untuk mesin tiga fasa bisa dilihat pada
tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Kombinasi Slot/Pole untuk mesin tiga fasa [18]
3-phasa
Slot 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48
Pole 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 6 8 8 6 8 8 6 8 8 6 8 8 6 8
10 8 10 10 8 10 10 8 10 10 8 10 10 8 10
10 14 14 10 14 14 10 14 14 10 14 14 10 14
12 16 16 12 16 16 12 16 16 12 16 16 12 16
14 20 20 14 20 20 14 20 20 14 20 20 14 20
16 22 22 16 22 22 16 22 22 16 22 22 16 22
26 20 26 26 18 26 26 20 26 26 20 26
28 22 28 28 20 28 28 22 28 28 22 28
24 32 32 22 32 32 24 32 32 24 32
26 34 34 24 34 34 26 34 34 26 34
30 38 38 26 38 38 28 38 38 28 38
32 40 40 28 40 40 30 40 40 30 40
34 44 30 44 44 32 44 44 32 44

II-11
Untuk kombinasi slot per pole berpengaruh langsung terhadap faktor belitan yang
dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 faktor belitan untuk model 12 slot [18]


Jumlah Pole Faktor Belitan
2 0.966
4 1
8 0.866
10 0.933
14 0.933
16 0.866
20 0.5
22 0.25
Namun untuk untuk kombinasi model 12 slot yang menjanjikan untuk dirancang yaitu 12
slot 8 pole, 12 slot 10 pole dan 12 slot 14 pole [18].

2.2.3 Jenis-jenis Generator Sinkron Magnet Permanen [12] [3]

1. Generator Fluks Radial


Generator fluks radial merupakan generator permanen magnet yang memiliki arah
fluks radial terhadap sumbu putar sehingga arah fluks searah dengan arah putaran rotor, hal
ini dikarenakan fluks dihasilkan oleh magnet permanen yang letaknya melingkari bagian
rotor, sedangkan lilitan melekat pada inti yang terhubung pusat stator.

Gambar 2.8 Desain Fluks Radial Generator Magnet Permanen [12].

II-12
Generator fluks radial memiliki keunggulan yaitu mudah dalam pemasangan magnet
permanen ke rotor. Fluks radial permanen magnet ini strukturnya mirip dengan motor DC
maupun motor AC yang digunakan sehari-hari.

2. Generator Fluks Aksial


Generator fluks aksial merupakan generator permanen magnet yang memiliki arah
medan fluks sejajar dengan sumbu putar. Fluks tersebut merupakan hasil dari gaya tarik
menarik antara dua buah magnet permanen yang memiliki kutub yang berbeda. Penggunaan
dua buah magnet yang terletak diantara dua buah slot disk rotor sehingga bahan stator
merupakan bahan non-magnetik. Generator fluks axial memiliki sejumlah keunggulan yang
berbeda dari fluks radial, yaitu dirancang untuk memiliki daya tinggi, sehingga rasio bahan
inti berkurang, mudah disesuaikan dengan kondisi udara, mengurangi kebisingan dan tingkat
getaran. Selain itu, arah jalan airgap fluks dapat bervariasi.

Gambar 2.9 Desain fluks aksial generator magnet permanen [12].

2.2.4 Perhitungan Matematis Desain Generator [3][10][15]


Rumus matematis desain generator merupakan rumus dasar untuk menentukan nilai
dari beberapa parameter generator sinkron magnet permanen yang akan didesain. Adapun
berikut ini data-data yang dibutuhkan untuk melakukan pendesainan generator yaitu :
Di = diameter luar rotor / luar magnet (mm)

Da = diamter dalam magnet (mm)

Db = diameter luar stator (mm)

Dc = diameter dalam stator (mm)

De = diameter dalam lubang slot (mm)

II-13
Lm = tebal magnet (mm)

Lh = panjang magnet (mm)

La = tebal inti stator/rotor (mm)

Ltg = jarak antar slot (mm)

Lt = tinggi teeth (mm)

Lw = Lebar teeth (mm)

g = celah udara (mm)

p = jumlah pole
Qs = jumlah slot
Wd = lebar magnet per kutub

Berdasarkan Modul Pembelajaran Perancangan Motor Toshiba, terdapat rumus-


rumus untuk melakukan perhitungan desain rangkaian magnet, desain kumparan stator, dan
juga rumus untuk menghitung impedansi lilitan.

1. Desain Rangkain Magnet


Untuk Menghitung luas area magnet per kutub sesuai dengan bentuk magnet yang
didesain namun untuk menghitung luas magnet berbentuk cincin atau berbentuk balok
dapat dihitung sesuai dengan persamaan[15]:
Di  Da 1
Sm   . . .Lh atau S m  Wd ..Lh
2
(m ) (2.10)
2 P
Menghitung luas ekuivalen gap ( S g ) [15]:

Di  Dc 1
Sg  .
2
. .L a (m ) (2.11)
2 Qs

Menghitung koefisien permeance ( Pc ) [15]:

Lm .S g k f
Pc  .
 g .S m k r
(2.12)
Koefisien kebocoran fluks ( k f ) merupakan rasio dari total fluks magnet yang

dihasilkan magnet pada rangkaian tertentu dengan fluks linkage yang terdapat pada celah
udara, nilai dari koefisien kebocoran fluks ( k f ) berada pada rentang 1.05~2. Koefisien

II-14
kebocoran emf (electromotive force) ( k r ) merupakan rasio dari total gaya magnetomotif
dengan gaya magnetomotif yang terdapat pada celah udara, nilai dari koefisien kebocoran
emf berapa pada rentang nilai 1~1.2.
Menghitung kemiringan kurva demagnetisasi (  r ) di kuadran II untuk material
magnet baik magnet NdFeB dan juga Magnet Ferite [15]:
Br 10 7
r  . (2.13)
H c 4.

Br merupakan nilai kerapatan fluks remanen ( T ), sedangkan H c merupakan nilai

dari coercive force ( A m ).


Titik pengoperasian generator harus selalu ada di atas garis demagnetisasi magnet.
Oleh karena itu, titik pengoperasian ( Bd ) diberikan pada titik pertemuan dengan Permeance.

Dimana Bd merupakan nilai kerapatan fluks di titik pengoperasian generator dengan


persamaannya adalah [15]:
Pc .Br
Bd  (T ) (2.14)
Pc   r

Menghitung kerapatan fluks dalam celah udara ( B g ) [15]:

Bd .S m
Bg  (T ) (2.15)
k f .S g


Menghitung kerapatan fluks dalam celah udara rata-rata ( B g ) [15]:

 2
B g  .B g (T ) (2.16)

II-15
2. Desain Kumparan Stator

Gambar 2.10 Bentuk Desain Stator [15].

Menghitung luas lubang slot ( As ) [15]:

De  Dc 1 D  Dc  .De  Ltg .Qs D  Dc  2.Lt 1


2 2
2
As  ( .  Ltg . e  .Lt  Lw . e ). ( m ) (2.17)
4 Qs 2 Qs 2 2

Besar nilai coil fill factor ( S f ) ditentukan berdasarakan cara melilit kumparan pada

teeth stator. Apabila menggukan double layer winding maka nilai fill factor ( S f ) berkisar

antara 0.3-0.5, sedangkan apabila menggunakan single layer winding maka nilai dari fill
factor ( S f ) berkisar antara 0.65-0.7. Besar nilai fill factor ( S f ) juga akan dipengaruhi oleh

adanya keterbatasan proses pelilitan pada saat ini, yaitu pada umumnya masih melilit dengan
tangan dan juga pegaruh adanya insulator.
Menghitung luas area slot ( Ao ) yang dapat terisi oleh lilitan [15]:

Sf
Ao  As.
2
(m ) (2.18)
100
Menghitung jumlah maksimum lilitan (nmax) yang dapat diisi dalam slot [15]:
AS
n max  (2.19)
 .(d .10 3 ) 2
4
Keterangan :
d = diameter konduktor (mm)

II-16
3. Mencari Tegangan Keluaran
Besarnya kerapatan fluks magnet celah udara ( B g ) berpengaruh langsung pada

besarnya tegangan induksi yang dibangkitkan, sesuai dengan persamaan [9] :


2 Qs
E ph  . f .k w .n s . ( Volt ) (2.20)
2 N ph

Sedangkan untuk menghitung fluks medan, sesuai dengan persamaan [15] :


  Bg .S g ( Wb ) (2.21)

Besarnya tegangan tiga fasa rangkaian star generator, sesuai dengan persamaan [5] :

VT  3.E ph ( Volt ) (2.22)

Keterangan :
E ph = tegangan fasa (Volt)

VT = tegangan tiga fasa (Volt)


Kw = faktor belitan

 = fluks medan magnet celah udara( Wb )


ns = jumlah lilitan per slot

N ph = Jumlah Fasa

2.2.5 Software Infolytica MagNet [17]

Infolytica MagNet merupakan perangkat lunak yang digunakan sejak tahun 1978
sebagai pemodelan parangkat elektromagnetik di komputer. Perangkat lunak Infolytica
MagNet menyediakan laboratorium virtual yang dapat digunakan untuk membuat model
serta menentukan sendiri bahan mateial yang digunakan seperti bahan inti besi, bahan
magnetik maupun bahan kumparan.
Infolytica MagNet dirancang sebagai perangkat lunak pemodelan dua dimensi dan
tiga dimensi beserta pemecahan masalah elektromagnetik. Peralatan-peralatan yang dapat
disimulasikan pada perangkat lunak Infolytica MagNet dapat berupa motor atau generator,
solenoida, loudspeakers, tranformator, atau beberapa peralatan yang menggunakan magnet
permanen atau kumparan.

II-17
Gambar 2.12 Tampilan Menu Utama Software Infolytica MagNet

MagNet Infolytica sendiri dapat dihubungkan ke berbagai perangkat lunak lain


seperti Slmulink, SolidWorks, Pro-E, dan lain-lain. Produk MagNet Infolytica banyak
digunakan dalam perancangan produk elektromekanis yang memiliki kinerja tinggi seperti
pada industri otomotif, peralatan listrik, elektronik, dan pembangkit listrik.

II-18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
kuantitatif ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui dan menghitung besarnya nilai
tegangan yang dihasilkan generator dari hasil simulasi perancangan generator magnet
permanen fluks radial menggunakan software Infolytica MagNet. Sedangkan penelitian
kualitatif digunakan untuk menganalisa pengaruh jumlah magnet, kecepatan putar rotor dan
jumlah lilitan kumparan stator terhadap rancangan generator magnet permanen fluks radial
setelah disimulasikan dengan software Infolytica MagNet..

3.2 Pengumpulan Data


Data yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa ukuran dimensi stator dan rotor,
kemudian material-material yang digunakan untuk mendesain generator yang didapatkan
dari ebook, katalog-katalog dan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan
dengan desain generator.

III-1
3.3 Prosedur Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi masalah

Perumusan masalah

Tujuan penelitian

Batasan penelitian

Studi literatur

Baca data

Perhitungan matematis desain Pemodelan dan simulasi desain


generator sinkron magnet Permanen generator sinkron magnet permanen
fluks radial fluks radial

Tidak

Tegangan > 21.65 Volt

Ya

Hasil Simulasi

Analisis Hasil Simulasi

Kesimpulan/Saran/Rekomendasi

Selesai

Gambar 3.1 Flowcart Alur Penelitian

III-2
3.4 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah meliputi apa – apa saja permasalahan yang diangkat untuk
dijadikan latar belakang pada penelitian ini. Salah satu contoh permasalah yg diangkat pada
penelitian ini adalah kurang maksimalnya tegangan yang dihasilkan generator pada
penelitian yang dilakukan sebelumnya.

3.5 Rumusan Masalah


Rumusan masalah meliputi pertanyaan – pertanyaan yang diajukan untuk
mendapatkan tujuan pada penelitian ini, adapun pertanyaan yang diajukan pada penelitian
ini adalah bagaimana pengaru jumlah lilitan, jumlah magnet, jarak celah udara dan kecepatan
putar terhadap performa generator.

3.6 Tujuan Penelitian


Tujuan pada penelitian adalah untuk menganalisis dari beberapa model generator
yang disimulasikan untuk mendapatkan model desain generator yang memili performa
paling optimal dari beberapa model yang dianalisis.

3.7 Batasan Penelitian


Adapun batasan masalah pada penelitian ini sudah dituliskan pada bab 1.5, tujuan
pembuatan batasan masalah pada penelitian ini adalah agar permasalahan pada penelitian ini
tidak lari dari tujuan penelitian yang dibuat.

3.8 Studi Literatur


Dengan membaca teori-teori yang berhubungan dengan perancangan generator
magnet permanen dan perhitungan matematis untuk perancangan generator magnet
permanen fluks radial.

3.9 Perhitungan Matematis Desain Generator


Langkah – langkah perhitungan matematis desain generator sinkron magnet
permanen fluks radial adalah sebagai berikut.
1. Menghitung luas area magnet per kutub (Sm) sesuai persamaan 2.10
2. Menghitung luas ekuivalen gap (Sg) sesuai persamaan 2.11
3. Menghitung koefisien permeance (Pc) sesuai persamaan 2.12
4. Menghitung kemiringan kurva demagnetisasi (µr) sesuai persamaan 2.13
5. Menghitung kerapatan fluks di titik pengoperasian motor (Bd) sesuai persamaan 2.14
III-3
6. Menghitung kerapatan fluks celah udara (Bg) sesuai persamaan 2.15
7. Menghitung fluksi medan magnet celah udara (Φ) sesuai persamaan 2.21
8. Menghitung frekuensi elektrik (fe) sesuai persamaan 2.9
9. Menghitung luas lubang slot (As) sesuai persamaan 2.17
10. Menghitung luas area slot yang dapat terisi oleh lilitan (Ao) sesuai persamaan 2.18
11. Menghitung jumlah lilitan yang dapat diisi dalam slot (Z) sesuai persamaan 2.19
12. Menghitung tegangan yang dibangkitkan generator (Eph) sesuai persamaan 2.20
13. Menghitung tegangan tiga fasa rangkaian star generator (VT) sesuai persamaan 2.22

3.10 Langkah – langkah Simulasi dan Pemodelan Generator

1. Menentukan Ukuran Dimensi Generator Sinkron Magnet Permanen


Dimensi luar stator dan rotor generator sinkron magnet permaenen yang akan
didesain nantinya akan mengacu pada dimensi luar stator dan rotor dari generator
pada Penelitian sebelumnya. Sedangkan pemilihan jenis magnet permanen dilakukan
dengan melihat teknologi magnet permanen yang paling maju saat ini melalui katalog
– katalog, buku – buku dan dari penelitian sebelumnya.
2. Membuat Model Disain Generator Sinkron Magnet Permanen Menggunakan
Perangkat Lunak SolidWorks
Membuat model disain generator sinkron magnet permanen seperti bentuk
stator, rotor, dan magnet permanen. Model disain generator sinkron magnet
permanen akan dibuat menggunakan software Solidworks dengan menggunakan
tools sketch yang ada pada software Solidsworks . Hasil dari model disain yang
dibuat di perangkat lunak Solidworks akan disimpan dalam bentuk format .dxf dalam
bentuk 2 dimensi. Setelah itu desain generator sinkron magnet permanen akan di-
import ke perangkat lunak Infolytica MagNet.
Model yang dibuat dengan software Solidsworks ini terdiri dari beberapa
model dengan ukuran dimensi yang sama. Model yang dibuat tersebut diantaranya
adalah kombinasi 12 slot 4 pole, kombinasi 12 slot 8 pole dan kombinasi 12 slot 10
pole
3. Inisialisasi Desain Generator Sinkron Magnet Permanen Menggunakan
Perangkat Lunak Infolytica MagNet
Inisialisasi desain generator merupakan langkah untuk memberikan
penamaan terhadap bagian-bagian yang dibuat. Inisialisasi dari desain generator

III-4
terdiri pemberian nama bagian-bagian generator. Selain itu inisialisasi desain
generator juga bertujuan untuk menentukan material yang digunakan pada setiap
bagian generator. Material yang di gunakan pada komponen generator mulai dari
satator, rotor, coil, magnet, air gap dan air box. Material yang di berikan sesuai
dengan kegunaan dari komponen - komponen tersebut sesuai yang dilihat pada
gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pemberian Material Komponen Generator

4. Mengatur Mesh
Mengatur mesh pada model desain generator yang telah dibuat baik pada
bagian stator, rotor, magnet permanen dan celah udara. Dengan mengatur mesh pada
bagian-bagian generator sinkron magnet permanen akan menentukan keakuratan
dalam mendapatkan hasil simulasi yang dilakukan pada perangkat lunak Infolytica
MagNet.
5. Membuat Kumparan dan Mengatur Jumlah Lilitan
Coil merupakan bagian dari komponen stator yang merupakan tempat keluar
nya tegangan dan arus yang yang di hasil kan generator. Sebagaimana yang sudah
kita tuliskan pada bab sebelum nya bahwa jumlah lilitan akan mempengaruhi

III-5
tegangan yang dihasil kan generator. Untuk langkah – langkah membuat kumparan
dan mengatur jumlah lilitan bisa kita lihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Membuat Kumparan dan Mengatur Jumlah Lilitan Menggunakan


Infolytika MagNet

6. Membuat Motion dan Mengatur Parameter


Motion merupakan suatu tools pada Infolytika MagNet yang digunakan
unrtuk menggerakan komponen yang diinginkan pada desain yang dibuat.
Komponen yang digerakkan disini adalah bagian dari komponen – komponen yang
ada pada rotor. Setelah memilih komponen yang digerakan, maka setelah itu
mengatur kecepatan komponen yang digerakan tersebut sesuai dengan kecepatan
yang diinginkan pada tools yang tersedia pada Infolytika MagNet. Untuk langka –
langkahnya bisa di lihat pada gambar 3.4.

III-6
Gambar 3.4. Membuat Motion Menggunakan Infolytika MagNet

Pada simulasi ini, generator diuji pada kecepatan 250, 500, 750, 1000, 1250
dan 1500 (rpm) kemudian nilai tersebut diubah dalam degree per second untuk
menyesuaikan dengan parameter yang ada di Infolytika MagNet.

7. Transient Option
Transient option di gunakan utuk mengatur waktu yang kita berikan seberapa
lama rotor akan berputar agar nantinya mendapatkan hasil simulasi satu gelombang
penuh sinusioda, mulai dari dia diam hingga dia ber henti serta mengatur step time
atau mengatur waktu setiap berapa derjat rotor itu berputar. Gelombang penuh
sinusioda akan didapatkan apabila rotor diputar sudah melewati satu pasang magnet,
untuk lebih jelas nya bisa lihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Mengatur Transient Option Menggunakan Infolytika MagNet

III-7
Pada contoh simulasi kecepatan 1000 rpm pada model 12 slot 8 pole, hasil
gelombang penuh sinusoida yang didapatkan apabila rotor sudah melewati satu
pasang magnet, maka untuk model 12 slot 8 pole satu pasang magnet tersebut sudah
didapatkan saat rotor diputar dari 0 degree sampai 90 degree kemudian waktu yang
dibutuhkan rotor berputar dari 0 degree sampai 90 degree adalah 0,015 second pada
kecepatan 1000 rpm.

8. Membuat Circuit
Circuit yang dibuat digunakan untuk mengetahui tegangan tiga fasa atau
antar fasa yang di hasil kan generator nantinya. Langkah – langkah untuk membuat
circuit bisa kita lihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6. Membuat Circuit Antar Phasa Menggunakan Infolytika MagNet

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, circuit yang dibuat merupakan
rangkaian tiga seri empat paralel yang nanti keluarannya berupa tegangan AC tiga
fasa. Model circuit diatas dibuat hanya untuk mengetahui tegangan antar fasanya
yang nantinya data hasil pengukuran tegangan tersebut diolah dalam Ms. Excel.
9. Solve
Setelah selesai melakukan langka – langkah untuk membuat rancangan
sebuah generator maka langkah selanjutnya adalah mengetahui hasil dari rancangan
generator dengan melakukan solve pada software magnet
Langkah pertama untuk mendapatkan hasil dari rancangan generator yang
dirancang dengan Infolytika MagNet adalah dengan mengklik solve pada menu di
tools Infolytika MagNet, setelah itu mengklik Transient 2D with Motion untuk
III-8
menampilkan data hasil simulasinya, yang nanti hasil data simulasi yang didapatkan
tersebut akan dimasukkan ke Ms. Exel untuk diolah lebih lanjut.
10. Hasil Simulasi
Hasil dari model yang telah disimulasikan berupan tegangan phasa setiap
berapa derjat rotor digerakkan. Untuk melihat bentuk tampilan hasil simulasi tersebut
bisa dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7. Tampilan Hasil Simulasi pada Infolytika MagNet

Karna pada penelitian ini memvariasikan jumlah lilitan, jumlah pole dan
kecepatan putar dengan ukuran dimensi yang sama untuk semua simulasi, maka hasil
simulasi ini terdiri dari beberapa model,yang pertama dengan jumlah lilitan dan
jumlah pole yang sama, yaitu jumlah lilitan 200 lilitan dan dengan jumlah pole 8 pole
dengan memvariasikan kecepatan putar pada kecepatan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm
dan 1000 rpm. Yang kedua dengan jumlah lilitan yang sama, yaitu dengan jumlah
lilitan 100 lilitan dengan memvariasikan jumlah pole yaitu 8 pole, 10 pole dan 14
pole yang disimulasikan pada kecepatan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm dan 1000 rpm.
Yang ketiga dengan jumlah pole yang sama yaitu 10 pole dengan jumlah lilitan 100
lilitan dan 200 lilitan disimulasikan pada kecepatan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm dan
1000 rpm.

3.11 Analisis Hasil Pemodelan Simulasi


Setelah mendapatkan hasil simulasi, maka pada tahap ini akan dilakukan analisis
terhadap desain generator magnet permanen fluks radial dari hasil simulasi perangkat lunak
Infolytica MagNet tersebut. Analisis yang akan dilakukan meliputi:

III-9
1. Analisis pengaruh variasi kecepatan putar rotor terhadap nilai fluks dan tegangan
yang dihasilkan generator
2. Analisis pengaruh variasi jumlah lilitan kumparan stator terhadap tegangan yang
dihasilkan generator
3. Analisis pengaruh variasi jumlah pole terhadap nilai fluks dan tegangan yang
dihasilkan generator

3.12 Rekomendasi
Dari beberapa model generator yang peneliti analisis, maka peneliti akan
merekomendasikan model generator yang memiliki performa paling optimal dari beberapa
model yang dianalisa untuk para peneliti yang akan merancang dan membuat generator
selanjutnya.

III-10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan simulasi dan perhitungan performa generator, maka terlebih


dahulu membaca data-data untuk dimasukan kedalam perhitungan. Data yang digunakan
untuk melakukan perhitungan, mengacu pada referensi-referensi sebelumnya dalam bentuk
jurnal, ebook dan katalog-katalog yang mana sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya.
Dimana data tersebut dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Parameter Masukan Perhitungan Matematis Desain Generator [1][17][19]


Parameter (simbol) Besaran Satuan
Diameter luar rotor (Di) 77 mm
Diameter luar stator (Db) 130 mm
Diameter dalam stator (Dc) 78.5 mm
Diameter dalam lubang slot (De) 113 mm
Panjang magnet (Lh) 50 mm
Lebar magnet (Wd) 24.16 mm
Tebal magnet (Lm) 3 mm
Air gap (𝛿g) 0.75 mm
Jarak antara slot (Ltg) 2 mm
Tinggi teath (Lt) 0.5 mm
Panjang teath (Lw) 10 mm
Jumlah magnet (p) 8, 10,14 pole
Jumlah slot (Qs) 12 slot
Kecepatan putar 250, 500, 750 dan 1000 rpm
Kerapatan fluks remanen (Br) 1.39 (NdFeB 48/11) T
Gaya koersif (Hc) 1060650 A/m
Diameter coil 1.29 (AWG 16) mm

4.1 Perhitungan Matematis Desain Generator Sinkron Magnet Permanen


Perhitungan matematis desain generator dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Perhitungan dilakukan pada satu model yaitu
model generator 12 slot 8 pole pada kecepatan 1000 rpm. Adapun hasil perhitungan yang
didapatkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

IV-1
1. Perhitungan luas area magnet per kutub
Pada perhitungan ini data yang dimasukan kedalam persamaan berupa panjang magnet
dan lebar magnet yang sesuai dengan table 4.1. Maka didapatkan hasil perhitungan sesuai
persamaan 2.10 adalah sebagai berikut.

𝑆𝑚 = (50 × 10−3 )(24.6 × 10−3 ) = 𝟏. 𝟐𝟎𝟖 × 𝟏𝟎−𝟑 m2

2. Perhitungan luas ekuivalen celah udara


Untuk hasil perhitungan luas ekuifalen celah udara yang didapatkan sesuai dengan
persamaan 2.11 adalah sebagai berikut.

(77×10−3 )+(78.5×10−3 ) 1
𝑆𝑔 = . 12 . 50 × 10−3 = 𝟏. 𝟎𝟏𝟕 × 𝟏𝟎−𝟑 m2
2

3. Perhitungan koefisien permeance


Untuk hasil perhitungan koefisien permeance yang didapatkan sesuai dengan
persamaan 2.12 adalah sebagai berikut.

(3 × 10−3 )(1.017 × 10−3 ) 1.7


𝑃𝑐 = . = 𝟓. 𝟓𝟎𝟓
(0.75 × 10−3 )(1.208 × 10−3 ) 1.04

4. Perhitungan kemiringan kurva demagnetisasi


Untuk hasil perhitungan kemiringan kurva demagnetisasi yang didapatkan sesuai
persamaan 2.13 adalah sebagai berikut.

1.39 107
𝜇𝑟 = . = 𝟏. 𝟐𝟔
875000 4𝜋

5. Perhitungan kerapatan fluks di titik pengoperasian generator


Untuk hasil perhitungan kerapatan fluks di titik pengoperation generator yang
didapatkan sesuai persamaan 2.14 adalah sebagai berikut.

(5.505)(1.39)
𝐵𝑑 = = 𝟏. 𝟏𝟑 𝑻
5.505 + 1.26

6. Perhitungan kerapatan fluks celah udara


Untuk hasil perhitungan kerapatan fluks celah udara yang didapatkan sesuai
persamaan 2.15 adalah sebagai berikut.

IV-2
(1.13)(1.208 × 10−3 )
𝐵𝑔 = = 𝟎. 𝟕𝟗 𝑻
(1.7)(1.017 × 10−3 )

7. Perhitungan fluksi medan magnet


Untuk hasil perhitungan fluksi medan magnet yang didapatkan sesuai persamaan 2.21
adalah sebagai berikut.

Φ = (0.79)(1.017 × 10−3 ) = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟖𝟎𝟑𝟒 𝑾𝒃

8. Perhitungan frekuensi elektrik


Untuk hasil perhitungan frekuensi elektrik yang didapatkan sesuai persamaan 2.9
adalah sebagai berikut.

(1000)(8)
𝑓𝑒 = = 𝟔𝟔. 𝟔𝟔 𝑯𝒛
120

9. Perhitungan luas lubang slot

(113 × 10−3 ) − (78.5 × 10−3 ) 1


𝐴𝑠 = (𝜋
4 12
(113 × 10−3 ) − (78.5 × 10−3 )
−3 )
− (2 × 10
2
(𝜋)(113 × 10 ) − (2 × 10−3 )(12)
−3
− (0.5 × 10−3 )
12
−3 )
(113 × 10−3 ) − (78.5 × 10−3 ) − (2)(0.5 × 10−3 ) 1
− (10 × 10 )
2 2
= 𝟕𝟕𝟏. 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎𝟐

10. Perhitungan luas area slot yang dapat terisi oleh lilitan
Untuk hasil perhitungan luas area slot yang dapat terisi oleh lilitan yang didapatkan
sesuai persamaan 2.18 adalah sebagai berikut.

40
𝐴𝑜 = (771.6 × 10−6 ) = 𝟑𝟎𝟖. 𝟔𝟒 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎𝟐
100

11. Perhitungan jumlah lilitan atau coil yang dapat diisi dalam slot
Untuk hasil perhitungan jumlah lilitan atau coil yang dapat diisi dalam slot, dimana
coil yang digunakan adalah AWG 16 atau coil dengan diameter 1.29 mm (cari di katalog)

IV-3
tetapi karena ada lapisan enamel, maka diameter coil menjadi 1.4 mm. Untuk hasil
perhitungan yang didapatkan sesuai persamaan 2.13 adalah sebagai berikut.

(308.6 × 10−6 )
𝑛𝑚𝑎𝑥 = (4) = 𝟐𝟎𝟎. 𝟓𝟕 𝒍𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏
𝜋(1.4 × 10−3 )2

Jadi jumlah lilitan maksimum yang dapat diisi dalam slot adalah 200 lilitan per slot.

12. Perhitungan tegangan puncak dan tegangan efektif generator


Untuk hasil perhitungan tegangan puncak dan tegangan efektif fasa hubung bintang
yang didapatkan sesuai persamaan 2.20 adalah sebagai berikut.

2𝜋 12 𝟐𝟑𝟑
𝐸𝑝ℎ = (66.66)(0.866)(200)(0.0008034) = 𝑽𝒐𝒍𝒕
√2 3 √2
𝐸𝑝ℎ = 𝟏𝟔𝟒. 𝟕𝟔 𝑽𝒐𝒍𝒕

13. Perhitungan tegangan tiga fasa generator


Untuk hasil perhitungan tegangan tiga fasa generator yang didapatkan sesuai
persamaan 2.22 adalah sebagai berikut.

𝑉𝑇 = 164.76 × √3 = 𝟐𝟖𝟓. 𝟑𝟕 𝑽𝒐𝒍𝒕

4.2 Hasil Simulasi dan Analisis Model Generator Sinkron Magnet Permanen 12 Slot
8 Pole

Pada bagian ini akan dilakukan simulasi dengan parameter masukan yang sama dengan
perhitungan matematis desain generator yang telah dilakukan sebelum ini. Hasil data
simulasi yang didapatkan pada model ini digunakan untuk membandingkan dengan hasil
perhitungan matematis desain generator sinkron magnet permanen fluks radial dan dengan
hasil penelitian sebelumnya. Hasil akhir simulasi berupa tegangan tiga fasa generator.

Simulasi model generator 12 slot 8 pole menggunakan software Infolytica MagNet.


Namun sebelum melalukan simulasi terlebih dahulu membuat gambar 2D desain generator
magnet permanen menggunakan software Solidworks, setelah itu gabar desain tersebut di
import ke Infolytica MagNet untuk diinisialisai. Untuk melihat bentuk model generator
sinkron magnet permanen 12 slot 8 pole bisa dilihat pada beberapa gambar dibawah ini.

IV-4
Gambar 4.1 Hasil desain 2D generator sinkron magnet permanen menggunakan
Solidworks

Keterangan gambar :

1. Stator core
2. Slot
3. Shaft atau pusat rotor
4. Pole
5. Lubang udara rotor
6. Rotor core

IV-5
Gambar 4.2 Model Generator 12 Slot 8 Pole Setelah Pemberian Material dengan
Infolytica MagNet

Gamabar 4.3 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet Model Generator 12 Slot 8 Pole pada
Infolytica MagNet

IV-6
Pada aliran fluksi medan magnet (garis-garis berwarna hitam pada gambar) yang
dilihat pada gambar 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada aliran fluks medan magnet yang
menembus kebagian pusat rotor. Yang mana jika hal tersebut terjadi maka menyebabkan
penurunan kinerja dari generator [3].

Tabel 4.2 Pengaruh Perubahan Waktu Terhadap Tegangan Tiga Fasa


Time (ms) VT r-s(Volt) VT s-t (Volt) VT t-r (Volt) VT Max(volt)
0 0 0 0
0.5 343.62 -292.53 -51.09
1 402.77 -242.97 -159.8
1.5 390.7 -195.81 -194.89
2 401 -165.1 -235.9
2.5 330.11 -49.499 -280.62
3 283.59 46.8569 -330.45
3.5 233.83 167.811 -401.64
4 194.81 195.823 -390.64
4.5 157.1 245.021 -402.12
5 53.733 290.034 -343.77
5.5 -50.898 344.007 -293.11
6 -159.86 402.75 -242.89
6.5 -194.88 390.705 -195.83
7 -235.9 401.001 -165.1
7.5 -280.62 330.117 -49.502 402.770114
8 -330.45 283.593 46.8591
8.5 -401.64 233.828 167.811
9 -390.64 194.815 195.824
9.5 -402.12 157.099 245.022
10 -343.77 53.732 290.035
10.5 -293.11 -50.897 344.004
11 -242.88 -159.86 402.749
11.5 -195.82 -194.88 390.702
12 -165.1 -235.9 401
12.5 -49.501 -280.61 330.114
13 46.858 -330.45 283.595
13.5 167.81 -401.64 233.829
14 195.82 -390.64 194.816
14.5 245.02 -402.12 157.099
15 290.04 -343.77 53.7341

IV-7
Dari hasil simulasi pada table 4.2 diatas didapatkan tegangan puncak antar fasa
generator, maka untuk mendapatkan hasil tegangan efektif anatar fasa maka digunakan
persamaan 2.7 dengan hasilnya sebagai berikut.

402.770114
𝑉𝑇 = = 𝟐𝟖𝟒. 𝟖𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
√2

Dari hasil yang didapatkan saat simulasi, maka jika dibandingkan dengan hasil
perhitungan matematis terjadi penurunan nilai tegangan sebesar 0.57 volt atau sebesar 0.2 %
dari hasil simulasi. Namun jika dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menggunakan metode try and error maka hasil pada simulasi ini jauh lebih mendekati
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan metode try and error.

Dari hasil tegangan yang didapatkan setelah simulasi pada tahap awal ini, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan pada penelitian ini jauh lebih besar dari penelitian
sebelumnya yang menghasilkan tegangan sebesar 21.65 Volt dengan jumlah lilitan 12 lilitan
tiap slot dan dengan model serta ukuran dimensi yang sama pada hasil simulasi tahap awal
ini [1]. Ini membuktikan bahwa, penambahan jumlah lilitan sangat mempengaruhi sekali
dari output tegangan generator.

4.3 Hasil Simulasi dan Analisis Terhadap Perubahan Kecepatan Putar Generator

Berukut ini merupakan data hasil simulasi dan analisis dari model generator sinkron
magnet permanen fluks radial 12 slot 8 pole dengan jumlah lilitan 200 lilitan yang
disimulasikan pada kecepatan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm dan 1000 rpm yang bertujuan
untuk melihat pengaruh perubahan kecepatan terhadap tegangan yang dihasilkan generator,
yang disajikan dalam bentuk table dan grafik. Data yang ditampilkan hanya sebagian dari
sekian banyak data yang ada. Untuk mengetahui data secara lengkap dari hasil simulasi yang
dilakukan dapat dilihat pada lembar lampiran.

Pada tahap ini analisis dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, menganalisis
pengaruh perubahan kecepatan putar generator terhadap kerapatan fluks medan magnet yang
hasilkan setelah melakukan simulasi. Yang kedua, menganalisis pengaruh perubahan
kecepatan putar generator terhadap fluks maksimum yang dihasilkan generator setelah
melakukan simulasi. Kemudian pada tahap yang ketiga,menganalisis pengaruh perubahan
kecepatan putar generator terhadap tegangan yang dihasilkan generator.

IV-8
4.3.1 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar Terhadap Kerapatan Fluks Medan
Magnet

Berikut merupakan bentuk kerapatan fluks medan magnet pada beberapa kecepatan
putar setelah disimulasikan menggunakan Infolytica MagNet.

Gambar 4.4 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan Putar 250 rpm

Gambar 4.5 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan Putar 500 rpm

IV-9
Gambar 4.6 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan Putar 750 rpm

Gambar 4.7 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Kecepatan Putar 1000 rpm

Dari gambar 4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7 diatas bisa dilihat, bahwa tidak ada perubahan
sedikitpun pada bentuk kerapatan fluks medan magnetnya. Pada hasil simulasi ini
membuktikan bahwa hasil simulasi yang didapatkan sesuai dengan persaman 2.15, bahwa

IV-10
tidak ada pengaruh sedikitpun dari kecepatan putar generator terhadap kerapatan fluks
medan magnet yang dihasilkan generator.

4.3.2 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar Terhadap Fluks Medan Magnet

Berikut merupakan data hasil simulasi, berupa nilai fluks maksimum medan magnet
pada beberapa kecepatan putar generator setelah disimulasikan menggunakan Infolytica
MagNet.

Tabel 4.3 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar terhadap Fluks Medan Magnet

Kecepatan (rpm) Fluks Maksimum (Wb)

250 0.0007

500 0.0007

750 0.0007

1000 0.0007

Untuk melihat pengaruh perubahan kecepatan putar generator terhadap fluks medan
magnet dalam bentuk grafik, dapat dilihat pada gambar 4.8 dibawah ini.

Kecepatan vs Fluks
0.000702

0.0007

0.000698
Fluks (Wb)

0.000696

0.000694

0.000692

0.00069
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan (rpm)

Gambar 4.8 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar terhadap Fluks Medan Magnet

Dari table 4.3 dan gambar 4.8 diatas bisa dilihat, bahwa pada kecepatan putar
berapapun generator berputar nilai fluks medan magnet tidak akan berubah. Hasil tersebut

IV-11
sesuai dengan persamaan 2.21, bahwa nilai fluks medan magnet hanya dipengaruhi oleh nilai
kerapatan fluks medan magnet dan luas area magnet per kutub. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil simulasi ini sesuai dengan persamaan yang sudah ada.

4.3.3 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar Terhadap Tegangan Generator

Berikut merupakan data hasil simulasi, berupa nilai tegangan generator pada beberapa
kecepatan putar generator setelah disimulasikan menggunakan Infolytica MagNet.

Tabel 4.4 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar terhadap Tegangan Generator

Kecepatan (rpm) Tegangan (Volt)

250 71.151

500 142.337

750 213.555

1000 284.801

Kemudian untuk melihat grafik pengaruh kecepatan putar terhadap tegangan yang
dihasilkan generator bisa dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini.

Tegangan vs Kecepatan
300

250
Tegangan (Volt)

200

150

100

50

0
0 200 400 600 800 1000 1200
Kecepatan(rpm)

Gambar 4.9 Pengaruh Perubahan Kecepatan Putar terhadap Tegangan Generator

IV-12
Pada table 4.3 dan gambar 4.4 diatas bisa dilihat, bahwa semakin tinggi nilai kecepatan
putar generator maka tegangan yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Sebagaimana yang
terlihat pada table 4.3 pada kecepatan putar 250 rpm untuk model 12 slot 8 pole dengan
jumlah lilita 200 lilita, tegangan phasa yang dihasilkan setelah simulasi adalah 71.151 Volt,
sedangkan pada saat kecepatan 500 rpm, 750 rpm dan 1000 rpm, tegangannya berturut-turut
adalah 142.337 Volt; 213.555 Volt; dan 284.801 Volt. Pada data hasil simulasi terebut bisa
dilihat jika keceptan dinaikan dua kali lipat dari kecepatan awalnya maka tegangan yang
dihasilkan generator juga naik dua kali lipat dari hasil tegangan pada kecepatan awalnya.
Fenomena ini pun terjadi untuk semua model generator yang lainnya. Hal ini sesuai dengan
persamaan yang sudah ada, yaitu pada persamaan 2.9 dan persamaan 2.20. Pada persamaan
2.9 terlihat, bahwa semakin tinggi kecepatan putar generator membuat frekuensi elektrik
yang dihasilkan juga semakin tinggi. Kemudian pada persamaan 2.20 menunjukkan jika nilai
frekuensi elektrik semakin tinggi maka tegangan yang dihasilkan generator juga semakin
tinggi. Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan putar generator itu
berbanding lurus terhadap tegangan yang dihasilkan generator.

4.4 Hasil Simulasi dan Analisis Terhadap Perubahan Jumlah Pole

Berikut ini merupakan data hasil simulasi dan analisis dari beberapa model yang telah
disimulasikan, yang sudah dibuat dalam bentuk tabel dan grafik. Data ini merupakan hasil
simulasi dari tiga model generator sinkron magnet permanen terhadap perubahan jumlah
magnet dengan ukuran dimensi rotor dan stator yang sama, yaitu dengan variasi jumlah
pole, 8 pole, 10 pole dan 12 pole yang disimulasikan pada kecepatan 250 rpm sampai 1000
rpm dengan jumlah lilitan 200 lilitan. Sama seperti sebelumnya, data yang ditampilkan
hanya sebagian dari sekian banyak data yang ada. Untuk mengetahui data secara lengkap
dari hasil simulasi yang dilakukan dapat dilihat pada lembar lampiran.

Pada bagian ini analisis dilakukan dalam tiga tahap. Yang pertama, menganalisis
pengaruh variasi jumlah pole terhadap kerapatan fluks medan magnet yang dihasilkan
generator. Yang kedua, menganalisis pengaruh variasi jumlah pole terhadap fluks medan
magnet yang dihasilkan generator. Kemudian yang ketiga, menganalisis pengaruh variasi
jumlah pole terhadap tegangan yang dihasilkan generaor.

IV-13
4.4.1 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole Terhadap Kerapatan Fluks Medan Magnet

Berikut merupakan bentuk kerapatan fluks medan magnet pada beberapa variasi
jumlah pole setelah disimulasikan menggunakan Infolytica MagNet.

Gambar 4.10 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Model 12 Slot 8 Pole

Gambar 4.11 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Model 12 Slot 10 Pole
IV-14
Gambar 4.12 Bentuk Kerapatan Fluks Medan Magnet pada Model 12 Slot 14 Pole

Dari gambar 4.9, 4.10 dan 4.11 diatas, terlihat perbedaan bentuk kerapatan fluks medan
magnet pada ketiga gambar tersebut. Perbedaan ini disebabkan oleh ukuran luas permukaan
magnetnya yang berbeda pada ketiga model diatas, perbedaan ini disebabkan karna ketiga
model tersebut memiliki jumlah magnet yang berbeda-beda. Dimana kerapatan medan
magnet yang tertinggi terdapat pada model yang memiliki jumlah pole yang paling sedikit,
maka model yang memiliki nilai kerapatan fluks medan magnet dari tinggi ke rendah
berturut-turut adalah model 12 slot 8 pole; model 12 slot 10 pole dan model 12 slot 14 pole.
Nilai kerapatan pada ketiga gambar diatas dilihat sesuai tingkatan warna pada gambar
tersebut, dimana nilainya bisa dilihat sebelah ujung kanan pada gambar. Dimana model 12
slot 8 pole terlihat memiliki warna hijau yang lebih banyak dan memiliki warna biru yang
lebih sedikit dibandingkan dengan dua model lainnya, dimana warna hijau tersebut setara
dengan 1 Tesla dan warna biru setara dengan 0.5 Tesla. Maka dari hasil simulasi diatas dapat
disimpulakan, bahwa hasil dari simulasi ini sesuai dengan persamaan 2.10 dan 2.15. Dimana
Pada persamaan 2.10, bahwa model dengan ukuran dimensi rotor yang sama dengan jumlah
pole yang lebih sedikit memiliki nilai luas permukaan medan magnet yang lebih tinggi dan
pada persamaan 2.15, bahwa semakin tinggi nilai luas permukaan medan magnet maka nilai
kerapatan fluks medan magnet yang dihasilkan juga semakin tinggi.

IV-15
4.4.2 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole Terhadap Fluks Medan Magnet

Berikut merupakan data hasil simulasi, berupa nilai fluks maksimum medan magnet
pada beberapa variasi jumlah pole setelah disimulasikan menggunakan Infolytica MagNet.

Tabel 4.5 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole terhadap Fluks Medan Magnet

Jumlah Pole Fluks Maksimum (Wb)

8 Pole 0.00072

10 Pole 0.00051

14 Pole 0.00032

Kemudian untuk melihat grafik pengaruh perubahan jumlah pole terhadap fluks yang
dihasilkan generator bisa dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini.

Jumlah Pole vs Fluks Medan Magnet


0.0008

0.0007

0.0006

0.0005
Fluks (Wb)

0.0004

0.0003

0.0002

0.0001

8 Pole 10 Pole 14 Pole

Gambar 4.13 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole terhadap Fluks Medan Magnet

Dari table 4.5 dan gambar 4.12 diatas bisa dilihat, bahwa semakin sedikit jumlah pole
yang digunakan maka nilai fluks medan magnetnya akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karna pemodelan ini dibuat pada ukuran dimensi rotor yang sama pada setiap model yang
disimulasikan, sehingga jika jumlah pole semakin banyak, maka secara tidak langsung luas
area magnet setiap pole akan semakin kecil. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap

IV-16
nilai fluks medan magnet, yang mana bisa dilihat pada persamaan 2.15 dan 2.21. Bahwa
semakin tinggi nilai luas area magnet setiap pole, maka nilai fluks yang dihasilkan juga
semakin tinggi.

4.4.3 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole Terhadap Tegangan Generator

Pada bagian ini analisis dilakukan dalam dua tahap. Yang pertama melakukan
analisis variasi jumlah pole, yaitu model desain generator 12 slot 8 pole, 10 pole dan 14 pole
terhadap bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan setelah simulasi. Yang kedua
melakukan analisis variasi jumlah Pole terhadap nilai tegangan generator yang dihasilkan
setelah simulasi.

Berikut merupakan data hasil simulasi pengaruh Perubahan jumlah pole terhadap
bentuk gelombang tegangan setelah melakukan simulasi.

Tegangan vs Waktu
(Model 12 Slot 8 Pole)
500
400
300
200
Tegangan (Volt)

100
0
-100
-200
-300
-400
-500
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Time (mS)

Er(Volt) Es(Volt) Et(Volt)

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Tegangan terhadap Waktu pada Model 12 Slot 8 Pole

IV-17
Tegangan vs Waktu
(12 Slot 10 Pole)
500
400
300
200
Tegangan (Volt)

100
0
-100
-200
-300
-400
-500
0 2 4 6 8 10 12 14
Time (mS)

Er(Volt) Es(Volt) Et(Volt)

Gambar 4.15 Grafik Hubungan Tegangan terhadap Waktu pada Model 12 Slot 10 Pole

Tegangan vs Waktu
(12 Slot 14 Pole)
400
300
200
Tegangan (Volt)

100
0
-100
-200
-300
-400
0 2 4 6 8 10
Time(mS)

Er(Volt) Es(Volt) Et(Volt)

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Tegangan terhadap Waktu pada Model 12 Slot 14 Pole

Dari ketiga grafik diatas terlihat bahwa model generator yang menghasilkan
gelombang tegangan yang cukup baik adalah pada model 12 slot 14 pole dan 12 slot 10 pole

IV-18
karna dalam hal ini gelombang tersebut berbentuk sinusoidal yang hampir sempurna dan
memiliki riak yang sangat sedikit sekali bila dibandingkan dengan grafik pada model 12 slot
8 pole. Bentuk sinusoidal ini diakibatkan oleh keselarasan antara desain rotor dan stator
yang dibuat. Bila desain rotor tidak cocok dengan desain stator yang ada, maka grafik
tegangan yang dihasilkan akan memiliki riak sehingga dihasilkan gelombang sinusoidal
terganggu [21]. Hal ini menunjukan bahwa desain model generator 12 slot 10 pole dan 12
slot 14 pole memiliki grafik sinusoidal yang lebih baik dari pada desain model generator 12
slot 8 pole.

Selanjutnya, yaitu pada tahap yang kedua akan menganalisis pengaruh variasi jumlah
Pole terhadap nilai tegangan yang dihasilkan generator setelah melakukan simulasi. Berikut
adalah data hasil simulasinya.

Table 4.6 Pengaruh Perubahan Jumlah Pole terhadap Tegangan Generator

jumlah pole
Kecepatan (rpm)
8 pole 10 pole 14 pole

250 71.151 Volt 74.660 Volt 59.526 Volt

500 142.337 Volt 149.322 Volt 119.261 Volt

750 213.555 Volt 223.985 Volt 178.539 Volt

1000 284.801 Volt 298.650 Volt 238.052 Volt

Kemudian untuk melihat grafik pengaruh variasi jumlah pole terhadap tegangan yang
dihasilkan generator bisa dilihat pada gambar 4.16.

IV-19
Tegangan vs Jumlah Pole
350

300

250
Tegangan(Volt)

200

150

100

50

0
250 500 750 1000
Kecepatan (rpm)

jumlah pole 8 pole jumlah pole 10 pole jumlah pole 14 pole

Gambar 4.17 Grafik Pengaruh Perubahan Jumlah Pole terhadap Tegangan Generator

Pada table 4.4 dan gambar 4.16 terlihat bahwa model generator yang menghasilkan
tegangan dari tinggi ke rendah berturut-turut adalah model 12 slot 10 pole, 12 slot 8 pole
dan 12 slot 14 pole. Maka dari hasil simulasi tersebut, dapat disimpulkan, bahwa jumlah
pole tidah bisa langsung dijadikan acuan untuk menentukan tinggi atau rendahnya tegangan
yang dihasilkan generator, karena jumlah pole tidak berpengaruh secara langsung terhadap
tegangan yang diahasilkan generator, namun jumlah pole berpengaruh secara langsung
terhadap frekuensi elektrik generator, faktor belitan generator dan fluks medan magnet (lihat
persamaan 2.9, 2.10, 2.15, 2.21 dan 2.20). Yang mana pada bagian fluks medan magnet
sudah dibahas sebelumnya.

Jika dilihat pengaruh jumlah pole terhadap tingginya frekuensi elektrik generator,
maka model generator yang memiliki jumlah pole yang lebih banyak yaitu model generator
12 slot 14 pole yang menghasilkan frekuensi elektrik yang paling tinggi dan model generator
12 slot 8 pole yang menghasilkan frekuensi elektrik paling rendah dari tiga model generator
yang disimulasikan pada penelitian ini. Namun jika dilihat dari nilai faktor belitan, maka
model generator 12 slot 10 pole dan model generator 12 slot 14 memilki faktor belitan
tertinggi, yaitu sebesar 0.933 dan model generator 12 slot 8 pole memiliki nilai faktor belitan
terendah dari ketiga model generator yang disimulasikan yaitu sebesar 0.866 (lihat 20aria
2.2). Kemudian jika dilihat dari nilai fluks medan magnet, maka model 12 slot 8 pole yang
memiliki nilai fluks medan magnet tertinggi dan model generator 12 slot 14 pole yang
IV-20
memiliki nilai fluks medan magnet terendah dari ketiga model generator yang disimulasikan,
dimana pada bagian fluks medan magnet ini sudah dibahas sebelumnya. Maka jika ketiga
21ariable tersbut (frekuensi elektrik, faktor belitan dan fluks medan magnet) digabungkan,
maka model generator yang mengahsilkan tegangan tertinggi dari ketiga model yang telah
disimulasikan adalah model 12 slot 10 pole, setelah itu model generator 12 slot 8 pole dan
yang menghasilkan tegangan terendah adalah model generator 12 slot 14 pole.

4.5 Hasil Simulasi dan Analisis Terhadap Perubahan Jumlah Lilitan

Berukut ini merupakan data hasil simulasi dan analisis dari model generator sinkron
magnet permanen fluks radial 12 slot 10 pole dengan variasi jumlah lilitan, yaitu 100 lilitan
dan 200 lilitan yang disimulasikan pada kecepatan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm dan 1000
rpm yang bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan jumlah lilitan terhadap tegangan
yang dihasilkan generator, yang disajikan dalam bentuk table dan grafik. Sama seperti
sebelumnya, data yang ditampilkan hanya sebagian dari sekian banyak data yang ada. Untuk
mengetahui data secara lengkap dari hasil simulasi yang dilakukan dapat dilihat pada lembar
lampiran.

Table 4.7 Pengaruh Perubahan Jumlah lilitan terhadap Tegangan Generator

Jumlah Lilitan
Kecepatan (rpm)
100 200

250 37.330 Volt 74.660 Volt

500 74.661 Volt 149.322 Volt

750 111.992 Volt 223.985 Volt

1000 149.325 Volt 298.650 Volt

Kemudian untuk melihat grafik pengaruh variasi jumlah lilitan terhadap tegangan yang
dihasilkan generator bisa dilihat pada gambar 4.17.

IV-21
Tegangan vs Jumlah Lilitan
350
300

Teganagn (Volt) 250


200
150
100
50
0
250 500 750 1000
Kecepatan (rpm)

Jumlah Lilitan 100 Jumlah Lilitan 200

Gambar 4.18 Grafik Pengaruh Perubahan Jumlah Lilitan terhadap Tegangan Generator

Pada table 4.5 dan gambar 4.17 bisa dilihat, bahwa semakin banyak jumlah lilitan
generator maka tegangan yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Sebagaimana yang
terlihat pada table 4.5, untuk jumlah lilitan 100 lilitan dan 200 lilitan pada kecepatan 250
rpm terlihat tegangan yang dihasilkan berturut-turut adalah 37.330 Volt dan 74.660 Volt.
Pada data hasil simulasi terebut terlihat, jika jumlah lilitan dinaikan dua kali lipat dari jumlah
lilitan awalnya, maka tegangan yang dihasilkan generator juga naik dua kali lipat dari hasil
tegangan pada jumlah lilitan awalnya. Fenomena ini pun terjadi untuk semua kecepatan putar
generator yang lainnya. Hal ini sesuai dengan persamaan yang sudah ada, yaitu pada
persamaan 2.20, bahwa semakin banyak jumlah lilitan generator maka tegangan yang
dihasilkan juga akan semakin tinggi. Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
kecepatan putar berapapun, jumlah lilitan yang lebih banyak akan menghasilkan tegangan
yang lebih tinggi.

Dari semua uraian yang sudah dituliskan pada penelitian ini, maka peneliti
merekomendasikan model generator 12 slot 10 pole dengan jumlah lilitan 200 lilitan
berputar pada kecepatan 1000 rpm yang memiliki performa yang paling optimal dari
beberapa model generator yang dianalisis.

IV-22
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pembahasan mengenai analisis optimasi performa desain


generator sinkron magnet permanen fluks radial adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh perubahan kecepatan putar generator berbanding lurus terhadap tegangan
yang dihasilkan generator namun tidak ada pengaruh sedikitput terhadap kerapatan
fluks medan magnet dan fluks maksimum medan magnet.
2. Perubahan jumlah pole mempengaruhi nilai fluks maksimum yang dihasilkan
generator, nilai fluks maksimum tertinggi terdapat pada model 12 slot 8 pole,
sedangkan nilai fluks maksimum terendah terdapat pada model 12 slot 14 pole.
3. Model generator 12 slot 10 pole mengahasilkan tegangan keluaran tertinggi yaitu
sebesar 298.650 Volt dengan jumlah lilitan 200 lilitan pada kecepatan 1000 rpm, sedangkan
tegangan keluaran terendah terdapat pada model generator 12 slot 14 pole.

5.2. Saran
Dalam penyempurnaan dan pengembangan dari pembahasan ini, langkah selanjutnya
yang sebaiknya dilakukan adalah:
1. Melakukan simulasi pembebenan untuk mendapatkan daya dan efisiensi dengan desain
generator pada penelitian ini.
2. Melakukan analisis terhadap jumlah slot dengan ukuran dimensi rotor dan stator yang
sama dengan penelitian ini.
3. Melakukan pembuatan generator model 12 slot 10 pole dengan desain yang sama pada
penelitian ini.

V-1
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anam, M. Chairul., dkk, ”Perancangan Generator 100 Watt Menggunakan Software
Elektromagnetik Infolytica”, ISSN 2503-2259, Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2016.
[2] Asy’ary, Hasyim., dkk, ”Desain Generator Magnet Permanen Kecepatan Rendah
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Atau Bayu (PLTB)”, ISSN 1907-5022,
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta, 2012.
[3] Azka, Mukhdil, ”Analisis Perancangan Dan Simulasi Generator Sinkron Magnet
Permanen Dengan Rotor Berlubang”, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, 2013.
[4] BPPT, ”Outlook Energi Indonesia 2016”, Badan Pengkajian Dan Penerapan
Teknologi. Jakarta, 2016.
[5] Chapman, S. J, “Electric Machinaery Fundamental”, Fifth Edition, McGraw-Hill,
Australia, 2005.
[6] Choi, Jang young dan Jang, Seok Myeong, “Design Of A Direct-Couplet Radial-
Flux Permanen Magnet Generator For Wind Turbines”, Chungnam National
University, Korea, 2010.
[7] DEN, “Outlook Energi Indonesia 2016”, Dewan Energi Nasional, Jakarta, 2016.
[8] Fitzgerald, A. E., dkk, “Electric Machinery”, Sixth Edition, McGraw-hill, New York,
2003.
[9] Handershot, J. R dan Miller, TJE, “Design Of Brushless Permanen Magnet Motor”,
Clarendon Press dan Magna Physics publishing, Oxford, 1994.
[10] Irasari, Pudji., dkk, “Simulasi Dan Analisis Magnetik Generator Magnet Permanen
Fluks Radial Menggunakan Metode Elemen Hingga”, Mechatronics, Electrical
Power, and Vehicular Technology 03, 2012.
[11] Kenjo, T and Nagamori, T, “Permanent-Magnet and Brushless DC Motors”, Oxford
University Press, New York, 1985.

[12] Parviainen, Asko, “Design Of Axial-Flux Permanen-Magnet Low-Speed Machine


And Performance Comparisson Between Radial-Flux And Axial-Flux Machine”,
ISBN 952-214-029-5, Lappenranta University Of Technolgy, Lappenranta, 2005.
[13] Pujowidodo, Hariyotejo., dkk, “Pengembangan Generator Mini Dengan
Menggunakan Magnet Permanen”, Teknik Mesin Pasca Sarjana Universitas
Indonesia, 2009.

[14] Putra, Atria Eka, “Perancangan Dan Pembuatan Generator Fluks Radial Satu Fasa
Menggunakan Lilitan Kawat Sepeda Motor Dengan Variasi Diameter Kawat”,
Skripsi, Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bengkulu,
Bengkulu, 2014.

[15] Thosiba, “Manual Desain Praktis Motor Thosiba”, Tokyo, 1992.

[16] Suhardi, Diding, “Generator Listrik 100 Watt Putaran Rendah Untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Air Dan Angin Mikro: Desain, Perencanaan Dan Pembuatan”,
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang, 2010.

[17] Infolytica Corporation, “MagNet” www.infolytica.com

[18] Handershot, J. R dan Miller, TJE, “Design Of Brushless Permanen Magnet


Machine”, Oxford University Press dan Magna Physics publishing, Oxford, 1994.
[19] LAN, “Tutorial Perancangan Motor/Generator Dengan Software MagNet”, Ciheras,
2014.

[20] Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
“Statistik Ketenagalistrikan 2015”, Jakarta, 2016.

[21] Sofian, Edy, “Studi Bentuk Rotor Magnet Permanen Pada Generator Sinkron Magnet
Permanen Fluks Aksial Pada Inti Stator”, Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Elektro Universitas Indonesia, Depok, 2011.
LAMPIRAN A
(Nilai Tegangan Antar Fasa Model Generator 12 Slot 8 Pole)

Tabel A1. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 250 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
2 42.98740217 -36.466295 -6.52110717
4 50.31144754 -30.4672509 -19.8441966
6 48.83620988 -24.4839821 -24.3522278
8 50.14636008 -20.7417345 -29.4046256
10 41.29090485 -6.09013713 -35.2007677
12 35.30421711 5.99662829 -41.3008454
14 29.3293928 20.84014192 -50.1695347
16 24.35524405 24.47855327 -48.8337973
18 19.7455358 30.54317249 -50.2887083
20 6.619618499 36.37505864 -42.9946771
22 -6.52049566 43.00257487 -36.4820792
24 -19.8445737 50.31117326 -30.4665995
26 -24.352216 48.83637682 -24.4841608
28 -29.4046675 50.14644039 -20.7417728
30 -35.200905 41.29132179 -6.09041683 50.31144754 50.31117326 50.31103327 35.57557
32 -41.3012651 35.3043587 5.996906432
34 -50.1696142 29.32943075 20.84018342
36 -48.8339665 24.35526661 24.47869986
38 -50.2887765 19.74552052 30.54325602
40 -42.9947291 6.619468129 36.37526099
42 -36.481718 -6.52037531 43.00209334
44 -30.4664764 -19.8445569 50.31103327
46 -24.4839952 -24.3520573 48.83605255
48 -20.7417524 -29.4045963 50.14634875
50 -6.09030234 -35.2005828 41.29088511
52 5.996745322 -41.301285 35.3045397
54 20.84016463 -50.1696276 29.32946296
56 24.47871934 -48.8341215 24.35540217
58 30.54329664 -50.2888472 19.74555059
60 36.37542043 -42.9951561 6.6197357

(Sumber: Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-1
Tabel A2. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 500 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
1 85.950462 -73.00669 -12.94377
2 100.64765 -60.85847 -39.78918
3 97.673392 -48.96836 -48.70503
4 100.27645 -41.40734 -58.8691
5 82.567583 -12.2584 -70.30918
6 70.708227 11.900916 -82.60914
7 58.581716 41.782731 -100.3644
8 48.713505 48.950809 -97.66431
9 39.412625 61.147326 -100.56
10 13.316161 72.660303 -85.97646
11 -12.9352 86.00779 -73.07259
12 -39.79284 100.64563 -60.85279
13 -48.70454 97.6737 -48.96916
14 -58.86924 100.27662 -41.40737
15 -70.30945 82.568412 -12.25896 100.6476488 100.6456298 100.6453487 71.16863
16 -82.60998 70.708517 11.901466
17 -100.3646 58.581787 41.782818
18 -97.66465 48.713551 48.951102
19 -100.5601 39.412593 61.147493
20 -85.97657 13.315858 72.66071
21 -73.07187 -12.93496 86.006826
22 -60.85255 -39.7928 100.64535
23 -48.96883 -48.70422 97.673052
24 -41.40733 -58.8691 100.27643
25 -12.25874 -70.3088 82.567543
26 11.901149 -82.61002 70.708874
27 41.782781 -100.3646 58.581853
28 48.951142 -97.66496 48.713821
29 61.147573 -100.5602 39.412655
30 72.66103 -85.97742 13.316389
(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-2
Tabel A3. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 750 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-s(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.67 128.891 -109.6097 -19.28128
1.34 151.0063 -91.19236 -59.81394
2.01 146.5119 -73.44572 -73.06622
2.68 150.3933 -62.00701 -88.38633
3.35 123.8246 -18.48442 -105.3402
4.02 106.2069 17.712279 -123.9192
4.69 87.77176 62.809973 -150.5817
5.36 73.06747 73.424907 -146.4924
6.03 59.01056 91.805698 -150.8163
6.7 20.07107 108.86981 -128.9409
7.37 -19.24489 129.01017 -109.7653
8.04 -59.82768 151.00089 -91.17321
8.71 -73.06375 146.51231 -73.44856
9.38 -88.38682 150.39363 -62.00681
10.05 -105.3405 123.82583 -18.48529 151.0062981 151.0008886 151.000465 106.7776
10.72 -123.9204 106.20734 17.7131
11.39 -150.582 87.771864 62.81011
12.06 -146.4929 73.067541 73.42534
12.73 -150.8165 59.010512 91.80595
13.4 -128.941 20.070607 108.8704
14.07 -109.7642 -19.24453 129.0087
14.74 -91.17285 -59.82761 151.0005
15.41 -73.44806 -73.06328 146.5113
16.08 -62.00675 -88.38661 150.3934
16.75 -18.48496 -105.3396 123.8245
17.42 17.71263 -123.9205 106.2079
18.09 62.81006 -150.582 87.77196
18.76 73.4254 -146.4933 73.06795
19.43 91.80608 -150.8167 59.0106
20.1 108.8709 -128.9423 20.0714

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-3
Tabel A4. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 1000 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.5 171.8105244 -146.265766 -25.5447586
1 201.3850589 -121.48706 -79.897999
1.5 195.3521926 -97.9055875 -97.4466051
2 200.4999708 -82.5513951 -117.948576
2.5 165.0570749 -24.7495193 -140.307556
3 141.7959715 23.42845963 -165.224431
3.5 116.9141138 83.90533825 -200.819452
4 97.40728244 97.91143917 -195.318722
4.5 78.54962746 122.5105462 -201.060174
5 26.86664069 145.0168686 -171.883509
5.5 -25.4487995 172.0036998 -146.5549
6 -79.9321878 201.3751569 -121.442969
6.5 -97.4395592 195.3524658 -97.9129067
7 -117.949965 200.5004309 -82.5504662
7.5 -140.307891 165.05867 -24.7507787 201.3850589 201.3751569 201.3745888 142.4007
8 -165.226145 141.7965942 23.42955052
8.5 -200.819766 116.9142311 83.90553493
9 -195.319398 97.40737549 97.91202276
9.5 -201.060439 78.54956109 122.5108778
10 -171.883709 26.86602451 145.017684
10.5 -146.553453 -25.4483203 172.0017736
11 -121.442498 -79.9320907 201.3745888
11.5 -97.9122278 -97.4389358 195.3511636
12 -82.5504004 -117.949673 200.5000732
12.5 -24.7503543 -140.306593 165.0569477
13 23.42893617 -165.22622 141.7972838
13.5 83.90546301 -200.819835 116.9143724
14 97.91210275 -195.320016 97.40791296
14.5 122.511039 -201.060726 78.54968727
15 145.0183339 -171.885405 26.8670715

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-4
Tabel A5. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 250 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt)
0 0 0 0
2 85.97477989 -72.9325824 -13.0421975
4 100.6228956 -60.9345011 -39.6883945
6 97.67241967 -48.9679643 -48.7044553
8 100.2927202 -41.483469 -58.8092513
10 82.58180969 -12.1802743 -70.4015354
12 70.60843422 11.99325658 -82.6016908
14 58.65878561 41.68028382 -100.339069
16 48.71048809 48.95710654 -97.6675946
18 39.49107161 61.08634499 -100.577417
20 13.23923699 72.75011727 -85.9893543
22 -13.0409913 86.00514974 -72.9641584
24 -39.6891475 100.6223465 -60.933199
26 -48.704432 97.67275361 -48.9683216
28 -58.8093351 100.2928808 -41.4835457
30 -70.4018099 82.5826435 -12.1808336 100.6228956 100.6223465 100.6220665
32 -82.6025302 70.60871747 11.99381278
34 -100.339228 58.6588615 41.68036685
36 -97.6679329 48.71053322 48.95739972
38 -100.577553 39.49104103 61.08651204
40 -85.9894582 13.23893626 72.75052198
42 -72.963436 -13.0407506 86.00418666
44 -60.9329528 -39.6891138 100.6220665
46 -48.9679905 -48.7041147 97.67210518
48 -41.4835048 -58.8091926 100.2926974
50 -12.1806047 -70.4011656 82.58177022
52 11.99349063 -82.60257 70.60907939
54 41.68032925 -100.339255 58.65892592
56 48.95743869 -97.668243 48.71080434
58 61.08659327 -100.577694 39.49110118
60 72.75084085 -85.9903123 13.2394714

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-5
Tabel A6. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 500 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
1 171.9009617 -146.013412 -25.8875493
2 201.2952967 -121.71694 -79.5783564
3 195.3467848 -97.9367257 -97.4100591
4 200.5528933 -82.8146844 -117.738209
5 165.1351655 -24.5168012 -140.618364
6 141.4164559 23.80183156 -165.218287
7 117.1634322 83.56546107 -200.728893
8 97.42701063 97.90161824 -195.328629
9 78.82525002 122.2946524 -201.119902
10 26.63232216 145.3206057 -171.952928
11 -25.8703974 172.0155802 -146.145183
12 -79.5856778 201.2912595 -121.705582
13 -97.4090756 195.3474004 -97.9383248
14 -117.738486 200.5532347 -82.8147487
15 -140.618903 165.1368237 -24.5179206 201.2952967 201.2912595 201.2906974 142.3373
16 -165.219965 141.4170341 23.80293117
17 -200.729211 117.1635744 83.56563626
18 -195.329306 97.42710202 97.9022044
19 -201.120172 78.82518671 122.2949856
20 -171.953136 26.63171539 145.3214203
21 -146.143734 -25.8699162 172.0136506
22 -121.705097 -79.5856009 201.2906974
23 -97.9376628 -97.4084415 195.3461043
24 -82.8146664 -117.738202 200.5528682
25 -24.5174753 -140.61761 165.1350853
26 23.80229796 -165.220046 141.4177482
27 83.56556257 -200.729268 117.1637053
28 97.90228317 -195.329926 97.42764264
29 122.2951471 -201.120457 78.82530939
30 145.3220599 -171.954837 26.63277747

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-6
Tabel A7. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 750 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.67 257.7819086 -219.219374 -38.5625349
1.34 302.0126008 -182.384706 -119.627895
2.01 293.0238845 -146.891448 -146.132437
2.68 300.7866851 -124.014026 -176.772659
3.35 247.6492024 -36.968844 -210.680358
4.02 212.4137959 35.42455352 -247.838349
4.69 175.5435264 125.6199499 -301.163476
5.36 146.1349385 146.8498129 -292.984751
6.03 118.0211277 183.6113954 -301.632523
6.7 40.14213104 217.7396095 -257.881741
7.37 -38.4897715 258.0203528 -219.530581
8.04 -119.655358 302.0017784 -182.34642
8.71 -146.1275 293.0246167 -146.897117
9.38 -176.773646 300.7872635 -124.013618
10.05 -210.681073 247.6516541 -36.9705814 302.0126008 302.0017784 302.00093 213.5552
10.72 -247.840884 212.4146877 35.42619613
11.39 -301.163949 175.543726 125.6202229
12.06 -292.985764 146.1350826 146.8506813
12.73 -301.632929 118.0210249 183.6119041
13.4 -257.882054 40.14121299 217.7408406
14.07 -219.528402 -38.4890516 258.0174539
14.74 -182.345703 -119.655227 302.00093
15.41 -146.896114 -146.126552 293.0226657
16.08 -124.013504 -176.773218 300.7867219
16.75 -36.9699261 -210.679129 247.6490555
17.42 35.42525512 -247.841001 212.4157462
18.09 125.6201163 -301.164043 175.5439272
18.76 146.8507949 -292.986693 146.135898
19.43 183.612151 -301.633356 118.0212054
20.1 217.7418024 -257.884597 40.1427951

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-7
Tabel A8. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 1000 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.5 343.6211508 -292.531584 -51.0895673
1 402.7701143 -242.974127 -159.795988
1.5 390.7043853 -195.811173 -194.893212
2 400.9999416 -165.10279 -235.897151
2.5 330.1141498 -49.4990385 -280.615111
3 283.5919432 46.85691923 -330.448862
3.5 233.8282285 167.8106782 -401.638907
4 194.8145637 195.8228767 -390.63744
4.5 157.0992551 245.0210923 -402.120347
5 53.73328126 290.0337373 -343.767019
5.5 -50.897599 344.0073996 -293.109801
6 -159.864376 402.7503137 -242.885938
6.5 -194.879118 390.7049314 -195.825813
7 -235.899929 401.0008621 -165.100933
7.5 -280.615781 330.1173433 -49.5015619 402.7701143 402.7503137 402.7491767 284.8015
8 -330.452289 283.5931737 46.85911483
8.5 -401.639534 233.8284743 167.8110602
9 -390.638796 194.8147504 195.824046
9.5 -402.120878 157.0991223 245.0217555
10 -343.767417 53.73204897 290.0353681
10.5 -293.106908 -50.8966403 344.0035479
11 -242.884995 -159.864182 402.7491767
11.5 -195.824486 -194.877853 390.7023392
12 -165.100771 -235.899364 401.0001346
12.5 -49.5007082 -280.613187 330.1138949
13 46.85787237 -330.45244 283.594568
13.5 167.8109257 -401.639671 233.8287448
14 195.8242056 -390.640031 194.8158258
14.5 245.022078 -402.121453 157.0993747
15 290.0366679 -343.770811 53.73414309

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

A-8
LAMPIRAN B
(Nilai Tegangan Antar Fasa Model Generator 12 Slot 10 Pole)

Tabel B1. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 250 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
1.6 -45.4218224 40.5760548 4.845767631
3.2 -49.1192155 33.71571747 15.40349808
4.8 -52.7928088 26.41896878 26.37383997
6.4 -49.1509604 15.50433999 33.64662045
8 -45.4664353 4.910578822 40.55585644
9.6 -40.573102 -4.84947538 45.42257742
11.2 -33.7155584 -15.4041469 49.11970529
12.8 -26.4189414 -26.3740422 52.79298359
14.4 -15.5042379 -33.6470257 49.15126356
16 -4.91034274 -40.5558235 45.4661662
17.6 4.847364056 -45.4208981 40.57353403
19.2 15.40343879 -49.1190837 33.7156449
20.8 26.37374375 -52.792672 26.41892826
22.4 33.64633677 -49.1510843 15.50474755
24 40.5556665 -45.4669065 4.911240054 52.79296346 52.79300574 52.79298359 37.33026
25.6 45.42156899 -40.5729882 -4.84858078
27.2 49.11969384 -33.7153859 -15.4043079
28.8 52.79296346 -26.4183884 -26.3745751
30.4 49.15118189 -15.5037785 -33.6474033
32 45.4662802 -4.91008847 -40.5561917
33.6 40.57392579 4.848299169 -45.422225
35.2 33.71578758 15.40377773 -49.1195653
36.8 26.41899908 26.37349121 -52.7924903
38.4 15.50518046 33.64582777 -49.1510082
40 4.910866459 40.55530447 -45.4661709
41.6 -4.84860907 45.42152739 -40.5729183
43.2 -15.4035924 49.11946509 -33.7158727
44.8 -26.3738872 52.79300574 -26.4191186
46.4 -33.6465003 49.15105409 -15.5045538
48 -40.5556334 45.46632556 -4.91069217

(Sumber: Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-1
Tabel B2. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 500 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.8 -90.8301428 81.13478001 9.695362801
1.6 -98.2378622 67.4427296 30.79513262
2.4 -105.58628 52.83370688 52.7525735
3.2 -98.3011316 31.02615754 67.2749741
4 -90.9517279 9.818337039 81.13339086
4.8 -81.1234034 -9.70774306 90.83114647
5.6 -67.4431389 -30.7959017 98.23904064
6.4 -52.8336912 -52.7529438 105.586635
7.2 -31.0259845 -67.2757395 98.30172403
8 -9.81781976 -81.1333798 90.95119954
8.8 9.70354701 -90.8278276 81.12428058
9.6 30.79425359 -98.237758 67.44350441
10.4 52.7525493 -105.585991 52.83344133
11.2 67.27438793 -98.3013862 31.02699827
12 81.13301622 -90.9526705 9.819654327 105.5865918 105.5866849 105.586635 74.661
12.8 90.82920691 -81.1232223 -9.70598466
13.6 98.23893829 -67.4427593 -30.7961789
14.4 105.5865918 -52.8325661 -52.7540256
15.2 98.30157488 -31.025039 -67.2765359
16 90.95142611 -9.81736045 -81.1340657
16.8 81.12505193 9.705431475 -90.8304834
17.6 67.44360888 30.79520949 -98.2388184
18.4 52.83377995 52.75174468 -105.585525
19.2 31.02785324 67.27339091 -98.3012441
20 9.818900152 81.13229432 -90.9511945
20.8 -9.70605302 90.82909821 -81.1230452
21.6 -30.7947298 98.23849626 -67.4437665
22.4 -52.7526544 105.5866849 -52.8340305
23.2 -67.2747239 98.30132002 -31.0265961
24 -81.1329468 90.95150802 -9.81856126
(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-2
Tabel B3. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 750 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.533333 -136.226719 121.6775841 14.54913466
1.066667 -147.353873 101.177806 46.1760665
1.6 -158.381183 79.24711994 79.1340629
2.133333 -147.450152 46.56280679 100.8873457
2.666667 -136.453954 14.72360886 121.7303448
3.2 -121.654232 -14.5740274 136.2282597
3.733333 -101.179979 -46.1761206 147.3560997
4.266667 -79.2466771 -79.1347585 158.3814356
4.8 -46.5624567 -100.888576 147.4510324
5.333333 -14.7229548 -121.73024 136.4531945
5.866667 14.56771368 -136.22327 121.6555568
6.4 46.17368189 -147.354191 101.1805092
6.933333 79.13414954 -158.38045 79.24630091
7.466667 100.8864329 -147.450571 46.56413796
8 121.7297856 -136.455364 14.72557793 158.3813585 158.3815114 158.3814356 111.9925
8.533333 136.2253383 -121.65397 -14.571368
9.066667 147.3559658 -101.1794 -46.1765661
9.6 158.3813585 -79.2449842 -79.1363743
10.13333 147.4508606 -46.5611814 -100.889679
10.66667 136.4535052 -14.7221489 -121.731356
11.2 121.6566959 14.5705599 -136.227256
11.73333 101.1806536 46.17510637 -147.35576
12.26667 79.24684353 79.13293362 -158.379777
12.8 46.56541183 100.8849952 -147.450407
13.33333 14.72442874 121.7286679 -136.453097
13.86667 -14.5714933 136.2251902 -121.653697
14.4 -46.1743393 147.3552682 -101.180929
14.93333 -79.134338 158.3815114 -79.2471734
15.46667 -100.886959 147.4504863 -46.5635277
16 -121.729668 136.4536096 -14.7239416

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-3
Tabel B4. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 1000 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.4 -181.612963 162.2060484 19.40691426
0.8 -196.465838 134.9184245 61.54741364
1.2 -211.177842 105.6614021 105.5164396
1.6 -196.597562 62.11163464 134.4859278
2 -181.971671 19.62747943 162.3441914
2.4 -162.168792 -19.4477235 181.6165151
2.8 -134.923 -61.5460708 196.4690704
3.2 -105.660388 -105.517621 211.1780092
3.6 -62.1112419 -134.487569 196.5988112
4 -19.6265797 -162.344035 181.9706148
4.4 19.43925056 -181.609855 162.170604
4.8 61.5429302 -196.466562 134.9236317
5.2 105.5167391 -211.176644 105.6599051
5.6 134.4846457 -196.598173 62.11352714
6 162.343456 -181.973534 19.6300777 211.1778768 211.1781024 211.1780092 149.3253
6.4 181.6124645 -162.168363 -19.4441014
6.8 196.4690528 -134.922327 -61.5467258
7.2 211.1778768 -105.658094 -105.519783
7.6 196.5985882 -62.1095818 -134.489006
8 181.9710709 -19.6255187 -162.345552
8.4 162.1721008 19.44307291 -181.615174
8.8 134.9238048 61.54463478 -196.46844
9.2 105.6606636 105.5152977 -211.175961
9.6 62.11520411 134.4827422 -196.597946
10 19.62854448 162.3419778 -181.970522
10.4 -19.444318 181.612435 -162.168117
10.8 -61.5436849 196.46793 -134.924245
11.2 -105.517079 211.1781024 -105.661023
11.6 -134.485368 196.5980809 -62.1127131
12 -162.3433 181.9711958 -19.6278953

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-4
Tabel B5. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 250 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
1.6 -90.8436387 81.15213322 9.691505468
3.2 -98.2384318 67.43143488 30.80699691
4.8 -105.585617 52.83793713 52.74767966
6.4 -98.3019208 31.00868014 67.29324068
8 -90.9328707 9.821157565 81.11171314
9.6 -81.146249 -9.69896499 90.84521403
11.2 -67.4310712 -30.8082793 98.23935056
12.8 -52.8378693 -52.7481053 105.5859746
14.4 -31.0084906 -67.2940307 98.30252136
16 -9.82068433 -81.111647 90.93233134
17.6 9.694728029 -90.8417961 81.14706808
19.2 30.80679529 -98.2381041 67.43130886
20.8 52.74757357 -105.585412 52.83783798
22.4 67.29266956 -98.3021641 31.00949455
24 81.11133349 -90.9338139 9.822480415 105.5859267 105.5860112 105.5859746 74.66052
25.6 90.84313297 -81.1459582 -9.69717478
27.2 98.23939259 -67.4307901 -30.8086025
28.8 105.5859267 -52.8367761 -52.7491506
30.4 98.30236375 -31.0075571 -67.2948066
32 90.93256044 -9.82017693 -81.1123835
33.6 81.14785155 9.696598266 -90.8444498
35.2 67.43157516 30.80755545 -98.2391306
36.8 52.83799798 52.7469829 -105.584981
38.4 31.01035979 67.29165646 -98.3020162
40 9.821734299 81.11060761 -90.9323419
41.6 -9.69721818 90.8430548 -81.1458366
43.2 -30.8071847 98.2389302 -67.4317455
44.8 -52.7477743 105.5860112 -52.8382369
46.4 -67.2930007 98.30210825 -31.0091076
48 -81.1112667 90.93265124 -9.82138452

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-5
Tabel B6. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 500 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.8 -181.660296 162.2695376 19.39075864
1.6 -196.475729 134.885441 61.59028789
2.4 -211.172557 105.6674356 105.5051212
3.2 -196.602272 62.05231848 134.5499535
4 -181.903446 19.63666879 162.2667773
4.8 -162.246804 -19.4154888 181.6622928
5.6 -134.886281 -61.5918008 196.4780814
6.4 -105.667377 -105.505891 211.1732685
7.2 -62.051927 -134.551518 196.6034446
8 -19.6348617 -162.267042 181.9019039
8.8 19.40625757 -181.655333 162.2490758
9.6 61.58853376 -196.475502 134.8869687
10.4 105.505084 -211.171993 105.6669086
11.2 134.5487754 -196.602772 62.05399625
12 162.2660339 -181.905342 19.63930806 211.1731873 211.1733576 211.1732685 149.322
12.8 181.6582545 -162.246357 -19.4118978
13.6 196.4780306 -134.885588 -61.5924427
14.4 211.1731873 -105.665152 -105.508035
15.2 196.6031512 -62.050074 -134.553077
16 181.9028508 -19.6347229 -162.268128
16.8 162.2501039 19.4108629 -181.660967
17.6 134.887241 61.59041148 -196.477653
18.4 105.6675425 105.503494 -211.171036
19.2 62.05569843 134.5467833 -196.602482
20 19.6378049 162.2645978 -181.902403
20.8 -19.4121086 181.6581871 -162.246078
21.6 -61.5894593 196.4769943 -134.887535
22.4 -105.505299 211.1733576 -105.668058
23.2 -134.549455 196.6026485 -62.053194
24 -162.265891 181.9030181 -19.6371273

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-6
Tabel B7. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 750 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.533333 -272.453443 243.3551707 29.09827188
1.066667 -294.707907 202.355791 92.35211647
1.6 -316.762197 158.4940582 158.2681385
2.133333 -294.900314 93.12561383 201.7747004
2.666667 -272.907904 29.44722107 243.460683
3.2 -243.308462 -29.1480603 272.4565222
3.733333 -202.359962 -92.352236 294.7121979
4.266667 -158.493354 -158.269535 316.7628881
4.8 -93.1251549 -201.776966 294.902121
5.333333 -29.445665 -243.460651 272.9063162
5.866667 29.13542345 -272.446536 243.311113
6.4 92.34741133 -294.708366 202.3609542
6.933333 158.2682543 -316.760924 158.4926694
7.466667 201.7728636 -294.901135 93.12827172
8 243.459571 -272.910728 29.45115667 316.7627182 316.7630219 316.7628881 223.9851
8.533333 272.4504629 -243.307795 -29.1426676
9.066667 294.7121443 -202.358929 -92.3532157
9.6 316.7627182 -158.489983 -158.272735
10.13333 294.9017187 -93.12236 -201.779359
10.66667 272.9070134 -29.4443023 -243.462711
11.2 243.3133917 29.14112101 -272.454513
11.73333 202.3612765 92.35022996 -294.711506
12.26667 158.493709 158.2658484 -316.759557
12.8 93.13079831 201.7699167 -294.900715
13.33333 29.44889457 243.4574081 -272.906303
13.86667 -29.1429909 272.4503833 -243.307392
14.4 -92.3486775 294.7105362 -202.361859
14.93333 -158.268675 316.7630219 -158.494347
15.46667 -201.773901 294.9009455 -93.1270449
16 -243.459354 272.9072461 -29.4478918

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-7
Tabel B8. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 1000 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.4 -363.226195 324.4124091 38.81378562
0.8 -392.931695 269.8368275 123.0948672
1.2 -422.355681 211.3228451 211.0328354
1.6 -393.195144 124.2232676 268.9718762
2 -363.94332 39.25495418 324.6883657
2.4 -324.33775 -38.895285 363.2330352
2.8 -269.845831 -123.092311 392.9381421
3.2 -211.320783 -211.03521 422.3559925
3.6 -124.222472 -268.975171 393.1976426
4 -39.2531659 -324.688064 363.9412299
4.4 38.87850191 -363.219709 324.3412067
4.8 123.0858142 -392.933055 269.8472411
5.2 211.0335107 -422.353335 211.3198245
5.6 268.9693066 -393.19637 124.2270636
6 324.6869153 -363.947069 39.26015389 422.3557514 422.3562049 422.3559925 298.6506
6.4 363.225175 -324.336984 -38.8881911
6.8 392.9378731 -269.844397 -123.093476
7.2 422.3557514 -211.316199 -211.039553
7.6 393.197161 -124.219149 -268.978012
8 363.9421412 -39.2510371 -324.691104
8.4 324.3442019 38.88614549 -363.230347
8.8 269.8476667 123.0895328 -392.9372
9.2 211.3212652 211.0303104 -422.351576
9.6 124.2304072 268.9655084 -393.195916
10 39.25709586 324.6839546 -363.94105
10.4 -38.8886381 363.2248699 -324.336232
10.8 -123.087369 392.9358591 -269.84849
11.2 -211.034159 422.3562049 -211.322046
11.6 -268.970735 393.1961592 -124.225425
12 -324.686598 363.9423927 -39.2557942

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

B-8
LAMPIRAN C
(Nilai Tegangan Antar Fasa Model Generator 12 Slot 14 Pole)

Tabel C1. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 250 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
1.14286 35.13126334 -39.5425887 4.411325378
2.28572 28.93184204 -41.9546271 13.02278504
3.42858 20.45400721 -40.8382789 20.38427174
4.57144 13.11999154 -42.0846871 28.96469554
5.7143 4.231505408 -39.5001721 35.26866674
6.85716 -4.33141313 -35.263692 39.59510509
8.00002 -13.0284156 -29.0008989 42.02931446
9.14288 -20.4264645 -20.3933041 40.81976863
10.28574 -29.0337533 -13.0681522 42.10190555
11.4286 -35.1991243 -4.35956228 39.55868661
12.57146 -39.534628 4.352792282 35.18183567
13.71432 -42.0464212 13.06569783 28.98072338
14.85718 -40.8506291 20.38679892 20.46383018
16.00004 -42.0768013 28.97924369 13.09755759
17.1429 -39.4917226 35.28740966 4.204312907 42.09160077 41.9624611 42.10190555 29.76326
18.28576 -35.173561 39.54311337 -4.36955232
19.42862 -28.9860863 41.9624611 -12.9763748
20.57148 -20.4136526 40.86069815 -20.4470456
21.71434 -12.9655467 41.9545292 -28.9889825
22.8572 -4.33518676 39.53220137 -35.1970146
24.00006 4.230755977 35.28905616 -39.5198121
25.14292 13.09561156 28.96196603 -42.0575776
26.28578 20.45935255 20.4033795 -40.8627321
27.42864 29.00484397 13.0590338 -42.0638778
28.5715 35.19416418 4.326757927 -39.5209221
29.71436 39.57158779 -4.36750121 -35.2040866
30.85722 42.09160077 -13.0557832 -29.0358176
32.00008 40.81525056 -20.3933724 -20.4218782
33.14294 42.0371047 -29.026881 -13.0102237
34.28571 39.57309515 -35.2536767 -4.31941844

(Sumber: Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-1
Tabel C2. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 500 rpm
Time(ms) Voltage(V) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.58095 70.16147493 -79.1220692 8.960594308
1.1619 57.43595447 -83.8682395 26.43228506
1.74285 40.29332013 -81.6868609 41.39354073
2.3238 25.28805018 -84.1883267 58.90027649
2.90475 7.160977109 -78.3578039 71.19682676
3.4857 -10.2672264 -69.7569472 80.0241736
4.06665 -27.7383362 -56.0209972 83.75933342
4.6476 -42.768174 -38.9600931 81.72826708
5.22855 -60.5033512 -23.8270854 84.33043665
5.8095 -71.6862605 -5.94240658 77.62866704
6.39045 -80.5009228 11.71935661 68.78156623
6.9714 -83.7949524 29.16128656 54.63366584
7.55235 -81.8972545 44.02940858 37.86784591
8.1333 -83.9414684 61.64816883 22.29329961
8.71425 -76.8715018 72.53210225 4.339399545 83.14975024 83.71506338 84.33043665 58.79575
9.2952 -68.0820899 81.35190652 -13.2698166
9.87615 -53.0297683 83.24561736 -30.2158491
10.4571 -36.4190827 81.92257193 -45.5034892
11.03805 -20.9073195 83.71506338 -62.8077439
11.619 -3.05921164 76.28443901 -73.2252274
12.19995 14.54870863 67.33134601 -81.8800546
12.7809 31.66192209 51.42159998 -83.0835221
13.36185 46.90097905 35.42135156 -82.3223306
13.9428 64.0633285 19.47584215 -83.5391706
14.52375 73.84573858 1.55650671 -75.4022453
15.1047 82.64259932 -16.2625665 -66.3800328
15.68565 82.82493476 -32.7010266 -50.1239082
16.2666 82.41240289 -48.3213756 -34.0910273
16.84755 83.14975024 -65.1633891 -17.9863612
17.14286 76.99232782 -72.5338735 -4.45845433
(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-2
Tabel C3. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 750 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.381 105.2947035 -118.518361 13.2236575
0.762 86.8198337 -125.863071 39.04323753
1.143 61.39902832 -122.508826 61.10979737
1.524 39.37324956 -126.284918 86.91166801
1.905 12.68127592 -118.473829 105.7925531
2.286 -12.9900235 -105.815499 118.805522
2.667 -39.0872421 -86.9757758 126.0630179
3.048 -61.2547917 -61.205792 122.4605837
3.429 -87.1261161 -39.219558 126.3456741
3.81 -105.589063 -13.0420999 118.631163
4.191 -118.634743 13.07957852 105.5551645
4.572 -126.121268 39.20966504 86.91160275
4.953 -122.549372 61.13969314 61.40967841
5.334 -126.259896 86.98684426 39.27305171
5.715 -118.430064 105.8655711 12.56449314 126.2464192 125.9015504 126.3456741 89.2697
6.096 -105.530873 118.6665476 -13.1356747
6.477 -86.9062353 125.8606184 -38.9543831
6.858 -61.2319608 122.5807437 -61.3487829
7.239 -38.8774232 125.9015504 -87.0241272
7.62 -12.9480676 118.5467397 -105.598672
8.001 12.74818569 105.8570948 -118.605281
8.382 39.33477073 86.81608515 -126.150856
8.763 61.38476466 61.2049203 -122.589685
9.144 87.08946288 39.13404317 -126.223506
9.525 105.6014008 12.89691048 -118.498311
9.906 118.7738677 -13.1673978 -105.60647
10.287 126.2464192 -39.2190011 -87.0274181
10.668 122.4375378 -61.21198 -61.2255578
11.049 126.1548335 -87.174961 -38.9798725
11.42857 118.6766729 -105.760264 -12.9164091

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-3
Tabel C4. Nilai Tegangan Antar Fasa, 100 Lilitan per Slot pada Kecepatan 1000 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.285714 140.3237037 -157.946729 17.62302516
0.571429 115.7915364 -167.823773 52.03223651
0.857143 81.89978515 -163.3384 81.43861522
1.142857 52.53016422 -168.399043 115.8688787
1.428571 16.92912467 -157.962501 141.0333762
1.714286 -17.2824556 -141.11879 158.4012459
2 -52.0798372 -115.994792 168.074629
2.285714 -81.6131852 -81.6649868 163.278172
2.571429 -116.127598 -52.353615 168.4812129
2.857143 -140.752352 -17.4274233 158.179775
3.142857 -158.165037 17.38612352 140.7789136
3.428571 -168.15289 52.21735524 115.9355347
3.714286 -163.396066 81.437195 81.9588708
4 -168.365851 115.926869 52.43898231
4.285714 -157.921038 141.1095011 16.81153712 168.328329 167.8818152 168.4812129 119.0261
4.571429 -140.761154 158.1930495 -17.4318955
4.857143 -115.949229 167.8093459 -51.860117
5.142857 -81.7348231 163.4383045 -81.7034814
5.428571 -51.935336 167.8818152 -115.946479
5.714286 -17.3515615 158.0945102 -140.742949
6 16.90200735 141.2046412 -158.106649
6.285714 52.34729238 115.8451364 -168.192429
6.571429 81.72350901 81.72580112 -163.44931
6.857143 116.0198764 52.29618026 -168.316057
7.142857 140.7379062 17.29602938 -158.033936
7.428571 158.3118615 -17.4317542 -140.880107
7.714286 168.328329 -52.1701707 -116.158158
8 163.2489338 -81.4809246 -81.7680093
8.285714 168.2130191 -116.107269 -52.1057498
8.571429 158.2586646 -140.969373 -17.2892916

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-4
Tabel C5. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 250 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
1.14286 70.26264363 -79.0852734 8.822629783
2.28572 57.86373993 -83.9092899 26.04554998
3.42858 40.90795727 -81.676522 40.76856475
4.57144 26.23998167 -84.169373 57.92939134
5.7143 8.462861175 -79.0002623 70.53740111
6.85716 -8.66267254 -70.5274765 79.19014903
8.00002 -26.0568327 -58.0017862 84.05861884
9.14288 -40.8529293 -40.7866111 81.63954042
10.28574 -58.0675069 -26.1363038 84.20381075
11.4286 -70.3982483 -8.71912509 79.11737343
12.57146 -79.0692638 8.705597855 70.36366597
13.71432 -84.0928296 26.13137887 57.96145074
14.85718 -81.7012645 40.77359598 40.92766853
16.00004 -84.1536064 57.95849991 26.19510653
17.1429 -78.9834478 70.57479905 8.408648796 84.18321535 83.92492205 84.20381075 59.52652
18.28576 -70.3471141 79.08624 -8.73912591
19.42862 -57.9721735 83.92492205 -25.9527485
20.57148 -40.8273044 81.72139636 -40.8940919
21.71434 -25.930643 83.90888194 -57.9782389
22.8572 -8.67082596 79.06457868 -70.3937527
24.00006 8.461552343 70.57808759 -79.0396399
25.14292 26.19114229 57.9239317 -84.115074
26.28578 40.91878239 40.80670834 -81.7254907
27.42864 58.0096531 26.11814431 -84.1277974
28.5715 70.38832845 8.653515382 -79.0418438
29.71436 79.14317051 -8.73500577 -70.4081647
30.85722 84.18321535 -26.1115644 -58.071651
32.00008 81.63049197 -40.7867434 -40.8437486
33.14294 84.07420982 -58.0537619 -26.0204479
34.28571 79.14619028 -70.5073534 -8.63883685

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-5
Tabel C6. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 500 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.58095 140.3227347 -158.244048 17.9213134
1.1619 114.8717975 -167.736389 52.86459127
1.74285 80.58676108 -163.373819 82.7870579
2.3238 50.57596866 -168.376585 117.8006162
2.90475 14.32204115 -156.715533 142.3934914
3.4857 -20.534439 -139.514035 160.0484744
4.06665 -55.4766423 -112.041995 167.5186372
4.6476 -85.5363396 -77.9202728 163.4566123
5.22855 -121.006712 -47.6540849 168.6607968
5.8095 -143.372523 -11.8848111 155.2573345
6.39045 -161.001864 23.43873474 137.5631288
6.9714 -167.589887 58.32255131 109.2673352
7.55235 -163.794509 88.05881721 75.73569201
8.1333 -167.882937 123.2963377 44.58659909
8.71425 -153.743 145.0641998 8.678799679 166.299528 167.4302924 168.6607968 119.2612
9.2952 -136.164121 162.7039424 -26.5398211
9.87615 -106.059364 166.4911496 -60.431786
10.4571 -72.838348 163.8450293 -91.0066812
11.03805 -41.8146955 167.4302924 -125.615597
11.619 -6.11837245 152.5687443 -146.450372
12.19995 29.0973676 134.6627378 -163.760105
12.7809 63.32384016 102.8431829 -166.167023
13.36185 93.80190963 70.84277873 -164.644688
13.9428 128.1267144 38.95161961 -167.078334
14.52375 147.6914994 3.113024613 -150.804524
15.1047 165.2851738 -32.5251402 -132.760034
15.68565 165.6498698 -65.4020537 -100.247816
16.2666 164.8247779 -96.6427237 -68.1820542
16.84755 166.299528 -130.326805 -35.9727225
17.14286 153.9846575 -145.067748 -8.91690976

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-6
Tabel C7. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 750 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.381 210.5897597 -237.037138 26.44737822
0.762 173.639689 -251.726173 78.08648426
1.143 122.7980365 -245.01762 122.2195836
1.524 78.74664239 -252.569775 173.8231331
1.905 25.36274989 -236.947916 211.5851659
2.286 -25.9803822 -211.630787 237.6111695
2.667 -78.1744858 -173.951567 252.1260531
3.048 -122.509588 -122.41158 244.9211679
3.429 -174.251917 -78.4395694 252.6914864
3.81 -211.178338 -26.0836296 237.2619678
4.191 -237.269609 26.15906848 211.1105403
4.572 -252.242386 78.41925729 173.8231289
4.953 -245.098879 122.2794265 122.8194529
5.334 -252.519828 173.9737043 78.54612365
5.715 -236.859988 211.7312443 25.12874338 252.4927714 251.8030956 252.6914864 178.5394
6.096 -211.061827 237.3329936 -26.2711668
6.477 -173.812406 251.7212918 -77.9088855
6.858 -122.464009 245.1614127 -122.697404
7.239 -77.7548172 251.8030956 -174.048278
7.62 -25.8961567 237.0934913 -211.197335
8.001 25.49641045 211.7141596 -237.21057
8.382 78.66959563 173.6322985 -252.301894
8.763 122.7695483 122.4096291 -245.179177
9.144 174.1788041 78.26820526 -252.447009
9.525 211.2028103 25.7938156 -236.996626
9.906 237.5477488 -26.3349076 -211.212841
10.287 252.4927714 -78.4378833 -174.054888
10.668 244.8751343 -122.423966 -122.451168
11.049 252.3096677 -174.349928 -77.9597399
11.42857 237.3533586 -211.520539 -25.8328192

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-7
Tabel C8. Nilai Tegangan Antar Fasa, 200 Lilitan per Slot pada Kecepatan 1000 rpm
Time(ms) E r-s(Volt) E s-t(Volt) E t-r(Volt) E r-s Max(volt) E s-t Max(volt) E t-r Max(volt) Erms
0 0 0 0
0.285714 280.647342 -315.894573 35.24723143
0.571429 231.5829895 -335.647444 104.0644549
0.857143 163.7995808 -326.67681 162.8772293
1.142857 105.0603222 -336.798086 231.7377635
1.428571 33.85869333 -315.925212 282.0665183
1.714286 -34.565325 -282.237369 316.8026943
2 -104.159688 -231.989549 336.1492365
2.285714 -163.226383 -163.330012 326.5563957
2.571429 -232.255119 -104.707375 336.9624939
2.857143 -281.504623 -34.8547105 316.3593333
3.142857 -316.330143 34.77224225 281.5579004
3.428571 -336.305868 104.4347279 231.8711404
3.714286 -326.792154 162.8742274 163.9179261
4 -336.731611 231.8539335 104.8776771
4.285714 -315.842292 282.2189402 33.62335194 336.6572259 335.7636389 336.9624939 238.0526
4.571429 -281.522101 316.3861258 -34.8640247
4.857143 -231.898522 335.6186944 -103.720172
5.142857 -163.469642 326.8766097 -163.406967
5.428571 -103.870689 335.7636389 -231.89295
5.714286 -34.703108 316.1890119 -281.485904
6 33.80376351 282.4094377 -316.213201
6.285714 104.6948442 231.6901192 -336.384963
6.571429 163.4468962 163.4516526 -326.898549
6.857143 232.0398737 104.5923056 -336.632179
7.142857 281.4758057 34.59206118 -316.067867
7.428571 316.6231436 -34.8631571 -281.759986
7.714286 336.6572259 -104.340708 -232.316518
8 326.4978797 -162.961831 -163.536049
8.285714 336.4260985 -232.214548 -104.211551
8.571429 316.5172954 -281.938737 -34.5785582

(Sumber : Hasil Simulasi Menggunakan Infolytica MagNet)

C-8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muhammad Ilham, Lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat


pada tanggal 23 Desember 1994 merupakan anak pertama dari
dua bersaudara pasangan Feframju dan Nova Liza yang
beralamat di Jln. Padang Panjang – Solok km 20, Jorong Mato
Aia, Nagari Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan,
Kabupaten Tanah Datar.
email : ilham2355@gmail.com
WhatsApp : 081372815923

Pengalaman pendidikan yang dilalui dimulai pada Sekolah Dasar di SD Negeri 19 Batipuh
tahun 2001 s/d 2007 dan melanjutkan di MTsN Padang Panjang tahun 2007 s/d 2010. Setelah
menyelesaikan pendidikan di MTsN, pendidikan dilanjutkan di SMA Negeri 3 Padang
Panjang tahun 2010 – 2013. Setelah lulus SMA kemudian penulis melanjutkan studi Pada
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau pada Konsentrasi Energi tahun 2013. Penulis menyelesaikan masa studi
pada tahun 2018 dengan penelitian Tugas Akhir berjudul “ Analisis Optimasi Performa
Desain Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Radial ”.

Anda mungkin juga menyukai