oleh :
11850512435
PEKANBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANALISA SISTEM VARIABLE FREQUENCY DRIVE (VFD) PADA
PENGONTROLAN MOTOR SEPARATOR 6R1S01 RAW MILL INDARUNG VI
PT. SEMEN PADANG
Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas sains dan teknlogi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
ABSTRAK
Kemajuan perkembangan teknologi di dunia saat ini sangat pesat, salah satunya adalah
teknologi di dunia industri. Pada dunia industri saat ini penggunaan teknologi sudah tidak
asing lagi, salah satunya penggunaan teknologi pada sistem kontrol. Salah satu teknologi
yang digunakan ialah VFD (Variable Frequency Drive), VFD merupakan suatu alat yang
dipergunakan untuk mengkonversi tegangan dan arus searah menjadi tegangan bolak balik
dengan keluaran tegangan dan frekuensi yang dapat diatur (inverter). Target yang ingin
penulis capai dari kegiatan kerja praktek di PT. Semen Padang yaitu penulis mampu
memahami sistem kerja dan sistem kontrol dari Motor Separator. Maka pada kegiatan kerja
praktek ini penulis melakukan pengamatan dari sistem kerja dan sistem kontrol mulai dari
cara membuat project baru untuk motor separator serta komponen apa saja yang ada pada
motor separator di storage Indarung VI PT. Semen Padang. Hasil yang penulis dapatkan
dari pengamatan yaiu portal motor separator digunakan untuk menarik bahan halus
material yang selanjutnya akan ditransport ke cyclone sedangkan untuk yang belum halus
akan diproses kembali di Mill untuk di giling kembali.
ABSTRACT
The progress of technological development in the world today is very fast, one of which is
technology in the industrial world. In today's industrial world, the use of technology is no
longer strange, one of which is the use of technology in the control system. One of the
technologies used is VFD (Variable Frequency Drive), VFD is a device used to convert
direct voltage and direct current into alternating voltage with adjustable voltage and
frequency output (inverter). The target writer wants to achieve from practical work
activities at PT. Semen Padang, namely the authors are able to understand the work
system and control system of the Motor Separator. So in this practical work activity the
authors make observations of the work system and control system starting from how to
create a new project for the separator motor and what components are on the separator
motor in the storage of Indarung VI PT. Semen Padang. The results that the authors get
from observations are that the portal motor separator is used to pull the fine material
which will then be transported to the cyclone, while those that are not yet refined will be
reprocessed at the mill to be milled again.
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di
PT. Semen Padang dengan baik. Adapun judul yang di penulis ambil ialah “Analisa
Sistem Variable Frequency Drive (VFD) Pada Pengontrolan Motor Separator
6R1S01 Raw Mill Indarung VI PT. Semen Padang”. Kerja Praktek ini dilaksanakan
dari 1 Februari sampai dengan 3 Maret 2021.
Hambatan selalu penulis hadapi, baik dalam pelaksanaan maupun dalam penyusunan
laporan Kerja Praktek ini. Akan tetapi berkat izin Allah SWT dan berkat bimbingan,
bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat melalui hambatan
yang dihadapi hingga akhirnya laporan Kerja Praktek dapat terselesaikan. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
2. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah memberikan semangat, dukungan moril
maupun materil serta do‟a yang tiada hentinya kepada penulis.
3. Ibu Ewi Ismaredah, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak Mulyono, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi Teknik Elektro
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Ibu Marhama Jelita, S.Pd., M.Sc., selaku Koordinator Kerja Praktek yang banyak
membantu penulis dalam masalah Kerja Praktek.
6. Bapak Dr. Alex Wenda S.T, M.Eng., selaku Pembimbing Kerja Praktek penulis yang
selalu memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan kegiatan Kerja
Praktek.
7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. Semen Padang yang telah menerima penulis
untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Semen Padang
8. Bapak Dian Eka Prasetyawan, S.T., Selaku Ka. Unit Pemeliharan Listrik dan
Instrrument II PT. Semen Padang.
9. Bapak Zulvawarman, S.T., selaku Ka. Sie Pemeliharan Listrik dan Instrument II
RKC Indarung V/VI PT. Semen Padang.
10. Bapak Budi Rahmat, S.T., Selaku Kepala Urusan Raw Mill VI Pemeliharaan Listrik
dan Instrumentasi II PT.Semen Padang.
11. Bapak Arief Rahman selaku pembimbing lapangan Kerja Praktek yang telah
memberikan bimbingan dilapangan serta membantu penulis dalam hal pengumpulan
data laporan Kerja Praktek ini.
12. Seluruh Personil Unit PLI II Raw Mill VI PT. Semen Padang, khususnya kepada
Bang Mulyadi, Bang Novriadi, Bang Chandra dan Bang Mardianto yang telah turut
membantu dan membimbing penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.
13. Sahabat dan teman Kerja Praktek penulis Surya Andy Wananda, Muhammad Afif
Luthfie Adrian dan Farrel Agustino Putra yang membantu penulis selama Kerja
Praktek berlangsung di PT. Semen Padang.
14. Terima kasih juga kepada teman-teman Universitas Negeri Padang, M. Zikri
Andrekha dan Zaki Yuanda Putra serta Teman Politeknik Negeri Padang Fajrian JR
yang telah membantu penulis dalam setiap kegiatan lapangan selama Kerja Praktek
15. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang
membantu penulis dari awal melaksanakan Kerja Praktek sampai penulis
dapatmenyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan semoga
tugas laporan ini bermanfaat, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaannya,
dan dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya, sehingga laporan Kerja
Praktek ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
NIM : 11850512435
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... I-1
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. I-2
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................................ I-2
i
BAB IV TEORI
4.1 Vertical Roller Mill Indatung VI PT. Semen Padang .................................. IV-1
4.2 Motor Separator 6R1S01 ............................................................................. IV-3
4.3 VFD (Variable Frequency Drive)................................................................ IV-6
4.3.1 Hubungan Frekuensi Listrik Dengan Kecepatan Putaran Motor........ IV-8
4.3.2 Pengaturan Kecepatan Motor AC ....................................................... IV-8
ii
BAB VII PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Daftar Halaman
Gambar 3.4 Storage Silica Pabrik Indarung VI PT Semen Padang ........................... III-7
Gambar 3.5 Raw feed Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .................................. III-8
Gambar 3.6 Raw Mill Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .................................. III-8
Gambar 3.7 Cyclone Preheater Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .................... III-9
Gambar 3.9 Klinker Silo Pabrik Indarung VI PT Semen Padang ............................... III-10
Gambar 3.10 Cement Mill Pabrik Indarung VI PT Semen Padang ............................ III-10
iv
Gambar 3.21 Panel NDB ............................................................................................ III-18
Gambar 6.4 Wiring Diagram Control Unit VFD ACS880-07 ................................... VI-4
Gambar 6.5 Wiring Diagram MCCB UPS Supply 230 VAC ..................................... VI-5
Gambar 6.7 Wiring Diagram Modul Adaptor PROFIBUS FPBA-01 ....................... VI-6
v
Gambar 6.14 Sistem Koneksi VFD pada Motor Separator ........................................ VI-10
Gambar 6.21 Tampilan HMI Sistem Interlocking Motor Separator 6R1S01 ............ VI-17
Gambar 6.24 Manual Setpoint & Actual Values Motor Separator ............................. VI-20
Gambar 6.30 Pengontrolan suhu Separator Motor Bearing NDE .............................. VI-24
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 Bahan Baku Penolong dan 3rd Material Pembuatan Semen ................................... III-7
vi
5.1 Schedule Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data ........................................... V-2
vii
I BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan perkembangan teknologi di dunia saat ini sangat pesat, salah satunya adalah
teknologi di dunia industri. Pada dunia industri saat ini penggunaan teknologi sudah tidak
asing lagi, salah satunya penggunaan teknologi pada sistem kontrol, berbagai macam
sistem kontrol yang dipakai oleh perusahaan salah satu nya sistem kontrol Variable
Frequency Drive (VFD), yang dimana secara sederhananya VFD digunakan dengan cara
merubah frekuensi atau tegangan sehingga kecepatan motor dapat diatur sesuai keinginan
yang di inginkan.
Di PT. Semen Padang, di Pabrik Indarung VI di Unit Raw Mill, VFD biasanya
digunakan untuk mengatur kecepatan motor yang terdapat disetiap unit, disetiap unit
kebanyakan terdapat motor induksi yang digunakan sebagai penggerak pada proses-proses
yang terdapat pada proses pemproduksian semen, sebagai contoh yakni proses separating,
proses separating menggunakan motor induksi bertegangan tinggi agar dapat
menggerakkan equipment atau unit yang berat. Untuk menggerakkan kecepatan motor
separator yang diinginkan, VFD yang digunakan pada proses Separating ini yakni VFD
ACS880-07 yang letak alatnya berada di Local Control Panel, jenis motor yang digunakan
yakni motor Separator 6R1S01.
Pada kali ini penulis akan membahas bagaimana cara pengontrolan Motor Separator
dengan menggunakan Variable Frequency Drive sebagai sistem kontrol yang digunakan
yakni diantaranya pengontrolan kecepatan motor, pengontrolan suhu pada motor separator
dan sebagainya.
I-1
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa itu Motor Separator 6R1S01 ?
b. Bagaimana sistem kerja dari pengontrolan Variable Frequency Drive pada Motor
Separator 6R1S01?
c. Permasalahan apa yang terjadi pada Pengontrolan Motor Separator 6R1S01 dan
bagaimana sistem perawatan yang digunakan ?
1.4 TujuanPenulisan
a. Menjelaskan Motor Separator dan bentuk komponen pada Motor Separator 6R1S01
b. Menjelaskan sistem kerja kontrol Variable Frequency Drive Pada Motor Separator
6R1S01
c. Menjelaskan bagaimana permasalahan yang terjadi pada Variable Frequency Drive
ACS880-07
d. Menjelaskan cara perawatan alat alat pada sistem kontrol tersebut
I-2
II BAB II
2.1 Sasaran
II-1
a. Menjalin kerjasama yang produktif dengan Perguruan Tinggi, yaitu program
studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau.
b. Peluang mencari solusi dari masalah keteknikan yang belum sempat dikerjakan
karena kesibukan rutin.
2.2 Manfaat
Melalui pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan sasaran-sasaran diatas dapat
terwujud yang mana membuat hubungan antara program studi teknik elektro UIN SUSKA
Riau dengan institusi kerja praktek dapat terus berlanjut kedepannya. Dan juga ilmu yang
didapat ditempat kerja praktek dapat di implementasikan oleh mahasiswa kerja praktek
dikemudian harinya.
Dari pelaksanaan kerja praktek di PT. Semen Padang dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, antara lain :
II-2
2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program studi Teknik Elektro konsentrasi
instrumentasi UIN SUSKA Riau untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil
sesuai dengan kebutuhan dalam ranah industri.
3. Membuka peluang penelitian bagi dosen-dosen Pembimbing Kerja Praktek
terkait implementasi bidang ilmu Teknik Elektro di dunia kerja.
II-3
III BAB III
PT. SEMEN PADANG
III-1
pada tahun 1945, pabrik ini diambil alih oleh karyawan Indonesia dan selanjutnya
diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia dengan nama Kilang Semen Indarung.
Pada 5 Juli 1958 di Nasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dari Bangsa Belanda.
III-2
PT Semen Gresik Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga
Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01%. Pada tahun 2012 berdiri holding
company baru dengan nama PT Semen Indonesia Tbk yang sahamnya dimiliki mayoritas
oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar
48,09% dimiliki publik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. membawahi PT Semen
Padang (PTSP), PT Semen Gresik (PTSG), PT Semen Tonasa (PTST), dan Thang Long
Cement Company (TLCC) di Vietnam serta perusahaan Solusi Bangun Indonesia pada
tahun 2019 lalu.
Visi : Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan
di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara.
Misi : Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk tekait lainnya yang
berorientasi kepada kepuasan pelanggan.Mengembangkan SDM yang kompeten,
profesional dan berintegritas tinggi.Meningkatkan kemampuan rekayasa dan
engineering untuk mengembangkan industri semen nasional.Memberdayakan,
mengembangkan dan mensinergikan sumber daya perusahaan yang berwawasan
dan lingkungan.Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan
memberikan yang terbaik kepada stakeholder[5].
III-3
Gambar 3.3 Struktur PT Semen Padang
Struktur organisasi PT Semen Padang bila dikelompokkan berdasarkan tugas dan
wewenang adalah sebagai berikut.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam rapat umum pemegang sahum (RUPS).
Tugas dewan ini secara umum adalah sebagai dewan pengarah (steering
committee) dan tempat berkonsultasi bagi direktur dalam mengambil suatu
keputusan.
a. Komisaris Utama: Muhammad Agus Samsudin
b. Komisaris: Prof. Dr. H. Werry Darta Taifur, S.E, M.A
c. Komisaris: Khairul Jasmi
2. Dewan Direksi
Dewan direksi terdiri dari Direktur Utama yang dibantu oleh dua direktur lain
yaitu Direktur Operasi dan Direktur Keuangan.
a. Direktur Utama: Yosviandri
Direktur utama merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap seluruh aktifitas dan jalannya perusahaan. Dalam menjalankan
aktivitasnya, Direktur Utama dibantu direktu-direktur dan staf ahli
bagian pengawasan intern serta program pengendalian mutu terpadu dan
lembaga-lembaga penunjang lainnya. Departemen yang langsung berada
III-4
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktur Utama
adalah:
1) Internal Audit
2) Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan
3) Bisnis Inkubasi Non-Semen
b. Direktur Operasi: Ir. Asri Mukhtar, M.M.
Direktur operasi membawahi beberapa departemen berikut.
1) Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
2) Departemen Tambang dan Pengolahan Bahan Baku
3) Departemen Produksi Terak
4) Departemen Produksi Semen
5) Departeman Pemeliharaan.
c. Direktur Keuangan: Tubagus Muhammad Dharury
Direktur Keuangan membawahi beberapa departemen sebagai
berikut:
1) Departemen Keuangan
2) Departemen Sumber Daya Manusia dan Umum
3)
Untuk operasionalnya masing-masing direksi dibantu oleh karyawan yang dibagi atas:
a. Karyawan Tetap
1) Staf, sebagai kepala departemen, biro, dan kepala bidang.
2) Non Staf, sebagai kepala regu (asisten supervisor segai penanggung jawab
distribusi dan kelancaran kerja di lingkungan seksinya) beserta bawahannya
b. Karyawan Outsourcing
Karyawan yang tidak memiliki nomor induk pegawai perusahaan dan masa kerja
seharian. Di samping itu, direktur utama bersama direktur lainnya juga membawahi
beberapa Anak Perusahaan dan Lembaga Penunjang (APLP) dan Panitia Pelaksana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Anak perusahaan yang ada sekarang
adalah:
1) PT. Igasar
2) PT. Yasiga sarana Utama
3) PT. Pasoka Sumber Karya
4) PT. Sepatim Batamtama
III-5
5) PT. Bima Sepaja Abadi
6) Koperasi Karyawan Semen Padang
7) Dana Pensiun Semen Padang
8) Yayasan Igasar
9) Yayasan Semen Padang
Ada empat bahan utama pada proses pembuatan semen, lalu ada dua bahan penolong
serta dua 3rd material yang menjadi bahan baku pembuat semen diantaranya yakni yang
ditunjukkan pada tabel berikut :
III-6
4. Pasir besi (iron sand) ±2% Supply: Cilacap
Tabel 3.2 Bahan Baku Penolong dan 3rd Material Pembuatan Semen
1. Bahan-bahan utama akan disimpan di storage yang sebelum nya material akan
melewati proses Crusher dan akan ditransport menggunakan conveyer ke raw feed. Di
raw feed, material akan ditakar sesuai kebutuhan dan akan melalui proses di raw mill.
III-7
Gambar 3.5 Raw feed Pabrik Indarung VI PT Semen Padang
2. Sebelum memasuki raw mill, material akan melewati magnetic separator dan metal
detector untuk memastikan bahwa tidak ada bongkahan logam pada material. Logam
yang terpisah akan ditampung dan masuk ke bagian reject material. Di raw mill,
material yang sudah melalui proses mixing, grinding, dan drying akan menjadi halus
dan akan di transport oleh gas ke separator, dimana material yang masih berbentuk
bongkahan akan dipisah dan akan kembali dihaluskan. Material yang berasal dari raw
mill disebut raw mix. Raw mix dipisahkan dengan gas di Bag Hause Filter dan
disimpan di silo.
III-8
3. Raw mix akan melalui proses preheating di cyclone preheater menggunakan gas panas
dengan suhu 800oC-900oC. Selain proses preheating, di sini juga dilakukan proses
kalsinasi yaitu penguraian material untuk mendapatkan kapur CaO dari senyawa
CaCO3. Dari pre-heater, raw mix diumpankan ke kiln.
4. Kiln adalah tabung besi dengan diameter 5,6 m dan panjang 84 m. Kiln dipasang
dengan kemiringan tertentu (dapat diatur) agar material dapat bergerak sepanjang kiln
dan diputar dengan kecepatan konstan (dapat diatur) agar pembakaran sempurna dan
merata. Kiln menggunakan bahan bakar berupa fine coal yang berasal dari dari
penggilingan coal (batu bara) di coal mill. Material yang telah mengalami pembakaran
di dalam kiln, selanjutnya didinginkan oleh pendingin (cooler) di cooling department
yang terletak pada bagian belakang kiln. Material yang keluar dari kiln disebut dengan
clinker yang memiliki suhu 150°C-200°C. Clinker kemudian disimpan di silo clinker
yang memiliki kapasitas 80.000 ton.
III-9
Gambar 3.9 Klinker Silo Pabrik Indarung VI PT Semen Padang
5. Clinker selanjutnya akan melalui proses penggilingan di cement mill. Di dalam cement
mill, clinker digiling bersama dengan bahan penolong (gypsum dan/ pozzolan) dan 3rd
material hingga mencapai tingkat kehalusan tertentu. Hasil penggilingan yang
merupakan semen siap pakai yang akan menuju separator. Pada separator, dilakukan
pemisahan material yang halus dengan yang kasar. Material yang kasar diumpankan
kembali menuju mill untuk dihaluskan kembali, sedangkan material yang halus dan
menjadi semen dimasukkan ke dalam silo semen dan akan di-packing untuk siap
dipasarkan. Pabrik Indarung VI dapat memproduksi semen sebanyak 1.500.000
ton/tahun.
III-10
6. Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang dibutuhkan, jadi tidak
ada penumpukan atau gudang semen untuk semen yang telah dikantongkan di pabrik.
Semen yang akan didistiribusikan ke wilayah yang relatif dekat, dilayani dengan
menggunakan truk seperti Sumatrea Barat, Jambi, dan Tapanuli Selatan yang
pengantongannya dilakukan di Indarung. Sedangkan pengantongan untuk pemasaran
yang akan di transportasikan melalui kapal laut dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur.
Semen yang diambil dari silo semen langsung menuju unit pengantongan dengan
menggunakan alat transportasi air slide conveyor. Setelah dikantongkan, semen
langsung dibawa dengan belt conveyor ke atas truk.
Pengantongan Semen PT Semen Padang Indonesia dilakukan pada dua tempat yaitu
Packing Plant Indarung (PPI) dan Packing Plant Teluk Bayur (PPTB). Pada PPI
terdapat 10 unit packer dan di Teluk Bayur terdapat 7 unit packer. Setiap unit
merupakan rotary packer dengan 10 spout dan berkapasitas 80 ton perjam.
Pengangkutan semen menuju Teluk Bayur, juga tersedia Packing Plant di Belawan,
Batam, dan Tanjung Priok. Dengan adanya packing plant di beberapa daerah maka
semen dikirimkan dalam bentuk curah.
PT Semen Padang memproduksi tiga jenis semen dengan perincian sebagai berikut:
Merupakan perekat hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak atau
Klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan
bahan tambahan yaitu berupa Kristal senyawa kalsium sulfat. Semen Portland ini
terdapat lima tipe dengan spesifikasi:
III-11
Gambar 3.11 Semen Portalnd Type I
III-12
c. Semen Portland tipe III
Standar:
1) Standar Nasional Indonesia: SNI 15-2049-2004
2) American Society for Testing and Materials: ASTM C 150-05
III-13
Untuk bangunan yang tahan panas hidrasi rendah seperti instalasi
pengolahan limbah dan konstruksi dalam air.
III-14
Jenis OWC yang diproduksi oleh PT Semen Padang adalah class G-HSR yaitu
jenis semen yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak dengan kedalaman 8000
kaki dan tahan terhadap sulfat tinggi.
Semen ini termasuk tipe Semen Portland Campur yang digunakan untuk
konstruksi ringan dengan kuat tekan karakteristik (fc) setinggi-tingginya 20 Mpa (200
kg/cm3) pada umur 28 hari.
Semen yang telah memenuhi pesyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI
15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-s. Dapat digunakan secara luas seperti:
III-15
Portland Cement CEM I 42.5 R-NA adalahtipe semen dengan kekuatan awal
yang paling tinggi, susut relatif pada waktu mengering serta tahan terhadap pembekuan
pada iklim dingin (frost) dan cocok di pakai untuk pekerjaan:
a. Kontruksi Terowongan/Bendungan.
b. Kontruksi Jalan Raya dan Jembatan.
c. Pengecoran Beton pada suhu yang dingin atau pengecoran akibat adanya
rembesan air.
d. Beton yang tahan terhadap alkalis reaktif.
e. Industri beton pracetak yang membutuhkan kekuatan tekan awal tinggi.
Selain semen diatas, PT Semen Padang juga menghasilkan tipe semen lain
diantaranya tipe semen CEM 32,5 R-NA dan tipe CEM 42,5 R-NA (keduanya
diekspor ke Jerman), dan tipe CEM 52,5 R-NA yang di ekspor ke Amerika. Semen
ini umumnya digunakan untuk bangunan dengan spesifikasi kuat tekan awal tinggi
dan memiliki tingkat penyusutan yang rendah. Biasanya digunakan untuk bangunan
bertingkat dan landasan pacu pesawat.
Untuk melayani beban digunakan bus bar tegangan tinggi dan tegangan rendah.
Bus bar yang digunakan untuk melayani beban terbuat dari tembaga dengan bentuk
lempengan yang dipasang sepanjang HTDB, MDB dan MCC serta dilengkapi oleh
isolator.
a. HTDB (High Tension Distribution Board)
Untuk melayani beban bertegangan tinggi berupa trafo dan motor, maka
III-16
pada masing-masing departemen digunakan HTDB 6,3 kV yang tersusun atas
beberapa cubicle yang dilengkapi dengan peralatan proteksi baik incoming
maupun beban. Listrik yang digunakan HTDB berasal dari GI dengan tegangan
150 kV dan diturunkan dengan trafo step down menjadi 6,3 kV.
III-17
c. MCC (Motor Control Centre)
MCC digunakan untuk melayani beban berupa motor dengan daya kecil
dari 90 kW, welding dan penerangan. MCC terdiri dari beberapa komponen yang
berisikan peralatan proteksi untuk masing-masing beban. Sementara itu, untuk
menghubungkan dan memutuskan suplai tegangan ke beban digunakan CB
(circuit breaker). Jenis yang banyak digunakan adalah jenis OCB, VCB dan SF6.
Oil, Vacum dan SF6 merupakan sarana yang digunakan untuk meredam spark
(loncatan bunga api) yang terjadi saat CB memutuskan arus yang tinggi.
NDB ialah sebuah alat yang mengatur untuk penghidupan hanya untuk
Welding serta Pencayahaan yang ada pada PT. Semen Padang
III-18
3.7 Sistem Kontrol PT. Semen Padang
Sistem kontrol merupakan perlengkapan yang sangat penting dalam proses produksi
modern. Keberadaan sistem kontrol dalam proses produksi berpengaruh langsung terhadap
kualitas dan kuantitas produksi. Dengan adanya sistem kontrol, kondisi peralatan di
lapangan dapat dimonitor sehingga apabila terjadi gangguan, sistem kontrol akan
mengindikasikan gangguan tersebut pada Operating Station. Dengan demikian, sistem
kontrol dapat menjaga agar proses produksi dapat berjalan secara optimal. Secara garis
besar, sistem kontrol di PT Semen Padang Pabrik Indarung VI dibagi atas:
III-19
Interlocking system diterapkan dalam operasi-operasi tertentu dalam sistem
kontrol. Berikut mode operasi yang digunakan.
a. Automatic Mode
b. Local Mode
Drive distart/distop secara individu dari tombol pushbutton di lapangan.
Interlocking system yang digunakan: PR-SA-STI.
d. Manual Mode
III-20
IV BAB IV
TEORI
4.1 Vertical Roller Mill Indarung VI PT. Semen Padang
Vertical Mill ialah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan proses penggilingan
bertekanan tinggi untuk menghancurkan bahan mentah yang ada di Industri Semen. Di
Departemen Raw Mill PT. Semen Padang, Vertical Roller Mill digunakan untuk
menggiling material silica, limestone, clay dan iron sand.
Jenis grinding mill yang yang ada di Indarung VI PT. Semen Padang adalah OK
Mill grinding System, yang terdiri dari 6 buah grinding roller berdiameter 2,3 m dan
memiliki kapasitas produksi 1000 t/h. OK Mill yang ada di Indarung VI PT. Semen Padang
merupakan Raw Mill terbesar di Asia, dengan lahan tambang yang amat luas, dibutuhkan
sistem produksi yang amat besar pula. Dapat dilihat gambar atau penampakan grinding
roller dan grinding table dapat dilihat pada gambar berikut.
IV-1
Gambar 4.2 Grinding Force Area
(Sumber : FLSmidth.com)
Keenam grinding roller pada gambar diatas, roller melakukan fungsi grinding
material diatas grinding table, grinding table diputar oleh motor melalui gearbox, material
yang di masukkan mengalami gaya centrifugal yang bekerja pada grinding table, dan
kemudian membawa material ke roller. Material yang telah di giling keluar dari table
memasuki area louvre ring, bertemu gas panas untuk pengeringan dan mengangkat
material halus menuju classifier. Material kasar yang tidak terangkat oleh gas panas, jatuh
melalui louvre ring ke ring duct yang berada di sekeliling grinding table dan selanjutnya di
keluarkan ke sistem reject, material yang masih kasar tersebut dipisahkan oleh classifier
dan dikembalikan ke grinding table melalui grit cone dan digiling kembali.
IV-2
Gambar 4.3 Metal detector
Sebelum masuk ke unit vertical mill akan terdapat tahap pendeteksian material
terhadap benda metal yang di mana pendeteksian nya dilakukan oleh benda yang bernama
metal detector yang berfungsi untuk mendeteksi jika kandungan material memiliki
komposisi metal, lalu jika terbaca oleh mesin metal detector tersebut, maka secara otomatis
alat mengirimkan sinyal agar material yang terdeteksi logam ini di reject atau dibuang.
IV-3
Gambar 4.4 Tampilan Motor Separator 6R1S01
1. Fungsi Motor Separator 6R1S01
Fungsi motor Separator 6R1S01 ini yakni untuk melakukan proses Separating
yang terjadi pada proses kerja dari Raw Mill, dengan Motor induksi sebagai penggerak
utama dari Motor Separator 6R1S01 untuk menggerakan Bevel-helical Gearbox yang
didalam nya terdapat fan untuk mengangkat material halus menuju ke proses
selanjutnya yang terjadi di cyclone.
Untuk proses Separaing itu sendiri berfungsi untuk memisahkan material yang
masuk ke dalam separator akan dipisahkan dimana bagian yang sudah bisa dipakai
akan menuju proses selanjutnya serta yang belum bisa dipakai akan dikembalikan lagi
ke proses sebelumnya agar bisa diselesaikan kembali agar pada saat melewati
separator tersebut bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.
IV-4
a. Motor Induksi 3 Phase
Untuk menjalankan sebuah separator didalam proses separating dibutuhkan
sebuah motor listrik yang memiliki daya yang tinggi karena pada Raw Mill
sendiri memiliki daya tampung yang besar, sehingga dibutuhkan tenaga yang kuat
pula untuk proses separating. Motor ini memiliki kecepatan rata-rata 1492 r/min
dan kecepaatan maksimal nya bisa mencapai 1800 r/min. Adapun tampilan dari
motor yang digunakan untuk menggerakkan motor separator serta spesifikasi nya
ialah sebagai berikut
b. Bevel-helical Gearbox
Pada Bevel-helical Gearbox ini terdiri dari susunan gear yang terdiri dari dua
jenis gear yang berada didalam satu unit yakni Bevel gear dan Helical gear.
Adapun tampilan Bevel-helical Gearbox seperti dibawah ini
IV-5
derajat yang biasa digunakan untuk kecepatan >3500 RPM dan helical gear ini
cocok untuk kecepatan dan beban tinggi seperti pada proses separating pada raw
mill ini.
c. Motor Sirkulasi
Motor Sirkulasi yakni sebuah motor yang berfungsi sebagai pendingin oli
yang proses nya terjadi pada bevel-helical Gearbox. Adapun bentuk tampilan dari
motor sirkulasi adalah sebagai berikut.
Cage Rotor
Rotor Separator
IV-6
4.3 Sistem Kontrol VFD (Variable Frequency Drive)
Sistem kontrol memegang perenan yang sangat penting dalam perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi terutama dalam proses produksi dalam perusahaan dan
industri modern. Sistem kontrol ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi yang
diinginan dari suatu sistem fisik variabel tertentu di dalam sistem tersebut sehingga apabila
terdapat ganguan maka proses produksi tidak akan terganggu
Sistem kontrol adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen
pendukung yang digunakan untuk nilai variabel sistem yanng dikontrol dan menerapkan
variabel tersebut ke dalam sistem untuk mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai
yang diukur dari nilai yang dikehendaki. jenis-jenis sistem kontrol yaitu:
IV-7
Input Output
Plant
Umpan Balik
Pada sistem kontrol yang digunakan yakni termasuk sistem kontrol Loop
terbuka. pada proses separating di motor separator sistem kontrol yang digunakan
ialah VFD (Variable Frequency Drive), dimana VFD merupakan sebuah alat
pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang
masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan
kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi
menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda
atau dapat diatur. VFD yang digunakan pada proses pengontrolan motor separator ini
ialah VFD tipe ACS880
N = (f x 120) : P
Kecepatan putaran (RPM) motor AC sama dengan Frekuensi dikali 120 dibagi
jumlah kutub medan magnet gulungan motor listrik AC tersebut.
N = Kecepatan putaran Motor (Rpm) (Rotation perminute)
f = Frekwensi (Hertz)
IV-8
P = Pole atau Kutub Motor
Untuk mengatur besaran nilai dari Frekuensi dengan tujuan untuk mendapatkan
kecepatan putaran sesuai dengan yang diinginkan, namun dengan Kemampuan Torsi
(Torque) Motor listrik yang tetap. Dan meminimalkan lonjakan Arus start motor listrik.
IV-9
V BAB V
LANGKAH KERJA
Langkah kerja dalam pelaksanaan kerja praktek “Analisa Sistem Variable Frequency
Drive (VFD) Pada Pengontrolan Motor Separator 6R1S01 Raw Mill Indarung VI PT.
Semen Padang”, meliputi beberapa tahapan yaitu :
5.1 Pengenalanan Perusahaan
Pengenalan lapangan adalah orientasi yang diberikan oleh pihak perusahan serta
memberikan bekal menjadi modal awal dalam beradaptasi dengan lingkungan perusahaan
yang meliputi beberapa kegiatan yang dilakukan :
1. Pengenalan mengenai sejarah dan profil dari PT. Semen Padang
2. Pengenalan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
3. Pengenalan mengenai K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
4. Pengenalan kepada karyawan pada Unit kerja Peraawatan Listrik dan Instrument
(PLI 2) Indarung VI yang telah ditetapakan oleh Unit SDM
5. Pengenalan mengenai Unit kerja Perawatan Listrik dan Instrument 2 (PLI 2) serta
Proses Produksi semen pada Indarung VI
6. Pengenalan area kerja Unit Perawatan Listrik dan Instrument (PLI 2)..
V-1
5.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data untuk bahan dalam laporan kerja praktek meliputi berbagai
cara yaitu :
1. Wawancara
Wawancara merupakan bagian dari langkah yang penulis gunakan untuk
melakukan Tanya jawab dengan pembimbing lapangan dan karyawan pada instansi,
guna memastikan apakah penulis dapat membahas judul yang telah didapat dan
diizinkan untuk melaksanakan kegiatan Kerja Praktek diinstansi yang beroperasi
dibidang yang akan dibahas oleh penulis.
2. Metode Pengamatan dan Observasi
Observasi merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan penulis setelah
mendapat kepastian dari pihak instansi bahwasannya penulis diizinkan
melaksanakan kegiatan Kerja Praktek di instansi tersebut. Observasi dilakukan
dengan pemantauan langsung kelapangan yakni pada Storage Indarung VI
PT.Semen Padang.
3. Metode Literatur
Studi Literatur merupakan bagian dari langkah yang penulis gunakan untuk
mendapatkan teori-teori yang akan dibahas dalam penelitian Kerja Praktek. Hal ini
sangat bermanfaat bagi penulis untuk mempelajari dasar-dasar teori dari studi
kepustakanaan maupun dari buku-buku dan media lain seperti internet, sebagai
referensi penulis dalam menentukan judul untuk pembahasan Kerja Praktek
V-2
Tabel 5.1 Schedule Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data
Minggu
No Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
3 Pengumpulan Data Lapangan
4 Tugas Presentasi
5 Wawancara Mengenai Data Lapangan
6 Penyusunan Laporan
V-3
VI BAB VI
Pada kegiatan kerja praktek penulis memfokuskan pengamatan pada komponen apa
saja yang ada pada VFD yang digunakan untuk mengontrol motor Separator 6R1S01,
prinsip kerja dari VFD , kelebihan menggunakan sistem kontrol VFD, permasalahan apa
yang terjadi pada VFD dan perawatan pada sitem kontrol VFD.
VI-1
6.2 Komponen Utama yang terdapat pada VFD
Motor induksi pada Motor Separator 6R1S01 berfungsi sebagai penggerak kipas
yang letaknya pada bagian bevel-helical gearbox. Sehingga memerlukan pengontrolan
kecepatan motor tersebut sesuai yang di inginkan. Pengontrolan kecepatan motor innduksi
pada proses Separating di Raw Mill Indarung VI menggunakan VFD ABB ACS880-07
VI-2
Gambar 6.3 Tampilan Control Unit ZCU-14
VI-3
13. XSTO Safe torque off connection
14. X12 Connector for optional safety functions modules
15. X13 Control panel connection
16. X205 Memory unit
17. J1, J2 Voltage/Current selection jumpers (J1, J2) for analog
inputs
18. J3 Drive-to-drive link termination jumper
19. J6 Common digital input ground selection jumper
Untuk gambar tampilan bagian sebelah kanan menunjukkan apa saja pin yang
digunakan pada Control Unit VFD ACS880-07 yakni pin XR01 yang merupakan
penghubung dari keluaran Relay, lalu XPOW merupakan masukan power, XDI merupakan
pin digital input, XD24 merupakan pemulai hubungan interlock dan keluaran 24 V, X13
merupakan penghubung dari control panel dan yang terakhir X12 yang merupakan opsi
untuk meletakkan modul adaptor yang digunakan. Pada sistem kontrol VFD ini yang
digunakan ialah modul adaptor PROFIBUS FPBA-01.
Didalam VFD yang berbentuk seperti ruang panel pada gambar diatas terdapat
beberapa komponen-komponen penting yang bisa dilihat pada gambar wiring diagram dari
VFD ACS880-07 ini
VI-4
Lalu terdapat juga Wiring Diagram MCCB UPS Supply 230 VAC yang dimana pada
Wiring Diagram berikut dapat dilihat beberapa bagian penting yang terdapat pada
pengontrolan VFD untuk Motor Separator diantara nya yakni Motor Induksi, Trafo, lalu
bagian utama dari pengontrolan yang digunakan pada VFD ACS880-07 yaitu modul
adaptor PROFIBUS ABB FPBA-01
VI-5
Modul Adaptor Profibus FPBA-01 merupakan opsional perangkat untuk
drive ABB yang memungkinkan koneksi drive ke jaringan PROFIBUS. Melalui
modul adaptor Anda dapat:
1. Memberikan perintah kontrol ke drive (misalnya, Start, Stop, Run)
2. Memasukkan kecepatan motor atau referensi torsi ke drive
3. Memberikan nilai aktual proses atau referensi proses ke PID
4. Mengontrol drive
5. Membaca informasi status dan nilai aktual dari drive
6. Mengubah nilai parameter drive
7. Mengatur ulang kesalahan drive
B. Transformer
Trafo pada wiring berfungsi sebagai penurun tegangan dimana pada prosesnya
dari HTDB separator tegangan di step-down kan dari 6,3 kV menjadi 690 V oleh
trafo
VI-6
Gambar 6.8 HTDB Conv. Transformer separator
Trafo pada proses ini memiliki spesifikasi diantaranya, tipe yang digunakan
pada trafo yakni TSPH-14250/900, dengan besar daya yang bernilai 800 kVA,
Frekuensi 50 Hz dan yang lebih jelas nya tertera pada nameplate dari Transformer
berikut.
VI-7
Gambar 6.10 Nameplate Transformer 6R1S01M1T01
C. Motor Induksi
Motor induksi yang digunakan yakni memiliki spesifikasi sebagai berikut,
motor induksi ini memiliki jenis tipe kode produk 3GBP452510-ADG VC, dengan
besaran daya yang mencapai 800 kW, lalu Frekuensi dengan nilai 50 Hz, dan
memiliki kecepatan putaran yakni sebesar 1492 RPM untuk kecepatan putaran rata-
rata dan 1800 RPM untuk kecepatan maksimal pada motor tersebut. Adapun lebih
jelas dan detail nya pad nameplate berikut.
VI-9
Gambar 6.13 Cooling VFD
HMI
Disaat operator mengatur nilai setpoint dari suatu kecepatan motor induksi, maka
koneksi yang terjalin pada sistem kontrol nya yakni saat VFD telah menerima nilai yang di
berikan yang telah di set dari operator, maka VFD disambungkan dengan optibox yang
selanjutnya akan mengubah kabel yang awalnya menggunakan kabel PROFIBUS menjadi
kabel FO (Fiber Optic). Kabel FO tersebut disambungkan ke I/O yang di letakkan di
Substation 348 dan selanjutnya yang terakhir ke PLC yang telah dihubungkan dengan
VI-10
server sehingga dapat ditampilkan pada PC Client nilai setpoint yang telah diatur di awal
apakah sudah sesuai dengan yang di inginkan dari permintaan operator.
VI-11
Gambar 6.15 Tampilan PLC SIMATIC S7-400
PLC meupakan sebuah alat yang bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait). Kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai dengan
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupukan atau mematikan keluarannya (logika 0 atau
1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (ladder program) yang kemudian harus
dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada intrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran
yang diamati. PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses
pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
hampir semua aplikasi pada perindustrian memerlukan sistem kontrol listrik atau
elektronik membutuhkan PLC.
Proses VFD (Variable Frequency Drives) dalam mengatur besar kecilnya nilai
Frekuensi dan tegangan yang dialirkan ke motor listrk AC 3 Phase yaitu :
1. Tegangan listrik utama (Main Power) dalam bentuk tegangan AC (Arus bolak –
balik) dialirkan ke VFD, melewati bagian Rectifier, yang didalamnya terdapat
rangkaian Converter, Converter berfungsi untuk mengubah Tegangan utama AC
diubah menjadi Tegangan Arus searah (DC).
2. Tegangan yang sudah disearahkan (DC) tersebut akan ditampung dalam DC bus
(capacitor bank) untuk mendapatkan tegangan arus searah (DC) yang konstan atau
tetap.
3. Tegangan Arus searah (DC) tersebut kemudian dialirkan ke dalam bagian inverter
untuk dicacah dan dimodulasi oleh rangkaian flip-flop untuk dihasilkan tegangan AC
VI-12
(berupa gelombang pseudo-sine atau Pulse Width Modulation (PWM) dengan
frekuensi yang diinginkan.
4. Konverter akan mengubah Tegangan AC 3 Phase menjadi tegangan DC dan
dihaluskan oleh rangkaian induktor dan Capasitor.
Besarnya Nilai tegangan DC yang dihasilkan adalah 1,35 kali dari Tegangan input.
Jika tegangan masukan (Input Power) adalah 690 Volt, maka dirubah menjadi
tegangan DC sebesar 931 Volt.
5. Setelah Di konverter akan masuk ke Inverter,dimana Inverter menggunakan suatu
alat Elektronik yang disebut IGBT.
Dari prinsip kerja VFD diatas terdapat beberapa komponen vital yang terdapat dalam
proses VFD tersebut diantaranya terdapat rectifier, inverter, kapasitor bank (DC Link),
IGBT
a. Rectifier
Rectifier (Penyearah Gelombang) adalah suatu bagian dari rangkaian catu daya atau
power supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current)
menjadi sinyal DC (Direct Current). Rangkaian rectifier atau penyearah gelombang
ini pada umumnya menggunakan dioda sebagai komponen utamanya. Hal ini
dikarenakan dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik ke satu
arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika sebuah dioda dialiri arus
bolak-balik (AC), maka dioda tersebut hanya akan melewatkan setengah gelombang,
sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir
AC DC
.
Gambar 6.18 Hasil dari Rectifier
b. Inverter
Inverter merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi sebagai pengubah
arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan metode
switching dengan frekuensi yang dapat diatur. Tegangan bolak-balik yang dihasilkan
berbentuk gelombang persegi dan pada pemakaian tertentu diperlukan filter untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinus.
Tugas utama dari sebuah inverter adalah merubah tegangan DC dari rangkaian
rectifier-charger menjadi tegangan AC yang berupa sinyal sinus setelah melalui
VI-14
pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan output yang dihasilkan
harus stabil baik amplitudo tegangan maupun frekuensi tegangan yang dihasilkan,
distorsi yang rendah, tidak terdapat tegangan transien serta tidak dapat diinterupsi
oleh suatu keadaan
Hasil dari ini inverter ini menghasilkan gelombang seperti gelombang sinusoidal
namun terdapat cacat yang dimana cacat gelombang tersebut disebut dengan
Harmonisa.
Harmonisa merupakan gangguan yang dalam distribusi tenaga listrik yang
disebabkan oleh adanya distorsi gelombang arus dan tegangan yang menyebabkan
adanya pembentukan gelombang-gelombang yang tidak sinusoidal atau dengan
frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya. Sehingga harmonisa dapat
menyebabkan cacat gelombang atau cacat Harmonisa adalah perubahan bentuk
gelombang akibat adanya komponen frekuensi tambahan.
Pada sistem tenaga listrik frekuensi kerja normal adalah 50 Hz atau 60 Hz tetapi,
dalam aplikasi pemakaiannya berdasarkan beban yang digunakan frekuensi arus dan
tegangan dapat menjadi tidak normal atau menjadi kelipatan dari frekuensi normal
50/60 Hz, hal inilah yang disebut dengan harmonisasi.
VI-15
d. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)
IGBT merupakan komponen semikonduktor dengan tiga terminal utama yang banyak
dipergunakan sebagai switch yang mengkombinasikan kecepatan switching efisiensi
tinggi.
a. Kapasitas beban yang akan disupply oleh inverter dalam Watt, usahakan memilih
inverter yang beban kerjanya mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan
agar effisiensi kerjanya maksimal.
b. Sumber tegangan input inverter yang akan digunakan, input DC 12 Volt atau 24
Volt.
c. Bentuk gelombang output inverter, Sinewave ataupun square wave untuk tegangan
output AC inverter. Hal ini berkaitan dengan kesesuain dan efisiensi inverter DC ke
AC tersebut.
VI-16
6.5 Sistem Interlocking yang digunakan VFD Motor Separator
Sesuai dengan tampilan HMI diatas terdapat 3 jenis sistem Interlocking berbeda yang
dikontrol Interlock berbeda yakni pada Protective Interlocking (PR), peralatan yang
dikontrol ialah Motor Winding Temperature, Separator Motor Bearing Temperature,
Separator Bearing Temperature dan Gear Oil Temperature. Sesuai dengan Sistem kontrol
yang di miliki berarti Protective Intrerlocking ini digunakan untuk melindungi
mesin/motor dan juga personil dari gangguan atau kondisi abnormal yang berasal dari
dalam mesin itu sendiri.
Selanjutnya Safety Interlock (SA) peralatan yang dikontrol yakni Gear Oil
Lubrication dan Grease Lubrication Unit (GLU). Pada kedua unit yang dikontrol ini
menggunakan sistem kontrol Safety Interlock (SA) yakni mengamankan peralatan dari
kerusakan terutama tentang gangguan panas pada bearing, Winding, vibrasi dan
Temperature pada peralatan.
VI-17
Dan yang terakhir Start-up Interlocking (STI), dimana STI yakni syarat-syarat yang
harus dipenuhi sebelum sebuah mesin di start / di jalankan. Bila mesin sudah beroperasi
maka interlock dapat diabaikan. Alat yang dikontrol yakni Motor Winding Temperature,
Separator Motor Bearing Temperature, Separator Bearing Temperature, dan Gear Oil
Temp.
Di Sistem Interlocking pada motor separator ini masing-masing alat di atur agar
tidak melewati setelan yang telah diatur diprogram, sehingga saat temperature sudah
melewati batas setelan yang telah diatur maka otomatis kotak hijau tersebut akan menjadi
merah dan akan aktif alarm,dan disaat itu terjadi yang namanya abnormalitas sehingga
harus melakukan pengecekan pada unit yang bermasalah.
Contoh batas setelan pada sistem Interlocking PR yakni temperature di stel >H2,
pada sistem Interlocking SA di stel Not OK, yang berarti sedang tidak bekerja dan
stopd>24h, yang berarti apabila GLU tidak bekerja/ Stop lebih dari 24 jam, maka separator
akan stop. Dan yang terakhir pada sistem Interlocking STI di stel >H1 merupakan batas
temperature yang telah diatur.
Terlepas dari sistem interlocking yang terdapat pada penjelasan diatas, terdapat
tampilan sistem pengontrolan dari nama nama unit yang terdapat pada sistem Interlocking
diatas, adapun bentuk tampilan sistem kontrol mulai dari tampilan HMI pengontrolan,
hingga pengontrolan suhu yang terdapat pada di pengontrolan Motor Separator 6R1S01 ini
yakni sebagai berikut.
Human Machine Interface (HMI) adalah sebuah Inteface atau sebuah tampilan
penghubung antara manusia dengan mesin atau alat. Dimana HMI mempunyai fungsi
diantaranya yakni memonitor keadaan yang ada di plant, Mengatur nilai pada parameter
yang ada di plant, memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi
sesuatu yang tidak normal dan lain sebagainya.
Untuk tampilan dari HMI yang terdapat pada unit Motor Separator 6R1S01 di Raw
Mill Indarung VI seperti gambar dibawah :
VI-18
Motor Separator
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwasanya HMI dapat memprmudah dalam
bekerja karena segala unit dapat dikontrol dan dipantau hanya dengan menggunakan HMI,
jika terdapat masalah atau trouble maka operator hanya langsung memberi tahu kepada
pekerja yang bertanggung jawab atas Unit yang telah di tanggung jawabkan nya. Dan jika
setelah selesai melakukan perbaikan pada trouble yang terjadi maka pekerja langsung
memberi tahu kepada operator bahwa telah melakukan perbaikan terhadap unit yang
bermasalah.
Untuk motor Separator ini terdapat beberapa hal yang dapat di cek dari HMI ini
diantaranya sebagai berikut.
VI-19
Gambar 6.23 Actual Analog Values Motor Separator
Pada gambar diatas meruapakan nilai aktual yang terdapat pada motor Separator
6R1S01 dimana besar arus nya pada saat beroperasi mencapai sebesar 241,1 Ampere, besar
daya nya 52,4 kW. Dan besaran RPM nya bernilai 1170,6 rpm.
VI-20
6.5.2 Pengontrolan Grease Lubrication Unit
Grease Lubrication Unit merupakan sebuah unit yang bekerja untuk melubrikasi
grease (zat lubricant yang berstruktur semi-solid) yang dimana grease dibuat dari minyak
mineral atau juga nabati yang dicampur dengan zat pengental sejenis sabun. Grease ini
digunakan pada mekanisme bearing yang hanya membutuhkan sedikit lubrikasi, dimana
tidak perlu menggunakan oli seperti biasanya. Dan juga berfungsi untuk mencegah
masuknya kotoran-kotoran masuk ke bearing. Adapun bentuk tampilan pengontrolan pada
HMI nya sebagai berikut.
Pengontrolan suhu pada Separator Motor Winding ini berfungsi untuk menghitung
suhu pada setiap Winding (gulungan) tembaga agar selalu sesuai dengan batas yang di
inginkan atau yang telah diatur oleh operator. Dimana pada motor Induksi terdapat 3
Winding yakni U, V dan W adapun tampilan yang ditampilkan dari HMI terkait
pengontrolan suhu pada Winding di Motor Separator yakni
VI-21
Gambar 6.26 Separator Motor Winding U Temperature
VI-22
Gambar 6.28. Separator Motor Winding W Temperature
Pada pengontrolan ini perlu diketahui bearing pada motor induksi itu terdapat dua
bearing yakni bearing DE (D-end) dan NDE (N-end) adapun tampilan pada HMI untuk
pengontrolan suhu bearing pada motor separator ini yakni
VI-23
Gambar 6.30 Pengontrolan suhu Separator Motor Bearing NDE
Untuk pengontrolan suhu pada bearing kali ini batas yang diatur yakni di titik saat
suhu mencapai 85C untuk set pada H1 dan 90C untuk set pada H2. Sehingga jika
melewati set yang telah di buat maka alarm akan menyala dan lampu hijau akan berubah
menjadi lampu berwarna merah.
Di separator Bearing Temperature ini terdapat 3 bearing yakni bearing top (atas),
bearing middle (tengah) dan juga bearing bottom (bawah) adapun hasil tampilan yang
terdapat pada HMI yakni
VI-24
Gambar 6.32 Pengontrolan Suhu Separator Middle Bearing
VI-25
Gambar 6.34 Permasalahan pada BOP VFD ACS880-07
2. Terminasi
Proses Terminasi ini bertujuan untuk mengecek antar terminal yang terhubung agar
dipastikan terpasang dengan kuat dan amann, karena masing-masing terminal dapat
menjadi longgar dikarenakan terjadinya vibrasi dari perputaran motor induksi dan
vibrasi dari alat-alat lainnya saat beroperasi
Begitu juga yang harus dilakukan untuk merawat alat Motor separator, yang
dimana karyawan diwajibkan melakukan pengecekan pada alat, dan melakukan
pembersihan debu-debu yang menempel pada motor, guna untuk menjaga kinerja dari alat
dan agar motor menjadi tahan lama
VI-26
6.7 Kelebihan menggunakan VFD
Adapun kelebihan menggunakan VFD antara lain sebagai berikut :
1. Meminimalkan Lonjakan Arus starting Motor Listrik
Penggunaan Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) dapat menurunkan
tingginya lonjakan arus starting Motor Listrik. Dan sistem Starting Motor dengan
Inverter atau VFD jauh lebih baik dibanding dengan sistem starting Motor lainnya,
seperti Sistem starting motor listrik AC 3 Phase dengan Direct On Line (DOL), Star
Delta, Auto Transformer, dan sistem starting motor lainnya.
2. Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) dapat secara terus menerus mengatur
kecepatan putaran motor listrik.
Tak hanya berguna untuk sistem starting pada motor, Selain itu , Inverter atau
VFD (Variable Frequency Drives) juga dapat secara terus menerus mengatur
kecepatan putaran motor listrik. dan disesuaikan dengan putaran yang dibutuhkan
suatu proses.
3. Inverter atau VFD sangat baik digunakan untuk proses automation dalam Industri
atau pabrik.
VI-27
Dengan menggunakan Inverter atau VFD, dapat menyesuaikan kecepatan
putaran (RPM) motor listrik sesuai dengan yang dibutuhkan suatu mesin / proses,
sehingga mencegah terjadinya tenaga putar yang terbuang sia- sia. Dan menghemat
energi listrik. Dengan hemat nya pada penggunaan energi listrik otomatis biaya untuk
penggunaan VFD ini menjadi hemat pula.
5. Penggunaan Inverter atau VFD juga memiliki sistem pengaman yang sangat baik
Seperti pengaman terhadap kebocoran listrik, Pengaman beban lebih, Pengaman
gangguan tegangan, pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) atau Tegangan kurang
(Under Voltage).
Dengan sensitifitas proteksi pengaman yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Inverter atau VFD juga memberikan pengaman yang sangat baik terhadap motor
listrik, sehingga dapat meminimalkan berbagai gangguan yang menyebakan
kerusakan terhadap motor listrik tersebut.
6. Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) memiliki berbagai kemampuan daya.
Tersedia dari ukuran daya (KW) kecil sekitar 0,37 kw sampai daya (KW) yang
besar sekitar 500 kw atau lebih.
Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives memiliki kelebihan yaitu dapat
dihubungkan ke berbagai instrument baik Analog input, Digital input dan juga dapat
mengirimkan sinyal Analog Output dan Digital Output. Sehingga sangat mudah
untuk dirangkaikan dalam sistem sensor dan control system.
VI-28
VII BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Motor Separator 6R1S01 adalah p e r a n g k a t alat yang digunakan untuk
menggerakkan motor induksi yang telah dihubungkan dengan
b e v e l - h e l i c a l G e a r b o x d i g u n a k a n u n t u k menarik d a n memisahkan
material yang halus dan yang kasar. Jika material telah halus maka material akan
lanjut ke proses selanjutnya menuju cyclone. Dan jika material belum halus maka
akan dilakukan penggilingan kembali pada Vertical Mill.
2. Variable Frequency Drive (VFD) merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor
dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. pengaturan
nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran
dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Cara sederhananya
untuk mengatur VFD yakni dengan cara tegangan pertama yakni dalam bentuk AC
dirubah menjadi tegangan DC karena telah melewati bagian Converter, lalu setelah
itu tegangan DC tersebut diteruskan ke Inverter untuk dicacah agar menghasilkan
tegangan AC (berupa gelombang PWM), pada bagian inverter, inverter sendiri
menggunakan suatu alat elektronik yang disebut IGBT yang memiliki kemampuan
switching yang sangat tinggi
3. Permasalahan yang terjadi pada sitem kontrol VFD yakni, terdapat tanda
peringatan/warning di tampilan BOP (Basic Operator Panel) yang dimana peringatan
tersebut menandakan untuk pergantian baterai yang terdapat dalam VFD, namun
karena tidak ditemukan pengaruh terhadap sistem pengontrolan maka BOP tersebut
belum di tindak lanjut untuk melakukan pergantian baterai tersebut.
4. Cara merawat alat VFD yakni terdapat dua cara, yang pertama melakukan cleaning
atau pembersihan pada alat sistem kontrol VFD, cleaning ini bertujuan agar tidak
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh VFD tidak bersih atau tidak terawat, dan yang
kedua yakni melakukan Terminasi (Pengeratan Terminal), kegiatan ini bertujuan
untuk menghindari terminal yang tidak terhubung dikarenakan tidak eratnya
pemasangan baut pada terminal yang dihubungkan.
VII-1
7.2 Saran
1. PT. Semen Padang memiliki banyak peralatan listrik terutama yang menggunakan
program PLC oleh sebab itu diperlukan adanya perawatan agar peralatan listrik
menjadi lebih awet.
2. Dilakukan pengecekan berkala pada Motor Separator 6R1S01 untuk memastikan
kondisi peralatan dapat bekerja dengan baik. Jika terdapat kerusakan atau alat yang
sudah tidak bekerja sesuai dengan fungsinya lagi maka sebaiknya dilakukan
perbaikan atau penggantian dengan alat yang baru.
3. Perawatan perlatan listrik dan Instrument dilakukan secara berkala untuk
menghindari adanya peralatan yang rusak dan kinerjanya tidak bagus lagi, dan dapat
menghambat proses produksi.
VII-2
DAFTAR PUSTAKA
https://penambang.com
http://repository.stimart-amni.ac.id/1735/2/BAB%202.pdf
https://panduanteknisi.com/fungsi-kapasitor.html
Stefanus Suryo Sumarno , STUDI ANALISIS DAN MITIGASI HARMONISA PADA PT.
https://www.wikikomponen.com/pengertian-definisi-dan-aplikasi-igbt-dalam-elektronik/
https://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang-jenis-rectifier/