Anda di halaman 1dari 81

ANALISA SISTEM VARIABLE FREQUENCY DRIVE (VFD)

PADA PENGONTROLAN MOTOR SEPARATOR 6R1S01


RAW MILL INDARUNG VI PT. SEMEN PADANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

oleh :

MUHAMMAD LUTHFAN WAFIUDIN

11850512435

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKRO

FAKULAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2021
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANALISA SISTEM VARIABLE FREQUENCY DRIVE (VFD) PADA
PENGONTROLAN MOTOR SEPARATOR 6R1S01 RAW MILL INDARUNG VI
PT. SEMEN PADANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh :

MUHAMMAD LUTHFAN WAFIUDIN


11850512435
Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan Kerja Praktek
di Pekanbaru, pada tanggal ……………..2021

Koordinator KP Dosen Pembimbing

Marhamah Jelita, S.Pd., M.Sc Dr. Alex Wenda, S.T., M.Eng


NIP. 130 517 054 NIP. 19780126 0071503 1 000

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro
Fakultas sains dan teknlogi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Ewi Ismaredah, S.Kom,. M.Kom


NIP. 19750922 200912 2 002
ANALISA SISTEM VARIABLE FREQUENCY DRIVE (VFD) PADA
PENGONTROLAN MOTOR SEPARATOR 6R1S01 RAW MILL
INDARUNG VI PT. SEMEN PADANG

MUHAMMAD LUTHFAN WAFIUDIN


NIM : 11850512435

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas, Km 15 No. 155 Panam, Pekanbaru

ABSTRAK
Kemajuan perkembangan teknologi di dunia saat ini sangat pesat, salah satunya adalah
teknologi di dunia industri. Pada dunia industri saat ini penggunaan teknologi sudah tidak
asing lagi, salah satunya penggunaan teknologi pada sistem kontrol. Salah satu teknologi
yang digunakan ialah VFD (Variable Frequency Drive), VFD merupakan suatu alat yang
dipergunakan untuk mengkonversi tegangan dan arus searah menjadi tegangan bolak balik
dengan keluaran tegangan dan frekuensi yang dapat diatur (inverter). Target yang ingin
penulis capai dari kegiatan kerja praktek di PT. Semen Padang yaitu penulis mampu
memahami sistem kerja dan sistem kontrol dari Motor Separator. Maka pada kegiatan kerja
praktek ini penulis melakukan pengamatan dari sistem kerja dan sistem kontrol mulai dari
cara membuat project baru untuk motor separator serta komponen apa saja yang ada pada
motor separator di storage Indarung VI PT. Semen Padang. Hasil yang penulis dapatkan
dari pengamatan yaiu portal motor separator digunakan untuk menarik bahan halus
material yang selanjutnya akan ditransport ke cyclone sedangkan untuk yang belum halus
akan diproses kembali di Mill untuk di giling kembali.

Kata Kunci : Motor Separator, Variable Frequency Drive, VFD


ANALISA SISTEM VARIABLE FREQUENCY DRIVE (VFD) PADA
PENGONTROLAN MOTOR SEPARATOR 6R1S01 RAW MILL
INDARUNG VI PT. SEMEN PADANG

MUHAMMAD LUTHFAN WAFIUDIN


Student ID Number : 11850512435

Department of Electrical Engineering


Faculty of Sains and Technology
State Islamic University of Sultan Syrif Kasim Riau
HR. Soebrantas Street, Km 15 No. 155 Panam, Pekanbaru

ABSTRACT
The progress of technological development in the world today is very fast, one of which is
technology in the industrial world. In today's industrial world, the use of technology is no
longer strange, one of which is the use of technology in the control system. One of the
technologies used is VFD (Variable Frequency Drive), VFD is a device used to convert
direct voltage and direct current into alternating voltage with adjustable voltage and
frequency output (inverter). The target writer wants to achieve from practical work
activities at PT. Semen Padang, namely the authors are able to understand the work
system and control system of the Motor Separator. So in this practical work activity the
authors make observations of the work system and control system starting from how to
create a new project for the separator motor and what components are on the separator
motor in the storage of Indarung VI PT. Semen Padang. The results that the authors get
from observations are that the portal motor separator is used to pull the fine material
which will then be transported to the cyclone, while those that are not yet refined will be
reprocessed at the mill to be milled again.

Keywords : Motor Separator, Variable Frequency Drive, VFD


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di
PT. Semen Padang dengan baik. Adapun judul yang di penulis ambil ialah “Analisa
Sistem Variable Frequency Drive (VFD) Pada Pengontrolan Motor Separator
6R1S01 Raw Mill Indarung VI PT. Semen Padang”. Kerja Praktek ini dilaksanakan
dari 1 Februari sampai dengan 3 Maret 2021.

Hambatan selalu penulis hadapi, baik dalam pelaksanaan maupun dalam penyusunan
laporan Kerja Praktek ini. Akan tetapi berkat izin Allah SWT dan berkat bimbingan,
bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat melalui hambatan
yang dihadapi hingga akhirnya laporan Kerja Praktek dapat terselesaikan. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi rahmat hidayah-Nya.

2. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah memberikan semangat, dukungan moril
maupun materil serta do‟a yang tiada hentinya kepada penulis.
3. Ibu Ewi Ismaredah, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak Mulyono, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi Teknik Elektro
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Ibu Marhama Jelita, S.Pd., M.Sc., selaku Koordinator Kerja Praktek yang banyak
membantu penulis dalam masalah Kerja Praktek.
6. Bapak Dr. Alex Wenda S.T, M.Eng., selaku Pembimbing Kerja Praktek penulis yang
selalu memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan kegiatan Kerja
Praktek.
7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. Semen Padang yang telah menerima penulis
untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Semen Padang
8. Bapak Dian Eka Prasetyawan, S.T., Selaku Ka. Unit Pemeliharan Listrik dan
Instrrument II PT. Semen Padang.
9. Bapak Zulvawarman, S.T., selaku Ka. Sie Pemeliharan Listrik dan Instrument II
RKC Indarung V/VI PT. Semen Padang.
10. Bapak Budi Rahmat, S.T., Selaku Kepala Urusan Raw Mill VI Pemeliharaan Listrik
dan Instrumentasi II PT.Semen Padang.
11. Bapak Arief Rahman selaku pembimbing lapangan Kerja Praktek yang telah
memberikan bimbingan dilapangan serta membantu penulis dalam hal pengumpulan
data laporan Kerja Praktek ini.
12. Seluruh Personil Unit PLI II Raw Mill VI PT. Semen Padang, khususnya kepada
Bang Mulyadi, Bang Novriadi, Bang Chandra dan Bang Mardianto yang telah turut
membantu dan membimbing penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.
13. Sahabat dan teman Kerja Praktek penulis Surya Andy Wananda, Muhammad Afif
Luthfie Adrian dan Farrel Agustino Putra yang membantu penulis selama Kerja
Praktek berlangsung di PT. Semen Padang.
14. Terima kasih juga kepada teman-teman Universitas Negeri Padang, M. Zikri
Andrekha dan Zaki Yuanda Putra serta Teman Politeknik Negeri Padang Fajrian JR
yang telah membantu penulis dalam setiap kegiatan lapangan selama Kerja Praktek
15. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang
membantu penulis dari awal melaksanakan Kerja Praktek sampai penulis
dapatmenyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan semoga
tugas laporan ini bermanfaat, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaannya,
dan dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya, sehingga laporan Kerja
Praktek ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Aamiin Yaa Rabbal „Alamin……….

Padang, 3 Maret 2021

Penulis,

MUHAMMAD LUTHFAN WAFIUDIN

NIM : 11850512435
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... I-1
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. I-2
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................................ I-2

BAB II SASARAN DAN MANFAAT

2.1 Sasaran ............................................................................................................ II-1


2.2.1 Bagi Mahasiswa ................................................................................... II-1
2.2.2 Bagi Program Studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau ...................... II-1
2.2.3 Bagi PT. SEMEN PADANG ............................................................... II-1
2.2 Manfaat ........................................................................................................... II-2
2.2.1 Bagi Mahasiswa ................................................................................... II-2
2.2.2 Bagi Program Studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau ...................... II-2
2.2.3 Bagi PT. SEMEN PADANG ............................................................... II-3

BAB III PT. SEMEN PADANG

3.1 Sejarah Perusahaan ...................................................................................... III-1


3.2 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................ III-3
3.3 Struktur Organisasi PT. Semen Padang....................................................... III-3
3.4 Proses Produksi Semen................................................................................ III-6
3.5 Produk yang dihasilkan ............................................................................... III-11
3.6 Sistem Kelistrikan PT. Semen Padang ........................................................ III-16
3.7 Sistem Kontrol PT. Semen Padang.............................................................. III-19

i
BAB IV TEORI

4.1 Vertical Roller Mill Indatung VI PT. Semen Padang .................................. IV-1
4.2 Motor Separator 6R1S01 ............................................................................. IV-3
4.3 VFD (Variable Frequency Drive)................................................................ IV-6
4.3.1 Hubungan Frekuensi Listrik Dengan Kecepatan Putaran Motor........ IV-8
4.3.2 Pengaturan Kecepatan Motor AC ....................................................... IV-8

BAB V LANGKAH KERJA

5.1 Pengenalan Perusahaan.................................................................................. V-1


5.2 Survey Lapangan............................................................................................ V-1
5.3 Pengumpulan Data ......................................................................................... V-2
5.4 Penyusunan Laporan ..................................................................................... V-2
5.5 Analisis Data ................................................................................................. V-3

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 VFD (Variable Frequency Drive) ............................................................... VI-1


6.2 Komponen Utama yang terdapat pada VFD................................................ VI-2
6.2.1 Control Unit ZCU-14 VFD ................................................................ VI-2
6.2.2 Brake Resistor D150........................................................................... VI-8
6.2.3 CoolingVFD ....................................................................................... VI-9
6.3 Penggunaan Sistem Koneksi dari HMI hingga ke Motor Separator ........... VI-10
6.3.1 HMI (Human Machine Interface) ....................................................... VI-11
6.3.2 PLC SIMATIC S7-400 ....................................................................... VI-11
6.4 Prinsip Kerja VFD ....................................................................................... VI-12
6.5 Sistem Interlocking yang digunakan VFD Motor Separator ...................... VI-17
6.5.1 Tampilan Sistem Pengontrolan Motor dari HMI................................ VI-18
6.5.2 Pengontrolan Grease Lubrication Unit .............................................. VI-21
6.5.3 Pengontrolan suhu Separator Motor Winding .................................... VI-21
6.5.4 Pengontrolan Suhu Separator Motor Bearing .................................... VI-23
6.5.5 Pengontrolan Separator Bearing Temperature .................................. VI-24
6.6 Permasalahan dan Perawatan Peralatan VFD .............................................. VI-25
6.7 Kelebihan menggunakan VFD .................................................................... VI-27

ii
BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan .................................................................................................. VII-1


7.2 Saran ............................................................................................................ VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Daftar Halaman

Gambar 3.1 Logo PT. Semen Padang ......................................................................... III-1

Gambar 3.2 PT Semen Padang ................................................................................... III-2

Gambar 3.3 Struktur PT Semen Padang ..................................................................... III-4

Gambar 3.4 Storage Silica Pabrik Indarung VI PT Semen Padang ........................... III-7

Gambar 3.5 Raw feed Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .................................. III-8

Gambar 3.6 Raw Mill Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .................................. III-8

Gambar 3.7 Cyclone Preheater Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .................... III-9

Gambar 3.8 Kiln Pabrik Indarung VI PT Semen Padang .......................................... III-9

Gambar 3.9 Klinker Silo Pabrik Indarung VI PT Semen Padang ............................... III-10

Gambar 3.10 Cement Mill Pabrik Indarung VI PT Semen Padang ............................ III-10

Gambar 3.11 Semen Portalnd Type I .......................................................................... III-12

Gambar 3.12 Semen Portland Type II ........................................................................ III-12

Gambar 3.13 Semen Portland Type III ....................................................................... III-13

Gambar 3.14 Semen Portland Type V ........................................................................ III-13

Gambar 3.15 Portland Pozzolan Cmenet (PPC) ........................................................ III-14

Gambar 3.16 Oill Well Cement (OWC) .......................................................................... III-14

Gambar 3.17 Super Masory Cement (SMC)............................................................... III-15

Gambar 3.18 Panel HTDB .......................................................................................... III-17

Gambar 3.19 Panel MDB ............................................................................................ III-17

Gambar 3.20 Panel MCC ............................................................................................ III-18

iv
Gambar 3.21 Panel NDB ............................................................................................ III-18

Gambar 4.1 Struktur Vertical Raw Mill ...................................................................... IV-1

Gambar 4.2 Grinding Force Area ............................................................................... IV-2

Gambar 4.3 Metal detector ......................................................................................... IV-3

Gambar 4.4 Tampilan Motor Induksi 3 phasa ............................................................ IV-5

Gambar 4.5 Tampilan Bevel-helical Gearbox ............................................................ IV-5

Gambar 4.6 Tampilan Motor Sirkulasi ....................................................................... IV-6

Gambar 4.7 Tampilan Rotor Separator ...................................................................... IV-6

Gambar 4.8 Digram Blok Sistem Loop Terbuka ........................................................ IV-7

Gambar 4.9 Blok Diagram Sistem Loop Tertutup ...................................................... IV-8

Gambar 6.1 Gambaran besar Sistem VFD .................................................................. VI-1

Gambar 6.2 Tampilan Keseluruhan VFD ACS880-07 ............................................... VI-2

Gambar 6.3 Tampilan Control Unit ZCU-14 ............................................................. VI-2

Gambar 6.4 Wiring Diagram Control Unit VFD ACS880-07 ................................... VI-4

Gambar 6.5 Wiring Diagram MCCB UPS Supply 230 VAC ..................................... VI-5

Gambar 6.6 Tampilan Modul Adaptor Profibus FPBA-01 ......................................... VI-5

Gambar 6.7 Wiring Diagram Modul Adaptor PROFIBUS FPBA-01 ....................... VI-6

Gambar 6.8 HTDB Conv. Transformer separator...................................................... VI-7

Gambar 6.9 Transformer 6R1S01M1T01................................................................... VI-7

Gambar 6.10 Nameplate Transformer 6R1S01M1T01............................................... VI-8

Gambar 6.11 Spesifikasi Motor Induksi ..................................................................... VI-8

Gambar 6.12 Tampilan Brake Resistor ....................................................................... VI-9

Gambar 6.13 Cooling VFD ......................................................................................... VI-10

v
Gambar 6.14 Sistem Koneksi VFD pada Motor Separator ........................................ VI-10

Gambar 6.15 Tampilan PLC SIMATIC S7-400 ......................................................... VI-12

Gambar 6.16 Diagram Converter ............................................................................... VI-13

Gambar 6.17 Diagram Inverter ................................................................................... VI-13

Gambar 6.18 Hasil dari Rectifier ................................................................................ VI-14

Gambar 6.19 Hasil dari Inverter ................................................................................. VI-15

Gambar 6.20 Insulated Gate Bipolar Transistor ........................................................ VI-15

Gambar 6.21 Tampilan HMI Sistem Interlocking Motor Separator 6R1S01 ............ VI-17

Gambar 6.22 Tampilan HMI pengontrolan motor Separator ..................................... VI-19

Gambar 6.23 Actual Analog Values Motor Separator ................................................ VI-20

Gambar 6.24 Manual Setpoint & Actual Values Motor Separator ............................. VI-20

Gambar 6.25 Grease Lubrication Unit Motor Separator ........................................... VI-21

Gambar 6.26 Separator Motor Winding U Temperature............................................ VI-22

Gambar 6.27 Separator Motor Winding V Temperature ............................................ VI-22

Gambar 6.28 Separator Motor Winding W Temperature ........................................... VI-23

Gambar 6.29 Pengontrolan suhu Separator Motor Bearing DE................................. VI-23

Gambar 6.30 Pengontrolan suhu Separator Motor Bearing NDE .............................. VI-24

Gambar 6.31 Pengontrolan Suhu Separator Top Bearing .......................................... VI-24

Gambar 6.32 Pengontrolan Suhu Separator Middle Bearing ..................................... VI-25

Gambar 6.33 Pengontrolan Suhu Separator Bottom Bearing ..................................... VI-25

Gambar 6.34 Permasalahan pada BOP VFD ACS880-07 .......................................... VI-26

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

3.1 Bahan Baku Utama Pembuatan Semen .................................................................. III-6

3.2 Bahan Baku Penolong dan 3rd Material Pembuatan Semen ................................... III-7

vi
5.1 Schedule Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data ........................................... V-2

6.1 Deskripsi Control Unit ZCU-14 ............................................................................. VI-3

vii
I BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan perkembangan teknologi di dunia saat ini sangat pesat, salah satunya adalah
teknologi di dunia industri. Pada dunia industri saat ini penggunaan teknologi sudah tidak
asing lagi, salah satunya penggunaan teknologi pada sistem kontrol, berbagai macam
sistem kontrol yang dipakai oleh perusahaan salah satu nya sistem kontrol Variable
Frequency Drive (VFD), yang dimana secara sederhananya VFD digunakan dengan cara
merubah frekuensi atau tegangan sehingga kecepatan motor dapat diatur sesuai keinginan
yang di inginkan.

Di PT. Semen Padang, di Pabrik Indarung VI di Unit Raw Mill, VFD biasanya
digunakan untuk mengatur kecepatan motor yang terdapat disetiap unit, disetiap unit
kebanyakan terdapat motor induksi yang digunakan sebagai penggerak pada proses-proses
yang terdapat pada proses pemproduksian semen, sebagai contoh yakni proses separating,
proses separating menggunakan motor induksi bertegangan tinggi agar dapat
menggerakkan equipment atau unit yang berat. Untuk menggerakkan kecepatan motor
separator yang diinginkan, VFD yang digunakan pada proses Separating ini yakni VFD
ACS880-07 yang letak alatnya berada di Local Control Panel, jenis motor yang digunakan
yakni motor Separator 6R1S01.

Pada kali ini penulis akan membahas bagaimana cara pengontrolan Motor Separator
dengan menggunakan Variable Frequency Drive sebagai sistem kontrol yang digunakan
yakni diantaranya pengontrolan kecepatan motor, pengontrolan suhu pada motor separator
dan sebagainya.

1.2 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam laporan ini yaitu disusun untuk mempelajari lebih
mendalam tentang sistem kontrol Variable Frequency Drive (VFD) , dan cara kerja dari
Motor Separator 6R1S01 di Raw Mill Indarung VI menggunakan Variable Frequency
Drive sebagai sistem kontrolnya.

I-1
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa itu Motor Separator 6R1S01 ?
b. Bagaimana sistem kerja dari pengontrolan Variable Frequency Drive pada Motor
Separator 6R1S01?
c. Permasalahan apa yang terjadi pada Pengontrolan Motor Separator 6R1S01 dan
bagaimana sistem perawatan yang digunakan ?

1.4 TujuanPenulisan
a. Menjelaskan Motor Separator dan bentuk komponen pada Motor Separator 6R1S01
b. Menjelaskan sistem kerja kontrol Variable Frequency Drive Pada Motor Separator
6R1S01
c. Menjelaskan bagaimana permasalahan yang terjadi pada Variable Frequency Drive
ACS880-07
d. Menjelaskan cara perawatan alat alat pada sistem kontrol tersebut

I-2
II BAB II

SASARAN DAN MANFAAT

2.1 Sasaran

Dengan melaksanakan kerja praktek ini penulis mengharapkan dapat menerapkan


sasaran baik bagi mahasiswa, program studi teknik elektro UIN SUSKA Riau dan bagi
institusi tempat Kerja Praktek (KP).

2.1.1 Bagi Mahasiswa


Sasaran Kerja Praktek bagi mahasiswa antara lain :
a. Mahasiswa mampu mengenal berbagai macam alat Industri beserta
pengaplikasiannya yang dimiliki oleh PT.SEMEN PADANG.
b. Mahasiswa mengenal keadaan dunia kerja sesungguhnya sehingga mengetahui
implementasi atas teori-teori yang diperoleh didalam perkuliahan
c. Mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke dunia profesinya setelah
menyelesaikan pendidikan di program studi Teknik Elektro.
d. Mahasiswa berlatih mengamati, membandingkan, menganalisis, dan menerapkan
llmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan pada lingkungan kerja.
e. Mahasiswa mengenal dan mempelajari tingkah laku (attitude), kemampuan
berkomunikasi (Communication Skill), dan kerjasama (teamwork) yang
diperlukan dalam mengembangkan interpersonal skill (human relation) di dunia
kerja.

2.1.2 Bagi Program Studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau


Sasaran Kerja praktek bagi Program Studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau
antara lain:
a Menjalin komunikasi produktif antara program studi Teknik Elektro UIN
SUSKA Riau dengan dunia kerja.
b Membuka peluang penelitian bagi dosen-dosen pembimbing Kerja Praktek
(KP) terkait implementasi bidang ilmu Teknik Elektro di dunia kerja.

2.1.3 Bagi PT. SEMEN PADANG


Sasaran Kerja praktek bagi PT. SEMEN PADANG antara lain :

II-1
a. Menjalin kerjasama yang produktif dengan Perguruan Tinggi, yaitu program
studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau.
b. Peluang mencari solusi dari masalah keteknikan yang belum sempat dikerjakan
karena kesibukan rutin.

2.2 Manfaat
Melalui pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan sasaran-sasaran diatas dapat
terwujud yang mana membuat hubungan antara program studi teknik elektro UIN SUSKA
Riau dengan institusi kerja praktek dapat terus berlanjut kedepannya. Dan juga ilmu yang
didapat ditempat kerja praktek dapat di implementasikan oleh mahasiswa kerja praktek
dikemudian harinya.
Dari pelaksanaan kerja praktek di PT. Semen Padang dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, antara lain :

2.2.1 Bagi Mahasiswa


Adapun Manfaat Kerja praktek Bagi Mahasiswa sebagai berikut :
1. Mampu mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat secara teoritis di
perkuliahan
2. Menguji kemampuan mahasiswa dalam berkreasi sesuai dengan bidang ilmu
yang ditekuni.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang instrumentasi dan kontrol proses
di portal scapper
4. Menganalisa setiap peluang permasalahan yang terjadi di dunia kerja dan
mencari solusi untuk perbaikan
5. Memperoleh pengalaman mengenai kondisi bekerja sehingga mampu
beradaptasi dengan dunia pekerjaan.

2.2.2 Bagi Program Studi Teknik Elektro UIN SUSKA Riau


Adapun Manfaat Kerja praktek Bagi Program Studi Teknik Elektro UIN SUSKA
Riau sebagai berikut :
1. Menjalin kerjasama produktif antara program studi Teknik Elektro UIN
SUSKA Riau dengan dunia kerja.

II-2
2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program studi Teknik Elektro konsentrasi
instrumentasi UIN SUSKA Riau untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil
sesuai dengan kebutuhan dalam ranah industri.
3. Membuka peluang penelitian bagi dosen-dosen Pembimbing Kerja Praktek
terkait implementasi bidang ilmu Teknik Elektro di dunia kerja.

2.2.3 Bagi PT. SEMEN PADANG


Adapun Manfaat Kerja praktek Bagi PT.SEMEN PADANG sebagai berikut :
1. Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi
khususnya di UIN SUSKA Riau
2. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
badan usaha atau institusi yang terkait.

II-3
III BAB III
PT. SEMEN PADANG

3.1 Sejarah Perusahaan

Berdasarkan sejarah, PT Semen Padang merupakan pabrik semen pertama di Asia


Tenggara yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, berjarak 15 km dari pusat kota Padang
arah timur raya Padang-Solok, pada ketinggian ± 200 m di atas permukaan laut dengan luas
± 630 ha. Pada tahun 1896 seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman yang bernama
Ir. Carl Chirstopus Lau tertarik dengan batu-batuan yang ada di bukit Karang Putih dan
bukit Ngalau. Batubatuan itu dikirim ke Belanda dan hasil penelitian menunjukan bahwa
batu- batuan tersebut dapat dijadikan bahan baku semen. Pada tanggal 25 Januari 1907, Ir.
Carl Christopus Lau mengajukan permohonan kepada Hindia Belanda untuk mendirikan
pabrik semen di Indarung, pada tanggal 16 Agustus 1907 permohonan itu disetujui.

Gambar 3.1 Logo PT. Semen Padang

Untuk melanjutkan usahanya, menghimpun kerja sama dengan beberapa perusahaan


seperti Fa. Gebroeders Veth, Fa. Dunlop, Fa. Yarman & Soon serta pihak swasta lainnya,
sehingga pada tanggal 18 Maret 1910 berdirilah NV Nedherlandsch Indische Portland
Cemen Maatschappij (NV NIPCM) dengan akte notaris Johanes Piede Smidth di
Amsterdam sebagai pabrik semen tertua di Indonesia. Pabrik yang berlokasi lebih kurang
15 km dari pusat kota Padang ini mulai beroperasi pada tahun 1913 dengan kapasitas
produksi 22.900 ton/tahun dan pada tahun 1939 pernah mencapai produk tertinggi 172.000
ton/tahun. Ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945 pabrik semen
ini diambil alih oleh Manajemen Asano Cement Jepang. Ketika proklamasi kemerdekaan

III-1
pada tahun 1945, pabrik ini diambil alih oleh karyawan Indonesia dan selanjutnya
diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia dengan nama Kilang Semen Indarung.
Pada 5 Juli 1958 di Nasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dari Bangsa Belanda.

Perkembangan selanjutnya, perusahaan melakukan peningkatan kapasitas produksi


dengan optimalisasi Indarung I dan pembangunan pabrik baru yaitu Indarung II, III A, III
B dan III C, maka mulai 1 Januari 1994 kapasitas terpasang meningkat menjadi 3.720.000
ton/tahun. Pabrik Indarung I sebagai pabrik tertua yang menggunakan proses basah
sekarang tidak dioperasikan lagi mengingat efisiensi dan langkanya suku cadang
peralatannya, akan tetapi masih tetap dirawat dengan baik. Pabrik Indarung II dibangun
pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1980.Setelah itu berturut-turut dibangun pabrik
Indarung III A (1981-1983) dan Indarung III B (selesai tahun 1987).Pabrik Indarung III C
dibangun oleh PT Semen Padang pada tahun 1994.

Gambar 3.2 PT Semen Padang

Kemudian dalam perkembangannya pabrik Indarung III A akhirnya dinamakan


pabrik Indarung III sedangkan pabrik Indarung III B dan III C yang menggunakan satu kiln
yang sama diberi nama pabrik Indarung IV. Dengan diresmikannya pabrik Indarung V
pada tanggal

16 Desember 1998, maka kapasitas produksi meningkat menjadi 5.240.000


ton/tahun. Berdasarkan surat menteri keuangan Republik Indonesia No. S-326/ MK. 016/
1995 tanggal 5 Juni 1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga buah pabrik semen
milik pemerintah yaitu PT Semen Padang, PT Semen Gresik dan PT Semen Tonasa yang
terealisasi tanggal 15 September 1995. Pada saat ini, pemegang saham perusahaan adalah

III-2
PT Semen Gresik Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga
Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01%. Pada tahun 2012 berdiri holding
company baru dengan nama PT Semen Indonesia Tbk yang sahamnya dimiliki mayoritas
oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar
48,09% dimiliki publik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. membawahi PT Semen
Padang (PTSP), PT Semen Gresik (PTSG), PT Semen Tonasa (PTST), dan Thang Long
Cement Company (TLCC) di Vietnam serta perusahaan Solusi Bangun Indonesia pada
tahun 2019 lalu.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan
di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara.

Misi : Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk tekait lainnya yang
berorientasi kepada kepuasan pelanggan.Mengembangkan SDM yang kompeten,
profesional dan berintegritas tinggi.Meningkatkan kemampuan rekayasa dan
engineering untuk mengembangkan industri semen nasional.Memberdayakan,
mengembangkan dan mensinergikan sumber daya perusahaan yang berwawasan
dan lingkungan.Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan
memberikan yang terbaik kepada stakeholder[5].

3.3 Struktur Organisasi PT. Semen Padang


Struktur seperti pada gambar 3.3 mempunyai peranan penting dalam perusahaan
karena menggambarkan adanya pembagian pekerjaan sebagai jabaran tugas sehingga setiap
orang bertanggung jawab untuk melakukan tugas tertentu dan menguasai bidangnya
sendiri. Melalui struktur tersebut, dapat diketahui garis pertanggungjawaban di dalam
perusahaan. Setiap unit akan mempertanggung jawabkan semua kegiatan dan usaha yang
telah dijalankan sesuai dengan batas wewenang yang diberikan. Semakin tinggi tingkatan
suatu unit, maka semakin luas bidang tanggung jawabnya.
Struktur organisasi PT Semen Padang sering mengalami perubahan sesuai dengan
tuntutan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Berikut struktur organisasi terbaru PT
Semen Padang.

III-3
Gambar 3.3 Struktur PT Semen Padang
Struktur organisasi PT Semen Padang bila dikelompokkan berdasarkan tugas dan
wewenang adalah sebagai berikut.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam rapat umum pemegang sahum (RUPS).
Tugas dewan ini secara umum adalah sebagai dewan pengarah (steering
committee) dan tempat berkonsultasi bagi direktur dalam mengambil suatu
keputusan.
a. Komisaris Utama: Muhammad Agus Samsudin
b. Komisaris: Prof. Dr. H. Werry Darta Taifur, S.E, M.A
c. Komisaris: Khairul Jasmi
2. Dewan Direksi
Dewan direksi terdiri dari Direktur Utama yang dibantu oleh dua direktur lain
yaitu Direktur Operasi dan Direktur Keuangan.
a. Direktur Utama: Yosviandri
Direktur utama merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap seluruh aktifitas dan jalannya perusahaan. Dalam menjalankan
aktivitasnya, Direktur Utama dibantu direktu-direktur dan staf ahli
bagian pengawasan intern serta program pengendalian mutu terpadu dan
lembaga-lembaga penunjang lainnya. Departemen yang langsung berada

III-4
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktur Utama
adalah:
1) Internal Audit
2) Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan
3) Bisnis Inkubasi Non-Semen
b. Direktur Operasi: Ir. Asri Mukhtar, M.M.
Direktur operasi membawahi beberapa departemen berikut.
1) Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
2) Departemen Tambang dan Pengolahan Bahan Baku
3) Departemen Produksi Terak
4) Departemen Produksi Semen
5) Departeman Pemeliharaan.
c. Direktur Keuangan: Tubagus Muhammad Dharury
Direktur Keuangan membawahi beberapa departemen sebagai
berikut:
1) Departemen Keuangan
2) Departemen Sumber Daya Manusia dan Umum
3)
Untuk operasionalnya masing-masing direksi dibantu oleh karyawan yang dibagi atas:
a. Karyawan Tetap
1) Staf, sebagai kepala departemen, biro, dan kepala bidang.
2) Non Staf, sebagai kepala regu (asisten supervisor segai penanggung jawab
distribusi dan kelancaran kerja di lingkungan seksinya) beserta bawahannya
b. Karyawan Outsourcing
Karyawan yang tidak memiliki nomor induk pegawai perusahaan dan masa kerja
seharian. Di samping itu, direktur utama bersama direktur lainnya juga membawahi
beberapa Anak Perusahaan dan Lembaga Penunjang (APLP) dan Panitia Pelaksana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Anak perusahaan yang ada sekarang
adalah:
1) PT. Igasar
2) PT. Yasiga sarana Utama
3) PT. Pasoka Sumber Karya
4) PT. Sepatim Batamtama

III-5
5) PT. Bima Sepaja Abadi
6) Koperasi Karyawan Semen Padang
7) Dana Pensiun Semen Padang
8) Yayasan Igasar
9) Yayasan Semen Padang

3.4 Proses Produksi Semen

Semen adalah suatu zat perekat hidraulik dimana senyawa-senyawa yang


dikandungnya akan mempunyai daya rekat terhadap batuan jika semen tersebut sudah
bereaksi dengan air. Sifat perekat hidraulik tersebut akan menyebabkan semen bersifat:

1. Tidak dapat segera mengeras bila tercampur dengan air


2. Larut dalam air
3. Dapat mengeras walaupun berada dalam air
Semen terdiri dari berbagai senyawa mineral yang mengandung kalsium aluminat dan
kalsium aluminat-ferit, yang berarti senyawa semen berasal dari zat (oksida) kapur, oksida
silikat, oksida aluminat, dan oksida besi. Oleh karena itu bahan mentah semen adalah
bahan- bahan yang dapat menghasilkan keempat oksida tersebut diatas dan dapat berasal
dari satu atau dua jenis bahan mentah, tetapi jika belum cukup perlu ditambah dengan
bahan mentah yang lain.

Ada empat bahan utama pada proses pembuatan semen, lalu ada dua bahan penolong
serta dua 3rd material yang menjadi bahan baku pembuat semen diantaranya yakni yang
ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Bahan Baku Utama Pembuatan Semen

No Material Kebutuhan Penambangan

1. Batu kapur (limestone) ±80% Self mining: Bukit


Karang Putih
2. Batu silica (silicastone) ±10% Self mining: Bukit
Karang Putih
3. Tanah liat (clay) ±8% Supply: Sekitar
pabrik

III-6
4. Pasir besi (iron sand) ±2% Supply: Cilacap

Tabel 3.2 Bahan Baku Penolong dan 3rd Material Pembuatan Semen

No Material Kebutuhan Keterangan Bahan

1. Gypsum 3,5 % Supply: Thailand,


Gresik
Bahan penolong
2. Pozzolan 1 – 1,5 % Supply: Lubuk
Alung
3. Fly ash Produk sampingan
-
batu bara 3rd material
4. High grade limestone Sekitar 4,5 % Sebagai sumber
kandungan CaO

Berikut merupakan gambaran umum bagaimana proses produksi semen di PT Semen


Padang Pabrik Indarung VI.

1. Bahan-bahan utama akan disimpan di storage yang sebelum nya material akan
melewati proses Crusher dan akan ditransport menggunakan conveyer ke raw feed. Di
raw feed, material akan ditakar sesuai kebutuhan dan akan melalui proses di raw mill.

Gambar 3.4 Storage Silica Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

III-7
Gambar 3.5 Raw feed Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

2. Sebelum memasuki raw mill, material akan melewati magnetic separator dan metal
detector untuk memastikan bahwa tidak ada bongkahan logam pada material. Logam
yang terpisah akan ditampung dan masuk ke bagian reject material. Di raw mill,
material yang sudah melalui proses mixing, grinding, dan drying akan menjadi halus
dan akan di transport oleh gas ke separator, dimana material yang masih berbentuk
bongkahan akan dipisah dan akan kembali dihaluskan. Material yang berasal dari raw
mill disebut raw mix. Raw mix dipisahkan dengan gas di Bag Hause Filter dan
disimpan di silo.

Gambar 3.6 Raw Mill Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

III-8
3. Raw mix akan melalui proses preheating di cyclone preheater menggunakan gas panas
dengan suhu 800oC-900oC. Selain proses preheating, di sini juga dilakukan proses
kalsinasi yaitu penguraian material untuk mendapatkan kapur CaO dari senyawa
CaCO3. Dari pre-heater, raw mix diumpankan ke kiln.

Gambar 3.7 Cyclone Preheater Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

4. Kiln adalah tabung besi dengan diameter 5,6 m dan panjang 84 m. Kiln dipasang
dengan kemiringan tertentu (dapat diatur) agar material dapat bergerak sepanjang kiln
dan diputar dengan kecepatan konstan (dapat diatur) agar pembakaran sempurna dan
merata. Kiln menggunakan bahan bakar berupa fine coal yang berasal dari dari
penggilingan coal (batu bara) di coal mill. Material yang telah mengalami pembakaran
di dalam kiln, selanjutnya didinginkan oleh pendingin (cooler) di cooling department
yang terletak pada bagian belakang kiln. Material yang keluar dari kiln disebut dengan
clinker yang memiliki suhu 150°C-200°C. Clinker kemudian disimpan di silo clinker
yang memiliki kapasitas 80.000 ton.

Gambar 3.8 Kiln Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

III-9
Gambar 3.9 Klinker Silo Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

5. Clinker selanjutnya akan melalui proses penggilingan di cement mill. Di dalam cement
mill, clinker digiling bersama dengan bahan penolong (gypsum dan/ pozzolan) dan 3rd
material hingga mencapai tingkat kehalusan tertentu. Hasil penggilingan yang
merupakan semen siap pakai yang akan menuju separator. Pada separator, dilakukan
pemisahan material yang halus dengan yang kasar. Material yang kasar diumpankan
kembali menuju mill untuk dihaluskan kembali, sedangkan material yang halus dan
menjadi semen dimasukkan ke dalam silo semen dan akan di-packing untuk siap
dipasarkan. Pabrik Indarung VI dapat memproduksi semen sebanyak 1.500.000
ton/tahun.

Gambar 3.10 Cement Mill Pabrik Indarung VI PT Semen Padang

III-10
6. Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang dibutuhkan, jadi tidak
ada penumpukan atau gudang semen untuk semen yang telah dikantongkan di pabrik.
Semen yang akan didistiribusikan ke wilayah yang relatif dekat, dilayani dengan
menggunakan truk seperti Sumatrea Barat, Jambi, dan Tapanuli Selatan yang
pengantongannya dilakukan di Indarung. Sedangkan pengantongan untuk pemasaran
yang akan di transportasikan melalui kapal laut dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur.
Semen yang diambil dari silo semen langsung menuju unit pengantongan dengan
menggunakan alat transportasi air slide conveyor. Setelah dikantongkan, semen
langsung dibawa dengan belt conveyor ke atas truk.

Pengantongan Semen PT Semen Padang Indonesia dilakukan pada dua tempat yaitu
Packing Plant Indarung (PPI) dan Packing Plant Teluk Bayur (PPTB). Pada PPI
terdapat 10 unit packer dan di Teluk Bayur terdapat 7 unit packer. Setiap unit
merupakan rotary packer dengan 10 spout dan berkapasitas 80 ton perjam.

Pengangkutan semen menuju Teluk Bayur, juga tersedia Packing Plant di Belawan,
Batam, dan Tanjung Priok. Dengan adanya packing plant di beberapa daerah maka
semen dikirimkan dalam bentuk curah.

3.5 Produk yang dihasilkan

PT Semen Padang memproduksi tiga jenis semen dengan perincian sebagai berikut:

1. Portland Cement (Semen Portland)

Merupakan perekat hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak atau
Klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan
bahan tambahan yaitu berupa Kristal senyawa kalsium sulfat. Semen Portland ini
terdapat lima tipe dengan spesifikasi:

a. Semen Portland tipe I


Standar:
1) Standar Nasional Indonesia: SNI 15-2049-2004
2) American Society for Testing and Materials: ASTM C 150-05
3) British Standard: BS 1278/89/91
4) Japanese Industrial Standard: JIS R-5210-1981

III-11
Gambar 3.11 Semen Portalnd Type I

Untuk pemakaian umum seperti bangunan yang tidak memerlukan


persyaratan khusus seperti rumah pemukiman, gedung-gedung sekolah dan
perkantoran, bangunan pabrik dan gedung bertingkan dan lain-lain.

b. Semen Portland tipe II


Standar:
1) Standar Nasional Indonesia: SNI 15-2049-2004
2) American Society for Testing and Materials: ASTM C 150-05

Gambar 3.12 Semen Portland Type II

Tahan terhadap sulfat sedang panas hidrasi sedang, misalnya untuk


bangunan ditepi laut, bangunan di bekas rawa, saluran irigasi beton massa untuk
dam-dam dan landasan jembatan serta bangunan pengolahan limbah.

III-12
c. Semen Portland tipe III
Standar:
1) Standar Nasional Indonesia: SNI 15-2049-2004
2) American Society for Testing and Materials: ASTM C 150-05

Gambar 3.13 Semen Portland Type III

Dipakai pada bangunan yang memerlukan konstruksi kekuatan tekan awal


tinggi seperti bangunan bertingkat, beton pra cetak dan pra tekan serta bangunan
dalam air yang tidak memerlukan ketahanan sulfat.

d. Semen Portland tipe V


Standar:
1) Standar Nasional Indonesia: SNI 15-2049-2004
2) American Society for Testing and Materials: ASTM C 150-05

Gambar 3.14 Semen Portland Type V

III-13
Untuk bangunan yang tahan panas hidrasi rendah seperti instalasi
pengolahan limbah dan konstruksi dalam air.

e. Portland Pozolan Cement (PPC)


Standar:
1) Standar Nasonal Indonesia: SNI 15-0302-2004
2) American Society for Testing and Materials: ASTMC 595-05

Gambar 3.15 Portland Pozzolan Cmenet (PPC)

Produk yang digunakan untuk bangunan rumah pemukiman perkantoran dan


lain-lain yang tidak memerlukan persyaratan khusus. Kualitas produk ini tidak
kalah dengan produk semen tipe I dan tipe SMC. Produk ini memakai pasi r
pozzolan yang didatangkan dari Pariaman.

2. Oil Well Cement (OWC)


Standar:
a. Standar Nasional Indonesia: SNI 15 – 3044 – 1992
b. American Petroleum Institute: SPEC 10A – 2002

Gambar 3.16 Oill Well Cement (OWC)

III-14
Jenis OWC yang diproduksi oleh PT Semen Padang adalah class G-HSR yaitu
jenis semen yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak dengan kedalaman 8000
kaki dan tahan terhadap sulfat tinggi.

3. Super Masory Cement (SMC)


Standar:
a. Standar Nasional Indonesia: SNI 15 – 3500 – 2004
b. American Society for Testing and Materials: ASTM C 91-05

Gambar 3.17 Super Masory Cement (SMC)

Semen ini termasuk tipe Semen Portland Campur yang digunakan untuk
konstruksi ringan dengan kuat tekan karakteristik (fc) setinggi-tingginya 20 Mpa (200
kg/cm3) pada umur 28 hari.

4. Super Portland Pozzolan Cement

Semen yang telah memenuhi pesyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI
15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-s. Dapat digunakan secara luas seperti:

a. Kontruksi beton massa (bendungan, dam dan irigasi).


b. Kontruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat
(bangunan tepi pantai, tanah rawa).
c. Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
d. Pekerjaan pesangan dan plesteran.

5. Portland Cement Cem I 42.5 R-NA

III-15
Portland Cement CEM I 42.5 R-NA adalahtipe semen dengan kekuatan awal
yang paling tinggi, susut relatif pada waktu mengering serta tahan terhadap pembekuan
pada iklim dingin (frost) dan cocok di pakai untuk pekerjaan:

a. Kontruksi Terowongan/Bendungan.
b. Kontruksi Jalan Raya dan Jembatan.
c. Pengecoran Beton pada suhu yang dingin atau pengecoran akibat adanya
rembesan air.
d. Beton yang tahan terhadap alkalis reaktif.
e. Industri beton pracetak yang membutuhkan kekuatan tekan awal tinggi.

Selain semen diatas, PT Semen Padang juga menghasilkan tipe semen lain
diantaranya tipe semen CEM 32,5 R-NA dan tipe CEM 42,5 R-NA (keduanya
diekspor ke Jerman), dan tipe CEM 52,5 R-NA yang di ekspor ke Amerika. Semen
ini umumnya digunakan untuk bangunan dengan spesifikasi kuat tekan awal tinggi
dan memiliki tingkat penyusutan yang rendah. Biasanya digunakan untuk bangunan
bertingkat dan landasan pacu pesawat.

3.6 Sistem Kelistrikan PT. Semen Padang

Pabrik Indarung VI mendapatkan supply listrik dari PLN sebesar 39 MW dan


disimpan di Gardu Induk (GI) untuk selanjutnya didistribusikan ke pabrik. Secara umum
tegangan suplai untuk keperluan pabrik dibagi atas 2, yaitu:

1. Tegangan Tinggi (High Tension)


Yaitu tegangan yang dihasilkan oleh pembangkit, baik pembangkit sendiri
maupun dari PLN.
2. Tegangan Rendah (Low Tension)

Untuk melayani beban digunakan bus bar tegangan tinggi dan tegangan rendah.
Bus bar yang digunakan untuk melayani beban terbuat dari tembaga dengan bentuk
lempengan yang dipasang sepanjang HTDB, MDB dan MCC serta dilengkapi oleh
isolator.
a. HTDB (High Tension Distribution Board)

Untuk melayani beban bertegangan tinggi berupa trafo dan motor, maka

III-16
pada masing-masing departemen digunakan HTDB 6,3 kV yang tersusun atas
beberapa cubicle yang dilengkapi dengan peralatan proteksi baik incoming
maupun beban. Listrik yang digunakan HTDB berasal dari GI dengan tegangan
150 kV dan diturunkan dengan trafo step down menjadi 6,3 kV.

Gambar 3.18 Panel HTDB

b. MDB (Main Distribution Board)

Beban bertegangan rendah sebesar 400 V dilayani melalui MDB dengan


suplai dari HTDB yang diturunkan melalui trafo 6,3 kV/400 V. Beban dari MDB
adalah berupa MCC dan motor bertegangan rendah dengan kapasitas daya 75 kW
sampai dengan 315 kW. MDB terdiri dari beberapa section yang berisikan
peralatan proteksi untuk beban, baik motor maupun MCC.

Gambar 3.19 Panel MDB

III-17
c. MCC (Motor Control Centre)

MCC digunakan untuk melayani beban berupa motor dengan daya kecil
dari 90 kW, welding dan penerangan. MCC terdiri dari beberapa komponen yang
berisikan peralatan proteksi untuk masing-masing beban. Sementara itu, untuk
menghubungkan dan memutuskan suplai tegangan ke beban digunakan CB
(circuit breaker). Jenis yang banyak digunakan adalah jenis OCB, VCB dan SF6.
Oil, Vacum dan SF6 merupakan sarana yang digunakan untuk meredam spark
(loncatan bunga api) yang terjadi saat CB memutuskan arus yang tinggi.

Gambar 3.20 Panel MCC

d. NDB (Non Distribution Board)

NDB ialah sebuah alat yang mengatur untuk penghidupan hanya untuk
Welding serta Pencayahaan yang ada pada PT. Semen Padang

Gambar 3.21 Panel NDB

III-18
3.7 Sistem Kontrol PT. Semen Padang

Sistem kontrol merupakan perlengkapan yang sangat penting dalam proses produksi
modern. Keberadaan sistem kontrol dalam proses produksi berpengaruh langsung terhadap
kualitas dan kuantitas produksi. Dengan adanya sistem kontrol, kondisi peralatan di
lapangan dapat dimonitor sehingga apabila terjadi gangguan, sistem kontrol akan
mengindikasikan gangguan tersebut pada Operating Station. Dengan demikian, sistem
kontrol dapat menjaga agar proses produksi dapat berjalan secara optimal. Secara garis
besar, sistem kontrol di PT Semen Padang Pabrik Indarung VI dibagi atas:

1. Sistem Kontrol Manual


Sistem ini menggunakan rangkaian kontrol yang sederhana. Masing-masing
peralatan dioperasikan secara manual oleh operator lapangan.

2. Sistem Kontrol Otomatis


Pada sistem ini, semua peralatan di dalam pabrik dikontrol oleh satu ruang
pusat pengendali atau Central Control Room (CCR). Pengontrolan dilakukan dengan
menggunakan interlocking system yaitu sistem untuk mengamankan jalannya proses
serta pengamanan peralatan dari unit yang paling kecil sampai keseleuruhan sistem.
Suatu alat yang diinterlock hanya dapat berjalan apabila telah memenuhi syarat operasi
yang benar. Terdapat lima interlocking sistem yang digunakan:

a. OP: Operational Interlock

Interlock yang diambil dari running motor lain di sebuah grup.

b. SA: Safety Interlock

Digunakan untuk mengamankan mesin dan personil.

c. STI: Start Interlock

Digunakan untuk menyalakan alat.

d. PR: Protective Interlock

Digunakan untuk memproteksi motor dan personil.

e. MACH: Machine Interlock

Digunakan untuk memproteksi mesin yang lain dan personil.

III-19
Interlocking system diterapkan dalam operasi-operasi tertentu dalam sistem
kontrol. Berikut mode operasi yang digunakan.

a. Automatic Mode

Drive distart/distop dari ECS (Engineering Control System) dalam sebuah


group dengan semua interlockingnya. Interlocking system yang digunakan:
PR-SA- MACH-OP-STI.

b. Local Mode
Drive distart/distop secara individu dari tombol pushbutton di lapangan.
Interlocking system yang digunakan: PR-SA-STI.

c. Single Start Mode

Drive distart/distop secara individual dari faceplate module drive.


Interlocking system yang digunakan: PR-SA-MACH-OP-STI.

d. Manual Mode

Drive distart/distop dari secara individual dari faceplate module drive.


Interlocking system yang digunakan: PR-SA-STI. Perbedaan antara Single
Start Mode dan Manual Mode dapat dilihat dari interlocking system yang
digunakan. Pada Single Start Mode, terdapat MACH dan OP sehingga drive
distart/distop dengan mempertimbangkan kondisi motor atau mesin lain.

III-20
IV BAB IV

TEORI
4.1 Vertical Roller Mill Indarung VI PT. Semen Padang
Vertical Mill ialah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan proses penggilingan
bertekanan tinggi untuk menghancurkan bahan mentah yang ada di Industri Semen. Di
Departemen Raw Mill PT. Semen Padang, Vertical Roller Mill digunakan untuk
menggiling material silica, limestone, clay dan iron sand.

Gambar 4.1 Struktur Vertical Raw Mill

Jenis grinding mill yang yang ada di Indarung VI PT. Semen Padang adalah OK
Mill grinding System, yang terdiri dari 6 buah grinding roller berdiameter 2,3 m dan
memiliki kapasitas produksi 1000 t/h. OK Mill yang ada di Indarung VI PT. Semen Padang
merupakan Raw Mill terbesar di Asia, dengan lahan tambang yang amat luas, dibutuhkan
sistem produksi yang amat besar pula. Dapat dilihat gambar atau penampakan grinding
roller dan grinding table dapat dilihat pada gambar berikut.

IV-1
Gambar 4.2 Grinding Force Area
(Sumber : FLSmidth.com)

Keenam grinding roller pada gambar diatas, roller melakukan fungsi grinding
material diatas grinding table, grinding table diputar oleh motor melalui gearbox, material
yang di masukkan mengalami gaya centrifugal yang bekerja pada grinding table, dan
kemudian membawa material ke roller. Material yang telah di giling keluar dari table
memasuki area louvre ring, bertemu gas panas untuk pengeringan dan mengangkat
material halus menuju classifier. Material kasar yang tidak terangkat oleh gas panas, jatuh
melalui louvre ring ke ring duct yang berada di sekeliling grinding table dan selanjutnya di
keluarkan ke sistem reject, material yang masih kasar tersebut dipisahkan oleh classifier
dan dikembalikan ke grinding table melalui grit cone dan digiling kembali.

IV-2
Gambar 4.3 Metal detector

Sebelum masuk ke unit vertical mill akan terdapat tahap pendeteksian material
terhadap benda metal yang di mana pendeteksian nya dilakukan oleh benda yang bernama
metal detector yang berfungsi untuk mendeteksi jika kandungan material memiliki
komposisi metal, lalu jika terbaca oleh mesin metal detector tersebut, maka secara otomatis
alat mengirimkan sinyal agar material yang terdeteksi logam ini di reject atau dibuang.

4.2 Motor Separator 6R1S01


Motor Separator 6R1S01 merupakan jenis motor yang digunakan pada proses
penggilingan yang terdapat pada unit Raw Mill yang terdiri dari dua unit yakni motor
Induksi 3 phase dan Bevel-helical Gearbox yang dimana memiliki cara kerja yakni
memisahkan antara material semen yang kasar dan material semen yang halus. Dimana
yang halus akan dihisap keatas lalu di transport menuju cyclone dan yang kasar akan
dimaasukkan kembali ke dalam mill untuk dihaluskan kembali.
Untuk melakukan proses Separating itu dibutuhkan motor induksi dan Bevel-helical
Gearbox agar motor separator tersebut bisa bergerak dan bisa berjalan sesuai yang telah di
inginkan.

IV-3
Gambar 4.4 Tampilan Motor Separator 6R1S01
1. Fungsi Motor Separator 6R1S01
Fungsi motor Separator 6R1S01 ini yakni untuk melakukan proses Separating
yang terjadi pada proses kerja dari Raw Mill, dengan Motor induksi sebagai penggerak
utama dari Motor Separator 6R1S01 untuk menggerakan Bevel-helical Gearbox yang
didalam nya terdapat fan untuk mengangkat material halus menuju ke proses
selanjutnya yang terjadi di cyclone.
Untuk proses Separaing itu sendiri berfungsi untuk memisahkan material yang
masuk ke dalam separator akan dipisahkan dimana bagian yang sudah bisa dipakai
akan menuju proses selanjutnya serta yang belum bisa dipakai akan dikembalikan lagi
ke proses sebelumnya agar bisa diselesaikan kembali agar pada saat melewati
separator tersebut bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.

2. Prinsip Kerja Motor Separator 6R1S01


Prinsip Kerja dari motor Separator itu sendiri untuk menyaring material antara
yang halus dan yang kasar yang datang dari mill dan dimana yang halus akan didorong
keatas/ dihisap keatas melalui pipa udara menuju cyclone dimana udara yang
dibutuhkan untuk menghisap material tersebut melewati pipa udara tersebut diambil
dari mill serta bagian yang kasar akan tersaring ke bawah dan akan dikirim kembali ke
mill untuk dihaluskan kembali

3. Main Drive Motor Separator 6R1S01


Adapun main drive dari motor Separator 6R1S01 yakni motor Induksi 3 phasa
dan juga Bevel-helical Gearbox.

IV-4
a. Motor Induksi 3 Phase
Untuk menjalankan sebuah separator didalam proses separating dibutuhkan
sebuah motor listrik yang memiliki daya yang tinggi karena pada Raw Mill
sendiri memiliki daya tampung yang besar, sehingga dibutuhkan tenaga yang kuat
pula untuk proses separating. Motor ini memiliki kecepatan rata-rata 1492 r/min
dan kecepaatan maksimal nya bisa mencapai 1800 r/min. Adapun tampilan dari
motor yang digunakan untuk menggerakkan motor separator serta spesifikasi nya
ialah sebagai berikut

Gambar 4.4 Tampilan Motor Induksi 3 phasa

b. Bevel-helical Gearbox
Pada Bevel-helical Gearbox ini terdiri dari susunan gear yang terdiri dari dua
jenis gear yang berada didalam satu unit yakni Bevel gear dan Helical gear.
Adapun tampilan Bevel-helical Gearbox seperti dibawah ini

Gambar 4.5 Tampilan Bevel-helical Gearbox


Bevel gear merupakan gear yang berfungsi untuk merubah putaran
horizontal yang datang dari transmisi (pinion gear) dirubah menjadi putaran yang
melintang selanjutnya diteruskan ke steering clutch yang memungkinkan unit bisa
bergerak. Sedangkan helical gear adalah roda gigi yang bentuknya miring 15-30

IV-5
derajat yang biasa digunakan untuk kecepatan >3500 RPM dan helical gear ini
cocok untuk kecepatan dan beban tinggi seperti pada proses separating pada raw
mill ini.

c. Motor Sirkulasi
Motor Sirkulasi yakni sebuah motor yang berfungsi sebagai pendingin oli
yang proses nya terjadi pada bevel-helical Gearbox. Adapun bentuk tampilan dari
motor sirkulasi adalah sebagai berikut.

Gambar 4.6 Tampilan Motor Sirkulasi


d. Rotor Separator
Rotor Separator digunakan untuk memisahkan material yang halus dan kasar
dengan memanfaatkan kecepatan putaran dari motor separator, cara kerjanya
motor akan memutarkan gearbox, lalu dari gearbox dihubungkan ke rotor
separator sehingga motor dapat mampu memutar rotor separator yang direkatkan
dengan cage rotor yang berbentuk seperti kisi-kisi sebagai pemisah material
tersebut. Jadi dapat diambil garis besar semakin cepat putaran motor maka akan
semakin cepat halus pula hasil material yang akan di transport menuju cyclone.

Cage Rotor
Rotor Separator

Gambar 4.7 Tampilan Rotor Separator

IV-6
4.3 Sistem Kontrol VFD (Variable Frequency Drive)
Sistem kontrol memegang perenan yang sangat penting dalam perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi terutama dalam proses produksi dalam perusahaan dan
industri modern. Sistem kontrol ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi yang
diinginan dari suatu sistem fisik variabel tertentu di dalam sistem tersebut sehingga apabila
terdapat ganguan maka proses produksi tidak akan terganggu
Sistem kontrol adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen
pendukung yang digunakan untuk nilai variabel sistem yanng dikontrol dan menerapkan
variabel tersebut ke dalam sistem untuk mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai
yang diukur dari nilai yang dikehendaki. jenis-jenis sistem kontrol yaitu:

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka


Sistem kontrol loop terbuka merupakan sistem kontrol yang keluarannya tidak
mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol, keluarannya tidak dapat digunakan
sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Suatu contoh sederhana adalah
mesin cuci. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran yaitu tingkat kebersihan
pakaian. Jadi sistem kontrol Loop terbuka dapat digunakan , hanya jika hubungan
antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun
eksternal, seperti terlihat pada gambar 4.8

Input Plant Output

Gambar 4.8 Digram Blok Sistem Loop Terbuka

b. Sistem Kontrol Loop Tertutup


Sistem loop tertutup merupakan system pengeluaran dimana besaran keluaran
memberikan efek , terhadap besaran masukan sehingga besaran yang dkendalikan
dapat dibandingkan dengan harga yang diingin melalui alat pencatat yang digunakan
sebagai koreksi, seperti pada gambar dibawah ini:

IV-7
Input Output
Plant

Umpan Balik

Gambar 4.9 Blok Diagram Sistem Loop Tertutup

Pada sistem kontrol yang digunakan yakni termasuk sistem kontrol Loop
terbuka. pada proses separating di motor separator sistem kontrol yang digunakan
ialah VFD (Variable Frequency Drive), dimana VFD merupakan sebuah alat
pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang
masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan
kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi
menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda
atau dapat diatur. VFD yang digunakan pada proses pengontrolan motor separator ini
ialah VFD tipe ACS880

4.3.1 Hubungan Frekuensi listrik dengan kecepatan putaran Motor


Kecepatan putaran suatu Motor Listrik sangat dipengaruhi oleh besaran Frekuensi
listrik yang digunakan untuk mengoperasikan Motor listrik tersebut.Semakin tinggi
frekuensi listrik yang menyuplai suatu motor listrik, akan semakin besar kecepatan putaran
(Rpm) motor listrik tersebut.
Rumus kecepatan putaran Motor listrik AC:

N = (f x 120) : P

Kecepatan putaran (RPM) motor AC sama dengan Frekuensi dikali 120 dibagi
jumlah kutub medan magnet gulungan motor listrik AC tersebut.
N = Kecepatan putaran Motor (Rpm) (Rotation perminute)
f = Frekwensi (Hertz)

IV-8
P = Pole atau Kutub Motor
Untuk mengatur besaran nilai dari Frekuensi dengan tujuan untuk mendapatkan
kecepatan putaran sesuai dengan yang diinginkan, namun dengan Kemampuan Torsi
(Torque) Motor listrik yang tetap. Dan meminimalkan lonjakan Arus start motor listrik.

4.3.2 Pengaturan Kecepatan Motor AC


Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati
kecepatan sinkronnya.meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga
adanya pengaturan putaran. Pengaturan motor induksi memerlukan biaya yang sangat
tinggi. Salah satunya yaitu dengan mengubah frekuensi.
Pengaturan kecepatan motor induksi dengan mengubah frekuensi sumber tegangan
pada stator dapat menghasilkan pengaturan yang lebih baik dibanding dengan dua metoda
lainnya. Kecepatan motor lebih luas, tetapi sangat rumit dalam rangkaian pengaturannya.
Konsep dasar pengubah frekuensi adalah mengubah sumber daya AC menjadi DC melalui
penyearah yang di kontrol atau tidak, dan kemudian diubah kembali menjadi AC untk
memberi tegangan pada motor, yang dapat diatur besar tegangan dan frekuensinya. Konsep
ini disebut juga AC Drive.
Cara mengatur kecepatan dari motor AC tersebut bisa mengunakan cara seperti :
1. Mengubah Jumlah Kutub
2. Pengaturan Tahanan Rotor
3. Pengaturan Tegangan
4. Pengaturan Frekuensi
5. Inverter

IV-9
V BAB V

LANGKAH KERJA

Langkah kerja dalam pelaksanaan kerja praktek “Analisa Sistem Variable Frequency
Drive (VFD) Pada Pengontrolan Motor Separator 6R1S01 Raw Mill Indarung VI PT.
Semen Padang”, meliputi beberapa tahapan yaitu :
5.1 Pengenalanan Perusahaan
Pengenalan lapangan adalah orientasi yang diberikan oleh pihak perusahan serta
memberikan bekal menjadi modal awal dalam beradaptasi dengan lingkungan perusahaan
yang meliputi beberapa kegiatan yang dilakukan :
1. Pengenalan mengenai sejarah dan profil dari PT. Semen Padang
2. Pengenalan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
3. Pengenalan mengenai K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
4. Pengenalan kepada karyawan pada Unit kerja Peraawatan Listrik dan Instrument
(PLI 2) Indarung VI yang telah ditetapakan oleh Unit SDM
5. Pengenalan mengenai Unit kerja Perawatan Listrik dan Instrument 2 (PLI 2) serta
Proses Produksi semen pada Indarung VI
6. Pengenalan area kerja Unit Perawatan Listrik dan Instrument (PLI 2)..

5.2 Survey Lapangan


Survey lapangan ini merupakan salah satu kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh
Kepala Urusan PLI 2 Indarung VI PT.Semen Padang bersama pembimbing lapangan,
dimana disini pembimbing memperkenalkan semua area kerja, bagian-bagian dan alat-alat
yang menjadi tanggung jawab di area tersebut. Adapun kegiatan survey lapangan yang
dilakukan sebagai berikut :
1. Survey area kerja dari Unit Perawatan Listrik dan Instrument 2 (PLI 2)
2. Pengenalan alat-alat yang berada dibawah tanggung jawab unit kerja PLI 2
3. Melakukan Preventive, Maintanance, dan Control pada alat-alat dibawah Unit
kerja PLI 2
4. Melakukan pengecekan terhadap kabel dan sistem kontrol pada alat-alat dibawah
unit kerja PLI 2

V-1
5.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data untuk bahan dalam laporan kerja praktek meliputi berbagai
cara yaitu :
1. Wawancara
Wawancara merupakan bagian dari langkah yang penulis gunakan untuk
melakukan Tanya jawab dengan pembimbing lapangan dan karyawan pada instansi,
guna memastikan apakah penulis dapat membahas judul yang telah didapat dan
diizinkan untuk melaksanakan kegiatan Kerja Praktek diinstansi yang beroperasi
dibidang yang akan dibahas oleh penulis.
2. Metode Pengamatan dan Observasi
Observasi merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan penulis setelah
mendapat kepastian dari pihak instansi bahwasannya penulis diizinkan
melaksanakan kegiatan Kerja Praktek di instansi tersebut. Observasi dilakukan
dengan pemantauan langsung kelapangan yakni pada Storage Indarung VI
PT.Semen Padang.
3. Metode Literatur
Studi Literatur merupakan bagian dari langkah yang penulis gunakan untuk
mendapatkan teori-teori yang akan dibahas dalam penelitian Kerja Praktek. Hal ini
sangat bermanfaat bagi penulis untuk mempelajari dasar-dasar teori dari studi
kepustakanaan maupun dari buku-buku dan media lain seperti internet, sebagai
referensi penulis dalam menentukan judul untuk pembahasan Kerja Praktek

5.4 Penyusunan Laporan


Setelah melakukan bimbingan kepada pembimbing dan semua data yang diperlukan
telah terkumpul selanjutnya melakukan penyusunan laporan sesuai dengan format yang
telah ditetapkan di Panduan Kerja Praktek AC 04.

V-2
Tabel 5.1 Schedule Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data
Minggu
No Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
3 Pengumpulan Data Lapangan
4 Tugas Presentasi
5 Wawancara Mengenai Data Lapangan
6 Penyusunan Laporan

5.5 Analisa Data

Setelah mendapatkan data-data dan hasil pengamatan yang dilakukan dan


dibutuhkan, maka selanjutnya penulis menganalisa data dengan bimbingan kepada
pembimbing lapangan di PT. Semen Padang

V-3
VI BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN


6.1 VFD (Variable Frequency Drive)
PT. Semen padang memiliki area kerja dari Indarung I, Indarung II, Indarung III,
Indarung IV, Indarung V, dan Indarung VI. Pada setiap area kerja memiliki unit-unit kerja
setiap areanya. Tempat penulis melaksanakan kerja praktek yaitu pada area Indarung VI
dan unit kerja PLI II, sesuai dengan pengamatan penulis area PLI II mencakup bagian Raw
Mill saja .
Pada area Raw Mill tepatnya pada proses separating terdapat sebuah unit penggerak
dari sebuah Motor Separator 6R1S01 yang berfungsi untuk menggerakkan gearbox yang
mentransmisikan tenaga dari motor induksi sehingga terjadilah proses pemisahan antara
material halus dan material kasar pada Motor Separator 6R1S01 tersebut. Tidak lepas dari
itu terdapat sebuah alat yang mengatur besaran kecepatan dari motor dengan mengubah
nilai frekuensi dan tegangan, alat ini dinamakan dengan Variable Frequency Drive (VFD),
Variable Frequency Drive atau inverter ini sederhana nya memiliki prinsip dasar, pada saat
untuk mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan
frekuensi yang berbeda atau dapat diatur.

Gambar 6.1 Gambaran besar Sistem VFD

Pada kegiatan kerja praktek penulis memfokuskan pengamatan pada komponen apa
saja yang ada pada VFD yang digunakan untuk mengontrol motor Separator 6R1S01,
prinsip kerja dari VFD , kelebihan menggunakan sistem kontrol VFD, permasalahan apa
yang terjadi pada VFD dan perawatan pada sitem kontrol VFD.

VI-1
6.2 Komponen Utama yang terdapat pada VFD
Motor induksi pada Motor Separator 6R1S01 berfungsi sebagai penggerak kipas
yang letaknya pada bagian bevel-helical gearbox. Sehingga memerlukan pengontrolan
kecepatan motor tersebut sesuai yang di inginkan. Pengontrolan kecepatan motor innduksi
pada proses Separating di Raw Mill Indarung VI menggunakan VFD ABB ACS880-07

Gambar 6.2 Tampilan Keseluruhan VFD ACS880-07


Pada VFD terdapat beberapa komponen utama yang sangat vital pada alat tersebut,
dimana diantaranya yakni Modul adaptor PROFIBUS FPBA-01, Control Unit, Braking
Resistor dan Cooling

6.2.1 Control Unit ZCU-14 VFD


Pada VFD yang digunakan untuk sistem kontrol kecepatan motor digunakan Control
Unit (CU) tipe ZCU-14, adapun penjelasan dari CU yang digunakan pada sistem kontrol
VFD beserta tampilan wiring yang terpasang pada CU ini sebagai berikut.

VI-2
Gambar 6.3 Tampilan Control Unit ZCU-14

Pada gambar diatas bagian kiri merupakan tampilan CU sebelum dihubungkan


dengan apapun. Dapat dilihat dengan jelas pada gambar tersebut terdapat nama-nama pin
dan bagian dari CU ZCU-14 ini. Masing masing penjelasan nama-nama pin tersebut dalam
bentuk tabel berikut.
Tabel 6.1 Deskripsi Control Unit ZCU-14
No Nama Deskripsi
1. XPOW External power input
2. XAI Analog input
3. XAO Analog output
4. XD2D Drive to drive link
5. XRO1 Relay output RO1
6. XRO2 Relay output RO2
7. XRO3 Relay output RO3
8. XD24 Start interlock connection (DIIL) and +24 V output
9. XDIO Digital input/outputs)
10. XDI Digital input)

VI-3
13. XSTO Safe torque off connection
14. X12 Connector for optional safety functions modules
15. X13 Control panel connection
16. X205 Memory unit
17. J1, J2 Voltage/Current selection jumpers (J1, J2) for analog
inputs
18. J3 Drive-to-drive link termination jumper
19. J6 Common digital input ground selection jumper

Untuk gambar tampilan bagian sebelah kanan menunjukkan apa saja pin yang
digunakan pada Control Unit VFD ACS880-07 yakni pin XR01 yang merupakan
penghubung dari keluaran Relay, lalu XPOW merupakan masukan power, XDI merupakan
pin digital input, XD24 merupakan pemulai hubungan interlock dan keluaran 24 V, X13
merupakan penghubung dari control panel dan yang terakhir X12 yang merupakan opsi
untuk meletakkan modul adaptor yang digunakan. Pada sistem kontrol VFD ini yang
digunakan ialah modul adaptor PROFIBUS FPBA-01.

Didalam VFD yang berbentuk seperti ruang panel pada gambar diatas terdapat
beberapa komponen-komponen penting yang bisa dilihat pada gambar wiring diagram dari
VFD ACS880-07 ini

Gambar 6.4 Wiring Diagram Control Unit VFD ACS880-07

VI-4
Lalu terdapat juga Wiring Diagram MCCB UPS Supply 230 VAC yang dimana pada
Wiring Diagram berikut dapat dilihat beberapa bagian penting yang terdapat pada
pengontrolan VFD untuk Motor Separator diantara nya yakni Motor Induksi, Trafo, lalu
bagian utama dari pengontrolan yang digunakan pada VFD ACS880-07 yaitu modul
adaptor PROFIBUS ABB FPBA-01

Gambar 6.5 Wiring Diagram MCCB UPS Supply 230 VAC

A. Modul Adaptor PROFIBUS FPBA-01


Didalam VFD ACS880-07 terdapat jenis komponen atau jenis komunikasi
digital yang merupakan sumber pengontrolan motor Separator 6R1S01 yakni alat
yang bernama Modul Adaptor PROFIBUS FPBA-01.

Gambar 6.6 Tampilan Modul Adaptor Profibus FPBA-01

VI-5
Modul Adaptor Profibus FPBA-01 merupakan opsional perangkat untuk
drive ABB yang memungkinkan koneksi drive ke jaringan PROFIBUS. Melalui
modul adaptor Anda dapat:
1. Memberikan perintah kontrol ke drive (misalnya, Start, Stop, Run)
2. Memasukkan kecepatan motor atau referensi torsi ke drive
3. Memberikan nilai aktual proses atau referensi proses ke PID
4. Mengontrol drive
5. Membaca informasi status dan nilai aktual dari drive
6. Mengubah nilai parameter drive
7. Mengatur ulang kesalahan drive

Adapun gambar tampilan wiring pada Modul Adaptor Profibus FPBA-01


dapat dilihat pada gambar dibawah:

Gambar 6.7 Wiring Diagram Modul Adaptor PROFIBUS FPBA-01

B. Transformer
Trafo pada wiring berfungsi sebagai penurun tegangan dimana pada prosesnya
dari HTDB separator tegangan di step-down kan dari 6,3 kV menjadi 690 V oleh
trafo

VI-6
Gambar 6.8 HTDB Conv. Transformer separator

Selanjutnya dihubungkan ke Local Control Panel (LCP) dimana LCP ini


merupakan tempat VFD berada, setelah terhubung dengan VFD selanjutnya ke I/O
yang berada di substation 348, selanjutmya I/O tersebut dihubungkan ke PLC Raw
Mill yang telah terkoneksi dengan server. Sehingga operator bisa menggunakan PC
Client untuk mengontrol unit yang ada pada Raw Mill Indarung VI ini.

Gambar 6.9 Transformer 6R1S01M1T01

Trafo pada proses ini memiliki spesifikasi diantaranya, tipe yang digunakan
pada trafo yakni TSPH-14250/900, dengan besar daya yang bernilai 800 kVA,
Frekuensi 50 Hz dan yang lebih jelas nya tertera pada nameplate dari Transformer
berikut.

VI-7
Gambar 6.10 Nameplate Transformer 6R1S01M1T01

C. Motor Induksi
Motor induksi yang digunakan yakni memiliki spesifikasi sebagai berikut,
motor induksi ini memiliki jenis tipe kode produk 3GBP452510-ADG VC, dengan
besaran daya yang mencapai 800 kW, lalu Frekuensi dengan nilai 50 Hz, dan
memiliki kecepatan putaran yakni sebesar 1492 RPM untuk kecepatan putaran rata-
rata dan 1800 RPM untuk kecepatan maksimal pada motor tersebut. Adapun lebih
jelas dan detail nya pad nameplate berikut.

Gambar 6.11 Spesifikasi Motor Induksi


6.2.2 Brake Resistor D150
Selain Control Unit, terdapat juga sebuah komponen yang memiliki peranan penting
dalam alat VFD ini yang namaya braking resistor, brake resistor yang digunakan memiliki
tipe D150. Adapun fungsi dari sebuah braking resistor sendiri braking resistor ini
VI-8
digunakan untuk pengereman berkapasitas tinggi jka penggerak regeneratif tidak dapat
digunakan lagi. Pada prinsipnya drive ini bisa dijadikan opsi brake chopper (+D150) dan
brake resistor dengan (+D151). Brake chopper menangani energi yang dihasilkan oleh
motor yang melambat. Selama perlambatan, motor menghasilkan energi kembali ke sebuah
drive, dan tegangan di drive DC mulai naik. Chopper menghubungkan brake resistor ke
rangkaian DC perantara setiap kali tegangan di rangkaian melebihi batas yang ditentukan
oleh program kontrol. Konsumsi energi oleh resistor mengalami kerugian menurun
tegangan. Sampai tegangan resistor dapat diputuskan.

Gambar 6.12 Tampilan Brake Resistor


(Sumber : new.abb.com)

6.2.3 Cooling VFD


Cooling pada sistem kontrol VFD digunakan untuk menjaga semua alat-alat dari suhu
yang kiranya nanti akan dapat membuat dari VFD tersebut menjadi rusak. Pada VFD
ACS880-07 ini digunakan beberapa cooling, salah satunya yang bernama Door Fan, alat
ini berguna untuk memberikan angin pada area cabinet VFD tersebut sehingga suhu
ruangan pada seperangkat alat VFD dapat terjaga dan terawat dengan baik.

VI-9
Gambar 6.13 Cooling VFD

6.3 Penggunaan Sistem Koneksi dari HMI hingga ke Motor Separator


Untuk mengatur sebuah motor induksi menggunakan VFD tentunya di wajibkan
untuk mengetahui bagaimana proses sampai bisa di atur oleh VFD kecepatan motor
induksi tersebut. Maka dari itu adapun penjelasan sistem koneksi dari HMI (Human
Machine Interface) hingga sampai motor dapat berputar dengan kecepatan yang di
inginkan.

PLC I/O VFD M

HMI

Gambar 6.14 Sistem Koneksi VFD pada Motor Separator

Disaat operator mengatur nilai setpoint dari suatu kecepatan motor induksi, maka
koneksi yang terjalin pada sistem kontrol nya yakni saat VFD telah menerima nilai yang di
berikan yang telah di set dari operator, maka VFD disambungkan dengan optibox yang
selanjutnya akan mengubah kabel yang awalnya menggunakan kabel PROFIBUS menjadi
kabel FO (Fiber Optic). Kabel FO tersebut disambungkan ke I/O yang di letakkan di
Substation 348 dan selanjutnya yang terakhir ke PLC yang telah dihubungkan dengan

VI-10
server sehingga dapat ditampilkan pada PC Client nilai setpoint yang telah diatur di awal
apakah sudah sesuai dengan yang di inginkan dari permintaan operator.

6.3.1 HMI (Human Machine Interface)


HMI (Human Machine Interface) adalah sebuah interface atau tampilan penghubung
antara manusia dengan mesin.. HMI juga merupakan user interface dan sistem kontrol
untuk manufaktur. HMI memvisualisasikan kejadian, peristiwa, ataupun proses yang
sedang terjadi di Plant secara nyata sehingga dengan HMI operator lebih mudah dalam
melakukan pekerjaan fisik (Irvine,2001). Umumnya HMI digunakan juga sebagai
penunjuk kesalahan mesin, status mesin, memudahkan operator untuk memulai dan
menghentikan operasi, serta memonitor bagian-bagian yang telah di hubungkan ke HMI.
HMI mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Memonitor keadaan yang ada di plant.
2. Mengatur nilai pada parameter yang ada di plant.
3. Memunculkan tindakan yang sesuai dengan keadaan yang terjadi.
4. Memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi suatu yang
tidak normal atau sedang mengalami abnormalitas

6.3.2 PLC SIMATIC S7-400

NEMA mendefinisikan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai perangkat


elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpanan
internal dari sekumpulan intruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu
seperti logika, sekuensial, perhitungan dan aritmatika untuk mengendalikan berbagai jenis
mesin atau proses modul I/O digital atau analog. PLC sendiri merupakan sistem yang dapat
memanipulasi, mengeksekusi dan atau memonito keadaan proses pada laju yang amat
cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor
integral. Pada perkembangannya, PLC yang ada sekarang sudah dilengkapi dengan
masukan dan keluaran analog, biasanya berupa tegangan 0-10 V atau arus 4-20 mA.

VI-11
Gambar 6.15 Tampilan PLC SIMATIC S7-400

PLC meupakan sebuah alat yang bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait). Kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai dengan
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupukan atau mematikan keluarannya (logika 0 atau
1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (ladder program) yang kemudian harus
dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada intrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran
yang diamati. PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses
pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
hampir semua aplikasi pada perindustrian memerlukan sistem kontrol listrik atau
elektronik membutuhkan PLC.

6.4 Prinsip Kerja VFD

Proses VFD (Variable Frequency Drives) dalam mengatur besar kecilnya nilai
Frekuensi dan tegangan yang dialirkan ke motor listrk AC 3 Phase yaitu :
1. Tegangan listrik utama (Main Power) dalam bentuk tegangan AC (Arus bolak –
balik) dialirkan ke VFD, melewati bagian Rectifier, yang didalamnya terdapat
rangkaian Converter, Converter berfungsi untuk mengubah Tegangan utama AC
diubah menjadi Tegangan Arus searah (DC).
2. Tegangan yang sudah disearahkan (DC) tersebut akan ditampung dalam DC bus
(capacitor bank) untuk mendapatkan tegangan arus searah (DC) yang konstan atau
tetap.
3. Tegangan Arus searah (DC) tersebut kemudian dialirkan ke dalam bagian inverter
untuk dicacah dan dimodulasi oleh rangkaian flip-flop untuk dihasilkan tegangan AC

VI-12
(berupa gelombang pseudo-sine atau Pulse Width Modulation (PWM) dengan
frekuensi yang diinginkan.
4. Konverter akan mengubah Tegangan AC 3 Phase menjadi tegangan DC dan
dihaluskan oleh rangkaian induktor dan Capasitor.

Gambar 6.16 Diagram Converter

Besarnya Nilai tegangan DC yang dihasilkan adalah 1,35 kali dari Tegangan input.
Jika tegangan masukan (Input Power) adalah 690 Volt, maka dirubah menjadi
tegangan DC sebesar 931 Volt.
5. Setelah Di konverter akan masuk ke Inverter,dimana Inverter menggunakan suatu
alat Elektronik yang disebut IGBT.

Gambar 6.17 Diagram Inverter


IGBT atau Insulated Gate Bipolar Transistor. IGBT memiliki kemampuan
switching yang sangat tinggi hingga ribuan kali per detik, dimana dapat aktif kurang
dari 400 nano detik dan mati dalam waktu 500 nano detik.
IGBT dibangun oleh sebuah Gate , colector, dan emitter. Saat Gate diberikan
tegangan positif (biasanya +15VDC), arus akan mengalir melalui colector dan
emitter. IGBT akan mati saat tegangan positif dihilangkan dari gate. Selama kondisi
VI-13
mati, tegangan gate IGBT akan ditahan pada nilai tegangan negatif yang kecil sekitar
-15VDC, hal ini bertujuan untuk mencegah agar tidak hidup atau menyala dengan
sendirinya.

Dari prinsip kerja VFD diatas terdapat beberapa komponen vital yang terdapat dalam
proses VFD tersebut diantaranya terdapat rectifier, inverter, kapasitor bank (DC Link),
IGBT

a. Rectifier
Rectifier (Penyearah Gelombang) adalah suatu bagian dari rangkaian catu daya atau
power supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current)
menjadi sinyal DC (Direct Current). Rangkaian rectifier atau penyearah gelombang
ini pada umumnya menggunakan dioda sebagai komponen utamanya. Hal ini
dikarenakan dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik ke satu
arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika sebuah dioda dialiri arus
bolak-balik (AC), maka dioda tersebut hanya akan melewatkan setengah gelombang,
sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir

AC DC

.
Gambar 6.18 Hasil dari Rectifier

b. Inverter
Inverter merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi sebagai pengubah
arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan metode
switching dengan frekuensi yang dapat diatur. Tegangan bolak-balik yang dihasilkan
berbentuk gelombang persegi dan pada pemakaian tertentu diperlukan filter untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinus.
Tugas utama dari sebuah inverter adalah merubah tegangan DC dari rangkaian
rectifier-charger menjadi tegangan AC yang berupa sinyal sinus setelah melalui

VI-14
pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan output yang dihasilkan
harus stabil baik amplitudo tegangan maupun frekuensi tegangan yang dihasilkan,
distorsi yang rendah, tidak terdapat tegangan transien serta tidak dapat diinterupsi
oleh suatu keadaan

Gambar 6.19 Hasil dari Inverter

Hasil dari ini inverter ini menghasilkan gelombang seperti gelombang sinusoidal
namun terdapat cacat yang dimana cacat gelombang tersebut disebut dengan
Harmonisa.
Harmonisa merupakan gangguan yang dalam distribusi tenaga listrik yang
disebabkan oleh adanya distorsi gelombang arus dan tegangan yang menyebabkan
adanya pembentukan gelombang-gelombang yang tidak sinusoidal atau dengan
frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya. Sehingga harmonisa dapat
menyebabkan cacat gelombang atau cacat Harmonisa adalah perubahan bentuk
gelombang akibat adanya komponen frekuensi tambahan.
Pada sistem tenaga listrik frekuensi kerja normal adalah 50 Hz atau 60 Hz tetapi,
dalam aplikasi pemakaiannya berdasarkan beban yang digunakan frekuensi arus dan
tegangan dapat menjadi tidak normal atau menjadi kelipatan dari frekuensi normal
50/60 Hz, hal inilah yang disebut dengan harmonisasi.

c. Kapasitor Bank (DC Link)


Kapasitor Bank merupakan sebuah part pada inverter yang berfungsi sebagai
pembantu pemerhalusan kualitas tegangan DC hasil dari keluaran rectifier atau hasil
dari konversi.

VI-15
d. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)
IGBT merupakan komponen semikonduktor dengan tiga terminal utama yang banyak
dipergunakan sebagai switch yang mengkombinasikan kecepatan switching efisiensi
tinggi.

Gambar 6.20 Insulated Gate Bipolar Transistor


(Sumber : Wikikomponen.com)
IGBT sendiri merupakan sebuah transistor yang dirancang dengan impedasi tinggi,
sehingga tidak membebani rangkaian kontrol terutama pada bagian diriver. IGBT
memiliki kecepatan dan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan transistor
umumnya, karena itu banyak dipergunakan pada pengendali alat penggerak motor.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih inverter DC ke AC diantaranya


adalah:

a. Kapasitas beban yang akan disupply oleh inverter dalam Watt, usahakan memilih
inverter yang beban kerjanya mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan
agar effisiensi kerjanya maksimal.
b. Sumber tegangan input inverter yang akan digunakan, input DC 12 Volt atau 24
Volt.
c. Bentuk gelombang output inverter, Sinewave ataupun square wave untuk tegangan
output AC inverter. Hal ini berkaitan dengan kesesuain dan efisiensi inverter DC ke
AC tersebut.

VI-16
6.5 Sistem Interlocking yang digunakan VFD Motor Separator

Sistem Interlocking merupakan sebuah sistem yang berfungsi sebagai monitoring


kondisi teknis lapangan, pengaman jalur dan perangkat yang menunjang bekerja tidak nya
suatu alat di unit tertentu. Sitem Interlocking merupakan sistem yang digunakan pada
Motor Separator yakni menggunakan sistem kontrol otomatis yang dimana semua
peralatan didalam pabrik itu dikontrol oleh satu ruang pusat pengendali atau Central
Control Room (CCR) berikut merupakan sistem interlock pada VFD motor Separator
6R1S01.

Gambar 6.21 Tampilan HMI Sistem Interlocking Motor Separator 6R1S01

Sesuai dengan tampilan HMI diatas terdapat 3 jenis sistem Interlocking berbeda yang
dikontrol Interlock berbeda yakni pada Protective Interlocking (PR), peralatan yang
dikontrol ialah Motor Winding Temperature, Separator Motor Bearing Temperature,
Separator Bearing Temperature dan Gear Oil Temperature. Sesuai dengan Sistem kontrol
yang di miliki berarti Protective Intrerlocking ini digunakan untuk melindungi
mesin/motor dan juga personil dari gangguan atau kondisi abnormal yang berasal dari
dalam mesin itu sendiri.
Selanjutnya Safety Interlock (SA) peralatan yang dikontrol yakni Gear Oil
Lubrication dan Grease Lubrication Unit (GLU). Pada kedua unit yang dikontrol ini
menggunakan sistem kontrol Safety Interlock (SA) yakni mengamankan peralatan dari
kerusakan terutama tentang gangguan panas pada bearing, Winding, vibrasi dan
Temperature pada peralatan.

VI-17
Dan yang terakhir Start-up Interlocking (STI), dimana STI yakni syarat-syarat yang
harus dipenuhi sebelum sebuah mesin di start / di jalankan. Bila mesin sudah beroperasi
maka interlock dapat diabaikan. Alat yang dikontrol yakni Motor Winding Temperature,
Separator Motor Bearing Temperature, Separator Bearing Temperature, dan Gear Oil
Temp.
Di Sistem Interlocking pada motor separator ini masing-masing alat di atur agar
tidak melewati setelan yang telah diatur diprogram, sehingga saat temperature sudah
melewati batas setelan yang telah diatur maka otomatis kotak hijau tersebut akan menjadi
merah dan akan aktif alarm,dan disaat itu terjadi yang namanya abnormalitas sehingga
harus melakukan pengecekan pada unit yang bermasalah.
Contoh batas setelan pada sistem Interlocking PR yakni temperature di stel >H2,
pada sistem Interlocking SA di stel Not OK, yang berarti sedang tidak bekerja dan
stopd>24h, yang berarti apabila GLU tidak bekerja/ Stop lebih dari 24 jam, maka separator
akan stop. Dan yang terakhir pada sistem Interlocking STI di stel >H1 merupakan batas
temperature yang telah diatur.
Terlepas dari sistem interlocking yang terdapat pada penjelasan diatas, terdapat
tampilan sistem pengontrolan dari nama nama unit yang terdapat pada sistem Interlocking
diatas, adapun bentuk tampilan sistem kontrol mulai dari tampilan HMI pengontrolan,
hingga pengontrolan suhu yang terdapat pada di pengontrolan Motor Separator 6R1S01 ini
yakni sebagai berikut.

6.5.1 Tampilan Sistem Pengontrolan Motor dari HMI

Human Machine Interface (HMI) adalah sebuah Inteface atau sebuah tampilan
penghubung antara manusia dengan mesin atau alat. Dimana HMI mempunyai fungsi
diantaranya yakni memonitor keadaan yang ada di plant, Mengatur nilai pada parameter
yang ada di plant, memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi
sesuatu yang tidak normal dan lain sebagainya.
Untuk tampilan dari HMI yang terdapat pada unit Motor Separator 6R1S01 di Raw
Mill Indarung VI seperti gambar dibawah :

VI-18
Motor Separator

Gambar 6.22 Tampilan HMI pengontrolan motor Separator

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwasanya HMI dapat memprmudah dalam
bekerja karena segala unit dapat dikontrol dan dipantau hanya dengan menggunakan HMI,
jika terdapat masalah atau trouble maka operator hanya langsung memberi tahu kepada
pekerja yang bertanggung jawab atas Unit yang telah di tanggung jawabkan nya. Dan jika
setelah selesai melakukan perbaikan pada trouble yang terjadi maka pekerja langsung
memberi tahu kepada operator bahwa telah melakukan perbaikan terhadap unit yang
bermasalah.
Untuk motor Separator ini terdapat beberapa hal yang dapat di cek dari HMI ini
diantaranya sebagai berikut.

VI-19
Gambar 6.23 Actual Analog Values Motor Separator

Pada gambar diatas meruapakan nilai aktual yang terdapat pada motor Separator
6R1S01 dimana besar arus nya pada saat beroperasi mencapai sebesar 241,1 Ampere, besar
daya nya 52,4 kW. Dan besaran RPM nya bernilai 1170,6 rpm.

Gambar 6.24 Manual Setpoint & Actual Values Motor Separator

VI-20
6.5.2 Pengontrolan Grease Lubrication Unit

Grease Lubrication Unit merupakan sebuah unit yang bekerja untuk melubrikasi
grease (zat lubricant yang berstruktur semi-solid) yang dimana grease dibuat dari minyak
mineral atau juga nabati yang dicampur dengan zat pengental sejenis sabun. Grease ini
digunakan pada mekanisme bearing yang hanya membutuhkan sedikit lubrikasi, dimana
tidak perlu menggunakan oli seperti biasanya. Dan juga berfungsi untuk mencegah
masuknya kotoran-kotoran masuk ke bearing. Adapun bentuk tampilan pengontrolan pada
HMI nya sebagai berikut.

Gambar 6.25 Grease Lubrication Unit Motor Separator

6.5.3 Pengontrolan suhu Separator Motor Winding

Pengontrolan suhu pada Separator Motor Winding ini berfungsi untuk menghitung
suhu pada setiap Winding (gulungan) tembaga agar selalu sesuai dengan batas yang di
inginkan atau yang telah diatur oleh operator. Dimana pada motor Induksi terdapat 3
Winding yakni U, V dan W adapun tampilan yang ditampilkan dari HMI terkait
pengontrolan suhu pada Winding di Motor Separator yakni

VI-21
Gambar 6.26 Separator Motor Winding U Temperature

Gambar 6.27 Separator Motor Winding V Temperature

VI-22
Gambar 6.28. Separator Motor Winding W Temperature

6.5.4 Pengontrolan Suhu Separator Motor Bearing

Pada pengontrolan ini perlu diketahui bearing pada motor induksi itu terdapat dua
bearing yakni bearing DE (D-end) dan NDE (N-end) adapun tampilan pada HMI untuk
pengontrolan suhu bearing pada motor separator ini yakni

Gambar 6.29 Pengontrolan suhu Separator Motor Bearing DE

VI-23
Gambar 6.30 Pengontrolan suhu Separator Motor Bearing NDE

Untuk pengontrolan suhu pada bearing kali ini batas yang diatur yakni di titik saat
suhu mencapai 85C untuk set pada H1 dan 90C untuk set pada H2. Sehingga jika
melewati set yang telah di buat maka alarm akan menyala dan lampu hijau akan berubah
menjadi lampu berwarna merah.

6.5.5 Pengontrolan Separator Bearing Temperature

Di separator Bearing Temperature ini terdapat 3 bearing yakni bearing top (atas),
bearing middle (tengah) dan juga bearing bottom (bawah) adapun hasil tampilan yang
terdapat pada HMI yakni

Gambar 6.31 Pengontrolan Suhu Separator Top Bearing

VI-24
Gambar 6.32 Pengontrolan Suhu Separator Middle Bearing

Gambar 6.33 Pengontrolan Suhu Separator Bottom Bearing

6.6 Permasalahan dan Perawatan Peralatan VFD


Terdapat permasalahan pada Basic Opertor Panel (BOP) VFD ACS880-07 terdapat
tanda warning atau pemberitahuan bahwa baterai telah habis, namun karena tidak
menggangu proses kerja dari alat maka belum ada dilakukannya pergantian baterai pada di
VFD ACS880-07 tersebut. Adapun bentuk permasalahannya sebagai berikut.

VI-25
Gambar 6.34 Permasalahan pada BOP VFD ACS880-07

Perawatan Peralatan VFD yang sering dilakukan yakni dengan melakukan :


1. Cleaning
Proses cleaning ini berguna untuk melakukan pembersihan pada tiap alat yang
bertujuan menghindari kerusakan alat yang dikarenakan oleh alat yang tidak bersih,
maka dari itu diperlukan cleaning rutin pada alat yang digunakan.

2. Terminasi

Proses Terminasi ini bertujuan untuk mengecek antar terminal yang terhubung agar
dipastikan terpasang dengan kuat dan amann, karena masing-masing terminal dapat
menjadi longgar dikarenakan terjadinya vibrasi dari perputaran motor induksi dan
vibrasi dari alat-alat lainnya saat beroperasi

Begitu juga yang harus dilakukan untuk merawat alat Motor separator, yang
dimana karyawan diwajibkan melakukan pengecekan pada alat, dan melakukan
pembersihan debu-debu yang menempel pada motor, guna untuk menjaga kinerja dari alat
dan agar motor menjadi tahan lama

VI-26
6.7 Kelebihan menggunakan VFD
Adapun kelebihan menggunakan VFD antara lain sebagai berikut :
1. Meminimalkan Lonjakan Arus starting Motor Listrik
Penggunaan Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) dapat menurunkan
tingginya lonjakan arus starting Motor Listrik. Dan sistem Starting Motor dengan
Inverter atau VFD jauh lebih baik dibanding dengan sistem starting Motor lainnya,
seperti Sistem starting motor listrik AC 3 Phase dengan Direct On Line (DOL), Star
Delta, Auto Transformer, dan sistem starting motor lainnya.

2. Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) dapat secara terus menerus mengatur
kecepatan putaran motor listrik.

Tak hanya berguna untuk sistem starting pada motor, Selain itu , Inverter atau
VFD (Variable Frequency Drives) juga dapat secara terus menerus mengatur
kecepatan putaran motor listrik. dan disesuaikan dengan putaran yang dibutuhkan
suatu proses.

3. Inverter atau VFD sangat baik digunakan untuk proses automation dalam Industri
atau pabrik.

Inverter dapat digunakan sebagai pengatur sistem automatis, seperti sistem


Automatis pada pompa air, Blower, Fan, dan lainnya. Untuk mendapatkan putaran
motor listrik yang berubah – ubah sesuai dengan kebutuhan suatu proses.

4. Penggunaan Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) dapat memberikan


berbagai penghematan.
Hemat Energi Listrik
Karena Starting Motor listrik membutuhkan daya dan arus yang sangat tinggi,
penggunaan Inverter atau VFD dapat meminimalkan pemakaian Daya dan Arus
tersebut, sehingga pemakaian energi listrik dapat dihemat.
Disamping itu, di beberapa aplikasi motor listrik yang tidak menggunakan Inverter
atau VFD, kecepatan putaran (RPM) suatu Motor Listrik selalu berada pada max
speed (kecepatan Maksimal), sedangkan kebutuhan suatu mesin tidak selalu harus
pada kecepatan penuh.

VI-27
Dengan menggunakan Inverter atau VFD, dapat menyesuaikan kecepatan
putaran (RPM) motor listrik sesuai dengan yang dibutuhkan suatu mesin / proses,
sehingga mencegah terjadinya tenaga putar yang terbuang sia- sia. Dan menghemat
energi listrik. Dengan hemat nya pada penggunaan energi listrik otomatis biaya untuk
penggunaan VFD ini menjadi hemat pula.

5. Penggunaan Inverter atau VFD juga memiliki sistem pengaman yang sangat baik
Seperti pengaman terhadap kebocoran listrik, Pengaman beban lebih, Pengaman
gangguan tegangan, pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) atau Tegangan kurang
(Under Voltage).
Dengan sensitifitas proteksi pengaman yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Inverter atau VFD juga memberikan pengaman yang sangat baik terhadap motor
listrik, sehingga dapat meminimalkan berbagai gangguan yang menyebakan
kerusakan terhadap motor listrik tersebut.

6. Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) memiliki berbagai kemampuan daya.

Tersedia dari ukuran daya (KW) kecil sekitar 0,37 kw sampai daya (KW) yang
besar sekitar 500 kw atau lebih.

7. Dapat dihubungkan dengan berbagai perangkat atau instrument

Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives memiliki kelebihan yaitu dapat
dihubungkan ke berbagai instrument baik Analog input, Digital input dan juga dapat
mengirimkan sinyal Analog Output dan Digital Output. Sehingga sangat mudah
untuk dirangkaikan dalam sistem sensor dan control system.

VI-28
VII BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan
1. Motor Separator 6R1S01 adalah p e r a n g k a t alat yang digunakan untuk
menggerakkan motor induksi yang telah dihubungkan dengan
b e v e l - h e l i c a l G e a r b o x d i g u n a k a n u n t u k menarik d a n memisahkan
material yang halus dan yang kasar. Jika material telah halus maka material akan
lanjut ke proses selanjutnya menuju cyclone. Dan jika material belum halus maka
akan dilakukan penggilingan kembali pada Vertical Mill.
2. Variable Frequency Drive (VFD) merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor
dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. pengaturan
nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran
dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Cara sederhananya
untuk mengatur VFD yakni dengan cara tegangan pertama yakni dalam bentuk AC
dirubah menjadi tegangan DC karena telah melewati bagian Converter, lalu setelah
itu tegangan DC tersebut diteruskan ke Inverter untuk dicacah agar menghasilkan
tegangan AC (berupa gelombang PWM), pada bagian inverter, inverter sendiri
menggunakan suatu alat elektronik yang disebut IGBT yang memiliki kemampuan
switching yang sangat tinggi
3. Permasalahan yang terjadi pada sitem kontrol VFD yakni, terdapat tanda
peringatan/warning di tampilan BOP (Basic Operator Panel) yang dimana peringatan
tersebut menandakan untuk pergantian baterai yang terdapat dalam VFD, namun
karena tidak ditemukan pengaruh terhadap sistem pengontrolan maka BOP tersebut
belum di tindak lanjut untuk melakukan pergantian baterai tersebut.
4. Cara merawat alat VFD yakni terdapat dua cara, yang pertama melakukan cleaning
atau pembersihan pada alat sistem kontrol VFD, cleaning ini bertujuan agar tidak
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh VFD tidak bersih atau tidak terawat, dan yang
kedua yakni melakukan Terminasi (Pengeratan Terminal), kegiatan ini bertujuan
untuk menghindari terminal yang tidak terhubung dikarenakan tidak eratnya
pemasangan baut pada terminal yang dihubungkan.

VII-1
7.2 Saran

1. PT. Semen Padang memiliki banyak peralatan listrik terutama yang menggunakan
program PLC oleh sebab itu diperlukan adanya perawatan agar peralatan listrik
menjadi lebih awet.
2. Dilakukan pengecekan berkala pada Motor Separator 6R1S01 untuk memastikan
kondisi peralatan dapat bekerja dengan baik. Jika terdapat kerusakan atau alat yang
sudah tidak bekerja sesuai dengan fungsinya lagi maka sebaiknya dilakukan
perbaikan atau penggantian dengan alat yang baru.
3. Perawatan perlatan listrik dan Instrument dilakukan secara berkala untuk
menghindari adanya peralatan yang rusak dan kinerjanya tidak bagus lagi, dan dapat
menghambat proses produksi.

VII-2
DAFTAR PUSTAKA

https://penambang.com

http://repository.stimart-amni.ac.id/1735/2/BAB%202.pdf

Profil PT. Semen Padang. [Online]. http://www.semenpadang.co.id

https://panduanteknisi.com/fungsi-kapasitor.html

Stefanus Suryo Sumarno , STUDI ANALISIS DAN MITIGASI HARMONISA PADA PT.

SEMEN INDONESIA PABRIK ACEH , Surabaya 2016 http://repository.its.ac.id/

https://www.wikikomponen.com/pengertian-definisi-dan-aplikasi-igbt-dalam-elektronik/

https://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang-jenis-rectifier/

Anda mungkin juga menyukai