Anda di halaman 1dari 6

PEMBERIAN IMUNISASI DIFTERI PERTUSIS

TETANUS/HEPATITIS B- HAEMOPHYLUS INFLUENSA


TIPE B (DPT/HB-HIB)
Nomor : /SOP/UKP/VII/PKM-KT/2020

No. Revisi : 01
SOP Tgl Terbit : 3 Januari 2020
Halaman : 1/6

PUSKESMAS dr. Heru Fajar Syaputra


KAMPUNG TELENG NIP. 19871231 201412 1 002
A. Pengertian Pemberian Imunisasi Difteri Pertusis Tetanus/Hepatitis B-
Haemophylus Influensa Tipe B (DPT/HB-HIB) adalah satu upaya
untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan infeksi
Haemophylus influenza tipe B secara simultan.
Vaksin terdiri dari toxoid difteri tetanus yang dimurnikan dan bakteri
pertusis yang diinaktifasi.
Apabila suatu saat terpapar dengan bakteri tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.
Dosis pertama diberikan pada umur 2 (dua) bulan, dosis selanjutnya
interval 4 (empat) minggu.
B. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk petugas
dalam memberikan imunisasi DPTHBHiB pada bayi dan batita di
posyandu, polindes, pustu dan puskesmas.
C. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: 188.47/37/PKM-KT/2020
tentang Pelayanan Medis di Lingkungan Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2020.
D. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi;
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi Direktorat Surveilans Imunisasi,
Karantina dan Kesehatan Mata Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012;
3. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2005.
E. Alat Dan 1. Vaksin carrier, cool pack
Bahan 2. Vaksin DPT/HB-HiB, spuit 0,5 ml, safety box, kapas air hangat
3. Kit Anafilaktik syok
4. Alat tulis dan buku register imunisasi

PAGE \* MERGEFORMAT 1
5. Obat-obatan
6. Hand scoon
7. Informed consent
8. Tempat sampah infeksius
9. Tempat sampah non infeksius
F. Prosedur 1. Koordinator Program Imunisasi mempersiapkan peralatan logistik
imunisasi (vaksin carrier, cool pack, vaksin DPT/HB-HiB, spuit 0,5
ml, buku register imunisasi, safety box, tempat sampah
infeksius,tempat sampah non infeksius, kapas air hangat, hand
scoon dan lain-lain,
2. Koordinator Program Imunisasi memastikan vaksin monitor vial
vaksin (vvm) dalam kondisi A atau B, belum kadaluwarsa, label
kemasan vaksin masih ada dan terbaca, belum pernah beku,
tidak pecah atau retak,
3. Petugas memanggil pasien,
4. Petugas mencocokkan status pasien dengan rekam medis, jika
imunisasi diberikan di puskesmas,
5. Petugas memberitahu ibu dan keluarga tentang bayinya akan
diimunisasi DPTHBHiB,
6. Petugas menyiapkan informed consent/persetujuan pemberian
imunisasi DPTHBHiB,
7. Petugas mencuci tangan dan memasang hand scoon sebagai alat
perlindungan diri,
8. Petugas mengocok vaksin agar suspensi menjadi homogen,
9. Petugas menyedot vaksin sebanyak 0,5 ml,
10. Petugas memposisikan bayi tidur telentang,
11. Petugas memeras kapas air hangat hingga kering,
12. Petugas membersihkan paha anterolateral dengan kapas air
hangat,
13. Petugas memegang paha bayi dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri sedangkan tangan kanan menyuntikkan vaksin di
paha anterolateral bayi secara intramuscular dengan sudut 90°,
14. Petugas menyuntikkan jarum suntik yang berisi vaksin secara
pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit pada bayi,
15. Petugas melakukan aspirasi (menarik spuit) untuk memastikan
jarum tidak tidak masuk kedalam pembuluh darah,
16. Petugas mendorong spuit agar vaksin masuk kedalam lapisan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
intramuskular,
17. Petugas melepaskan jarum suntik dari lokasi penyuntikkan secara
perlahan-lahan sambil meletakkan kapas air hangat dan menekan
ringan pada lokasi tempat bekas suntikan,
18. Petugas memasukkan jarum bekas suntik langsung kedalam
safety box tanpa menutup kembali (no recapping) jarum suntik
tersebut,
19. Petugas memberikan penyuluhan tentang manfaat imunisasi
DPT/HB-HiB, dampaknya apabila anak tidak diimunisasi
DPT/HB-HiB dan keluhan yang mungkin terjadi setelah imunisasi
dan cara penanggulangannya serta jadwal pelayanan imunisasi
berikutnya,
20. Petugas memberikan obat parasetamol puyer,
21. Petugas merapikan alat-alat,
22. Petugas membuka hand scoon dan mencuci tangan,
23. Petugas mencatat hasil kegiatan kedalam buku register imunisasi,
Buku KIA dan rekam medis.
G. Diagram
Alir
Mempersiapkan semua vaksin dan
logistik

Memastikan vaksin monitor vial vaksin (vvm) dalam


kondisi A atau B, belum kadaluwarsa, label
kemasan vaksin masih ada dan terbaca,
belum pernah beku, tidak pecah atau retak

Memanggil pasien

Mencocokkan status pasien dengan rekam medis, jika


imunisasi diberikan di puskesmas

Memberitahu ibu dan keluarga tentang bayinya akan


diimunisasi DPTHBHiB

Menyiapkan informed consent/persetujuan pemberian


imunisasi DPTHBHiB
PAGE \* MERGEFORMAT 1
PAGE \* MERGEFORMAT 1
Memberikan obat parasetamol puyer

H. Unit 1. Poli imunisasi,


Terkait 2. Posyandu,
3. Pustu.

I. Rekaman Historis Perubahan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan
1 Perubahan referensi SK No. SK No. 12 tahun 2017
42 tahun 2013 tentang tentang penyelenggaraan
penyelenggaraan imunisasi imunisasi
2 Pengelola program Koordinator Program
Imunisasi
3 Pengelola program Petugas

PAGE \* MERGEFORMAT 1

Anda mungkin juga menyukai