Anda di halaman 1dari 12

Prosedur ini mengatur tata

cara pemberian imunisasi


DPT/HB/Hib
(Pentavalen) sesuai prosedur.
Deskripsi :
Vaksin DPT/HB/Hib
(Pentavalen) berupa suspensi
homogen yang
berisikan defteri murni, toxoid
tetanus,bakteri pertusis
inaktif,antigen
permukaan hepatitis B
(HbsAg) murni yang tidak
infeksius,dan
komponen Hib sebagai vaksin
bakteri sub unit berupa
kapsul
polisakarida Haemophilus
Influensae tipe b (Hib) tidak
infeksius yang
dikonjugasikan kepada protein
toksoid tetanus. Vaksin ini
dikemas
dalam vial 5 dosis
Prosedur ini mengatur tata
cara pemberian imunisasi
DPT/HB/Hib
(Pentavalen) sesuai prosedur.
Deskripsi :
Vaksin DPT/HB/Hib
(Pentavalen) berupa suspensi
homogen yang
berisikan defteri murni, toxoid
tetanus,bakteri pertusis
inaktif,antigen
permukaan hepatitis B
(HbsAg) murni yang tidak
infeksius,dan
komponen Hib sebagai vaksin
bakteri sub unit berupa
kapsul
polisakarida Haemophilus
Influensae tipe b (Hib) tidak
infeksius yang
dikonjugasikan kepada protein
toksoid tetanus. Vaksin ini
dikemas
dalam vial 5 dosis
Prosedur ini mengatur tata
cara pemberian imunisasi
DPT/HB/Hib
(Pentavalen) sesuai prosedur.
Deskripsi :
Vaksin DPT/HB/Hib
(Pentavalen) berupa suspensi
homogen yang
berisikan defteri murni, toxoid
tetanus,bakteri pertusis
inaktif,antigen
permukaan hepatitis B
(HbsAg) murni yang tidak
infeksius,dan
komponen Hib sebagai vaksin
bakteri sub unit berupa
kapsul
polisakarida Haemophilus
Influensae tipe b (Hib) tidak
infeksius yang
dikonjugasikan kepada protein
toksoid tetanus. Vaksin ini
dikemas
dalam vial 5 dosis
PENYUNTIKAN PENTAVALEN

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal terbit : 02 Januari
2018
Halaman :1-2

Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
SUKAINDAH
Karmo, S.Kep

Prosedur ini mengatur


1. Pengertian

tata cara pemberian


imunisasi DPT/HB/Hib
(Pentavalen) sesuai
prosedur.
Prosedur ini mengatur tata cara pemberian imunisasi DPT/HB/Hib
(Pentavalen) sesuai prosedur.

Deskripsi :
Vaksin DPT/HB/Hib
(Pentavalen) berupa
suspensi homogen yang
berisikan defteri murni,
toxoid tetanus,bakteri
pertusis inaktif,antigen
permukaan hepatitis B
(HbsAg) murni yang
tidak infeksius,dan
komponen Hib sebagai
vaksin bakteri sub unit
berupa kapsul
polisakarida
Haemophilus Influensae
tipe b (Hib) tidak
infeksius yang
dikonjugasikan kepada
protein toksoid tetanus.
Vaksin ini dikemas
dalam vial 5 dosis
Indikasi :
Untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap
penyakit difteri, tetanus,
pertusis ( batuk rejan ),
hepatitis B,Meningitis
(radang selapu totak)
dan Pnemonia (radang
selaput paru-paru).
Deskripsi :
Vaksin DPT/HB/Hib (Pentavalen) berupa suspensi homogen yang
berisikan defteri murni, toxoid tetanus,bakteri pertusis inaktif,antigen
permukaan hepatitis B (HbsAg) murni yang tidak infeksius,dan
komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul
polisakarida Haemophilus Influensae tipe b (Hib) tidak infeksius
yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus. Vaksin ini
dikemas dalam vial 5 dosis
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
tetanus,
pertusis ( batuk rejan ), hepatitis B,Meningitis (radang selapu
totak)
dan Pnemonia (radang selaput paru-paru).

Pemberian Imunisasi DPT,HB,Hib sesuai prosedur untuk pemberian


2. Tujuan kekebalan aktif terhadap penyakit Difteri, Pertusis, tetanus, Hepatitis B
haemophilus Influensae Tife b
SK Kepala Puskesmas No.…Tahun …. Tentang Penyuntikan
3. Kebijakan Pentavalen
Modul Pelatihan Vaksin Baru Bagi Petugas Puskesmas, Kementerian
4. Referensi Kesehatan RI, tahun 2013.

Melakukan Anamnesa
5. Prosedur/
Langkah-
langkah

dengan cara :
a. Melihat keadaan umum
pasien.
b. Melakukan
pengukuran suhu tubuh
pada pasien dengan
indikasi demam.
c. Menunda pemberian
imunisasi , apabila ada
indikasi demam .
d. Melakukan rujukan
internal pada pasien
indikasi demam dan
rujukan external pada
anak dengan riwayat
alergi dan kejang.
e. Apabila kondisi baik
dan tidak ada kontra
indikasi , lakukan
langkah selanjutnya..
1. Melakukan Anamnesa dengan cara :
a. Melihat keadaan umum pasien.
b. Melakukan pengukuran suhu tubuh pada pasien dengan
indikasi demam
c. Menunda pemberian imunisasi , apabila ada indikasi demam .
d. Melakukan rujukan internal pada pasien indikasi demam dan
rujukan external pada anak dengan riwayat alergi dan kejang.
e. Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi , lakukan
langkah selanjutnya.

Memberikan konseling
tentang manfaat
imunisasi Pentavalen,
cara
penyuntikan dan efek
samping yang mungkin
timbul dari
pemberian Imunisasi
2. Memberikan konseling tentang manfaat imunisasi Pentavalen, cara
penyuntikan dan efek samping yang mungkin timbul dari
pemberian Imunisasi
3. Petugas mencuci tangan.
4. Melakukan pengambilan vaksin dari dalam vaksin carrier,
penyedotan dengan spuit ADS/ tersedia dengan dosis 0,5 ml
dengan tidak meninggalkan jarum pada botol vaksin.
5. Mempersiapkan posisi yang aman untuk bayi
a. Meletakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu
dengan seluruh kaki telanjang.
b. Orang tua sebaiknya memegang kaki.
c. Memegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
6. Membersihkan daerah penyuntikan dengan kapas air matang.
7. Menyuntikan vaksin didaerah paha tengah luar secara IM
dalam dengan sudut jarum 90o.
8. Menekan seluruh jarum langsung kebawah melalui kulit sehingga
masuk kedalam otot.
9. Melakukan aspirasi dan suntikan secara pelan-pelan untuk
mengurangi rasa sakit.
10. Menekan bekas suntikan dengan kapas.
11. Membuang spuit + kapas dalam safety box.
12. Membereskan alat.
13. Petugas mencuci tangan.
14. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pelayanan.

 Poli umum
 Gizi
6. Unit terkait  Farmasi
 Rekam medik

 Register Imunisasi
7. Dokumen  Kohort Bayi
terkait

8. Rekaman
No Yang di ubah Isi perubahan Tanggalmulai di
historis
berlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai