No. Revisi : 00 Kepala Puskesmas SPO Tanggal Terbit : 02-01-2015 Puskesmas A Halaman : 1/2 Nama NIP. 1. Pengertian Prosedur ini mengatur tata cara pemberian imunisasi DPT-HB-Hib sesuai prosedur. Deskripsi: Vaksin DPT - Hepatitis B 5- Hib berisikan toxoid tetanus, suspensi dari Bordetella Pertusis yang telah dimatikan dan direkombinan HbSAg dan vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemaphilus Influenzae tipe b (Hib). Dikemas dalam vial 5 dosis. Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B dan infeksi Haemaphilus influenzae tipe b.
2. Tujuan Memberikan imunisasi DPT-HB- Hib
3. Kebijakan Bayi pada umur 2-11 bulan dan pada batita usia 18 bln-20 bln dengan tidak ada kontra indikasi. 4. Referensi 1. Modul Pelatihan Vaksin Baru. 2. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI, hal 2-9, 2006 5. Prosedur/langkah- 1. Melakukan Anamnesa dengan cara : langkah a.Melihat keadaan umum pasien. b.Melakukan pengukuran suhu tubuh pada pasien. c. Menunda pemberian imunisasi, apabila ada indikasi demam. d.Melakukan rujukan internal pada pasien indikasi demam dan rujukan external pada anak dengan riwayat alergi dan kejang. e.Apabila kondisi baik dan tidak ada kontra indikasi, lakukan langkah selanjutnya. 2. Melakukan informed consent. 3. Petugas mencuci tangan. 4. Melakukan pengambilan vaksin dari dalam termos es penyedotan dengan spuit ADS/tersedia dengan dosis 0,5 cc, jangan meninggalkan jarum pada botol vaksin. 5. Mempersiapkan posisi yang aman untuk bayi dan anak : a. Meletakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang. b. Orang tua sebaiknya memegang kaki. c. Sedang pada batita penyuntikan dilakukan pada lengan kanan atas. 6. Memegang paha atau lengan atas dengan ibu jari dan jari telunjuk. 7. Membersihkan daerah penyuntikan dengan kapas DTT.
8. Menyuntikan vaksin didaerah paha tengah luar secara IM
atau Sub Kutan dalam dengan sudut jarum 90o atau pada lengan kanan atas.Menekan seluruh jarum langsung kebawah melalui kulit sehingga masuk kedalam otot. Melakukan aspirasi dan suntikan secara pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit. 9. Menekan bekas suntikan dengan kapas DTT. 10. Membuang spuit + kapas dalam safety box. 11. Melihat reaksi KIPI syock anafilaksis dan apabila terjadi lakukan pertolongan pertama pada reaksi KIPI syock anafilaksis. 12. Memberikan resep Paracetamol 10 mg/kgbb/kali. 13. Membereskan alat. 14. Petugas mencuci tangan. 15. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pelayanan.
6. Unit terkait - Bidan di ruang KIA.
- Petugas di unit pelayanan imunisasi.
7. Kontra Indikasi - Demam tinggi > 38,5 derajat celcius
- Riwayat alergi pada vaksin Polio. - Riwayat kejang setelah penyuntikan. - Batuk pilek sedang sampai berat.