Anda di halaman 1dari 5

1.

Kompetensi Karyawan

Setiap perusahaan memiliki standar kompetensi tersendiri. Sehingga, dalam


proses penilaian perlu diperhatikan apakah sudah sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
Jenis kompetensi karyawan yang dinilai dapat berupa:
 Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi

 Keterampilan dalam memecahkan masalah dan mencari solusi

 Skill berorganisasi

 Membuat rencana dalam berbagai macam situasi serta kondisi

 Kerja sama dalam tim

Adapun skor penilaian yang dapat diberikan dalam bentuk skala 1 hingga 5,
dengan kategori sangat buruk, buruk, sedang, cukup baik, dan sangat baik.

Penilaian berdasarkan skor kategori ini, juga dilengkapi dengan deskripsi


terhadap kondisi nyata yang terjadi di lapangan disertai dengan data lengkap,
agar penilaian menjadi lebih akurat.

2. Performance Karyawan (Kinerja)

Penilaian kinerja karyawan dapat diukur menggunakan Key Performance


Indicators (KPIs).
Beberapa metode performance appraisal yang didasarkan pada KPI, yaitu:
 Metode perbandingan (dengan membandingkan performa karyawan satu dan lainnya).

 Metode critical incident (berdasarkan catatan kejadian beserta tanggalnya yang dialami
atau dilakukan oleh karyawan beserta tanggal kejadiannya. Kejadian ini dapat berupa hal
positif maupun negatif).

 Metode rating (berdasarkan skala diskrit atau kontinyu).

 Metode ranking (ranking karyawan akan didasarkan pada performanya, dari buruk hingga
baik).
Performance appraisal dapat mempermudah perusahaan dalam menilai performa
karyawan sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan efisien lagi. Akan
tetapi, performance appraisal juga dapat memberikan dampak negatif. Berikut
dampak positif dan negatif dari performance appraisal
✅ Dampak positif
 Memotivasi karyawan untuk berprestasi.

 Memberikan informasi bagaimana meningkatkan potensi karyawan.

 Bagi karyawan yang memiliki performa baik, maka perusahaan dapat memberikan
penghargaan.

 Data performance appraisal dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas performa


karyawan.
❌ Dampak negatif
 Karyawan merasa terbebani apabila performanya buruk.

 Bagi karyawan yang tidak siap mental, maka akan merasa murung dan tidak
bersemangat, terburuknya, memutuskan untuk mengundurkan diri.

 Karyawan dapat mengajukan protes, apabila merasa bahwa prosedur penilaian


berjalan subyektif.

 Dapat menciptakan iklim yang kurang kondusif dan persaingan yang ketat atau tidak
sehat antar karyawan.

Cara Melakukan Performance Appraisal


Sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tinjauan terhadap
karyawan untuk memastikan kesuksesan performa kerja mereka.

Terlepas dari pendekatan mana yang akan diambil oleh pimpinan, berikut adalah
lima langkah untuk membantu performance appraisal karyawan berjalan dengan
lancar:

1. Mempersiapkan Feedback atau Tanggapan Terlebih


Dahulu

Umpan balik atau feedback yang bijaksana adalah penting, dan bagaimana
pimpinan berencana untuk mempresentasikannya kepada karyawan dapat
membantu rapat tetap fokus dan profesional.
Sebelum seorang pimpinan duduk dengan masing-masing karyawan atau tim,
buatlah catatan dan pokok pembicaraan yang ekstensif dan siapkan dokumen
yang dapat disimpan oleh karyawan untuk referensi pribadi.

2. Memberikan Karyawan Waktu untuk Bersiap

Berikan informasi penilaian yang relevan kepada karyawan, seperti apa tema
rapat tersebut, apa yang mereka diskusikan, dan bagaimana pimpinan
menyelesaikan evaluasi. Dorong karyawan untuk memikirkan ulasan tersebut
sehingga mereka siap untuk berbicara dengan pimpinan tim mereka.

Jika karyawan menyelesaikan self-performance appraisal mereka, seorang


pimpinan tim mungkin ingin membuat dokumen dengan semua kriteria penilaian
untuk tinjauan. Ini memberikan sumber daya untuk membandingkan ulasan
performance appraisal yang dimiliki pimpinan dengan ulasan karyawan selama
rapat.

3. Memberikan Salinan Formulir Evaluasi yang Telah


Diisi kepada Karyawan

Langkah berikutnya adalah sediakan salinan yang berisikan poin-poin utama


ulasan pimpinan kepada karyawan (formulir evaluasi tertulis).

Ini memungkinkan karyawan untuk tetap terlibat selama rapat dan merenungkan
poin tujuan yang ingin dicapai pimpinan sesudahnya, daripada membuat catatan
selama rapat berlangsung.
💡 Catatan: Jika memungkinkan, berikan salinan kosong kepada karyawan selama proses
orientasi.

Hal ini dapat membantu untuk mengetahui apa yang karyawan evaluasi
sebelumnya, sehingga memungkinkan karyawan untuk mengembangkan kualitas
ini sebelum peninjauan performance appraisal karyawan pertama mereka.
4. Membuat Rapat Peninjauan Karyawan Menjadi
Percakapan Dua Arah

Meskipun memberikan umpan balik yang komprehensif diperlukan, memberikan


kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan opini mereka
juga bermanfaat.

Pertimbangkan untuk menanyakan hal-hal berikut kepada karyawan:


 Bagaimana Anda memandang kinerja Anda sendir?

 Bagaimana pimpinan dapat mendukung Anda dalam mencapai tujuan?

 Menurut Anda, apakah Anda telah membuat kemajuan besar sejak tinjauan
performance appraisal terakhir?
Performance appraisal adalah waktu yang tepat untuk menyentuh masalah atau
hambatan apa pun yang mungkin karyawan hadapi, serta untuk meningkatkan
etos kerja dan kinerja karyawan.
Jadi, pertimbangkan performance appraisal sebagai kesempatan
untuk meningkatkan budaya tempat kerja dan sistem serta proses internal yang
mendukung perusahaan.

5. Akhiri dengan Fokus pada Masa Depan

Mungkin ada aspek yang menantang dari performance appraisal karyawan,


seperti menyampaikan kritik atau berita yang mengecewakan.

Jadi, ada baiknya untuk mengakhiri pertemuan secara positif, alih-alih sampaikan
bahwa perusahaan berinvestasi dalam memberikan bimbingan dan memastikan
bahwa karyawan mencapai tujuan karier profesional mereka.

Jaminan semacam ini dapat membuat umpan balik negatif lebih mudah di kedua
sisi.
Contoh Format Performance Appraisal
Form
Agar memiliki bayangan seperti apa contoh format performance appraisal form,
berikut ini salah satu contoh performance appraisal form di perusahaan:

Anda mungkin juga menyukai