Anda di halaman 1dari 2

Di Bawah Langit Hitam

Dengan kaki nya dan jalan nya yang tertatih-tatih, lelah akan perjalanan panjang hari ini, tak akan di
pungkiri bahwa hari ini ia mengalami sakit yang sangat amat dalam, luka yang membekas sampai akhir
hayat.

Tubuh nya yang sudah lelah menghadapi semua ini, langit yang hitam terlihat diatas nya, tanda hujan
akan turun, sambil berjalan ia bergumam kecil dengan senyum getir miris akan hari ini

"Apakah besok, lusa, dan bertahun-tahun kemudian akan terus seperti ini?"

Pikiran nya kalut, tak ada niat untuk hidup, namun mati pun ia belum siap, rintik-rintik hujan perlahan
turun, mulai membasahi tubuhnya, jalanan yang sepi seperti mendukung suasana hati miliknya, tak
banyak lalu-lalang motor atau pun mobil yang lewat

Ia lemas, lalu terjatuh di lantai jalanan yang keras, lutut nya bersentuhan dengan aspal berwarna abu-
abu yang keras, sampai-sampai celana yang di pakai nya itu sedikit bolong dan menunjukkan lutut nya
yang terluka

Tanpa sadar buliran-buliran air mata mulai berjatuhan, hujan semakin lebat, jalanan nya yang semakin
sunyi, ia menangis dalam diam di jalanan itu

Menangis dalam diam sendirian, rasa sesak di dada nya mulai bergejolak, dada nya kian menghimpit,
nafas nya berderu sesak, sakit rasanya, tak ada tempat untuk pulang, dimana orang-orang berkata bahw
rumah adalah tempat terhangat semua orang, bohong.. itu semua hanya omong kosong

buktinya, disini, di jalanan yang sepi, ia bingung mau kemana, pulang? tidak itu bukan pilihan yang tepat
justru pilihan terburuk bagi nya, bercerita kepada seseorang? siapa yang mau mendengarkan cerita nya?
itu juga bukan pilihan yang tepat baginya.

Ia masih terduduk diam disana, tak lama kemudian ia berteriak dan menangis kencang sejadi-jadinya di
jalanan yang sepi itu, mengeluarkan semua emosi nya yang terpendam sedari tadi, rasa sakit yang kian
detik semakin membuat nya sesak, ia memegang dada nya, ia tak bisa memungkiri bahwa ia mempunyai
sistem pernafasan yang buruk

Sesak, ia mencoba menetralkan nafas nya yang berderu.

"KENAPA AKU HARUS HIDUP DI DUNIA INI!? APA ALASAN NYA!!? AKU CUMAN SAMPAH YANG
MENYESAKAN DUNIA INI!! KENAPA AKU TIDAK MATI SAJA SEKARANG!!"

Teriak nya di jalanan yang sunyi, menangis sekencang-kencangnya, ia sudah tak peduli jika orang
menyebut nya orang gila, ia hanya ingin menenangkan hati nya yang rapuh tak kuat dengan semua ini

Memiliki penyakit pernafasan sedari kecil, tak boleh minum ini dan itu, dan sangat diatur, langkah kaki
jenjang seorang pria perlahan mendekati nya yang sedang terduduk sambil menangis
Membawa payung agar terlindung dari hujan, dengan setelan kaos hitam, di balut jaket sweater polos,
dengan celana jeans dan sepatu hitam bercampur dengan putih, sampai lah ia di depan nya, ia seakan
tak peduli dengan siapa yang datang menghampiri nya

Pria itu berjongkok menyamakan tinggi nya dengan tinggi nya, lalu memayungi nya agar tak terkena
hujan, walaupun sekarang ia yang terkena hujan, pria itu melempar kan payung nya kearah sembarang
lalu memeluknya dengan hangat di tengah dingin nya hujan

Ia langsung menerima pelukan itu, menangis sejadi-jadinya di pelukan pria itu, sekarang ini yang ia
butuhkan, pelukan hangat dari seseorang.

"Jangan menyerah sekarang... tolong jangan berkata seperti tadi.. kamu pantas hidup.. pantas
bahagia... alasan tuhan melahirkan kau kesini agar kau bisa membantu banyak orang yang kesulitan
dan membutuh kan mu, kau sudah kuat bertahan sampai sini, tolong pertahankan jangan sampai
menyerah di tengah jalan, masih banyak orang yang membutuh kan bantuan mu..."

Ucapnya dengan lembut terdengar di telinga, ucapan itu seolah bergema dan berhembus mengikuti
angin yang berhembus kencang, telinga nya hangat akan kata-kata lembut itu.

"Tolong kuat... dan jangan menyerah sekarang.. karena jika kamu menyerah semua nya selesai dan
perjalanan mu masih panjang.. tolong jangan menyerah sekarang, berjanji lah pada ku..

Keira Salwa Ayyara"

Anda mungkin juga menyukai