Anda di halaman 1dari 5

Dear s-12

Pulang sekolah tiba,sinar matahari yang seharusnya redup bukan karena mendung atau
hujan tapi memang jadwalnya redup menjelang sore,namun sore ini berbeda dengan sore
sore dihari yang lain sang mega surya engan redup seakan akan menyiratkan bahwa malam
tak akan datang hari ini,dengan menandakan tetap terang benderang tanpa keredupan
cahayanya walaupun posisi matahari diujung bumi,seakan akan dia juga bersemangat akan
menyambut something,seperti yang aku rasakan dan teman temanku rasakan yaitu
bersemangat menyambut perpulangan santri yang hanya tersisa beberapa jam lagi,inilah
hal yang ditunggu setelah 6 bulan penuh jauh dari pelukan ayah dan ibu yang
menghangatkan.

suhu dari matahari boleh dikatakan panas tapi bagi kami para santri tidak berpendapat
demikian,suhu yang sebenarnya masih cukup bias untuk memproduksi keringat itu
terkalahkan dengan semangat kita yang menyambut perpulangan,karena itu suasana hari
ini berjalan lancar,antrian pulang menunggu jemputaan adalah aktivitas para santri saat
itu,begitupun dengan ku mununggu kedatangan sesorang dihidupku yaitu ayah
ku,menjemputku dengar motornya yang sangat legenda walaupun motor itu tidak trend dan
popular seperti dulu namun ayahku pernah berkata “motore emang wes elek kak tapi motor
iku due jasa besar buktine iso buat kakak koyok ngene iso sekolah nak kota,motor e iso
nyari makan gae kakak ibuk ayah adek konge sampai sekiki”,,,ya itulah ayahku penuh
dengan kehebatan,perjuangan untuk masa depan anak anaknya,namun satu hal yang
mengecewakan bagiku yaitu aku sampai sekarang masih belum bisa belajar darinya.

”Asalamualaikum kakak” suara lembut dan berat dari seseorang terdengar merasuki
gendang telingaku dengan perlahan lahan dan lembut hingga menyadarkan relung hatiku
yang saat itu sedang gelisah menunggu ayahku apalagi dimbumbui dengan teman2ku yang
sudah bertaburan keluar dari pondok semakin gelisah diri ini.

“kak ayo pulang”pangil seseorang dari belakang lagi dengan suara lebih lembut tapi berat
aku menyadarinya,aku mengenali suara itu iya itu adalah suara salah satu orang yang
sangat kucintai dia adalah ayahku,suara itu masuk lagi kegendang telingga ku lalu dengan
cepat menerobos ruangan rindu dihatiku yang saat itu tertutup rapat namun suara itu tetap
bisa menerobosnya hingga akhirnya mengusir kegelisahan yang saat itu sedang merajai
dipikiran dan hatiku saat itu.aku tau itu pasti ayahku dengaan suara yang begitu membekas
dikartu ingatanku, akupun menoleh kebelakang,melihatnya yang berdiri kurang lebih 3
setengah meter dari keberadaanku mengamati dari ujung bawah hingga atas,dari bawah
tampaklah sandal kulitnya yang khas berwarna kuning kecoklatan dan tertempel nama
merek dari sandal itu yang usianya saya ingat masih muda sekiranya lebaran tahun
kemarin,dengan celana hitam resmi lalu dengan jaket kantornya,sederhana, itulah 1 hal
yang aku ingin belajar darinya.

………………………………………………………………………………………………..

“Hati hati dijalan jangan lupa murojaahnya dana,sampaikan salam sama orang
tuamu,jangan PACARAN LAGI!!!dirumah”

“inshaallah SIAP TADD!” itulah rutinitas ustadz ulum,ustadz yang akrab denganku kala
itu bahkan terkadang bibir ini sering koyok konco dewe bukan seperti ustadz haha,tapi
tenang bukan berarti aku tak memperhatikan adabku padanya tetap ku perhatikan karena
adab itu lebih utama dari paada ilmu,satu hal yang tidak kulupa darinya ketika sarung ku
kotor dan stok sarung semua habis ustadz mutitalenta yang serba bisa itulah yang
memberikan pinjaman sarung hingga sarung itupun berubah kepemilikan dari ustadz ulum
ke aku menjadi kenangan yang mengakar kuat namun seperti ada sekat yaitu jarak,

Brem brem suara motor yang siap berdamai dengan perjalanan


“Sudah yah siap”jawabku ketika ditanya oleh seorang pria didepanku duduk dan siap
melaju,roda berputar dan berjalan searah jarum jam,namun dengan kecepatan
berbeda,diwaktu itulah ayah menanyai ku mulai dari hal yang sebenarnya tidak perlu
dijawab sampai perlu dijawab.

Pulang dengan keadaan senang diringi roda yang bergulir gulir dengan cepat,sepanjang
jalan aku memandangi kota kelahiranku ini dan penduduknya,ada yang berlalu lalang,ada
yang bersenda gurau,ada yang berjualan dipingiran jalan,anak anak main dipekarangan
sepak bola,lompat tali,jepretan,gelembung busa,orang tua duduk diberanda dan ibu ibu
menyiram bunga,semuanya sepakat untuk berdamai itulah kota kelahiranku,kota yang
damai sejuk nan indah diujung mata.

KARNAVAL
Dijalanan saat itu juga aku melihat murid murid berkarnaval,hatiku tidak sedang bertanya
acara apa? yang terpenting saat itu perjalanan pulangku dan ayahku disambut dengan
berbagai hal yang menarik,karnaval itu mencuri pndangan ku satu grup yang menurut ku
sangat antusias,semangatnya meletup letup begitupun dengan pendamping guru itu
pula,mungkin ini penyebabnya adalah kostumnya yang berbeda,rata rata berpawai dengan
costum tentara,polisi,pilot,perawat dan sebagainya,tapi kali ini berbeda mereka semua
mengunakn kostum monyet,burung elang,badak,kasuri,singga,bahkan gajah dengan 4
orang sekaligus dan berbagai jenis hewan lainnya,
mereka menari-nari,berjingkrak-jingkrak,berhuhu-huhu,bersorak-sorai,histeris,mengerung
ramah,melolong long ketakutan lalu menyanyikan himne yang pilu karena rumaah
mereka,telah dibaakar,telah dijaikan lahan kelapa sawit,dirusak manusia yang serakah dan
tamak,bersorak sorai mengalang kekuatan untuk melawan manusia yang tamak dan
serakah dan bentuk perindungan diri atas rumah rumahnya yang telah hancur,semua itu
sangat menghayati sehinga memberikan kesan yang luar biasa kepada mata yang
melihatnya,saa pas didepan gedung DPRD Bojonegoro terdengar toa yang menjelaskan
keseriasan itu semua berawal tak lain karena gurunya riset kekebun binatang menafsirkan
gerak gerik hewan disana seakan akan benar benar paham lalu menghafalkan dan meniru
setiap gerakan gerakan hewan yang ada disana sehingga para pengunjung kebun itu
terheran-heran kebingungan, “usaha tak menghianati hasil.” Otakku meletuskan pikiran itu

Puas menikmati karnaval sembari ayahku mengajak makan disalah satu tempat makan
yang dari dulu memang menjadi langganan keluarga,

tiba tiba diparkiran seorang pemudi datang “maaf pak ini tadi untuk bapak ketinggalan
dimeja tadi” tanpa turun dari motornya perempuan itu langsung menyerahkan keayah,ayah
membuka kertas itu dan berisi berberapa ikatan uang merah dan biru yang jumplahnya 20
juta jumplah yang fantastis,sepi diparkiran itu tak ada yang melihatnya tak ada yang tau
tentang kertas putih tadi kecuali 2 perempuan tadi,bergegas lah ayah mengugluk motor
bebeknya dengan kecepatan maksimum motor itu bisa mengejar 2 perempuan tadi,lalu
menyerahkan amplop putih tadi 2 perempuan itu menolaknya namun ayah menaruhnya
dijalan sehingga terpaksa mereka mengambil uang itu,ayah tak meninggalkan sepatah kata
apapun hanya wajahnya terlihat binggung karena pada aslinya ayah itu membutuhkan uang
itu untuk membeli ruko agar ketika dia penssiun masih punya penghasilan untuk
menyekolahkan anak anaknya,belum juga dengan masalah rumahnya yang butuh
perbaikan atap nya bocor sehingga banyak ember dan bak saentero rumah namun semua
itu tak membutnya menghianati janji nya dan menghianati sumpah jabatanya sebagai
seorang aparat ya dia adalah polisi,

ceritanya ini berasal dari seorang temanku yang tak jauh rumahnya dari tempat makan
yang menjadi langanan keluargaku,sekarang nasib pak sunardi atau polisi tadi
berubah,sang pengabdi Negara itu pensiun namun sekarang mempunyai ruko yang cukup
besar disamping pas warung makan itu,itu semua mengingatkanku dengan perjuangannya
yang tidak menerima sepeserpun uang sogokan dan harus berhadapan langsung dengan
para aparat aparat tinggi yang berusaha mencuci uang,korupsi dan memasukan barang
barang illegal beliau pak sunardi tetap teguh melawan itu semua walaupun harus
mendekam dipenjara beberapa bulan karena fitnah yang terjadi,beliaulah sosok yang
dirindukan ibu pertiwi ini,beliau lah ayah dari cita citaku ayah dari motivasi belajarku,tak
pantas diri ini menjadi pemuda dan menua diam di keadaan yang sama,tak salah ketika
seorang bilang memperbaiki pemerintahan tak bisa dari bawah seperti halnya mandi air
harus ditumpahkan dari atas agar yang bawah bisa basah pula,sulit memperbaiki
pemerintahan sekarang dari bawah walupun ada yang mengatakan bahwa semua berawal
dari bawah namun saya yakin itu tak berlaku disemua hal,inilah yang membuatku
termotivasi apapun profesimu tetaplah abdikan dirimu pada ibu pertiwi,

lelaki seusiaku berlari meningalkan gedung mendatangi perempuan yang berdiri dibawah
tiang gedung untuk berteduh,dia lari untuk berucap dan berpeluk“mah berhasil kakak
berhasil,makasih atas doanya,kakak berhaasil mahhh” dia lawanku difinal dia
mengalahkan ku dan dia berhasil membuat mamanya bahagia mengacuhkan semangatku
runtuh sebagai rasa kekecewaan,

iri denganya adalah kewajaran,usaha telah kulakukan,doa jadi rutinitas malaman,kesibukan


ku menandakan kesunguhanku,iri aku kapan aku bisa sepertinya memeluk ibuku
membawa keberhasilan sebagai ukiran yang kubuat khusus untuknya kapaannn cong!!!
lama aku menanti hal itu,setahun setengah sudah aku disekolah baru ini namun ukiran
untuk ibuku belum kudapatkan,

“Gak ngarah berhasil we wes leh percoyo we iku gak ono bakat,mending santai2 ae nak
pondok pacaran neh ae loh karek sikat ae wkwkk”

“kampret,wingi aku mari diskor wong tuaku dipanggil terus cinta metu ko sekolah gara
gara aku pacaran cong!ngerti leh!?”

“wkwk santai” “oke2”

……………………………………………………………………………………….....

Suatu hari

“muhammad hildan danu arta” namaku dipanggil yeah aku berhasil aku berhasil
beneran gak sia sia aku,makasih ya allah makasih ya allah,akhirnya aku bisa
membuat ukiran untuk ibuku tercinta,makasih ya allah makasihhhhhhh

Itulah yang teringat dalam memory ku saat ku melewati gedung lama dinas
pendidikan bojonegoro yang waktu itu menjadi saksi bisu aku meraihnya

“Kak ayo mangan” aku sadar bahwasanya aku telah melamun dari tadi aku
bergegas mencari tumpuan kaki kaki ku tuk mencari tempat turun yang aman,ku
mengingat memory itu cukup sampai sini dulu oke sedikit kisah perjalan pulangku
aku mau makan dulu sama ayah,

“Oke yah niki kakak nembe mlampah mriku,”s


Dah dulu teman teman next cerita lagi

“semangat mengejar impian nya ambil hikmah setiap apapun itu fight,jadilah
seperti setan yang tidak menyerah dalam mengoda kita itulah sisi baik dari setan
jangan ambil sisi buruknya”

Anda mungkin juga menyukai