Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MAKALAH SINAR X

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 15

ANGGOTA :

• A. MIFTAHUL JANNAH (200802001)

• NELA ARTALINA NAINGGOLAN (200802033)

• ANZELINA FRANSISKA BR BARUS (200802063)

• IRA FARHATANI SINAGA (200822002)

PRODI S1-KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3
A. SEJARAH SINAR X .................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
A. SUMBER SINAR X..................................................................................................................... 6
B. SINAR X BREMSSTRAHLUNG ................................................................................................... 7
C. SIFAT SINAR X .......................................................................................................................... 8
D. PANJANG GELOMBANG KARAKTERISTIK SINAR-X .................................................................. 9
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................................ 12

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena hanya atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sinar X”.

Penulis ucapkan terima kasih atas pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian
tulisan ini , Kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan
kesempatan dalam pembuatan makalah ini, kepada dosen sebagai orang yang telah
membimbing dan serta yang memberi pendapat atas judul yang ingin di buat ini.

Penulisan ini juga tidak luput dari kesalahan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun kami harapkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 23 Mei 2022

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. SEJARAH SINAR X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm
C. Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat Rontgen menyalakan sumber
listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan sejenis cahaya
berpendar pada layar yang terbuat dari Barium Platino Cyanida yang kebetulan berada
di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Rontgen
segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam
sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama
sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan sinar-X ini maka
seringkali sinar itu dinamai juga sinar rontgen. Pemeriksaan tubuh manusia dengan
menggunakan radiasi lahir pada tahun 1895, dimana Wilhelm C. Rontgen membuat
image tangan istrinya pada X- Ray film. Ini adalah cikal bakal dari perkembangan ilmu
imaging radiodiagnostic.
Pada suatu malam tanggal 8 November 1895 , dalam salah satu percobaan ,
Roentgen sengaja membungkus dengan cara merekatkan seluruh permukaan tabung
sinar katoda dengan lembaran karton hitam yang cukup tebal . Hal ini agar tidak akan
ada cahaya tampak yang dapat keluar dari dalam tabung . Selanjutnya seluruh lampu
di laboratorium tempat eksperimennya berlangsung . Dalam suasana seperti itu , ketika
Roentgen menampilkan sumber tegangan listrik tabung untuk penelitiannya , secara tak
sengaja ia mengamati pancaran seberkas cahaya redup yang muncul pada permukaan
pelat barium platinosianida yang terletak di meja penopang peralatan eksperimennya ,
berada pada jarak 90 cm dari tabung . Ketika dijauhkan dari tabung, pelat ternyata
masih tetap berpendar. Cahaya redup itu bahkan tertangkap oleh pelat posisi digeser
hingga jarak 2 meter dari tabung. Pelat barium platinosianida adalah bahan fluoresens
, yaitu bahan yang hanya dapat berpendar jika akan diterapkan seberkas cahaya .
Namun ketika eksperimen itu sedang berlangsung , di laboratorium tidak ada sumber
cahaya sama sekali , sementara dalam penelitian sebelumnya dilakukan sinar katoda
yang dilakukan oleh Lenard untuk membuktikan bahwa perjalanan berkas sinar katoda
di udara tidak melebihi beberapa sentimeter saja . Jika sumber tegangan listrik
dipadamkan , maka cahaya pendar pada pelat barium platinosianida pun ikut hilang .

3
Di satu sisi Roentgen yakin bahwa sumber cahaya yang dapat memendarkan pelat itu
pasti bukan sinar katoda . Namun di sisi lain ia juga belum tahu penyebab pasti yang
mendukung peristiwa perpendaran pelat itu bisa terjadi .
Dengan penuh rasa ingin tahu , sederet percobaan pun akhirnya dilakukan
Roentgen untuk mencari tahu sumber pasti dari sinar yang tidak kasat mata itu . Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan , ia akhimya . menemukan sumber asal sinar yang
tidak terlihat itu , yang ternyata datang dari pada bagian dinding gelas tabung yang
mengalami titik dengan berkas sinar katoda . Jadi sinar aneh itu muncul sebagai akibat
dari terjadinya tumbukan antara berkas sinar katoda dengan atom - atom dalam dinding
tabung . Pada saat yang bersamaan, berkas sinar itu membangkitkan atom pada kaca
untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjangnya sangat pendek.
Karena sebelumnya tidak pernah dikenal dan masih misterius saat pertama kali
ditemukan , maka sinar ini akhirnya diberi nama sinar - X . Namun untuk menghargai
jasanya dalam proses penemuan sinar - X , maka sering kali sinar itu disebut juga
sebagai sinar Roentgen . Meski merupakan orang pertama yang mengamati efek yang
tidak dapat ditimbulkan oleh sinar katoda . Roentgen dianggap sebagai penemu sinar -
X karena ia merupakan orang yang pertama kali mempelajarinya . Tergiur oleh
penemuan yang tidak sengaja itu , Roentgen menemukan . penyelidikan - penyelidikan
lain dan perhatiannya pada penyelidikan sinar - X . Dalam mempelajari sinar yang baru
ditemukan itu . Roentgen mendapatkan bahwa jika bahan yang tidak tembus oleh
cahaya yang ditempatkan di antara tabung dan layar pendar platino sianida , maka
intensitas perpendaran pada layar itu berkurang namun tidak hilang sama sekali. Sinar
yang Roentgen ternyata dapat menembus lembaran kertas , kayu , logam tipis , dan
tubuh manusia kecuali tulang . Ketebalan bahan yang berbeda akan menimbulkan
intensitas pendar yang berbeda . pula. Hal ini menunjukkan bahwa sinar itu dapat
menularkan bahan yang tidak tembus oleh sinar biasa ( cahaya tampak ) . Di samping
itu , Roentgen juga bisa melihat bayangan ruas - ruas tulang telapak tangan dengan cara
menempatkan telapak tangan di antara tabung sinar katoda dan layar pendar . Ketika
telapak tangan diterobos sinar - X , ruas - ruas tulang telapak tangan tampak seperti
bayangan hitam di permukaan layar , dikelilingi bayangan jaringan lunak yang lebih
mudah ditembus sinar - X sehingga bayangan lebih tipis. Tahun 1901 hadiah Nobel
mulai dianugerahkan untuk pertama kalinya kepada orang - orang yang memiliki karya
dan jasa besar dalam kehidupan umat manusia . Dalam bidang fisik , orang pertama
yang beruntung mendapatkan penghargaan sangat bergengsi itu adalah Roentgen atas

4
jasanya menemukan sinar - X pada saat usianya mencapai 50 tahun . Berkat ketekunan,
ketelitian dan kesabarannya. Roentgen berhasil mengungkap rahasia suatu jenis sinar
tak kasat mata yang tidak . diketahui sama sekali sebelumnya . Penemuan besar itu
memang layak dianugerahi hadiah Nobel Fisika karena prospek aplikasi sinar X yang
terbentang begitu luas untuk berbagai keperluan dalam kehidupan umat manusia .
pengakuan internasional itu diberikan kepada Roentgen enam tahun setelah penemuan
sinar - X dipublikasikan.

Gambar 1. Wilhelm Conrad Rontgen

Gambar 2. Hasil Radiograf Pertama

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUMBER SINAR X
Untuk membangkitkan sinar x salah satu caranya adalah dengan menambahkan
elektron yang berenergi kinetic tinggi pada suatu target anoda. Berdasarkan keadaan
target anodanya, pembangkit (sumber) sinar X dapat dibagi dua jenis sumber sinar x
antara lain sumber sinar X yang beranoda diam (Fixed anode x-ray) serta yang beranoda
berputar (Rotating anode x-ray source).
1. Sumber sinar X Beranoda Diam
Komponen-komponen utama untuk sumber Sinar x beranoda diam antara lain:
a. Anoda (A), sebuah katoda (k), sebuah filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah
sumber tegangan tinggi untuk anoda dan katoda (HV) dan untuk filamen diberikan
sebuah tegangan rendah (V).
b. Filamen yang diberi satu daya dari sumber tegangan rendah akan mengeluarkan
elektron secara termal. Elektron-elektron ini selanjutnya dipercepat oleh tegangan
tinggi yang terjadi antara anoda dan katoda sehingga sistem ini akan mempunyai
energi kinetik yang sangat besar. Ternyata sebagian besar dari energi kinetik itu
berubah menjadi energi panas yang akan menumbuk pada anoda. Sedangkan
sebagian kecil dari energi tersebut akan berubah menjadi gelombang
elektromagnetik yang sering kita sebut dengan Sinar x. Berkas sinar x jenis ini
sering disebut sinar X Bremstrahlung, yang artinya Pengereman. Selain Komponen
utama, sumber Sinar x sering juga dilengkapi dengan komponen lainnya

2. Sinar X dengan Anoda Berputar


Pada dasarnya komponen utama untuk sumber sinar x dengan anoda berputar
adalah sama dengan komponen utama untuk Sumber sinar x dengan anoda, diam. Hal
ini dimaksudkan agar elektron- elektron dapat/menumbuk anoda pada tempat yang
selalu berbeda. Sebagai perbandingan, sumber sinar x yang beranoda diam hanya
mampu menghasilkannya sumber sinar x yang berdaya kurang lebih 2 kilowatt
sementara sumber sinar x dengan anoda berputar mampu menghasilkan berkas sinur x
dengan daya maksimum.

6
Keuntungan:
• Bahan anoda dapat diubah tanpa mengganti tabung Sinar X.
• Jenis dan ukuran Filamen dapat diubah.
• Orientasi anoda dalam filamen dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
• Pada orientasi geometri titik noktan Sumber Sinar x pada anoda dan akan
terlihat di jendela.
Kerugian:
• Harganya sangat mahal.
• Untuk mendapatkan sinar X yang memiliki daya besar, sumber ini memerlukan
pompa menghisap yang sangat baik untuk memvakumkan ruang anoda dan
katoda.

B. SINAR X BREMSSTRAHLUNG
Sinar X bremsstrahlung adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk
apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan
mengalami perlambatan. Sinar X bremsstrahlung mempunyai energi paling tinggi sama
energi kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.

Ketika terjadi perlambatan dan menimbulkan sinar x, sinar X yang terjadi


umumnya memiliki energi yang berbeda-beda sesuai dengan energi kinetik elektron
pada saat terbentuknya sinar X dan juga tergantung pada arah pancarannya.

Sinar X bremsstrahlung dapat dihasilkan melalui pesawat sinar X atau


pemercepat partikel. Pada dasarnya pesawat sinar X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
tabung sinar X, sumber tegangan tinggi yang menentu tegangan listrik pada kedua
elektrode dalam tabung sinar X, dan unit mengatur. Bagian pesawat sinar X yang biasa
terbuat dari bahan gelas terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan target yang
bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar X dibuat hampa udara agar elektron
yang berasal dari filamen tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya
menuju ke anode. Filamen yang dipanasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If)
menjadi sumber elektron. Makin besar arus filamen IF, akan makin tinggi suhu filamen
dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan persatuan waktu.

Elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda
potensial yang besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit

7
sumber tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV
atau MV lebih randah dibandingkan potensial anode ). Elektron ini menabrak bahan
target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan
terjadilah proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi
beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang dan menabrak
dinding sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau
tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum sinar X yang terbentuk,
sedangkan fluks sinar X bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai
ke bidang anode yang terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu
bergantung pada arus filamen It. Namun demikian batas tertentu, tegangan tabung juga
dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar X biasanya
hanya memunyai tingkat besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan arus
filamen yang besarnya dalam tingkat ampere.

C. SIFAT SINAR X
Berikut sifat-sifatnya:

1. Daya tembus

Sinar ini dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus
yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung
(besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah
berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.

2. Pertebaran (Hamburan)

Jika berkas sinar ini melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi
hambur) pada bahan atau zat yang dilalui.

Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiografi dan pada film akan
tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat
radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid)
yang tipis.

8
3. Penyerapan

Penyerapan Sinar ini dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan
berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya
atau berat atomnya makin besar penyerapannya.

4. Efek fotografi

Sinar ini dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah


diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.

5. Fluoresensi

Sinar ini dapat menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstan


atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi).

Luminisensi ada 2 jenis yaitu:

• Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-x saja.


• Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun
radiasi sinar-x sudah dimatikan (after-glow).

6. Ionisasi

Efek primer dari sinar ini apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.

7. Efek biologi

Efek biologi Sinar ini akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada


jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

D. PANJANG GELOMBANG KARAKTERISTIK SINAR-X


Sinar-x yang lebih bermanfaat dan sering digunakan dalam setiap kegiatan
eksperimen adalah sinar-x monokromatik dan sering disebut sinar-x karakteristik.
Sinar-x monokromatik (sinar-x karakteristik) ini timbul akibat adanya proses transisi
eksitasi elektron di dalam anoda. Sinar-x ini timbul secara tumpang tindih dengan
spektrum bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang monokromatik,
intensitas sinar-x monokromatik ini jauh lebih besar dari pada intensitas sinar-x

9
bremstrahlung. Proses terjadinya sinar-x monokromatik ini dapat dijelaskan sebagai
berikut. Jika energi kinetik elektron itu sama dengan atau lebih besar dari pada energi
eksitasi atom-atom di dalam anoda maka pada saat elektron-elektron tersebut
menumbuk anoda, atom-atom tersebut akan tereksitasi sehingga pada saat atom-atom
tersebut kembali ke keadaan ekuilibriumnya mereka akan melepaskan energinya dalam
bentuk foton gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-x sinar-x
karakteristik. Karena tingkat-tingkat energi di dalam atom-atom itu terkuantisasi,
maka sinar-x yang dipancarkannya akan memiliki panjang gelombang atau energi yang
tertentu, sehingga sinar-x ini disebut sinar-x monokromatik. Sebagai contoh, apabila
sinar-x ini timbul akibat transisi elektron dari kulit L ke kulit K maka sinar-x ini akan
memiliki energi E = EL - EK. Garis spektrum sinar-x tersebut lazim dinamai Kα,
sehingga panjang gelombangnya sering disebut λ−Κα. Nama-nama garis spektrum
lainnya adalah Kβ. (untuk transisi dari kulit M ke kulit K), Kγ (untuk transisi dari kulit
N ke kulit K), dan seterusnya. Jika transisi itu terjadi dari tingkat-tingkat energi yang
lebih tinggi ke kulit L, maka nama-nama untuk garis-garis spektrum sinar-x yang
dihasilkannya adalah Lα, Lβ, Lγ, .... dst., untuk transisi yang terjadi masing masing dari
kulit M, N, O, ...., dst. Apabila kita bandingkan dengan sinar-x bremstrahlung, sinar-x
karakteristik tersebut muncul secara tumpang tindih di dalam spektrum bremstrahlung,
seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.

Nilai λ sinar-x karakteristik ini tidak bergantung pada besarnya tegangan tinggi yang
digunakan, tetapi ia hanya bergantung pada jenis bahan anoda yang digunakan. Hal ini
akan dibahas lebih rinci di dalam uraian tentang λ karakteristik yang dirumuskan oleh
Moseley. Garis-garis spektrum tersebut di atas sebetulnya masih dapat diuraikan
menjadi beberapa panjang gelombang, seperti Κα menjadi Κα1 dan Kα2 atau Kβ

10
menjadi Kβ1 dan Kβ2, sehingga kata “monokromatik” di atas masih belum tepat. Tetapi
karena perbedaan antara panjang gelombang Κα1 dan Kα2 tersebut sangat kecil
sehingga sangat sulit untuk dibedakan, maka orang masih lazim menyebut garis-garis
spektrum Κα dan Kβ tersebut di atas sebagai garis spektrum monokromatik.

orde panjang gelombang sinar-x adalah 0,5-2,5AO. (sedangkan orde panjang


gelombang untuk cahaya tampak = 6000 AO ). Jadi letak sinar-x dalam diagram
spektrum gelombang elektromagnet adalah antara sinar ultra violet dan sinar gama.
satuan panjang gelombang sinar-x sering dinyatakan dalam dua jenis satuan yaitu
angstroom (AO) dan satuan sinar-x

(X Unit = XU). 1 kXU = 1000 XU = 1,00202 AO. Persamaan gelombang untuk medan
listrik sinar-x yang terpolarisasi bidang adalah E = A sin 2π(x/λ − ft) = A sin (kx-ωt).
Intensitas sinar-x adalah dE/dt (rata-rata aliran energi per satuan waktu) per satu satuan
luas yang tegak lurus arah rambat. Nilai rata-rata intensitas sinar-x ini adalah
𝑒𝑟𝑔𝑠
berbanding lurus dengan A2. Satuan intensitas adalah .
𝑑𝑒𝑡.𝑐𝑚2

11
BAB III
KESIMPULAN

Sinar X merupakan suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang memiliki panjang


gelombang sangat pendek yaitu berkisar antara 0,01 hingga 10 nanometer dan memiliki frekuensi
antara 1016 hingga 1021 Hz. Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan
Jerman Wilhelm C. Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Sumber sinar X dapat dibagi dua
jenis antara lain sumber sinar X yang beranoda diam (Fixed anode x-ray) serta yang beranoda
berputar (Rotating anode x-ray source). Selain itu, Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik yaitu
daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi, dan efek biologik,
selain itu sinar-X bergerak lurus sama dengan kecepatan cahaya. Berdasarkan proses kejadiannya
sinar x dibagi menjadi 2 yaitu Sinar X Bremsstrahlung dan Sinar X karakteristik. Sinar X
Bremsstrahlung adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk apabila partikel bermuatan
misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar X
bremsstrahlung mempunyai energi paling tinggi sama energi kinetik partikel bermuatan pada
waktu terjadinya perlambatan. Sinar X karekteristik adalah energy yang khas untuk setiap jenis
atom yang terbentuk dalam proses perpindahan elektron-eloktron atom dari tingkat energi yang
lebih tinggi menuju ke tingkat yang lebih rendah, misalnya dalam proses lanjutan efek foto listrik.
Sinar-x karakteristik ini timbul akibat adanya proses transisi eksitasi elektron di dalam anoda.
Sinar-x ini timbul secara tumpang tindih dengan spektrum bremstrahlung.

12

Anda mungkin juga menyukai