Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Penemuan dan Pengertian Sinar X........................................ 3
1. Sejarah Sinar X...................................................................... 3
2. Pengertian Sinar X................................................................. 4
3. Sifat-Sifat Sinar X................................................................. 6
4. Sumber Sinar X..................................................................... 6
B. Proses Terjadinya Sinar-X................................................................ 10
1. Sinar-X Brehmsstrahlung..................................................... 11
2. Sinar Karakteristik................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sinar X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman
Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen
bekerja menggunakan tabung Crookers di laboratoriumnya di Universitas
Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik
perhatian Crookers. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu
dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat
lewat. Namun setelah ditutup ternyata ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen
menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak nampak yang mampu menerobos
kertas hitam tersebut.
Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian
sinar katoda. Beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada
layar yang terbuat dari barium platino cyanida yang kebetulan berada di
dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang.
Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah
muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah
dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa
beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar
Roentgen.
Nyala hiaju yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen akhirnya diketahui
bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh
dinding kaca pada tabung sewaktu elektron menabrak dinding tersebut,
sebagai akibat terjadinya pelucutan listrik melalui gas yang masih tersisa
dalam tabung. Pada saat yang bersamaan elektron itu merangsang atom pada
kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang
gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar-X. Sejak saat itu para ahli

1
fisika telah mengetahui bahwa sinar-X dapat dihasilkan bila elektron dengan
kecepatan yang sangat tinggi menabrak atom.
Tergiur oleh penemuannya yang tidak sengaja itu, Roentgen memusatkan
perhatiannya pada penyelidikan sinar-X. Dari penyelidikan itu beliau
mendapatkan bahwa sinar-X dapat memendarkan berbagai jenis bahan kimia.
Sinar-X juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh
sinar tampak biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping itu, Roentgen
juga bisa melihat bayangan tulang tangannya pada layar yang berpendar
dengan cara menempatkan tangannya di antara tabung sinar katoda dan layar.
Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa sinar-X ini merambat
menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan listrik
maupun medan magnet. Atas jasa-jasa Roentgen dalam menemukan dan
mempelajari sinar-X ini, maka pada tahun 1901 beliau dianugerahi hadiah
nobel bidang fisika yang untuk pertama kalinya diberikan dalam bidang ini.
Penemuan sinar-X ternyata mampu mengantarkan ke arah terjadinya
perubahan mendasar dalam bidang kedokteran. Dalam kegiatan medik, sinar-
X dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa maupun terapi. Dengan penemuan
sinar-X ini, informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh
tanpa perlu melakukan operasi bedah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah penemuan sinar-X dan apakah yang dimaksud
dengan sinar-X?
2. Bagaimanakah proses terjadinya sinar-X?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah penemuan sinar-X dan
pengertian dari sinar-X
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses terjadinya sinar-X.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan dan Pengertian Sinar X


1. Sejarah penemuan sinar x
Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman,
1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor UniversitasWuerzburg di
Jerman dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian tabung sinar
katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak
terjadi kebocoran fotoluminesensidari dalam tabung keluar. Lalu ia
membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar
katoda, ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi
yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun
dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai
lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti
ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar
katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut
sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yangbelum diketahui.
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X
dan meneliti sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan
laporan penelitiannya. Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X
dimuat pada halaman 132-141 laporan Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg
tahun 1895. Di awal tahun1896 reprint laporan Roentgen dikirimkan
kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan
magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda.Pada
saat itu belum ditemukan fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu
muncullah persaingan antara teori partikel dengan teori gelombang untuk
menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara
lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh
Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh
lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-X oleh

3
kristal ditemuka noleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan
bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik. Tahun 1922 Compton
menemukan efek Compton berdasarkan penelitian hamburan Compton.
Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat memastikan bahwa
gelombangelektromagnetik memiliki sifat dualisme gelombang dan materi
(partikel).
2. Pengertian Sinar-X
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar
ultraviolet, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek yaitu
hanya 1/10.000 panjang gelombang cahaya yang kelihatan. Karena
panjang gelombangnya yang pendek, maka sinar-X dapat menembus
bahan yang tidak tertembus sinar yang terlihat (M. Akhadi, 2001). Sinar-X
atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik
dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100
pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30PHzto 60EHz). Sinar-
X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi
sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Sinar-X ditemukan pada tahun 1895 oleh W.C. Roentgen. Sinar
tersebut merupakan sejenis radiasi yang keluar dari sebuah tabung muatan
(discharge tube), yang diberi nama sinar-X. Tabung tersebut mengandung
gas dengan tekanan yang sangat rendah yaitu 0,01 Torr. Elektroda di
dalam tabung tersebut dialiri listrik bertegangan tinggi sehingga
menghasilkan sinar elektron pada aktoda. Elektron ini menumbuk anoda
sehingga mengemisikan sinar-X.
Hasil percobaan Charles Glover Barkla memberikan kesimpulan
bahwa sinar-X adalah radiasi elektromagnetik transversal, seperti halnya
cahaya tampak, tetapi dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek.
Jangkauan panjang gelombang sinar-X diperkirakan mulai dari panjang
gelombang cahaya ungu hingga sinar gamma, yaitu 0,01-10 nm, frekuensi
3×1016 Hz sampai 3×1019 Hz dan energi 120 eV sampai 120 keV (Gambar

4
1.1). Sinar-X dalam rentang 0.12-12 keV (10 to 0.10 nm) termasuk sinar-X
lunak, sedangkan 12-120 keV (0.10-0.01 nm) termasuk sinar-X keras.

Gambar 1. Pembagian Daerah Spektrum


Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik memiliki dualisme sifat, yaitu bersifat
gelombang dan bersifat partikel (hasil percobaan Arnold Ommerfeld dan
Arthur Chompton, namun pembahasan difraksi sinar-X umumnya banyak
menggunakan sifat sinar-X sebagai gelombang.
Sebagai gelombang elektromagnetik, sinar-X menjalar dalam
medium apapun dengan kecepatan yang hampir tetap, yaitu setara dengan
kecepatan cahaya di dalam vakum (≈3.0 × 108 m/s) dan perbedan selalu
kurang dari 0.01%. oleh karena itu, secara praktis sinar-X tidak
dideviasikan oleh refraksi. Indeks refraksi sinar-X hanya sedikit lebih kecil
dari satu (0,99999). Sinar-X selalu menjalar sepanjang garis lurus dan
tidak dapat dibelokkan oleh lensa. Namun sinar-X dapar dipantulkan oleh
cermin.

5
3. Sifat-sifat sinar x
 Mempunyai daya tembus yang tinggi, sinar-X dapat menembus bahan
dengan daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses
radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya.
 Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka
berkas tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan
radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan/zat yang dilaluinya.
 Sinar-x dalam radiografi diserap oleh bahan/zat sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya
atau berat atomnya, makin besar penyerapannya.
 Mempunyai panjang gelombang yang pendek yaitu : 1/10.000 panjang
gelombang yang kelihatan.
 Mempunyai efek fotografi. Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film
setelah diproses di kamar gelap.
 Mempunyai sifat berionisasi. Efek primer sinar-X apabila mengenai
suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan
zat tersebut.
 Mempunyai efek biologi. Sinar-X akan menimbulkan perubahan-
perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam
pengobatan radioterapi.
4. Sumber sinar x
Salah satu cara untuk membangkitkan sinar-x adalah dengan cara
menembakan elektron yang berenergi kinetik (berkecepatan) tinggi pada
suatu target (anoda). Pembangkit (sumber) sinar-x jenis ini berdasarkan
keadaan target (anoda) dapat dibedakan menjadi dua jenis sumber sinar-x,
yaitu sumber sinar-x yang beranoda diam (fixed anode x-ray source) dan
sumber sinar-x dengan anoda berputar (rotating anode x-ray source).
Kedua jenis sumber sinar-x ini akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
Sumber sinar-x beranoda diam. Komponen utama sumber sinar-x
yang beranoda diam adalah sebuah anoda, sebuah katoda (K), sebuah

6
filamen (F) sebagai sumber elektron, sebuah sumber tegangan tinggi (HV)
untuk anoda dan katoda, dan sebuah tegangan rendah (V) untuk filamen.
Sumber sinar-x jenis ini secara skema ditunjukkan pada Gambar 2

Gambar 2. Skema Sumber Sinar-X Beranoda Tetap


Filamen yang diberi catu daya dari sumber tegangan rendah (V)
akan mengeluarkan elektron secara termal. Elektron-elektron ini
selanjutnya dipercapat oleh tegangan tinggi (HV) yang timbul antara
anoda dan katoda, sehingga mereka memperoleh energi kinetik yang
sangat besar. Pada saat menumbuk anoda elektron-elektron ini akan
melepaskan energi kinetiknya. Sebagian kecil dari energi tersebut berubah
menjadi energi gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-x,
sedangkan sebagian besar dari energi kinetik itu berubah menjadi panas
yang numpuk pada anoda. Berkas sinar-x yang dihasilkan dapat terdiri atas
dua jenis sinar-x. Jenis pertama adalah sinar-x polikhromatik, yaitu sinar-x
yang berasal dari akibat pengereman elektron oleh anoda. Berkas sinar-x
jenis ini sering disebut sinar-x bremsstrahlung (sebuah kata dalam bahasa
Jerman yang berarti pengereman). Jenis kedua adalah sinar-x
monokhromatik, yaitu sinar-x yang berasal dari adanya transisi eksitasi di
dalam anoda. Kedua jenis sinar-x ini akan dijelaskan secara rinci di dalam
pasal berikutnya.

7
Disamping komponen-komponen utama tersebut di atas, sumber
sinar-x ini sering juga dilengkapi dengan komponen lainnya, seperti aliran
air dingin melaui anoda yang berfungsi untuk mengeluarkan panas yang
timbul pada anoda.
Sumber sinar-x dengan anoda berputar. Pada prinsipnya, komponen
utama dari sumber sinar-x dengan anoda berputar adalah sama dengan
komponen utama dari sumber sinar-x yang beranoda diam. Tetapi
perbedaan yang paling mencolok diantara keduanya adalah bahwa anoda
pada sumber sinar-x ini diputar oleh sebuah motor listrik dengan kecepatan
yang sangat tinggi. Hal ini dimaksudkan supaya elektron-elektron akan
menumbuk anoda pada tempat yang selalu berbeda. Keuntungan dari cara
ini adalah untuk mengurangi panas yang timbul pada anoda sehingga
sumber sinar-x jenis ini dapat menghasilkan berkas sinar-x yang berdaya
besar. Sebagai perbandingan, sumber sinar-x beranoda diam hanya mampu
menghasilkan sumber sinar-x yang berdaya kurang lebih 2 kilowatt (kW)
sementara sumber sinar-x yang beranoda berputar mampu menghasilkan
berkas sinar-x dengan daya maksimum sebesar 18 kW.
Keuntungan lain dari sumber sinar-x yang beranoda berputas adalah :
a. bahan anoda dapat diubah dengan mudah tanpa harus menggati tabung
sumber sinar-x secara keseluruhan. Penggatian bahan anoda sering
dilakukan apabila energi berkas sinar-x karakteristik yang dibutuhkan
harus bermacam-macam.
b. Jenis dan ukuran filamen juga dapat diubah dengan mudah, sehingga
ukuran noktah sinar-x yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
c. oreintasi anoda dan filamen dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa
harus memilih arah berkas sinar-x yang dihasilkan. Hal ini sangat
menguntungkan karena kita tidak pelru mengubah susunan alat-alat
eksperimen lainnya, seperti goniometer θ - 2θ misalnya, yang biasanya
sangat sulit untuk setel dan kalibrasi ulang. Oreintasi yang dapat dibuat

8
oleh sumber sinar-x ini adalah orientasi geometri titik dan orientasi
geometri garis. Kedua jenis oreintasi ini ditunjukkan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Orientasi Anoda dan Filamen Pada Sumber Sinar-x


dengan Anoda Berputar. (a) Orientasi Geometri Titik,
(b) Orientasi Geometri Garis.

Pada orientasi geometri titik, noktah sumber sinar-x pada anoda akan
tampak dari jendela seperti sebuah titik sumber, sedangkan pada orientasi
geometri garis noktah tersebut akan tampak dari jendela seperti sebuah
garis sumber. Kedua jenis orientasi ini dengan mudah dapat diperoleh dari
sumber sinar-x jenis ini tanpa harus mengganggu susunan alat-alat
eksperimen lainnya. Di sisi lain, kelemahan sumber sinar-x dengan anoda
berputar adalah : a. harganya jauh lebih mahal b. untuk memperoleh sinar-

9
x dengan daya yang besar, sumber ini memerlukan pompa pengisap udara
yang sangat baik untuk dapat memvakumkan ruang anoda-katoda.

B. Proses Terjadinya Sinar x


1. Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda
(filament) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan
mengantarkan listrik dari transformator
2. Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas
3. Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat
gerakannya menuju anoda (target)
4. Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga
terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%),
5. Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melAlui jendela yang
disebut diafragma,
6. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.

Gambar 4. Tabung Roentgen

10
Spektrum X dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Sinar-X Brehmsstrahlung

Gambar 5. Spektrum Sinar Brehmsstrahlung

Elektron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000


Kvolt) yang mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami
pelemahan yang sangat darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-x,
sinar-x yang terjadi dinamakan “sinar-x brehmsstrahlung” or “braking
radiation”. Pada waktu muatan (electron) yang bergerak dengan kecepatan
tinggi (mengalami percepatan), karena adanya beda potensial, muatan
(electron) akan memancarkan radiasi elektromagnetik dan ketika energy
electron cukup tinggi maka radiasi elektromagnetik tersebut dalam range
sinar-x.Sinar-x jenis ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-
RayDifraction).
Berkas sinar-x yang dihasilkan oleh sebuah sumber dapat terdiri atas
dua jenis spektrum,yaitu spetrum kontinyus dan spektrum diskrit.
Spektrum kontinyus dan spectrum diskrit masing-masing sering juga
disebut polikhromatik dan monokhromatik. Spektrum kontinyus sinar-
xtimbul akibat adanya pengereman elektron-elektron yangberenergi
kinetik tinggi oleh anoda.Pada saat terjadi pengereman tersebut, sebagian
dari energi kinetiknya diubah menjadi sinar-x.Proses pengereman ini dapat

11
berlangsung baik secara tiba-tiba ataupun secara perlahan-lahan,sehingga
energi sinar-x yang dihasilkannya akan memiliki rentang energi yang
sangat lebar. Jikaelektron-elektron tersebut direm secara tiba-tiba, maka
seluruh energi kinetiknya akan diubahseketika menjadi energi sinar-x dan
energi panas yang numpuk pada anoda.
Energi sinar-x ini merupakan energi tertinggi yang dapat dihasilkan
oleh sebuah sumber sinar-x. Atau dengan kata lain panjang gelombang
sinar-x ini merupakan panjang gelombang terpendek (lmin)yang dapat
dihasilkan oleh sebuah sumber. Tetapi jika elektron-elektron itu direm
secara perlahan, maka energi kinetiknya akan diubah secara perlahan pula
menjadi energi sinar-x danenergi panas, sehingga sinar-x yang
dihasilkannya akan berenergi yang bervariasi sesuai denganbesarnya
energi kinetik yang diubahnya. Sinar-x ini akan memiliki panjang
gelombang (energi)yang berbeda, sehingga karena itulah sinar-x ini sering
disebut sinar-x polikhromatik. Sinar-xyang dihasilkan oleh adanya
pengereman elektron baik secara tiba-tiba atau pun secara perlahansering
disebut sinar-x bremsstrahlung.
Spektrum sinar-x bremsstrahlung ini ditunjukkan didalam Gambar 5
menunjukan spektrum sinar-x bremstrahlung untuk beberapa harga
tegangantinggi yang digunakan. Dari Gambar 4 tersebut dapat kita lihat
bahwa makin besar tegangantinggi yang digunakan makin kecil harga lmin
yang dihasilkan. Nilai lmin ini secara matematik dapat ditentukan sebagai
berikut. Jika elektron yang berenergi kinetik tinggi itu direm secaratiba-
tiba oleh anoda maka seluruh energi kinetiknya akan secara tiba-tiba pula
diubah menjadienergi sinar-x tertinggi (hfmax) dan energi panas (Q). Jadi
jika energi kinetik elektron yangbergerak di dalam medan listrik yang
ditimbulkan oleh tegangan tinggi dinyatakan oleh eV,maka:
eV = hfmax + Q. Atau
eV = hc/lmin + Q,
sehingga
lmin = (eV - Q)/hc,

12
dimana h adalah konstanta Planck, c adalah cepat rambat cahaya, e
adalah muatan listrikelektron, dan V adalah nilai tegangan tinggi yang
digunakan. Dalam prakteknya, spectrum bremstrahlung ini jarang digunakan
untuk kegiatan eksperimen dan bahkan sering dihindarikarena ia memiliki
panjang gelombang yang bermacam-macam. Posisi puncak spectrum
2 3
bremsstrahlung terletak pada E Max atau pada 2lmin, karena E max
3

berbandingterbalikdengan lmin.Untukmenghidari penumpukan panas (Q)


pada anoda, setiap sumber sinar-x yang berdaya besar biasanya selalu
dilengkapi dengan aliran air dingin untuk membuang panas (Q) yang timbul.

Gambar 6. Spektrum Sinar X Bremstrahlung Untuk


Tegangan Tinggi Beberapa Harga Tegangan Tinggi
V3>V2>V1

2. Sinar X karakteristik
Sinar-x yang lebih bermanfaat dan sering digunakan dalam setiap
kegiatan eksperimen adalah sinar-x monokhromatik dan sering disebut
sinar-x karakteristik. Sinar-x monokhromatik(sinar-x karakteristik) ini
timbul akibat adanya proses transisi eksitasi elektron di dalam
anoda.Sinar-x ini timbul secara tumpang tindih dengan spectrum
bremstrahlung. Disamping panjang gelombangnya yang monokhromatik,
inensitas sinar-x monokhromatik ini jauh lebih besar daripada intensitas
sinar-x bremstrahlung. Proses terjadinya sinar-x monokhromatik ini

13
dapatdijelaskan sebagai berikut. Jika energi kinetic elektron itu sama
dengan atau lebih besar dari padaenergi eksitasi atom-atom di dalam anoda
maka pada saat elektron-elektron tersebut menumbukanoda, atom-atom
tersebut akan tereksitasi sehingga pada saat atom-atom tersebut kembali ke
keadaan ekuilibriumnya mereka akan melepaskan energinya dalam bentuk
foton gelombang elektromagnetik yang kita sebut sinar-x karakteristik.
Karena tingkat-tingkat energi di dalam atom-atom itu terkuantisasi maka
sinar-x yang dipancarkannya akan memiliki panjang gelombang atau
energi yang tertentu, sehingga sinar-x ini disebut sinar-x monokhromatik.
Atau Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg
cukup tinggi, dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga
menyebabkan electron tereksitasi dari atom,kemudian electron lain yang
berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang
ditinggalkan oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang
memiliki energi sebanding dengan level energi electron. Karena sinar-X
karakteristik memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter,
maka jenis ini banyak di aplikasikan untuk XRD (X-RAyDiffraction)
dalam menentukan struktur material.

Gambar 7. Spektrum Sinar


Karakrteristik

14
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis


dengan gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar ultraviolet,
tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek yaitu hanya 1/10.000
panjang gelombang cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombangnya
yang pendek, maka sinar-X dapat menembus bahan yang tidak tertembus
sinar yang terlihat.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Sinar-X juga memiliki dampak yang berbahaya apabila digunakan secara

berlebihan misalnya menimbulkan penyakit berbahaya yakni kanker. Oleh

karena itu diharapkan dapat mengaplikasikan sinar-X sebagaimana

mestinya.

2. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi

pemilihan kata. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca agar kiranya makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan

refrensi yang relevan

15
DAFTAR PUSTAKA

Kardiawarman.1996.Sinar-X.Jurusan Pendidikann Fisika:Bandung

Krane, Kenneth S.1992.Fisika Modern.UI Press:Jakarta

Setianingsih, Titik dan Sutarno.2018.Prinsip Dasar dan Aplikasi Metode Difraksi


Sinar-X untuk Karakterisasi Material.UB Press:Malang.

16

Anda mungkin juga menyukai