Anda di halaman 1dari 11

Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.

BAB 3. MENGEVALUASI SIFAT

Penggunaan Persamaan Kesetimbangan Energi memerlukan evaluasi sifat


pada setiap tingkat keadaannya. Sifat-sifat ini tidak seluruhnya
independen.

Pada Bab ini akan dianalisis hubungan antara sifat untuk zat murni,
sederhana dan termampatkan pada sistem tertutup.
 Murni (pure): zat seragam dan tidak ada efek reaksi campuran
 Sederhana (simple): terdapat hanya satu modus kerja
 Dapat termampatkan (compressible): modus kerja hanya akibat
kompresi atau ekspansi.

Prinsip/Postulasi Tingkat Keadaan (dari eksperimen):


Jumlah sifat yang independen dari suatu sistem adalah: jumlah
modus kerja yang relevan (kompresi/elastik/magnetisasi/dll.),
ditambah dengan satu (dari panas).

Untuk zat sederhana: hanya ada satu modus kerja (kompresi/elastik/


magnetik/dll.), sehingga jumlah sifat yang independen adalah: 1 + 1 = 2.
Diskusi pada buku ini akan berkonsentrasi pada sistem dengan modus
kerja kompresi/ekspansi saja.
Contoh: p = p(T, v) atau u = u(T, v), dll.

Hubungan p-v-T untuk zat murni, sederhana dan termampatkan:


Contoh: air dipanaskan dalam sistem silinder torak pada tekanan konstan:
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.2

Permukaan p-v-T, diagram fasa (p-T), dan diagram p-v:


 Untuk zat yang mengembang bila dibekukan (contoh: air):

 Untuk zat yang menyusut bila dibekukan (contoh: kebanyakan zat


lainnya):

Proses perubahan fasa:


 P  C: pencairan
 C  P: pembekuan
 C  G: penguapan
 G  C: pengembunan
 P  G: penyubliman
 G  P: penyubliman
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.3

Dari eksperimen diperoleh bahwa:


 Untuk daerah satu fasa: p, v, T independen.
 Untuk daerah dua fasa (campuran): p dan T tidak independen.

Perhatikan:
 Garis/Titik Triple: kondisi dimana 3 fasa berada bersamaan (coexist)
 disepakati: Ttriple = 273,16 K = 491,69 oR
 dan diukur: ptriple = 0,6113 kPa = 0,00602 atm.
 Garis Jenuh: garis dimana fasa mulai atau berhenti berubah.
 Kubah Uap: kubah yang terdiri dari garis cair jenuh dan garis uap
jenuh.
 Titik Kritik: titik dimana garis cair jenuh dan uap jenuh bertemu.
Pada titik ini terdapat temperatur kritik (Tc), tekanan kritik (pc) dan
volume jenis kritik (vc).
 Harga-harga Tc, dan pc: Lihat Tabel A-1.
 Untuk air: Tc = 647,3 K dan pc = 22,09 MPa.
 Cairan:
 Sub dingin (Subcooled Liquid): bila Tcairan < Tjenuh pada pcairan
 Cairan bertekanan (Compressed Liquid): bila pcairan > pjenuh pada
Tcairan
 Campuran:
 Kualitas: perbandingan massa uap dengan massa total:
muap
muap
x  m m
mtotal uap cair

 Uap/Gas:
 Superpanas (Superheated): bila Tgas > Tjenuh pada pgas.
 Superkritik: bila pgas > pkritik. Pada kondisi ini proses penguapan
atau kondensasi serta istilah cair atau uap tidak relevan. Akan
tetapi, umumnya digunakan istilah cair bila T < Tc, dan uap bila T >
T c.
 Umumnya, istilah uap digunakan untuk zat yang pada T dan p
kamar berada dalam fasa cair. Istilah gas digunakan untuk zat yang
pada T dan p kamar berada dalam fasa gas.

DATA SIFAT-SIFAT TERMODINAMIKA


Data sifat-sifat termodinamika dapat berbentuk:
 Tabel
 Grafik/Diagram
 Persamaan
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.4

Sifat-sifat Zat pada Tabel di Apendiks


(tambahkan E untuk yang bukan SI):
 Tabel A-2 s/d A-6 : Sifat-sifat H2O (Tabel Uap)
 Tabel A-7 s/d A-9 : Sifat-sifat Refrigeran 22
 Tabel A-10 s/d A-12 : Sifat-sifat Refrigeran 134a
 Tabel A-13 s/d A-15 : Sifat-sifat Refrigeran Amoniak
 Tabel A-16 s/d A-18 : Sifat-sifat Refrigeran Propana

Untuk Air/Uap (Tabel Uap):


 Tabel A-2 : Sifat jenuh cair-uap berdasarkan temperatur
 Tabel A-3 : Sifat jenuh cair-uap berdasarkan tekanan
 Tabel A-4 : Sifat pada kondisi superpanas
 Tabel A-5 : Sifat pada kondisi cairan bertekanan
 Tabel A-6 : Sifat jenuh padat-uap berdasarkan temperatur

Tabel dibuat sehingga interpolasi dapat dilakukan secara linear.


Hati-hati dalam melakukan ekstrapolasi.
Coba:
 interpolasi,
 interpolasi dari dua tabel,
 interpolasi dobel,
 ekstrapolasi, dll.

Pada Kondisi Campuran:


v = (1 – x) vf + x.vg
v = vf + x (vg – vf)
v = vf + x (vfg)
dimana:
kualitas: x = (v - vf)/vfg = (v – vf)/(vg – vf)
vfg = vg – vf

Kombinasi U & pV disebut juga entalpi karena sering ditemui


berpasangan:
 Entalpi : H = U + p.V
 Entalpi jenis : h = u + p.v

Seluruh persamaan di atas untuk kondisi campuran dapat pula digunakan


untuk energi dalam jenis (u), entalpi jenis (h) dan sifat-sifat lainnya.
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.5

Tingkat Keadaan Acuan dan Angka Acuan:


Sifat-sifat u, h dan s (entropi) diperoleh dari perhitungan. Nilai yang
relevan adalah hanya perubahannya. Oleh karena itu, pada tabel-tabel
sifat-sifat ini dipilih dengan angka acuan nol pada tingkat keadaan
tertentu.

Tabel/Grafik pada buku ini menggunakan Tingkat Keadaan Acuan sbb.:


 Air: u = 0 pada T = 0,01oC (32,02oF), sedangkan h = u + p.v.
 Refrigeran: h = 0 pada T = -40oC (-40oF), sedangkan u = h - p.v.

MENGEVALUASI PANAS SPESIFIK/KAPASITAS PANAS/


PANAS JENIS (c) UNTUK ZAT MURNI, SEDERHANA,
TERMAMPATKAN:
u
 Panas spesifik pada volume konstan: cv 
T v
 Panas spesifik pada tekanan konstan: h
cP 
T p

Satuan: [kJ/kg.K], [kJ/kmol.K], [Btu/lb.oR], atau [Btu/lbmol.oR]


 Perbandingan panas spesifik: k = cp/cv

Umumnya: cv = cv(v, T) atau cv(p, T), dan cp = cp(p, T) atau cp(v, T).

Kurva cp untuk uap air dalam SI dan IP:


Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.6

MENGEVALUASI SIFAT CAIRAN DAN PADATAN:

Data cairan bertekanan dapat dilihat pada Tabel A-5.


Dari tabel ini dapat dilihat bahwa u dan h hanya sedikit berubah dengan p
pada T tertentu. Oleh karena itu:
Untuk Zat Inkompresibel, perkiraan sifat-sifatnya:
 v(T, p)  vf(T)
 u(T, p)  uf(T)
 h(T, p)  uf(T) +p.vf(T) karena h = u + p.v
 hf(T) + vf(T) [p – pjenuh(T)]
 hf(T) bila (p - pjenuh) kecil

Karena u = u(T), maka cv(T) = du/dT (eksak).


Akan tetapi: h(T, p) = u(T) + p.v.

Turunannya pada p konstan:


h  du  p v v p
T P dT T p T p

Karena suku kedua dan ketiga pada sisi kanan sama dengan nol, maka:
cp = cv = c untuk zat inkompresibel.

Tabel c = c(T) untuk beberapa cairan dan padatan: Tabel A-19.

Perubahan energi dalam jenis dan entalpi jenisnya adalah:


du
Karena: c (T )  , maka: u u c(TT
v
dt 21 T12 )dT
Karena: h(T, p) = u(T) + pv , maka: h2  h1  u2  u1  v( p2  p1 )
 TT12 c(T )dT  v( 21
p p)

Bila c konstan, maka: u2 – u1 = c(T2 – T1)


h2 – h1 = c(T2 – T1) + v (p2 – p1)
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.7

DIAGRAM KOMPRESIBILITAS UMUM

 Konstanta Gas Universal:


Untuk suatu gas dalam sistem silinder-torak yang temperaturnya dibuat
konstan, maka perubahan volume torak disertai dengan berubahnya
tekanan. Dengan mengukur ketiga sifat ini dan memplot p. v /T terhadap
p pada beberapa T dan beberapa jenis gas, maka diperoleh:

Dari gambar ini, bila


diekstrapolasi ke p  0,
maka terdapat satu titik
p v /T = R yang disebut
konstanta gas universal
yang berlaku untuk gas
sembarang.
Dari eksperimen diperoleh: R = 8,314 kJ/kmol.K
= 1,986 Btu/lbmol.oR
= 1545 ft.lbf/lbmol.oR.

 Faktor Kompresibilitas:
Faktor Kompresibilitas: Z = p. v / R .T = p.v/R.T, karena R = R /M
Satuan untuk R (konstanta gas): [kJ/kg.K], [Btu/lb.oR], atau [ft.lbf/lb.oR].
Z  1 bila p  0.

 Diagram Kompresibilitas Umum


Untuk berbagai gas, ternyata diagram Z vs. p serupa. Untuk itu, bila Z
berbagai gas diplot berdasarkan tekanan yang diredusir pR = p/pc dan
temperatur yang diredusir TR = T/Tc, maka berdasarkan Prinsip
Tingkat Keadaan yang Berkoresponden, maka akan diperoleh
Diagram Kompresibilitas Umum yang berlaku untuk setiap zat seperti
pada Gambar 3.12 yang lebih rincinya dapat dilihat pada
 Gambar A-1 (untuk pr = 0 – 1,0),
 Gambar A-2 (untuk pr = 0 – 10), dan
 Gambar A-3 (untuk pr = 10 – 40).

Harga Tc dan pc dapat dilihat pada Tabel A-1.

Untuk volume jenis yang diredusir, didefinisikan volume jenis yang


diredusir secara pseudo sebagai:

vR  v
R / Pc
Tc
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.8

Walau Gambar 3.12, A-1 s/d A-3 berlaku untuk semua gas (maksimum
kesalahan: 5%), tetapi gambar ini sebaiknya hanya digunakan sebagai
estimasi awal saja. Data yang lebih rinci dan akurat seharusnya diperoleh
dari tabel/grafik yang telah dibuat khusus untuk gas tersebut berdasarkan
eksperimen.

 Persamaan Tingkat Keadaan Virial (virial = gaya (bahasa Latin)):


Persamaan untuk Z dapat diturunkan dari metode Mekanika statistik atau
data eksperimen sebagai:

Z  1  Bˆ (T ). p  Cˆ (T ). p 2  Dˆ (T ). p 3  ...
B(T ) C(T ) D(T )
v v 2
v 3 Z 1    ...
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.9

MODEL GAS IDEAL

Dari diagram kompresibilitas umum, Z  1 untuk pR < 0,05 dan TR > 15.
Banyak perhitungan dengan zat yang mempunyai Z  1, dimana:
p.v = R.T (persamaan tingkat keadaan gas ideal)
p.V = m.R.T karena v = V/m
p. v = R .T karena v = v /M dan R = R /M
p.V = n. R T karena v = V/n

Untuk gas yang mengikuti persamaan ini, maka:


u = u(T) lihat Sub bab 11.4 dan percobaan Joule (1843)
h = h(T) = u(T) + R.T

Model Gas Ideal Secara Mikroskopik:


Pada kondisi ini, walau jumlah molekul banyak, tetapi volume
molekul kecil dibanding volume gas seluruhnya, dan tidak ada gaya-
gaya antara molekul kecuali bila bertumbukan. Hal ini dapat dicapai
pada p < pc dan T > Tc.

Sifat-sifat u, h, cp dan cv untuk Gas Ideal:


Panas jenis pada volume konstan:
T2
cv (T )  du du  cv (T ).dT , atauu(T2 )  u(T1)   cv (T )dT
dT 1
T

Panas jenis pada tekanan konstan:


T2
c p (T )  dh dh  c p (T ).dT , atauh(T2 )  h(T1 )   c p (T )dT
dT 1
T

Karena h = u(T) +R.T, maka:

dh du  R,
atau c p (T )  (T )  R
dT  dT
cv
atau per mol c p (T )  cv (T )  R
Sehingga cp > cv. :

Perbandingan panas jenis, k = cp(T)/cv(T). Karena cp > cv, maka k >1.

atau: k.R R
c p (T ) k 1 dan cv (T )
, k 1
 

 Harga c / R untuk berbagai jenis gas dapat dilihat pada Gambar 3.13
p

untuk T = 0 – 5000oR
Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.10

 Harga cp, cv dan k untuk Udara, N2, O2, CO2, CO dan H2 dapat dilihat
pada Tabel A-20 untuk T = 250 – 1000 K.
 Harga cp dalam bentuk persamaan polynomial dapat dilihat pada Tabel
A-21 untuk beberapa jenis gas pada T = 300 – 1000 K:
cp
    .T   .T 2   .T 3  .T 4
R
Perhatikan bahwa harga cp untuk gas monoatomik seperti He, Ne dan
Ar adalah konstan, yaitu mendekati 5/2.R.

Evaluasi u dan h untuk Gas Ideal:

Tabel gas ideal: Tabel A-22: data u & h udara


Tabel A-23: data u & h CO2, CO, H2O, O2 dan N2.
Acuan: h = u = 0 pada Tacuan = 0 K.
Diperoleh dari:
T
h(T )   c p (T ).dT
0
Bila cp dan cv dapat dianggap konstan, maka:
u(T2) – u(T1) = cv (T2 – T1)
h(T2) – h(T1) = cp (T2 – T1)

Proses Politropik untuk Gas Ideal:


Proses politropik: p.Vn = konstan, atau: p1.V n = p .V n

1 2 2
atau: n
p V 
2
 1
p1   V2 
dimana: bila n = 0 : isobarik (p konstan)
bila n =   : isometrik/isokhlorik (v konstan)
bila n = 1 : isotermal (T konstan)
bila n = k : isentropik (s konstan)

Untuk proses politropik, maka:


 Untuk n  1: 2
p2 .V2  m.R(T2  T1 )
W   p.dV  
1 p1.V1 1n
 Untuk n = 1: 2 1n V
 1 1 V
V2
1
V2
W  p.dV p .V ln  m.R.T .ln
1 1 1

Suku terakhir kedua persamaan di atas diperoleh dengan asumsi gas ideal
dimana untuk gas ideal:
T2  p2  n1
 V1
n 

Bab 3: Sifat Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 3.11

n1
T  p   V 
1  1  2

Anda mungkin juga menyukai