Sistem ekonomi
pada masa
demokrasi liberal
KELOMPOK 2
anggota
BINTANG MAHESA PUTRA (07)
CANDRANITA LISTYANI (08)
DAFFA DHIYA PERMANA (09)
DEZRA NAKITA MULIA (10)
EGHAIDA FATHIN FADHILAH (11)
FADILA ARINDRA PERMATA JELITA (12)
Demokrasi liberal adalah sebuah sistem politik
yang memiliki banyak partai, di mana kekuasaan
politik dipegang oleh politisi sipil yang berpusat di
parlemen. Perdana menteri memimpin sebagai
kepala pemerintahan, sedangkan kepala negara
dalam demokrasi parlementer dipegang oleh
presiden.
Gunting syafrudin
Kebijakan ini dikeluarkan pada tanggal 20 Maret 1950 oleh Menteri Keuangan saat itu,
Syafruddin Prawiranegara. Caranya dengan memotong uang yang bernilai Rp2,50 ke atas
hingga nilainya menjadi setengah.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menggunting uang kertas menjadi dua bagian, bagian
kanan dan bagian kiri. Guntingan uang kertas bagian kiri tetap merupakan alat pembayaran
yang sah dengan nilai separuh dari nilai nominal yang tertera, sedangkan guntingan uang
kertas bagian kanan ditukarkan dengan surat obligasi pemerintah yang dapat dicairkan
beberapa tahun kemudian. Kebijakan ini dilakukan pemerintah guna mengurangi jumlah
uang beredar di masyarakat dan menambah kas negara.
Program rencana pembangunan lima tahun
Ketidakstabilan politik dan ekonomi menyebabkan merosotnya ekonomi, inflasi, dan lambatnya
pelaksanaan pembangunan. Pada awalnya kabinet menekankan pada program pembangunan
ekonomi jangka pendek kemudian dibentuk Badan Perancang Pembangunan Nasional yang
disebut Biro Perancang Negara. Pada bulan Mei 1956 biro ini menyusun RPLT.
Beberapa perusahaan asing yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia di antaranya adalah
Bank Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij (Bank Dagang Negara), Bank De Nationale
Handelsbank N. V (Bank Umum Negara), N.V Nederlandsche Handels Maatschappij (Bank Exim),
Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappij/KNILM (Garuda Indonesia), dll.
Persetujuan finansial ekonomi (finek)
Pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap, Indonesia
mengirim seorang delegasi ke Belanda untuk merundingkan masalah
finansial ekonomi antara pihak Indonesia dengan Belanda. Misi ini
dilakukan pada tanggal 7 Januari 1956, adapun kesepakatan yang
pada Finek adalah :
1. Pembatalan persetujuan Finek hasil KMB.
2. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan
atas hubungan bilateral.
3. Hubungan Finek didasarkan atas Undang-undang
Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain.
Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani sehingga
Indonesia mengambil langkah secara sepihak. Pada tanggal 13
Februari 1956, Kabinet Burhanudin Harahap melakukan pembubaran
Uni-Indonesia dan akhirnya tanggal 3 Mei 1956 Presiden Soekarno
menandatangani pembatalan KMB.
Kelebihan dan
kekurangan
04 sistem ekonomi
LIBERAL
kelebihan
• Produksi barang akan didasarkan pada kebutuhan.
• Hadirnya produk-produk berkualitas.
• Menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif.
kekurangan
• Adanya kesenjangan perekonomian masyarakat.
• Adanya eksploitasi sda yang berlebihan.
• Terjadi persaingan yang tidak sehat antar pelaku usaha.
• Pedagang baru kesulitan mencari pendapatan.
KESIMPULAN
Sistem ekonomi liberal merupakan salah satu bentuk sistem
ekonomi yang memiliki kebebasan yang amat tinggi untuk
setiap orang yang melaksanakan kegiatan ekonomi. Ciri-ciri
sistem ekonomi liberal yaitu : harga akan dibentuk di pasar
bebas, adanya kebebasan untuk berusaha dan bersaing, campur
tangan pihak pemerintah sangat terbatas, bebas mempunyai
alat produksi sendiri, dan segala kegiatan ekonomi didasarkan
pada prinsip keuntungan (laba).