Anda di halaman 1dari 1

Bab 1

Lala melajukan motornya cepat agar sampai dirumah, tempat yang sekarang amat dia benci tapi juga
sebagai tempat satu-satunya dia berlindung. Pernikahan yang sudah dijalani 3 tahun tidak membawa
kebahagiaan dihatinya. Lala sudah memutuskan akan benar-benar mengakhiri pernikahan ini.

Seperti biasa, Lala memasukkan motor cepat kegarasi dan membuka pintu rumah karena perutnya
terasa lapar, hampa, hanya itu yang dirasakannya sekarang ketika memasuki rumah yang baru 2 tahun
mereka tempati.

"Aku harus segera meletakkan laptop mas Wirya di meja, agar setibanya dia pulang kerja dia bisa
melihatnya." Batin Lala yang baru saja mengambil laptop Wirya yang habis diperbaiki karena rusak
akibat pertengkaran mereka.

Karena Lala sedang menghemat, dia memutuskan untuk memasak mie instan saja. Ya, Lala harus
menghemat uang yang dimilikinya, karena dia tahu untuk mengurus perceraiannya akan membutuhkan
uang, dan suami yang sebentar lagi akan menjadi mantan tidak akan mau mengeluarkan sepeserpun
uangnya. Mengingat itu Lala menghembuskan nafasnya kasar.

Walau hanya mie instan, Lala makan dengan lahap dan cepat karena ingin buru-buru membersihkan
rumah setelahnya hanya berbaring seperti yang sudah 2 Minggu ini dia lakukan.

Sudah dua Minggu ini Lala tidur dilantai ruang tamu dengan alas tipis, dia sudah tidak mau tinggal
seranjang dengan suaminya. Lala merasa muak, benci, dan kecewa dengan rumah tangga yang
dijalaninya.

Tidak terasa airmata menetes, mengingat perjalanan rumah tangganya yang singkat, ya.. hanya tiga
tahun saja dia mampu bertahan.

Sore itu, ketika pertengkaran terjadi kembali, awal mula adalah dari rasa lelah yang dirasakan Lala.

Anda mungkin juga menyukai