Anda di halaman 1dari 9

Nama : Moniko Eduari Purba

NIM : 18.01.1687
Kelas/Jurusan : III-C/Teologi
Mata Kuliah : Homiletika I
Dosen Pengampu : Pardomuan Munthe, M. Th

Khotbah: Ujud dan Tujuan Khotbah


2. menurut Khotbah-Khotbah Rasul Petrus
3. Menurut Khotbah-Khotbah Rasul Paulus
4. Menurut Khotbah-Khotbah para Homiletiker Zaman Bapa-bapa Gereja dan Reformasi
I. Pendahuluan
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai ujud dan tujuan Khotbah
menurut Rasul Petrus dan Rasul Paulus, serta menurut bapa-bapa Gereja dan
Reformasi. Dimana seperti yang telah kita ketahui, bahwa Kotbah adalah hal yang
sangat penting dalam kehidupan orang Kristen, karena melalui kotbah maka dapat
menumbuhkan iman percaya terhadap Yesus Kristus. disamping itu kotbah juga
memberikan sebuah ketenangan, pengajaran atau pendidikan bagi setiap orang
pendengar. Semoga sajian ini dapat menambah pengetahuan kita semuanya.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Khotbah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Khotbah memiliki arti
pidato yang terutama menguraikan tentang ajaran agama. 1 Khotbah merupakan
salah satu bentuk dari homiletika yang berlangsung dalam ibadah. Istilah khotbah
berasal dari kata homilein dan kata benda homilia yang berarti bersama, bergaul,
atau persekutuan kontak dengan orang lain, pergaulan, bercakap-cakap,
pembicaraan dan percakapan yang dimaksud adalah pemberitaan firman Tuhan. 2
Homiletika adalah kemampuan untuk berkhotbah dan bercakap-cakap tentang
Firman Allah sesuai dengan apa yang disaksikan oleh Alkitab melalui pertolongan
Roh Kudus. Sementara khotbah itu sendiri adalah bercakap-cakap atau berbicara
tentang firman Tuhan dengan bantuan pertolongan Roh Kudus.3
1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995).
2
E. P. Ginting, Khotbah dan Pengkhotbah, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 1.
3
Hasan Sutanto, Homiletik, Prinsip dan Metode Berkhotbah, (Jakarta: Literatur SAAT, 2007), 24-25.
II.2. Pengertian Ujud Khotbah
Ujud dapat diartikan sebagai sifat, corak, atau khasiatnya khotbah dan
itulah yang membedakannya dengan pidato, ceramah, dan sebagainya. Dalam
khotbah yang menjadi sumber dalam pemberitaan kita harus dititik beratkan
tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, karena olehnya Allah
memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri.4
II.3. Tujuan Khotbah
Pada umumnya semua khotbah yang Alkitabiah bertujuan agar
pendengarannya menjadi taat kepada Allah. 5Tujuan terbaik dalam khotbah ialah
Yesus Kristus dan segala pekerjaannya yang sudah genap sempurna. Khotbah
yang semacam ini sering dipakai Roh Kudus untuk mendatangkan mujijat dalam
mendatangkan pertobatan, yaitu seorang berdosa yang mengisi dosanya, lalu
menghampiri tahta anugrah Yesus Kristus memohon pengampunan dosa.6
II.4. Ujud dan Tujuan Khotbah Rasul Petrus
Ujud kotbah Petrus adalah Yesus Kristus. Tujuan kotbah Petrus adalah
untuk meyakinkan pendengarnya bahwa Yesus benar-benar bangkit. Cerita-cerita
kebangkitan Yesus bukan kebohongan, tetapi satu fakta peristiwa yang benar-
benar telah terjadi. 7
II.5. Ujud dan Tujuan Khotbah Rasul Pulus
II.5.1. Tujuan Umum
Dalam Kis 9:29, Paulus berkotbah sesudah pertobatannya bahwa
Yesus adalah Anak Allah. Sesuai dengan pernyataan Alkitab, khotbah-
khotbahnya dia berkuasa. Khotbah Paulus, Bernabas, dan para rasul
lainnya disebut “suatu pemberitaan tentang kasih karunia”. Kisah Parah
Rasul 4:1-21 merupakan petunjuk yang sangat bagus mengenai kotbah
Paulus dan Yohannes tentang kabar baik di Derbe dan mereka
memenangkan orang yang kemudian dimuridkan. Disini dapat dilihat

4
H. Rothlisberger, Homiletika Ilmu Berkhotbah, (Jakarta: BPK –GM, 2015), 12.
5
H. Rothlisberger, Homiletika Ilmu Berkhotbah, 27.
6
P. H. Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletika Ilmu Berkotbah, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2006),
15.
7
Yulia Christina Damanik, Catatan Rekaman Akademik Homiletika oleh Pardomuan Munthe, M.Th, STT
Abdi Sabda Medan, 2018.
bahwa tujuan khotbah Alkitabiah adalah memenangkan orang dan
merawat iman.8
Secara umum khotbah-khotbah Paulus yang beberapa terdapat di
dalam Kis 9:20; Kis 17:23-30; Kis 20:21; Kis 4:1-21; Kis 1:25, adalah
untuk memperkenalkan Allah kepada setiap orang agar mau bertobat.
Tuhan Yesus haruslah dijadikan sebagai teladan utama dalam hidup (1
Yoh 2:6) atau dengan kata lain Paulus menjelaskan bahwa tujuan khotbah
itu ialah agar setiap orang mau meninggalkan perbuatan yang jahat, buruk,
atau sia-sia dan segera memohon ampun kepada Tuhan Yesus, lalu
kembali balik dan percaya kepada Yesus Kristus agar diselamatkan serta
hanya memuliakan dan meninggikan nama Tuhan.
II.5.2. Tujuan Khusus
Aspek khusus Kisah Para Rasul 17:22-23.
a. Kapan / dimana berkotbah?
- Pada saat Paulus dalam sidang acropagus di kota Athena
b. Siapa pendengarnya?
- Orang-orang Athena
c. Apa masalah pendengar?
- Beribadah kepada dewa-dewa (patung, berhala)
- Tidak percaya kepada Allah
- Tidak mengenal Allah
d. Solusi yang diberikan?
- Menganjurkan mereka untuk bertobat dan berbalik kepada Yesus dan
meninggalkan allah-allah/ dewa-dewa yang mereka puja, karena Allah
akan datang menetapkan suatu hari untuk menghakimi mereka.9
II.6. Ujud dan Tujuan Khotbah Menurut Tokoh-tokoh Homiletika
II.6.1. Pada Zaman Bapa-bapa Gereja
1. Origenes (185-254)

8
E. P. Gintings, Homiletika Khotbah dan Pengkhotbahnya , (Yogyakarta: ANDI Offset, 2013), 110-111.
9
Peniel Pandapotan Hutauruk, Catatan Rekaman Akademik Homiletika oleh Pardomuan Munthe, M.Th,
STT Abdi Sabda Medan, 2018.
Origenes lahir dari sebuah keluarga Kristen yang sangat saleh pada
tahun 185 di kota Aleksandria, Mesir. Origenes adalah orang genius
yang menulis banyak buku. Pandangan-pandangan teologinya sangat
berpengaruh pada zamannya.10 Origenes berpendapat bahwa Alkitab
tidak bisa dimengerti sepenuhnya, kecuali dengan penafsiran alegoris.
Ada bagian-bagian dalam Perjanjian Lama yang kurang
menyenangkan kalau diartikan secara harfiah. Maksudnya adalah
untuk menunjukkan bahwa kita perlu mengali lebih dalam untuk
mencari makna yang terselubung. Origenes banyak menulis tafsiran,
kotbah (yang praktis dan banyak mendidik).11
Origenes memaparkan tradisi Rasuli, yang dianggapnya sebagai
batu ujian bagi ajaran ortodoksi. Para Rasul telah menyampaikan
beberapa doktrin dengan bahasa sederhana kepada semua orang
percaya. Origenes mendaftartarkannya. Tetapi ia mengatakan bahwa
orang Kristen yang bijaksana boleh menelaah lebih jauh, asal tidak
menentang doktrin tersebut.12 Menurut Origenes, homiletika adalah
ilmu yang menerangkan atau menjelaskan arti, isi, maksud, dan tujuan
firman Tuhan. Ia mempelopori munculnya metode menerangkan dan
mengkhotbahkan firman Tuhan secara somatis, psikis dan pneumatic.
Somatis artinya mencari pengertian lain yang lebih luas dari yang
tertulis dalam teks, psikis berarti mencari dan mengusahakan
keterangan kotbah yang lebih luas dan mendalam. Pneumatic artinya
jauh lebih dalam lagi dari arti psikis.13
2. Agustinus (354-430)
Ia merupakan seorang Bapa Gereja yang pandangan-pandangan
teologinya berpengaruh dalam Gereja Barat. Dilahirkan di Tagaste
Afrika Utara, tidak jauh dari Hippo Regius pada tanggal 13 November
35414. Menurutnya, pentingnya menekankan persiapan rohani seorang
10
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 150-151.
11
Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK-GM, 2016), 16-17.
12
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, 152.
13
E. P. Gintings, Homiletika Khotbah dan Pengkhotbahnya , 119-120.
14
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, 23.
penafsir, pemimpinan Roh Kudus, pengertian harafiah dan aspek
sejarah teks dalam penafsiran. Agustinus mengatakan bahwa kotbah
mencakup unsur mengajar (docere), menyenangkan hati (delektere)
adalah percakapan yang penuh arti; flektere ialah yang menimbulkan
rasa cinta, keinginan, kerinduan akan isi percakapan dalam kotbah.
Agustinus memutuskan tujuan kotbah dengan 3 hal yaitu:
1) Pateat, supaya kebenaran semakin diketahui
2) Placeat, supaya kebenaran diterima dengan gembira
3) Moveat, supaya kebenaran semakin mengerakkan orang
Dalam kotbah menurutnya harus ada aspek “Moveat” agar kotbah
jangan hanya menjadi obat telinga atau membuat yang geli-geli atau
ketawa-ketawa tapi sesuai kebktian obat telinga itu hilang dan lenyap.
Jadi, menurut Agustinus tujuan kotbah adalah supaya kebenaran
semakin luas diketahui, supaya kebenaran diterima dengan gembira
dan supaya kebenaran semakin menggerakkan orang yang
mendengarkan firman Tuhan.15
3. Johanes Chrysostomus (354-407)
Yohanes Crysostomus adalah tokoh penafsiran aliran Anthiokia
(Suriah) yang menolak aliran penafsiran alegoris. Menurut dia arti
harfiah itulah yang utama sedangkan arti alegoris dan tipologi sebagai
arti yang kedua. Ia menekankan taat bahasa dan aspek sejarah dalam
hermeneutis penafsirannya. Menurutnya seorang yang mempelajari
teologi tujuannya adalah mengkotbahkan firman Tuhan. Ini berarti
bagi dia menafsirkan firman Tuhan sama dengan berkotbah.
Kotbah menurut Crysostomus, selain mengandung aspek
pendidikan, juga membangkitkan roh pembangun di jemaat (band. 1
Kort. 3:10 dan 1 Kort. 14:26; Oikodome... artinya membangun). Istilah
Oikodome dalam 1 Korint. 3:9; 14:3,5,12, 26; 2 Korint 5:1; 10:8;
12:19; 13:10 menunjukkan segala aktivitas jemaat yang membangun
iman, tukang untuk pembangunan jemaat Tuhan. Sehubungan dengan

15
E.P. Gintings, Homiletika dari Teks Sampai Khotbah, (Bandung: BMI, 2012), 114-115.
pembangunan jemaat Tuhan ini maka setiap pendengar kotbah
dituntut agar turut aktif mengambil bagian dalam pembangunan
jemaat.16
II.6.2. Pada Zaman Reformasi
1. Martin Luther (1483-1546)
Martin Luther lahir pada tahun 1483 di Eisleben, Jerman. Dia lebih
dikenal sebagai seorang tokoh reformasi gereja di Jerman pada abad
ke-16.17 Martin mengartikan firman Tuhan adalah Kristus, Alkitab dan
khotbah gereja Tuhan Allah menyatakan dirinya dalam Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, firman Tuhan (Alkitab) perlu dikhotbahkan. Tampa
Roh Tuhan, maka kata-kata dalam Alkitab hanyalah kata-kata semata.
Firman Tuhan dibicarakan, ditafsirkan dan dikhobahkan agar iman
dibangkitkan. Menurut Martin Luther, Yesus adalah Allah yang
dikhotbahkan. Yesus perlu dikhotbahkan. Khotbah memberitakan
keselamatan dan menuntun pendengar untuk beerperang melawan
iblis. Tampa Kristus, Alkitab dan khotbah akan kehilangan arti. Tampa
Alkitan dan khotbah, kristus tidak akan sampai kepada kita. Menurut
Luther, firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab tetapi tidak
diberitakan sama sekali tidak mempunyai arti. Pemberitaan terjadi bila
firman itu dikhotbahkan. Hanya di dalam khotbah, firman tertulis
yang dinyatakan pada masa lampau, menjadi hidup dan actual pada
masa kini.18 Firman dan sakramen adalah kata-kata kunci dalam
kehidupan gereja-gereja Lutheran dalam nyatanya merupakan pusat
ajaran Lutheran “firman” semata-mata mengacu kepada Alkitab
sebagai mana dinyatakan lewat semboyan Sola Scriptura, artinya
hanya oleh Alkitab.19
2. Zwingly (1484-1531)

16
E.P. Gintings, Dari Teks Sampai Kotbah , 115-116.
17
Tony Lane, Runtut Pijar, 132.
18
E. P. Gintings, Khotbah dan Pengkhotbah,, 13-17.
19
Jan. S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 1995), 45.
Zwingly dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1484 di Wildhaus,
Toggenburg, Swiss.20 Sehubungan dengan homilitika, Zwingly telah
melakukan pembaharuan gereja melalui seminar PL di Zurich pada
tahun 1525. Dalam seminar itu, dia dan kawan-kawannya berusaha
menafsirkan kitab-kitab PL. dan setiap selesai satu seminar, mereka
menyelengarakan khotbah bagi rakyat atau penduduk kota. Menurut
Zwingli Khotbah adalah eksplicatio (eksplikasi: menggali isi firman
Tuhan) dan aplicatio (aplikasi: menghubungkan dengan kehidupan
konkret). Ciri khas khotbah bagi Zwingly ialah eksegetis (langsung
menafsirkan Alkitab), humanisti (pengerakan pemikiran manusia yang
didasarkan humanisme dan dialaskan atas ajaran Alkitab) dan social
politis (konsekuensi dari gerakan humanisme keagamaan, sebab
humanisme itu menyangkut semua bidang kemasyarakatan baik
kultural, ekonomi, social, politik). Zwingly lebih mengutamakan
“sensus anagogicus” yaitu mengali pengertian yang tersirat (Alkitab)
sebagai isi khotbah.21
3. Yohanes Calvin (1509-1564)
Yohanes Calvin dilahirkan pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon,
sebuah desa disebelah Utara kota Paris, Perancis. 22 Ada tiga hal yang
ditekankan Yohanes Calvin mengenai kotbah yaitu:
1) Hubungan Alkitab-Roh Kudus-Kotbah
Alkitab merupakan otoritas tunggal untuk kotbah. Dalam PL
dan PB, Tuhan dinyatakan. Alkitab tidak otomatis identik dengan
firman Tuhan. Alkitab hanyalah alat atau instrumen yang
digunakan Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya, dan itu hanya
berlaku bagi orang yang mempercayai Roh Kudus dan Firman
Tuhan dalam Alkitab. Roh Kudus dan Alkitab mempunyai
hubungan yang konkrit, saling mempengaruhi dan saling
menunjukkan satu sama lain. Hubungan korelatif antara Alkitab

20
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, 199.
21
E. P. Gintings, Khotbah dan Pengkhotbah, 17-18.
22
F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja, 50.
dan Roh Kudus memberikan kesaksian yang kuat untuk
menyatakan dan mengajarkan bahwa hanya Alkitab yang memiliki
otor itas tunggal bagi gereja dan menjadi satu-satunya norma bagi
orang kristiani.
2) Alkitab dan Kepercayaan
Hanya iman yang dapat mengenal dan menerima bahwa
Alkitab adalah media (instrumen) pernyataan firman Tuhan.
3) Hubungan Alkitab dengan Kotbah
Menurut Calvin, Alkitab perlu ditafsirkan melalui kotbah sama
sperti Alkitab membutuhkan kotbah melalui tafsiran agar teks
Alkitab dimengerti dan dipahami menjadi kata-kata yang hidup
dari firman Allah. Melalui kotbah yang menafsirkan Alkitab maka
rencana Allah menyelamatkan menjadi pemberitaan injil untuk
umat manusia.23
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Khotbah merupakan salah satu bentuk dari homiletika yang berlangsung dalam
ibadah
2. Adapun maksud dari khotbha Rasul Paulus dan Rasul Petrus semuannya
mengarah kepada Yesus Kristus.
3. Tujuan khotbah menurut Paulus adalah lebi-lebih mengarah kepada bagaimana
pembaharuan terjadi didalam jemaat-jemaatnya.
4. Sementara itu, Tujuan kotbah Petrus adalah untuk meyakinkan pendengarnya
bahwa Yesus benar-benar bangkit.
IV. Daftar Pustaka
Aritonang, Jan. S., Berbagai Aliran di dalam dan Sekitar Gereja. Jakarta: BPK-GM,
1995.
Damanik, Yulia Christina., Catatan Rekaman Akademik Homiletika oleh Pardomuan
Munthe, M.Th. STT Abdi Sabda Medan, 2018.
Ginting, E. P., Khotbah dan Pengkhotbah. Jakarta: BPK-GM, 1998.

23
E.P. Gintings, Dari Teks Sampai Kotbah, 126-128.
Gintings, E. P., Homiletika Khotbah dan Pengkhotbahnya. Yogyakarta: ANDI Offset,
2013.
Gintings, E.P., Homiletika dari Teks Sampai Khotbah. Bandung: BMI, 2012.
Hutauruk, Peniel Pandapotan., Catatan Rekaman Akademik Homiletika oleh
Pardomuan Munthe, M.Th. STT Abdi Sabda Medan, 2018.
Lane, Tony., Runtut Pijar. Jakarta: BPK-GM, 2016.
Pouw, P. H., Uraian Singkat Tentang Homiletika Ilmu Berkotbah. Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 2006.
Rothlisberger, H., Homiletika Ilmu Berkhotbah. Jakarta: BPK –GM, 2015.
Sutanto, Hasan., Homiletik, Prinsip dan Metode Berkhotbah. Jakarta: Literatur
SAAT, 2007.
Tim Penyusun., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Wellem, F. D., Riwayat Hidup Singkat. Jakarta: BPK-GM, 2011.

Anda mungkin juga menyukai