Anda di halaman 1dari 16

Landasan Epistemologis dalam Ilmu Psikologi

Diana Hidayatuni’mah

933421419

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Jawa Timur, Indonesia

Dianahidayatunn@gmail.com

Abstrak

Manusia harus mempelajari epistemologi karena mereka adalah makhluk kritis


yang mencari pengetahuan. Filsafat pengetahuan yang dikenal sebagai
epistemologi juga mempelajari ilmu-ilmu manusia, khususnya ilmu logika, yang
berfungsi sebagai dasar untuk semua ilmu dan pengetahuan lainnya. Tujuannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui landasan epistemologi dalam ilmu
psikologi. Menurut Rahmadani, kata "epistem" adalah kata dalam bahasa Yunani
yang merujuk pada sudut pandang ilmiah. Epistemologi juga melihat pada definisi
pengetahuan. Sedangkan "logos" menunjukkan bahwa pengetahuan didasarkan
pada ilmu pengetahuan, yang mencakup berbagai topik, termasuk sumber,
kepribadian, dan kebenaran manusia. Pertanyaan semantik, yang berkaitan dengan
hubungan antara pengetahuan dan objek pengetahuan, dan epistemologi filosofis,
yang sangat terkait dengan psikologi, adalah dua kategori utama dari isu-isu
epistemologi. Gagasan para filsuf tentang jiwa menjadi dasar bagi perkembangan
psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu. Penelitian ini menggunakan metode bersifat
kualitatif. Jenis Penelitian ini kepustakaan. penelitian ini membahas tentang
landasan epistemologi, aliran-aliran dalam epistemologi, jenis- jenis epistemologi,
pengaruh epistemologi, psikologi sebagai suatu ilmu, sejarah perkembangan
psikologi, manfaat mempelajari ilmu psikologi, dan hubungan ilmu psikologi
dengan filsafat.
Kata kunci : Landasan epistemologi, ilmu psikologi

Abstract

Humans must study epistemology because they are critical beings who seek
knowledge. The philosophy of knowledge known as epistemology also studies the
human sciences, particularly the science of logic, which serves as the foundation
for all other sciences and knowledge. One of the areas of systematic philosophy
that is difficult to understand simply is epistemology. the purpose of this research
is to find out the foundation of epistemology in psychology. According to
Rahmadani, the word "epistem" is a Greek word that refers to a scientific point of
view. Epistemology also looks at the definition of knowledge. While "logos"
indicates that knowledge is based on science, which covers a variety of topics,
including sources, personality, and human truth. Semantic questions, which are
concerned with the relationship between knowledge and the object of knowledge,
and philosophical epistemology, which is closely related to psychology, are the two
main categories of epistemological issues. Philosophers' ideas about the soul laid
the foundation for the development of psychology as a discipline. This research uses
a qualitative method. This research discusses the foundations of epistemology,
schools in epistemology, types of epistemology, the influence of epistemology,
psychology as a science, the history of the development of psychology, the benefits
of studying psychology, and the relationship between psychology and philosophy.

Keywords: Foundation of epistemology, psychology


PENDAHULUAN

Pada dasarnya, setiap orang adalah makhluk yang mencari kebenaran.


Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada. sebaliknya, mereka terus
mencari kebenaran yang sebenarnya dan mengajukan pertanyaan sampai mereka
menemukan jawaban yang memuaskan. Manusia tidak selalu puas dengan setiap
solusi. Untuk menilai dan membedakan antara ketidakbenaran dan fakta ilmiah,
yaitu kebenaran yang dapat diukur dengan metode ilmiah. manusia harus
mengujinya dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.1

Siapakah kita sebagai manusia, mungkin ada yang bertanya-tanya? Dari


manakah asal usul kita? Mengapa kita berada di tempat ini? Ke mana tujuan kita
sebenarnya? Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong masuk ke dalam kesadaran
seseorang dan sering kali datang dengan paksaan. Ajaran agama secara historis
telah memberikan solusi ini dalam peradaban tradisional, dan bagi sebagian besar
orang di seluruh dunia, ajaran agama masih memberikan solusi tersebut. Tetapi
beberapa orang tidak akan pernah puas dengan jawaban yang diberikan oleh orang
lain terhadap pertanyaan eksistensial dan serius tentang "siapakah saya?"
Sebaliknya, mereka mencari solusinya di dalam diri mereka sendiri, menggunakan
semua pengetahuan mereka untuk menyelidiki sifat sejati agama dan
kebijaksanaan.

Orang-orang saat ini terus mencari makna kebenaran karena kemajuan


pengetahuan yang pesat. Karena rasa ingin tahu merupakan hal yang mendasar bagi
kondisi manusia. Hal ini membuatnya semakin menarik bagi orang untuk terus
mencari kebenaran. Suka atau tidak suka, manusia selalu didorong oleh rasa ingin
tahu dan berusaha untuk menjadi versi terbaik dari dirinya. Tentu saja, manusia
ideal akan mengerti bagaimana menguasai jiwanya yang rapuh sehingga ia dapat
mencapai puncak harmoni, merangkul Yang Esa, dan tidak pernah melepaskannya.

1
Junaedi,H.M &Wijaya,Pengembangan Paradigma Keilmuan Perspektif Epistemologis Islam,(
Jakarta : Kencana,2019), hal 3- 6
Manusia ideal menjaga jiwanya tetap damai sehingga tidak lagi diganggu oleh rasa
khawatir.

Manusia harus mempelajari epistemologi karena mereka adalah makhluk


kritis yang mencari pengetahuan. Filsafat pengetahuan yang dikenal sebagai
epistemologi juga mempelajari ilmu-ilmu manusia, khususnya ilmu logika, yang
berfungsi sebagai dasar untuk semua ilmu dan pengetahuan lainnya. Salah satu
bidang filsafat sistematis yang sulit untuk dipahami secara sederhana adalah
epistemologi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa epistemologi membahas
berbagai macam topik, sehingga tidak mungkin untuk menghilangkan satu pun dari
topik-topik tersebut. Selain itu, pengetahuan adalah konsep yang sangat tidak nyata
dan abstrak yang sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai masalah
ilmiah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dasar-dasar informasi
yang benar-benar dapat diterapkan oleh masyarakat. Sebuah studi wacana dalam
epistemologi yang mengkaji bagaimana cara memperoleh pengetahuan disebut
ilmu pengetahuan.

Pertanyaan semantik, yang berkaitan dengan hubungan antara pengetahuan


dan objek pengetahuan, dan epistemologi filosofis, yang sangat terkait dengan
psikologi, adalah dua kategori utama dari isu-isu epistemologi. Gagasan para filsuf
tentang jiwa menjadi dasar bagi perkembangan psikologi sebagai sebuah disiplin
ilmu. Psikologi memang tidak selalu disebut ketika membahas tentang jiwa, namun
setiap psikologi akan terkait erat dengan studi tentang jiwa manusia dengan
memandang segala sesuatu yang muncul dari pola perilaku sebagai gejala
psikologis atau latar belakang dari representasi psikologis. Di kota Leipzig, Jerman,
Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pada tahun 1879. Jadi, sebelum
Wundt menetapkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu, jiwa diselidiki dan
dilakukan dari sudut pandang filosofis dan fisiologis. Para filsuf Yunani
memainkan peran penting dalam perkembangan psikologi, yang merupakan
pengetahuan ilmiah dan penyelidikan perilaku manusia berdasarkan penelitian yang
objektif dan eksperimental. 2

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kualitatif. Jenis Penelitian ini adalah kepustakaan.


Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca berbagai macam
buku atau bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Data untuk kegiatan ini
dikumpulkan dari berbagai publikasi, baik di perpustakaan maupun di tempat lain.
Selain buku, bahan dokumenter, majalah, surat kabar, dan jenis literatur lainnya
juga digunakan. Penelitian yang didasarkan pada sumber-sumber data tersebut
dapat juga disebut sebagai metode penelitian dokumentasi atau survei buku.3

Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi.
Dengan memilih, mengkategorikan, dan mengevaluasi teks yang relevan dari
sumber-sumber literatur, strategi ini mengidentifikasi pola, tema, atau tren yang
muncul dalam penelitian. Melalui analisis komunikasi seperti buku teks, esai, surat
kabar, novel, artikel majalah, musik, gambar iklan, dan jenis komunikasi lainnya,
para peneliti dapat menyelidiki perilaku manusia secara tidak langsung dengan
menggunakan metode ini. Dalam sebuah teks atau kumpulan teks, kata-kata,
konsep, tema, frasa, karakter, atau kalimat dapat ditemukan dengan menggunakan
analisis isi.4

PEMBAHASAN

Landasan Epistemologi

Menurut Rahmadani, kata "epistem" adalah kata dalam bahasa Yunani yang
merujuk pada sudut pandang ilmiah. Epistemologi juga melihat pada definisi

2
Tarmizi & Muhammad Ikhwan, Filsafat Hukum Sebagai Landasan Keadilan Restoratif,(Medan :
Merdeka Kreasi Grup,2021), hal 69-70
3
Zebua, Studi literatur problem based learning untuk masalah motivasi bagi siswa dalam belajar
matematika,(Gunungsitoli : Guepedia, 2020), hal 25-26
4
Mestika Zed,Metode Penelitian Kepustakaan ( Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,2008),hal 170
pengetahuan. Sedangkan "logos" menunjukkan bahwa pengetahuan didasarkan
pada ilmu pengetahuan, yang mencakup berbagai topik, termasuk sumber,
kepribadian, dan kebenaran manusia. Studi tentang pengetahuan yang mengandung
simbol dan cara berpikir filosofis adalah subjek dari dasar epistemologi.
Epistemologi ini juga mempelajari tentang sumber-sumber pengetahuan,
komponen-komponennya, dan metode-metode yang digunakan untuk mencari
pengetahuan dengan cara mengumpulkan, memeriksa, dan menilai informasi dalam
rangka mengidentifikasi masalah-masalah dan jawabannya, dan kemudian
mengevaluasinya kembali. Selain itu, dapat dilihat dengan pengertian bagaimana
seseorang berpikir, bertindak, atau dapat juga disebut kepribadian manusia untuk
memahami epistemologi.5

Dengan demikian, untuk menciptakan sistem pengetahuan yang


menyeluruh, epistemologi juga mencakup sumber-sumber pengetahuan dan teknik
konstruksi logis. Mendiskusikan sifat spesifik dari ketelitian dalam berpikir dan
bagaimana hal itu dapat memecahkan masalah yang dimiliki dengan tujuan
mengidentifikasi kekuatan dalam substansi pertanyaan adalah aspek lain dari
epistemologi. Menurut Winata dan Sahudi, makna dari isi pertanyaan adalah
sesuatu yang ingin diketahui, diungkap, dan ditemukan kebenarannya hingga isi
pertanyaan tersebut dapat terjawab, sehingga secara tidak langsung epistemologi
berperan aktif dalam membantu manusia untuk berhati-hati dalam mengkaji sesuatu
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebenaran.6

Aliran- aliran dalam epistemologi

Ada berbagai aliran pemikiran tentang teori epistemologi menurut Armai


Arief. Aliran-aliran ini bertujuan untuk membahas masalah bagaimana orang
memperoleh pengetahuan. Kelompok yang mengemukakan aliran sebagai asal
mula atau sumber pengetahuan:7

1) Rasionalisme

5 Sri astuti iriyani,dkk,Pengantar Filsafat Pendidikan,(Ponorogo : Uwais Inspirasi,2023),hal 63-64


6 Ibid
7 Rusdiana,Filsafat Ilmu,(Bandung : Pusat penelitian dan penerbitan, 2021), hal 61
Aliran yang berpendapat bahwa pikiran, akal, dan jiwa adalah sumber
pengetahuan manusia.
2) Empirisme
Aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan tentang dunia berasal dari
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
berdasarkan pengalaman manusia yang sebenarnya.
3) Kritik (transendentalisme)
Aliran yang berpendapat bahwa baik dunia luar maupun jiwa atau pikiran
manusia itu sendiri adalah sumber pengetahuan manusia.

Golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia inklusif di dalamnya


aliran- aliran:

1) Realis percaya bahwa pengetahuan manusia memberikan penjelasan yang dapat


diandalkan dan akurat tentang realitas. diambil dengan informasi yang akurat
untuk merefleksikan realitas.
2) Idealisme, aliran yang berpendapat bahwa semua kanyataan yang diketahui
manusia berada di luar dirinya dan bahwa pengetahuan hanyalah suatu peristiwa
dalam jiwa manusia.

Jenis- jenis Epistemologi

Jenis- jenis Epistemologi menurut Sudarminta yaitu :8

1) Menurut Plato dan Hegel, pengetahuan berasal dari konsepsi metafisika


(realitas) yang dianggap sebagai dasar dari semua realitas.
2) Skeptisisme tentang pengetahuan Agar filsafat dan pengetahuan dapat
mengatasi banyak konflik yang muncul, Rene Descartes mencari jalan yang
jelas. Descartes mempertanyakan keberadaan segala sesuatu dan
mengklaim bahwa hanya ada satu hal yang tidak dapat dipertanyakan, yaitu
keraguan itu sendiri, dan keraguan itu menetapkan keberadaan saya sebagai
pemikir. Karya Descartes disebut sebagai epistemologi skeptis.

8
Fuad abdul Hamied,dkk,Filsafat Ilmu: Rujukan bagi Para Calon Cendekiawan,(Bandung: UPI
PRESS,2018), hal 71
3) Epistemologi yang penting Pola pikir kritis terhadap berbagai jenis praduga,
hipotesis, dan metodologi yang ada dalam kognisi (pengetahuan dan ilmu
pengetahuan) dan yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari adalah dasar
dari epistemologi kritis, Immanuel Kant, misalnya, menyatukan
rasionalisme dan empirisme setelah mengkritik keduanya sebagai sesuatu
yang memecah belah.

Pengaruh Epistemologi

Peradaban manusia terpengaruh oleh epistemologi .Tentu saja, konsepsi


sebuah peradaban tentang pengetahuan membentuknya. Semua bidang
penyelidikan manusia, termasuk filsafat, ilmu-ilmu murni, dan ilmu-ilmu sosial,
diatur oleh epistemologi. Ilmu-ilmu secara keseluruhan adalah hasil dari
pemeriksaan kritis terhadap ilmu-ilmu tersebut berdasarkan kepercayaan, agama,
dan sistem nilai mereka. Epistemologi suatu masyarakat memberikan kesatuan dan
koherensi pada tubuh pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
diatur oleh epistemologi. versi sains dan teknologi maju suatu bangsa, yang
didukung oleh pengetahuan dan bahkan kemajuan dalam epistemologi. Karena
tidak ada negara yang berhasil merekayasa peristiwa alam, epistemologi merupakan
prasyarat untuk kemajuan sains dan teknologi. 9

Untuk merekayasa perkembangan alam menjadi sebuah produk sains yang


bermanfaat bagi kehidupan manusia, epistemologi menjadi modal dasar dan alat
yang strategis. Hal yang sama juga berlaku untuk teknologi. Meskipun benar bahwa
teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan, namun jika ditelusuri lebih lanjut,
teknologi sebenarnya merupakan hasil sampingan dari penerapan dan kemajuan
epistemologi. Manusia selalu didorong oleh epistemologi untuk berpikir kritis dan
imajinatif untuk menemukan dan menghasilkan sesuatu yang baru. Semua
perkembangan teknologi yang maju adalah hasil dari pemikiran metodologis, atau
epistemologis.10

9
Nunuk listiyantic, Metodologi penelitian bahasa,(Yogyakarta : Deepublish Digital, 2023),hal 14
10
Ibid
Psikologi sebagai Suatu Ilmu

Kata psikologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, psyche,
yang berarti "nafas", "roh", "jiwa", "pikiran", atau "mental", dan logia, yang berarti
"studi tentang". Arti harfiah psikologi adalah "studi tentang jiwa." Kesadaran
bahwa "jiwa", "roh", dan konsep-konsep lain yang memiliki sifat serupa terlalu
abstrak untuk diteliti membuat istilah psikologi berubah makna dari "studi tentang
jiwa" menjadi "studi tentang pikiran" dan akhirnya menjadi "studi tentang
perilaku". Sering kali, para ilmuwan psikologi hanya melihat permukaan dari
perilaku atau tindakan orang atau kelompok yang mereka teliti. Di sisi lain, studi
psikologis juga memperhatikan bagaimana orang memandang diri mereka sendiri
atau orang lain.11

Istilah "psikologi" berasal dari kata Yunani "psychology", yang


menggabungkan kata "psyche" dan "logos". Baik psyche maupun logos mengacu
pada jiwa. Psikologi disebut sebagai "ilmu jiwa" secara harfiah. Sebagai objek yang
abstrak dan sulit dilihat, jiwa membuatnya sulit untuk mendefinisikan istilah
"psikis" atau "jiwa", meskipun keberadaannya tidak dapat diperdebatkan. Istilah
psikis semakin menggantikan istilah jiwa dalam beberapa tahun terakhir. Studi
tentang pikiran, otak, dan perilaku manusia dilakukan dengan menggunakan bidang
akademis psikologi.12

Penerapan pengetahuan pada berbagai aspek kehidupan dan usaha manusia


disebut sebagai psikologi. Psikologi, menurut Caplin, adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia dan hewan berperilaku serta bagaimana organisasi
berperilaku ketika merespons arus dan perubahan lingkungan. Oleh karena itu,
psikologi adalah ilmu yang mempelajari sifat manusia. Antropologi, ekonomi, ilmu
politik, sosiologi, dan psikologi berbeda satu sama lain. Untuk menarik generalisasi
deskriptif, ilmu ini lebih sering menggunakan penelitian sejarah dan studi lapangan.

11
Sukatin,dkk,Psikologi Manajemen,(Yogyakarta: Deepublish, 2021),hal 3-4
12
Ibid
Tujuan psikologi adalah untuk menyelidiki, merumuskan, mengklarifikasi, dan
membuat generalisasi tentang bagaimana orang berpikir dan berperilaku. 13

Jelas bahwa psikologi adalah bidang studi akademis karena kata "logy" atau
"logia" menunjukkan "studi tentang" dan "nafas", "roh", "jiwa", "pikiran", atau
"mental" dalam Psukhe. Studi ilmiah tentang mentalitas dan perilaku manusia
disebut psikologi. Penelitian tentang psikologi dan perilaku hewan juga dilakukan
secara ilmiah dengan menggunakan ilmu psikologi. Studi tentang psikologi dan
perilaku hewan semakin banyak "ditransformasikan" atau "dianalogikan" untuk
memulai atau membangun perilaku manusia, termasuk pembelajaran. 14

Sejarah Perkembangan Psikologi

Psikologi pernah dipandang sebagai cabang dari ilmu pengetahuan fisik dan
filsafat hingga psikologi diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri yang
mengeksplorasi jiwa. Aristoteles, Hippocrates, Socrates, Plato, dan para pemikir
awal lainnya telah merenungkan hakikat jiwa dan gejalanya. Filsuf Islam seperti
Imam Al Ghazali (yang meninggal pada tahun 505 H) juga membicarakan masalah
psikologis ini. Imam Fachruddin Ar-Razi, yang meninggal pada tahun 606 Hijriah.
Al Ashari dan Al Junaid Bagdadi, keduanya meninggal dunia pada tahun 324
Hijriah.15

Ilmu Ushuluddin dan Tasawuf mencakup kajian tentang masalah-masalah


psikologis. Lebih jauh lagi, psikologi terus menjadi cabang filsafat pada abad
pertengahan, dengan esensi jiwa sebagai objek dan argumentasi logis sebagai
sarana. Alasan Rene Descartes dianggap sebagai "Bapak Filsafat Modern" adalah
karena ia adalah orang pertama di zaman modern yang mengembangkan filsafat
yang didasarkan pada kebenaran yang terbukti dengan sendirinya yang berasal dari
pengetahuan rasional. John Locke juga mengemukakan gagasan tabula rasa, yang

13
Ibid
14
Ibid
15
Nurussakinah, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al- quran Tentang Psikologi,(Jakarta :
Kencana, 2015),hal 27
menyatakan bahwa jiwa anak yang baru lahir masih seperti selembar kertas kosong
tanpa tulisan apa pun di atasnya. 16

Psikologi eksperimental berawal dari bagaimana fisiologi dan ilmu


pengetahuan alam mempengaruhi psikologi. Wilhelm Wundt adalah salah satu
individu yang dianggap telah melakukan eksperimen yang berdampak signifikan
pada penggunaan eksperimen dalam psikologi di kemudian hari. Laboratorium
psikologi pertama di dunia didirikan oleh Wilhelm Wundt di Leipzig, Jerman, pada
tahun 1879, yang menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah. 17

Manfaat Mempelajari Ilmu Psikologi

Adapun manfaat mempelajari ilmu psikologi yaitu: 18

1) Meningkatkan kesadaran akan diri sendiri Kesadaran dan alam bawah sadar
dapat dipelajari melalui psikologi. Pendidikan dini dalam mempelajari
kesadaran dapat membantu dalam menjaga kesehatan mental. Hal ini dapat
membuat kesehatan mental seseorang menjadi lebih buruk ketika mereka
tidak dapat mengendalikan aspek-aspek yang tidak menyenangkan dari diri
mereka sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang emosional dapat
mengendalikan emosinya dengan menyadari bagaimana emosi tersebut
dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya; begitu juga, seseorang
yang mengalami kecemasan akan sadar diri dengan mencari kegiatan yang
dapat membantunya untuk rileks karena kecemasan dapat berdampak
negatif pada pikiran dan kesehatan mental seseorang.
2) Seseorang yang mempelajari psikologi dapat menjadi lebih peka terhadap
lingkungannya. Psikologi memeriksa kesehatan kejiwaan dan mental
seseorang, sehingga orang dapat melihat seberapa sensitifnya masalah atau
penyakit psikologis tertentu memengaruhi orang. Sebagai contoh, ibu
pascapersalinan yang menderita postpartum blues membutuhkan

16
Ibid
17
Ibid
18
Novita, dkk, Psikologi Dasar dan Perkembangan Kepribadian,(PT Global Eksekutif Teknologi :
Padang, 2022), hal 8-10
pertimbangan dari pasangan, keluarga, dan tenaga kesehatan profesional
untuk membantu mereka merawat bayinya.
3) Meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental Studi tentang jiwa atau
mental manusia dikenal sebagai psikologi. Di masa lalu, orang lebih
memperhatikan kesehatan fisik dan kurang memperhatikan kesehatan
mental. Kini, orang-orang menyadari bahwa kesehatan mental sama
pentingnya dengan kesehatan fisik karena psikologi adalah sebuah ilmu.
Banyak penyakit kesehatan mental yang mungkin disebabkan oleh mental
seseorang yang tidak dijaga sejak awal. Perubahan perilaku, seperti
penyesuaian pola makan, menarik diri dari situasi sosial, kurangnya
perawatan diri, dan berkurangnya komunikasi dengan orang lain,
merupakan indikator masalah kesehatan mental. Untuk lebih memahami
kesehatan mental dan mengidentifikasi penyakit kesehatan mental sedini
mungkin, psikologi hadir sebagai sebuah ilmu.
4) Membangun rutinitas dalam hidup Terciptanya keteraturan dalam hidup
dapat dilakukan berkat pola kebiasaan sehari-hari yang sehat. Pola
kebiasaan yang tidak teratur dapat menyebabkan stres atau depresi, yang
keduanya dapat merusak kesehatan mental. Penundaan, kurangnya
pengetahuan tentang elemen-elemen yang berkontribusi pada masalah dan
kurangnya keterampilan pencegahan, semuanya dapat berkontribusi pada
masalah kesehatan mental. Konflik juga dapat terjadi karena kurangnya
komunikasi, oleh karena itu psikologi menganjurkan komunikasi yang
efektif dan keterampilan komunikasi. Selain itu, perlu ada kepekaan
antarpribadi. Indikasi kepekaan antar pribadi adalah tidak adanya konflik
dan komunikasi yang sangat baik, yang membantu menciptakan keteraturan
dalam hidup.
5) Generasi adalah kelompok orang yang diharapkan menjadi generasi yang
baik. Psikologi memungkinkan untuk mengamati generasi melalui
pengasuhan anak dan psikologi perkembangan. Sifat-sifat seorang anak dan
bagaimana anak tersebut berkembang menjadi seseorang ditentukan oleh
pola asuh. Perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan linguistik anak
akan dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh yang buruk akan
berdampak negatif pada generasi berikutnya. Generasi akan menghasilkan
anak-anak yang berkualitas jika pola asuh yang diberikan sesuai dengan
tahap pertumbuhan anak.
6) Ilmu psikologi mengkaji dasar-dasar psikologis dan proses berpikir dalam
upaya pendidikan. Proses pendidikan dilakukan sesuai dengan ciri-ciri
manusia dan tahap perkembangannya. Psikologi perkembangan dan
psikologi pendidikan berjalan beriringan. Proses pendidikan tidak dapat
berjalan jika tidak memahami tahap-tahap pertumbuhan dan sifat-sifat
manusia. Sebagai ilustrasi, proses pendidikan untuk anak kecil akan berbeda
dengan proses pendidikan untuk remaja atau orang dewasa.

Hubungan Ilmu Psikologi dengan Filsafat

Studi filosofis tentang manusia sebagai makhluk hidup meliputi diskusi


tentang sifat dasar manusia, makna kehidupan, dan topik-topik lainnya. Psikologi
masih memiliki hubungan dengan filsafat, meskipun faktanya secara bertahap
menjauhkan diri darinya karena alasan-alasan yang mencakup metodologinya. Pada
kenyataannya, dapat dikatakan bahwa meskipun terpisah dari filsafat, ilmu-ilmu
tersebut tetap memiliki hubungan dengan filsafat, terutama dalam hal isu-isu yang
melibatkan sifat dan tujuan ilmu pengetahuan. Psikologi dulunya merupakan
cabang dari filsafat, namun kemudian berdiri sendiri sebagai bidang studi tersendiri.
Meskipun terpisah dari filsafat, psikologi masih memiliki keterkaitan dengan
filsafat karena kedua disiplin ilmu ini menjadikan manusia sebagai makhluk hidup
sebagai sasaran kajiannya. Namun cara mempelajarinya berbeda. 19

Dalam psikologi, jiwa dan mental merupakan hal yang dipelajari dari
manusia, namun tidak diteliti secara langsung karena bersifat abstrak dan
membatasi bagaimana jiwa dan mental tersebut bermanifestasi dan
mengekspresikan dirinya, yaitu dalam bentuk perilaku dan proses aktivitas. Filsafat,
di sisi lain, berfokus pada hakikat manusia, hakikat dirinya, dan makna kehidupan.

19
Yustiari,dkk,Psikologi Ibu dan Anak,(Padang : PT Global Eksekutif Teknologi,2023), hal 9
sehingga ada interaksi timbal balik dan saling melengkapi antara psikologi dan
filsafat. Orang dapat berargumen bahwa meskipun terpisah dari filsafat, ilmu-ilmu
tersebut tetap memiliki hubungan tertentu dengan filsafat, terutama ketika
menyangkut pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat dan tujuan ilmu pengetahuan
(Abu Ahmadi, 2003: 28-29). Jelaslah bahwa ilmu-ilmu tersebut tidak dapat
dipisahkan dari filsafat, yang merupakan ilmu induknya. Adalah mungkin untuk
menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti "apa dan
siapakah manusia?" melalui observasi dan bahkan tes perilaku yang tidak memihak.
Namun, filsafat tetap harus digunakan untuk menemukan solusi akhir. 20

Dari beberapa sudut pandang di atas, jelaslah bahwa psikologi dan filsafat
sangat erat kaitannya satu sama lain. Menemukan solusi untuk pertanyaan-
pertanyaan akan sangat dibantu oleh filsafat untuk psikologi yang menangani
jiwa/mental. Di sisi lain, psikologi akan sangat membantu filsafat dalam hal
penelitiannya. Dalam hal ini, filsafat membutuhkan informasi dari psikologi untuk
membantunya lebih memahami manusia, siapa mereka, dan tanda-tanda bahwa
manusia bertindak.21

KESIMPULAN

Menurut Rahmadani, kata "epistem" adalah kata dalam bahasa Yunani yang
merujuk pada sudut pandang ilmiah. Epistemologi juga melihat pada definisi
pengetahuan. Sedangkan "logos" menunjukkan bahwa pengetahuan didasarkan
pada ilmu pengetahuan, yang mencakup berbagai topik, termasuk sumber,
kepribadian, dan kebenaran manusia. Aliran- aliran dalam epsitemologi yaitu
Rasionalisme, empirisme, kritik. Jenis jenis epistemologi yaitu metafisika,
skeptisme, kritis. Peradaban manusia terpengaruh oleh epistemologi . Semua
perkembangan teknologi yang maju adalah hasil dari pemikiran metodologis, atau
epistemologis. Penerapan pengetahuan pada berbagai aspek kehidupan dan usaha
manusia disebut sebagai psikologi. Psikologi, menurut Caplin, adalah ilmu yang

20
Ibid
21
Elce Purwandari,dkk,Teori dan Aplikasi Psikologi Umum,(Aceh : Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini, 2022), hal 88-89
mempelajari bagaimana manusia dan hewan berperilaku serta bagaimana organisasi
berperilaku ketika merespons arus dan perubahan lingkungan. Psikologi pernah
dipandang sebagai cabang dari ilmu pengetahuan fisik dan filsafat hingga psikologi
diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri yang mengeksplorasi jiwa. psikologi dan
filsafat sangat erat kaitannya satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, N. (2015). Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur'an Tentang


Psikologi. Kencana.

DR HA Rusdiana, M. M. (2021). FILSAFAT ILMU. PUSAT PENELITIAN DAN


PENERBITAN UIN SGD BANDUNG 2018.

Elce Purwandari,dkk,(2022). Teori dan Aplikasi Psikologi Umum. N.p., Yayasan


Penerbit Muhammad Zaini.

Hamied, F. A., Komar, O., & Kurniawan, E. (2018). Filsafat Ilmu: Rujukan bagi
Para Calon Cendekiawan. UPI Press.

Iriyani, S. A., Hadi, H. S., & Marlina, S. P. (2023). PENGANTAR FILSAFAT


PENDIDIKAN. uwais inspirasi indonesia.

Junaedi, H. M., & Wijaya, M. M. (2020). Pengembangan Paradigma Keilmuan


Perspektif Epistemologi Islam: Dari Perenialisme hingga Islamisme,
Integrasi-Interkoneksi dan Unity of Sciences. Prenada Media.

Laily, N. A., Susanti, N. Y., Noviyanti, N. I., Putri, N. R., Nuryana, R., Patimah,
M., ... & Hanifah, I. (2023). Psikologi Ibu dan Anak. Global Eksekutif
Teknologi.

Lustyantie, N. (2023). Metodologi Penelitian Bahasa. Deepublish.

Sukatin, S. P. I., Astuti, A., Zulqarnain, S. A., Nasution, F., Nur'aini, S., & Zilawati,
S. P. I. (2021). Psikologi Manajemen. Deepublish.
Tarmizi, S. H., Muhammad Ikhwan, S. H., & Kn, M. (2021). Filsafat Hukum:
Sebagai Landasan Keadilan Restoratif. Merdeka Kreasi Group.

Wardani, N. I., Umiyah, A., Nurkhayati, A., Kusumawaty, I., Martiningsih, W., &
Jalal, N. M. (2022). Psikologi Dasar Dan Perkembangan Kepribadian. Get
Press.

Zebua, T. G. (2020). Studi Literatur Problem Based Learning Untuk Masalah


Motivasi Bagi Siswa Dalam Belajar Matematika. Gunungsitoli: Guepedia.

Zed, M. (2008). Metode penelitian kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai