Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arlienta Nabila Avrilianto

Kelas : 21AK4

NIM : 3012111108

Mata Kuliah : Akuntansi Desa/3 SKS (Lembar Jawaban Ujian Tengah Semester Gasal 2023/2024)

Tanggal : : Rabu/11 Oktober 2023

Dosen Pengampu : DR. Rulyanti Susi Wardhani, S.E., M.Si/Prof. Yuliansyah/Yanto, S.E., M.Sc

1. Desa sebagai entitas pelaporan keuangan mengacu pada bagaimana desa atau pemerintah tingkat local
yang disebut “desa” mengelola dan melaporkan informasi keuangan mereka. Hal ini biasanya berkaitan
dengan tata kelolah pemerintahan desa, termasuk pendapatan, pengeluaran, aset, dan kewajiban
keuangan.

Contohnya:

 Penadapatan Desa : Pendapatan desa bisa berasal dari beberapa sumber seperti pajak,
rertribusi, dana transfer (dari pemerintah pusat), sumbangan, dan sumber-sumber lain
nya.desa juga harus mencatat pendapatan tersebut dengan baik dan benar.
 Pengeluaran Desa : Pengeluaran desa mencakup berbagai biaya operasional, seperti gaji
pegawai,pemeliharaan infrastruktur, proyek-proyek pembangunan, dan pengeluaran lainnya.
Transparansi dalam mencatat dan melaporkan pengeluaran sangat penting.
 Aset dan Kewajiban : Desa harus melacak dan melaporkan asset yang dimiliki, seperti
tanah,bangunan,perlatan, dan juga kewajiban keuangan, seperti utang dan komitmen lain
nya.
 Laporan keuangan : laporan keuangan desa adalah dokumen yang menyajikan ringkasan
posisi keuangan, kinerja operasional, dan arus kas selama periode trertentu biasanya, dalam
satu tahun anggaran. Laporan ini mencakup neraca , laopran laba rugi ,dan laporan arus kas.
 Kepatuhan dengan Peraturan: Desa harus mematuhi peraturan dan standar akuntansi yang
berlaku untuk pemerintahan tingkat lokal. Hal ini termasuk mengikuti pedoman yang
ditetapkan oleh badan pengatur keuangan negara, serta standar seperti SAK (Standar
Akuntansi Keuangan).
 Transparansi dan Akuntabilitas: Transparansi dalam pelaporan keuangan desa penting untuk
memastikan akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat. Laporan keuangan desa harus
tersedia untuk umum, sehingga warga dapat memantau penggunaan dana publik.
 Pengawasan dan Pemeriksaan: Desa sering kali tunduk pada pemeriksaan internal dan
eksternal untuk memastikan kepatuhan dan akurasi laporan keuangan mereka. Ini termasuk
pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau lembaga serupa yang
bertanggung jawab untuk memeriksa keuangan pemerintahan.
 Penting untuk diingat bahwa tata kelola keuangan yang baik di tingkat desa penting untuk
menciptakan kondisi yang mendukung pembangunan lokal, peningkatan layanan publik, dan
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah desa yang efektif dalam melaporkan keuangannya dapat
membantu memastikan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara efisien dan
untuk kepentingan masyarakat setempat.
2. Sejarah pemerintahan desa adalah sejarah tentang cara desa-desa di berbagai masyarakat dan budaya
telah diatur dan dikelola selama ribuan tahun. Berikut rangkuman singkat sejarah pemerintahan desa:

1) Perkembangan Awal: Pemerintahan desa memiliki akar sejarah yang sangat tua, dengan
desa-desa pertama yang muncul sebagai komunitas agraris di peradaban kuno di berbagai
belahan dunia, seperti Mesir, Mesopotamia, Tiongkok, dan India. Desa-desa ini dikelola
oleh pemimpin lokal atau kepala suku.
2) Abad Pertengahan: Selama Abad Pertengahan, sistem pemerintahan desa berkembang di
Eropa, dengan desa-desa diatur oleh sistem feodal yang mencakup pemilik tanah, petani,
dan pemimpin desa. Pada saat yang sama, di Asia, pemerintahan desa juga tumbuh dalam
berbagai bentuk.
3) Kolonialisasi dan Modernisasi: Selama periode kolonialisasi, banyak desa di seluruh dunia
mengalami perubahan signifikan dalam sistem pemerintahannya karena pengaruh kolonial.
Pada abad ke-19 dan ke-20, modernisasi dan industrialisasi mempengaruhi organisasi
pemerintahan desa di banyak negara.
4) Kemerdekaan dan Otonomi: Setelah banyak negara merdeka dari penjajahan, desa-desa
sering menjadi fokus reformasi pemerintahan dan upaya untuk memberikan otonomi lebih
besar kepada pemerintahan lokal. Ini mencakup pengembangan pemerintahan desa yang
lebih demokratis dan partisipatif.
5) Berbagai Model Pemerintahan Desa: Di seluruh dunia, terdapat berbagai model
pemerintahan desa, yang dapat mencakup kepala desa, dewan desa, atau bentuk
pemerintahan lokal lainnya. Model ini bervariasi berdasarkan budaya, sejarah, dan hukum
setiap negara.
6) Peran dalam Pembangunan Lokal: Desa memiliki peran penting dalam pembangunan lokal
dan peningkatan kualitas hidup penduduknya. Pemerintahan desa bertanggung jawab atas
penyediaan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pengelolaan
sumber daya alam.
7) Tantangan dan Kesempatan: Pemerintahan desa di berbagai negara menghadapi berbagai
tantangan, termasuk masalah keuangan, pertumbuhan penduduk, dan perubahan iklim.
Namun, mereka juga memiliki kesempatan untuk mempromosikan pembangunan
berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Sejarah pemerintahan desa mencerminkan keragaman budaya, sejarah, dan konteks sosial di seluruh
dunia. Meskipun telah mengalami evolusi sepanjang waktu, peran pemerintahan desa dalam kehidupan
masyarakat dan pembangunan lokal tetap penting hingga hari ini.

3. Dalam konteks pemerintahan dan sosial, desa-desa dapat dikelompokkan ke dalam berbagai tipologi
berdasarkan berbagai kriteria, termasuk ukuran, jenis pekerjaan penduduk, struktur sosial, dan banyak
faktor lainnya. Berikut beberapa tipologi desa yang umum digunakan:

1. Berdasarkan Ukuran atau Populasi:


- Desa Kecil: Desa dengan populasi yang relatif kecil, biasanya kurang dari ribuan penduduk.
- Desa Menengah: Desa dengan populasi sedang, biasanya memiliki beberapa ribu hingga
puluhan ribu penduduk.
- Desa Besar: Desa yang memiliki populasi yang signifikan, seringkali lebih dari puluhan ribu
penduduk.
2. Berdasarkan Jenis Pekerjaan:
- Desa Agraris: Desa di mana mayoritas penduduknya bekerja dalam sektor pertanian dan
aktivitas terkait pertanian.
- Desa Industri: Desa dengan fokus pada industri, termasuk manufaktur dan produksi barang.
- Desa Pariwisata: Desa yang sangat bergantung pada industri pariwisata sebagai mata
pencaharian utama penduduknya.

3. Berdasarkan Struktur Sosial:

- Desa Tradisional: Desa dengan struktur sosial yang cenderung dipengaruhi oleh adat istiadat
dan nilai-nilai budaya yang kuat.

- Desa Modern: Desa yang cenderung memiliki struktur sosial yang lebih terbuka dan
terpengaruh oleh perkembangan ekonomi dan teknologi.

4. Berdasarkan Letak Geografis:

- Desa Pegunungan: Desa yang terletak di daerah pegunungan atau ketinggian.

- Desa Pesisir: Desa yang berada di daerah pantai atau tepi laut.

5. Berdasarkan Perekonomian:

- Desa Miskin: Desa dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan akses terbatas ke sumber daya
dan layanan.

- Desa Berkembang: Desa yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dan perbaikan
kondisi sosial dan infrastruktur.

- Desa Maju: Desa yang telah mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi, memiliki
infrastruktur modern, dan akses ke layanan berkualitas.

6. Berdasarkan Etnis atau Budaya:

- Desa Etnis: Desa yang dihuni oleh satu kelompok etnis atau budaya tertentu.

- Desa Multietnis: Desa yang memiliki penduduk dari beragam latar belakang etnis atau
budaya.

Penting untuk diingat bahwa tipologi desa dapat bervariasi di berbagai negara dan wilayah,
tergantung pada faktor-faktor lokal yang memengaruhi struktur dan karakteristik desa. Selain
itu, desa seringkali tidak hanya masuk dalam satu kategori, melainkan dapat memiliki atribut
dari beberapa tipologi sekaligus.

4. Siklus pengelolaan keuangan desa adalah proses yang melibatkan perencanaan, pengumpulan,
penggunaan, pelaporan, dan pengawasan dana dan sumber daya keuangan di tingkat pemerintahan desa.
Siklus ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan keuangan yang efisien, transparan, dan akuntabel.
Berikut adalah gambaran singkat dari siklus pengelolaan keuangan desa:

1) Perencanaan Keuangan:**

- Tahap pertama dalam siklus pengelolaan keuangan desa adalah perencanaan keuangan.
Pemerintah desa merencanakan pendapatan dan pengeluaran dalam anggaran tahunan.
- Anggaran mencakup alokasi dana untuk berbagai program dan proyek, termasuk pembangunan,
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lainnya.

- Anggaran ini disusun dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat.

2) Pengumpulan Pendapatan:**

- Desa mengumpulkan pendapatan dari berbagai sumber, seperti pajak, retribusi, transfer dari
pemerintah pusat, sumbangan, dan lainnya.

- Pendapatan ini dikumpulkan secara teratur sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.

3)Pengeluaran dan Penyaluran Dana:**

- Dana yang telah terkumpul digunakan sesuai dengan rencana anggaran. Ini mencakup
pembayaran gaji pegawai, pengeluaran operasional, pemeliharaan infrastruktur, dan pelaksanaan
program dan proyek yang telah direncanakan.

- Pemerintah desa harus memastikan bahwa pengeluaran sesuai dengan prioritas pembangunan dan
kebutuhan masyarakat.

4)Pelaporan Keuangan:**

- Setiap periode, pemerintah desa wajib menyusun laporan keuangan yang mencakup neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

- Laporan ini harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan dipresentasikan
secara transparan.

- Laporan keuangan ini biasanya diaudit oleh pihak eksternal, seperti Badan Pemeriksa Keuangan,
untuk memastikan kepatuhan dan keakuratan informasi keuangan.

5)Pengawasan dan Pemeriksaan:**

- Pemerintah desa memiliki tanggung jawab untuk memantau penggunaan dana dan memastikan
kepatuhan dengan hukum dan peraturan.

- Badan pengawas seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dapat memantau dan
mengawasi pelaksanaan anggaran.

- Pemeriksaan keuangan oleh pihak eksternal, seperti Badan Pemeriksa Keuangan, juga
merupakan bagian penting dari pengawasan.

6)Evaluasi dan Perbaikan:**

- Setelah periode tertentu, pemerintah desa harus mengevaluasi kinerja keuangan mereka dan
mencari cara untuk meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi.

- Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan keuangan di masa mendatang.

Siklus pengelolaan keuangan desa adalah alat penting dalam menjaga keuangan desa yang sehat dan
memastikan bahwa dana publik digunakan untuk kepentingan masyarakat setempat. Transparansi,
akuntabilitas, dan pengawasan yang baik adalah unsur kunci dalam menjalankan siklus ini dengan
sukses.

Anda mungkin juga menyukai