Anda di halaman 1dari 3

Fadhillah Utami

6052101151
Hukum Pemerintahan Daerah
Kelas E

TUGAS 2

1. https://www.liputan6.com/surabaya/read/5246085/4-ribu-siswa-banyuwangi-
putus-sekolah-sepanjang-2022

Sekretaris Komisi IV DPRD Banyuwangi Khusnan Abadi menyoroti tingginya


angka putus sekolah di Banyuwangi. Catatan dewan ada 4.834 siswa di Banyuwangi yang
harus berhenti sekolah pada 2022. Khusnan Abadi heran dengan persolan ini. Sebab
Dinas Pendidikan sudah menjalankan banyak program-program. Sebut saja program
SAS (Siswa Asuh Sebaya). Dirintis sejak zaman Abdullah Azwar Anas, di era ini
program SAS kini telah dikembangkan menjadi 5 sub. Kemudian ada Garda Ampuh
(Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah). Dinas Pendidikan Banyuwangi pun
tidak bisa memberikan alasan yang jelas atas terjadinya permasalahan ini. Khusnun
Abadi mengatakan bahwa anggaran yang telah diberikan untuk sektor pendidikan di
Banyuwangi harus dapat menurunkan angka putus sekolah, kemudian ia juga
berpendapat bahwa penghargaan kepada dinas pendidikan tidak sesuai dengan kenyataan
lapangannya.

Kasus putus sekolah ini tidak berkesesuaian dengan asas pemerintahan daerah
yaitu;
1. Asas tertib penyelenggaraan, dimana penyelenggaraan sektor pendidikan
banyuwangi tidak terdapat keserasian&keseimbangan dalam penyelenggaraannya, karena
dinas pendidikan banyuwangi sudah memiliki program SAS dan Garda Ampuh dalam
penanggulangan putus sekolah bahkan program tersebut mendapat penghargaan, namun
faktanya angka putus sekolah sangat tinggi. Karena fakta dan program bertolak belakang,
maka penyelenggaraan nya dianggap tidak seimbang dan hal ini menandakan bahwa
dinas pendidikan Banyuwangi tidak menjalankan asas tertib penyelenggaraan.

2. Asas akuntabilitas, program SAS dan Garda Ampuh mendapatkan


penghargaan namun tidak terealisasikan buktinya adalah angka putus sekolah di
Banyuwangi yang sangat tinggi, yang berarti program dinas pendidikan Banyuwangi
tidak dapat mempertanggungjawabkan hasil akhir dari program yang dibuatnya. Hal ini
juga berkaitan dengan keterbukaan dinas pendidikan Banyuwangi
3. Asas keterbukaan, ketika Sekretaris Komisi IV DPRD Banyuwangi Khusnan
Abadi bertanya kepada dinas pendidikan Banyuwangi atas terjadinya permasalahan ini,
dinas pendidikan banyuwangi tidak dapat menjawab dengan detail dan merespon dengan
ala kadarnya, hal ini dapat dinilai tidak ada keterbukaan dinas pendidikan atas kinerja
nya.

2. https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230210140032-579-911481/pantas-ma
cet-kendaraan-di-bandung-nyaris-setara-jumlah-penduduk

Jumlah kendaraan di Kota Bandung, Jawa Barat disebut mencapai 2,2 juta unit
sementara populasinya sebanyak 2,4 juta jiwa. Rasio nyaris 1:1 ini dikatakan membuat
lalu lintas di Bandung sering macet. Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub
Kota Bandung Khairul Rijal, mengatakan bahwa kemacetan ini terjadi akibat jumlah
kendaraan yang bertambah tetapi ruas jalan tak tumbuh signifikan, Khairul Rijal
menyarankan warga Bandung untuk bepergian menaiki transportasi publik.

Permasalahannya adalah transportasi publik Kota Bandung tidak menyediakan


kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang nya, hingga masyarakat lebih memilih
untuk membawa kendaraan pribadi masing-masing untuk bepergian. Hal ini tidak sesuai
dengan;
Asas kepentingan umum, dimana pemerintahan daerah kota bandung kurang
memfasilitasi tranportasi publik untuk masyarakat, sebenarnya sudah transportasi publik
yang nyaman untuk masyarakat Kota Bandung yaitu Trans Metro Pasundan, namun bus
ini tidak memiliki banyak rute jadi percuma saja punya tranportasi publik kalau rute nya
tertentu, juga Trans Metro Pasundan ini memiliki sosialisasi yang sangat sedikit, kurang
jelas bagaimana cara naik nya bus stop nya dimana dsb, informasi aplikasi mengenai bus
ini hanya saya lihat di tulisan samping bus dan di aplikasi nya pun kurang jelas tata cara
untuk memakai transportasi ini. Maka dalam hal ini dapat disimpulkan pemerintah Kota
Bandung kurang memfasilitasi kebutuhan dan hak-hak masyarakat.

3. https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/25/18313631/3-bulan-ambles-beto
n-pembatas-di-jembatan-kbn-cilincing-marunda-belum?source=widgetML&engin
e=C

Runtuhnya beton pembatas tak kunjung diperbaiki, salah satu pengendara motor
berkomentar bahwa runtuh nya beton tersebut mengakibatkan macetnya jembatan
Cilincing juga membahayakan bagi pengendara yang sering melewati jalan yang menjadi
sempit tersebut. Pemerintah setempat tidak memberikan pemberitahuan kepada warga
sekitar bahwa kapan perbaikan itu dimulai, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
memperbaiki jalanan jembatan tersebut, kapan akan selesai perbaikannya, mengapa
pebaikannya tak kunjung dilakukan. Kepala Suku Dinas (Sudin) Bina Marga Jakarta
Utara Ilham Raya, hanya menjelaskan kepada tim kompas ketika diwawancarai, buktinya
Aji pengendara motor yang setiap hari lewat jembatan tersebut protes kapan jembatan
Cilincing diperbaiki, ini menandakan bahwa Sudin Ilham Raya tidak melaksanakan;
Asas keterbukaan kepada warga sekitar jembatan Cilincing, warga Cilincing tidak
diberikan informasi mengenai perbaikan jembatan ambles tersebut.

4. https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/29/193501178/3000-balita-di-magetan
-menderita-stunting-pemkab-anggarkan-rp-800-juta

Balita stunting di magetan mencapai angka 3 ribu yang berarti sangat tinggi
angkanya, mengapa balita bisa sampai stunting? Harusnya dinas kesehatan daerah lebih
berusaha lagi dalam membina ibu bayi yang belum mengerti tentang gizi, harus lebih
banyak penyuluhan lagi tentang stunting, karena permasalahan stunting ini berarti dapat
disimpulkan dinas kesehatan kabupaten Magetan tidak bekerja dengan baik untuk
memenuhi hak-hak bidang kesehatan masyarakatnya, hal ini tidak sesuai dengan Asas
kepentingan umum.

Anda mungkin juga menyukai