Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUGAS PROJEK GEOGRAFI

NAMA KELOMPOK

1. Gyamala Thurswa
2. Nora Jelita
3. Salisatur Rofiah
4. Wulan Amalia

SMA NEGERI 16 BATAM

KOTA BATAM - KEPRI

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari hasil laporan dan presentasi perkelompok, dengan ini
laporan projek Tahun Pelajaran 2023/2024 ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan.

Ditetapkan di : Batam

Pada tanggal : 21 November 2023

Mengesahkan: Kota Banjarmasin

Manajer Kelompok Guru Pembimbing,


Kota Banjarmasin Projek

Salisatur Rofiah Kodirin, S.Pd, M.Pd


1. PETA KOTA YANG DIANALISIS

Kota Banjarmasin (Kota Seribu Sungai) adalah ibu

kota provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia serta kota terbesar dan terpadat

di Kalimantan. Kota ini juga termasuk salah satu kota besar di

Indonesia dan Kota terpadat di luar pulau Jawa. Banjarmasin yang

dijuluki Kota Seribu Sungai ini memiliki wilayah seluas 72 km² yang

wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah

pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai diantaranya pulau

Tatas,pulau Kelayan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain-

lain. Berdasarkan data BPS Kota Banjarmasin tahun 2015, Banjarmasin

memiliki penduduk sebanyak 675.440 jiwa dengan kepadatan 9.381 jiwa per

km². Wilayah metropolitan


Banjarmasin yaitu Banjar Bakula
memiliki

penduduk sekitar 1,9 juta jiwa.


2. PEMAPARAN KONDISI GEOGRAFIS KOTA
Letak Kota Banjarmasin secara astronomis berada di antara 3°16'46" sampai
dengan 3°22'54" Lintang Selatan dan 114°31'40" sampai dengan 114°39'55" Bujur
Timur. Terkait dengan lokasinya, Kota Banjarmasin masuk ke dalam zona Waktu
Indonesia Tengah (WITA). Luas wilayah Kota Banjarmasin adalah 98,46 kilometer
persegi yang terbagi menjadi lima kecamatan. Daftar kecamatan di Kota Banjarmasin
yaitu Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah,
dan Banjarmasin Utara. Adapun secara geografis, batas wilayah Kota Banjarmasin
sebelah utara dengan berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Banjar, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito
Kuala dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar. Sebagai kota dengan
julukan seribu sungai, Banjarmasin dilewati oleh beberapa aliran sungai seperti Sungai
Barito dan Sungai Martapura. Sungai Martapura merupakan sungai terpanjang yang
melintasi Kota Banjarmasin dengan panjang 25.066 meter.

3. PERMASALAHAN KOTA YANG DIANALISIS


A. Permasalahan transportasi umum di Banjarmasin

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rupanya sudah tak sebanding dengan total ruas
jalan di sepanjang ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan ini.
Aktifitas jalan di Kota Seribu Sungai pun mulai penuh-sesak. Tingginya jumlah
kendaraan bermotor di Kota Banjarmasin perlu disikapi serius oleh pemerintah daerah.
Saat ini, sosialisasi keselamatan berlalu lintas menjadi penting untuk menekan
tingkat kecelakaan lalu lintas. Sejalan dengan itu, Dishub Banjarmasin mulai
menggencarkan sosialisasi. Simpang lampu merah, kawasan Teluk Dalam dan simpang
empat Hotel A Jalan Lambung Mangkurat, Selasa (2/7) jadi sasaran.
Penyebab kemacetan transportasi umum ;
"Sepanjang jalan di Banjarmasin tidak bertambah, namun jumlah kendaraan terus
meningkat. Kondisi itu tentu jadi dalang kemacetan lalu lintas, makanya kita melakukan
sosialisasi berkeselamatan,” terang Kadishub Banjarmasin Ichwan Noor Chalik, kepada
awak media.
Pengefektifan seluruh kegiatan penertiban berlalu lintas wajib dilakukan diringi
sosialisasi keselamatan berkendara. Sebab, aktifitas jalan di Kota Seribu Sungai mulai
penuh-sesak. Di luar itu, sejumlah treatment turut digencarkan. Mulai dari manajemen
rekayasa lalu lintas, mengurangi belokan atau u-turn. Hingga memperbanyak jalan satu
arah. Sayangnya, Kata Bupati kota Banjarmasin, dari semua upaya yang dilakukan masih
banyak pengendara yang tak menunjukkan sikap disiplin.
Cara penyelesaian terhadap kondisi terminal Kota Banjarmasin saat ini
memperlihatkan permasalahan yang cukup penting, antara lain :
1. Fasilitas terminal yang sangat terbatas dan kurang dikelola dengan baik,
sehingga fungsi pelayanan dan kenyamanan pengguna kurang optimal.
2. Titik lokasi terminal yang kurang strategis serta berada pada kawasan
bangunan bangunan lama yang tidak berfungsi.
3. Kurangnya perencanaan sirkulasi tapak yang menjadikan sering terjadinya
crossing circulation, baik sirkulasi pengunjung maupun sirkulasi angkutan
umum menjadikan kurangnya faktor keamanan dan kenyamanan.

Sumber : https://banjarmasin.apahabar.com/post/pertumbuhan-kendaraan-jadi-dalang-
kemacetan-banjarmasin-24buf31v

B. Permasalahan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kemiskinan, Kesehatan,


Pendidikan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia adalah ukuran perbandingan dari harapan hidup,
melek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Indeks pembangunan manusia di Kota
Banjarmasin di tahun 2021 mencapai angka 71,28 atau naik dari tahun 2020 yang
berada di angka 70,91.

1. Kemiskinan

Kadinsos Kota Banjarmasin, Dolly Syahbana mengatakan angka


kemiskinan di tahun 2021 mencapai 4,89 %, sementara di tahun 2022 mencapai
4,74 %. Angka angka ini berasal dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Banjarmasin.
Sumber : https://kalimantanpost.com/2023/03/banjarmasin-berhasil-turunkan-
angka-kemiskinan-tahun-2022/

Penyebab kemiskinan di kota Banjarmasin


1. Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di kota Banjarmasin dan
Masih tingginnya tingkat pengangguran di Banjarmasin.
2. Kurangnya perhatian dari pemerintah dalam melakukan pembangunan.
3. Tidak meratanya pendapatan penduduk. Dan yang terakhir adalah
pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya.

Sumber :
https://www.kompasiana.com/muhammadrio8348/5df9057c097f36146e02c9c2/pe
rmasalahan-kemiskinan-yang-terjadi-di-kota-banjarmasin-kabupaten-banjar-
dalam-kurun-waktu-5-tahun-terakhir?page=all

Solusi untuk mengatasi kemiskinan di kota Banjarmasin

1. Menyiapkan lapangan pekerjaan untuk menampung angkatan kerja. Selain


itu, memberikan bekal kepada mereka agar tidak tergantung pada ketersediaan
lapangan pekerjaan, tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan atau
sebagai wirausahawan.
2. Pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakat dalam meningkatkan
pendidikan dan Merancang program bantuan sosial yang tepat sasaran dan
efektif dapat membantu meringankan beban ekonomi bagi mereka yang
berada dalam kondisi sulit.
2. Kesehatan
Kalimantan Selatan sering dihadapkan pada masalah gizi, khususnya
masalah ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita gizi kurang serta
gizi buruk seperti stunting (pendek) dan wasting (kurus).
Persentase status gizi Balita khususnya Kota Banjarmasin pada
tahun 2013/2014 tercatat sebesar 4,28% Balita berstatus gizi buruk,
18,09% Balita berstatus gizi kurang dan 6,22% Balita dengan gizi lebih.
Jumlah Balita yang dinyatakan gizi buruk di Kota Banjarmasin pada tahun
2015 mencapai 481 Balita.
Penyebab masalah kesehatan di kota Banjarmasin

Kurangnya akses terhadap pangan bergizi, pendidikan, dan sanitasi.


Ketidakmampuan ekonomi masyarakat, terbatasnya pengetahuan gizi, serta
kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai dapat berperan dalam prevalensi gizi
buruk di kota Banjarmasin.

Sumber : https://infopublik.id/kategori/nusantara/386330/dinkes-kalsel-atasi-
permasalahan-gizi

Solusi untuk mengatasi kesehatan gizi buruk di kota Banjarmasin

1. Program edukasi gizi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.

2. Penyediaan akses terhadap pangan bergizi dengan harga terjangkau.

3. Pebangunan fasilitas sanitasi yang memadai untuk meningkatkan


kebersihan lingkungan.

4. Dukungan pemerintah untuk peningkatan ekonomi masyarakat,


sehingga dapat memperbaiki akses terhadap pangan.

3. Pendidikan
Penyebab ketidakmerataan pendidikan di Kota Banjarmasin yaitu
termasuk disparitas ekonomi yang memengaruhi akses pendidikan, kurangnya
infrastruktur pendidikan dan fasilitas di daerah tertentu, dan perbedaan
kualitas guru antar sekolah.

Sumber : https://www.rri.co.id/index.php/kalimantan-
selatan/daerah/226560/fasilitas-pendidikan-di-kota-banjarmasin-belum-
merata

Solusi mengatasi permasalahan di Kota Banjarmasin

1. Melibatkan alokasi anggaran yang lebih merata

2. Pembangunan infrastruktur pendidikan di wilayah terpencil.

3. Meningkatan kualitas pendidikan guru melalui pelatihan.

4. Melakukan pengembangan program bantuan finansial untuk keluarga dengan


keterbatasan ekonomi guna memastikan anak-anak tetap dapat mengakses
pendidikan.

C. Permasalahan Slum Area (Kawasan kumuh)


Tahun ini, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
(Disperkim) Banjarmasin memasang target mengentaskan 55 hektare kawasan
kumuh. Kepala Disperkim Banjarmasin, Chandra Iriandi Wijaya mengungkap,
lokasinya di Kelurahan Alalak di Kecamatan Banjarmasin Utara dan Kelurahan
Mantuil di Kecamatan Banjarmasin Selatan.
"Penataan lebih dominan di Banjarmasin Utara dan Selatan. Sebab kawasan
tersebut padat penduduk," kata Chandra belum lama tadi. Diakuinya, permukiman
kumuh yang ditangani tahun 2023 ini lebih sedikit dibanding tahun 2022 lalu
yang seluas 65 ha.
Pendataan pada 2021, luas permukiman kumuh di Banjarmasin mencapai
508 ha. Maka jika target tahun ini dibereskan, maka kawasan kumuh bisa
dikurangi hingga tersisa 380 ha. "Kawasan permukiman kumuh yang tersisa
diprediksi bisa diatasi selama empat tahun berjalan," ujarnya.
Upaya penanganan kawasan kumuh, Adanya arahan penataan kawasan
kumuh, serta melakukan pembangunan pada kawasan kumuh oleh Pemerintah
Kawasan kumuh di sini mengacu permukiman dengan tata bangunan tidak
teratur, jalan lingkungan jelek, dan akses air bersih serta sanitasi yang kurang.
Terpisah, Sekretaris Komisi III DPRD Banjarmasin, Afrizaldi menilai apa yang
sudah dilakukan Disperkim sudah bagus. Namun, ia menyebut pengentasan
kawasan kumis (kumuh dan miskin) itu masih agak lamban.

Sumber : https://kalsel.prokal.co/read/news/51193-55-hektare-kawasan-kumuh-
banjarmasin-ditarget-beres-tahun-ini.html

D. Permasalahan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Banjir dan


Penurunan tinggi permukaan tanah
1. Ruang Terbuka Hijau
1. Penyebab Permasalahan

Kota Banjarmasin yang padat akan fungsinya sebagai pusat perdagangan,


pendidikan, jasa dan permukiman menyebabkan perkembangan Kota
Banjarmasin terdesak oleh arus pembangunan kota. Salah satunya dikarenakan
oleh jumlah penduduk Kota Banjarmasin yang meningkat setiap tahunnya.
Pembangunan yang dilakukan membawa dampak ter-hadap penurunan kualitas
lingkungan.

2. Akibat Permasalahan

Pemerintah Kota Banjarmasin berupaya memperluas areal RTH untuk


mencapai standar ideal RTH yang tercantum dalam UU No.26 Tahun 2007
tentang penataan ruang, Peraturan Daerah (Perda) tentang RT RW Kota. Dalam
peraturan ini ditetapkan bahwa idealnya per-sentase luas RTH suatu kota
minimal 30% dari total luas wilayah kota tersebut, dengan proporsi 20%
merupakan RTH Publik dan 10% RTH Privat

3. Solusi Permasalahan

Beberapa solusi untuk menjaga ketersediaan ruang terbuka hijau meliputi:

a. Pelestarian dan Perlindungan: Melindungi area hijau yang ada dari


konversi menjadi lahan bangunan atau infrastruktur.

b. Pengembangan Taman Kota: Membangun taman-taman kota untuk


memperluas ruang terbuka hijau di lingkungan perkotaan.

c. Reklamasi Lahan: Mengubah lahan yang terdegradasi menjadi area


hijau yang berfungsi bagi lingkungan dan masyarakat.

d. Penghijauan Lahan Kosong: Memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk


ditanami pohon atau tanaman hijau lainnya.

e. Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan: Mengintegrasikan


perlindungan ruang terbuka hijau dalam kebijakan pembangunan kota
untuk memastikan adanya keseimbangan antara pertumbuhan kota dan
pelestarian lingkungan.
Sumber : https://ojs.unikom.ac.id/index.php/wilayahkota/article/view/2139/1488

2. Banjir

a. Penyebab Permasalahan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Hanifah Dwi Nirwana


menyebutkan, kejadian banjir kala itu dipicu beberapa faktor, antara lain curah
hujan yang luar biasa tinggi atau anomali curah hujan, pasang air laut,
sedimentasi sungai, dan alih fungsi lahan..

Banjir kala itu tidak hanya menggenangi Banjarmasin yang berada di


bagian hilir Sungai Martapura, tetapi juga menggenangi 10 kabupaten/kota di
daerah hulu sungai tersebut, seperti Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar,
Barito Kuala, Tanah Laut, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah,
Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong.

b. Akibat Permasalahan

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Fathimatuzzahra, di Banjarbaru,


Kamis (13/4/2023), sempat menyampaikan, luas lahan kritis di Kalsel yang
ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2013 seluas
642.580 hektar (ha). Dengan gerakan revolusi hijau, luas lahan kritis
berkurang menjadi 511.594 ha (2018), kemudian menjadi 458.478 ha pada
2022. Dan ketahanan pada waktu itu juga tidak siap. Sungai Banjarmasin
sudah banyak yang dangkal dan tertutup sehingga air lambat turun. Menurut
Husni, Banjarmasin yang dijuluki ”Kota Seribu Sungai” sebetulnya sudah
tidak begitu banyak lagi sungainya. Banyak sungai di Banjarmasin sudah
tertutup bangunan, tersumbat sampah plastik, dan mengalami pendangkalan
karena tinggi sedimentasi.

c. Solusi Permasalahan

A. Langkah pertama, mengembalikan fungsi sungai sebagaimana mestinya


dan menjaga sungai yang ada di Kota Banjarmasin, termasuk drainase, dengan
melakukan revitalisasi dan normalisasi sungai

B. langkah kedua, pengelolaan sampah yang baik juga perlu dilakukan agar
tidak ada lagi kebiasaan membuang sampah sembarangan ke sungai.

C. langkah ketiga untuk bangunan rumah di pinggir sungai harus berbentuk


rumah panggung.

D. Langkah keempat, pihaknya juga sudah menyampaikan ke Dinas


Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Banjarmasin agar tidak
merekomendasikan pembangunan perumahan di bantaran sungai, karena memang
daerah tersebut sangat rawan akan terjadinya bencana banjir rob.

Sumber : https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/05/11/bencana-
mengancam-banjarmasin-saat-sungai-dilupakan
3. Penurunan tinggi permukaan tanah
a. Penyebab Permasalahan
berdasarkan penelitian para ahli ada empat jenis penurunan muka tanah.
Pertama, akibat ekstraksi air tanah, kedua akibat beban konstruksi, ketiga
akibat konsolidasi alami tanah aluvium dan terakhir karena struktur tanah.
Dari empat faktor penyebab penurunan tanah itu lanjutnya, paling dominan
akibat ekstraksi atau pengambilan air tanah yang sangat berlebihan.
b. Akibat Permasalahan
Kepala Bidang (Kabid) Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (DPUPR) Kota Banjarmasin Hizbul Wathony
memaparkan, ditemukan fakta terjadi penurunan permukaan tanah di
sebagian wilayah Kota Banjarmasin.
Menurutnya, penurunan permukaan tanah rata- rata terjadi sekitar 3
centimeter setiap tahunnya.Ia menjelaskan dari hasil penelitian itu, sebagian
besar permukaan tanah yang mengalami penurunan berada di wilayah
kecamatan Banjarmasin Selatan.
Ia menyebutkan, para pakar berpendapat penurunan permukaan tanah ini
merupakan salah satu sebab terjadi genangan air jika terjadi banjir atau curah
hujan dengan intensitas tinggi.
c. Solusi Permasalahan
1. Penggunaan ABT
Mengatasi penurunan permukaan tanah sebisa mungkin memanfaatkan
penggunaan Air Bawah Tanah (ABT) secara efisien.
2. Penerapan Injeksi Air Tanah
Injeksi air tanah adalah kegiatan yang dilakukan aktifitas manusia dengan cara
memasukan air ke tanah dengan metode gravitasi ataupun pompa.
3. Membuat Sumur Resapan
Sumur resapan adalah sebuah cara untuk menampung dan mengelola air
dengan cara membuat lubang pada permukaan tanah. Tujuan pembuatan
sumur resapan adalah untuk menampung air hujan kemudian akan dialirkan ke
dalam tanah.
4. Menerapkan Prinsip Rainwater Harvesting
Rainwater harvesting merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan air yang berasal dari air hujan lalu dimanfaatkan kembali
untuk diolah menjadi air bersih layak pakai.
5. Penerapan Ruang Terbuka Hijau
Penerapan ruang terbuka hijau ini diharapkan dapat mencegah terjadinya
banjir dan dapat meningkatkan efisiensi dari air tanah. Selain itu diharapkan
dapat memberikan ruang interaksi sosial bagi masyarakat.
Sumber : https://kalimantanpost.com/2021/12/permukaan-tanah-di-
banjarmasin-turun-3-cm-tahun/

Anda mungkin juga menyukai