PROPOSAL
Disusun Oleh:
BANJARMASIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan masalah sosial yang menjadi lingkaran setan bagi negara – negara
bernaungnya. Sebagai seorang anak yang belum layak untuk bekerja, tentu
saja dunia kerja yang keras dan jalanan yang penuh dengan bahaya akan
besar, begitu juga dengan Kota Banjarmasin. Apabila kita lihat dari aspek
yang seharusnya mereka peroleh. Kondisi anak jalanan yang harus bekerja di
jalanan secara tidak langsung telah menghilangkan hak – hak yang seharusnya
1
menangani upaya permasalahan tentang anak jalanan. Namun seiring dengan
anak jalanan.
Anak jalanan adalah mereka yang belum berusia 16 tahun yang terlibat
2001) Pada umur tersebut secara umum seorang anak seharusnya masih
berada dalam dunia pendidikan antara tingkat sekolah dasar sampai sekolah
lanjut atas dan masih dalam tanggung jawab orang tua. Definisi lain, menurut
UNICEF (1986) yang dikutip oleh Lusk dalam Journal of Sociology & Social
mempunyai resiko tinggi (children at high risk), Anak yang bekerja di jalan
(children on the street) dan anak yang hidup di jalan (children of the street).
anak jalanan secara nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak. Pada tahun 2010
anak. Pada tahun yang sama, anak yang tergolong rawan menjadi anak jalanan
berjumlah 10,3 juta anak atau 17,6% dari populasi anak di Indonesia, yaitu
hak – hak setiap anak yang ada di Kota Banjarmasin agar dapat hidup, tumbuh
dan berkembang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta sebagai
2
pelaksana tanggung jawab pemerintah daerah (Undang – Undang
tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya, tidak terkecuali anak
anak.
merdeka, masjid raya, masjid jami, pasar sudimampir, pasar lama dan
kampus yang ada di Kota Banjarmasin. Bahkan fenomena yang sedang marak
terjadi adalah menjamurnya badut jalanan yang dapat kita jumpai di sepanjang
kota. Mirisnya sosok dalam badut jalanan tersebut kebanyakan adalah anak
kecil yang seharusnya merasakan pendidikan yang layak dan dapat bermain
terbagi menjadi 2, yaitu (a) program penanganan pendidikan dan (b) program
ini dilakukan untuk memberikan pelatihan dan rehabilitasi bagi anak jalanan
3
yang sudah terjaring razia oleh Satpol PP, yang nantinya akan diberikan bekal
suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di
digunakan semata – mata sebagai perantara anak jalanan dengan pihak – pihak
suasana pusat realisasi dan sosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan
sedang bermasalah. Selain itu, rumah singgah juga diharapkan menjadi ruang
komunikasi yang harmonis antara anak dan pihak yang menaruh perhatian
4
pengetahuan, serta kesempatan untuk bermain bersama – sama dengan anak –
Basirih. Rumah Singgah “Baiman” ini dibangun pada tahun 2010 dan dikelola
gelandangan, pengemis, anak jalanan dan orang sakit jiwa. Pembinaan dan
untuk memberikan pelatihan dan rehabilitasi bagi anak jalanan yang sudah
terjaring razia oleh pihak Satpol PP yang nantinya mereka akan diberikan
bekal dengan berbagai pelatihan sebagai bentuk penanganan agar mereka tidak
Singgah “Baiman” ini diduga tidak berjalan dengan efektif untuk mampu
mengatasi bahkan untuk mengurangi angka anak jalanan yang ada di Kota
Banjarmasin.
22 orang. Pada tahun 2013 berjumlah 79 orang dan yang terbina hanya sekitar
2014 sebanyak 89 orang dan terus meningkat menjadi 149 orang pada tahun
No Kecamatan Jumlah
5
1. Banjarmasin Selatan 44 orang
Banjarmasin)
membawa dampak positif bagi banyak pihak, baik bagi penerima manfaat,
jumlah anak jalanan, memperoleh keamanan dan jauh dari rasa was – was
beberapa masalah yang dihadapi oleh Dinas Sosial Kota Banjarmasin. Mulai
singgah dengan waktu singkat yang dirasa tidak seimbang dengan kehidupan
anak jalanan yang bertahun – tahun hidup di jalan. Selain itu, terjadi
6
kecenderungan program ini tidak efektif. Ketika pembinaan selesai dilakukan
Maka dari itu, hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian
untuk melihat apakah program pembinaan dan rehabilitasi anak jalanan oleh
tersebut efektif dan melihat faktor apa saja yang menghambat dalam proses
optimal. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan gelandangan dan pengemis
tahun 2016 ada sebanyak 71 orang dan berkurang menjadi 70 orang pada
tahun 2017. Namun pembinaan yang dilakukan pada rumah singgah belum
7
sulitnya melakukan pembinaan di Rumah Singgah karena sifatnya yang
oleh Dinas Sosial. Dinas Sosial yang tidak dapat memberikan modal
Selain itu, lokasi penelitian yang sama, yaitu Dinas Sosial Kota
dari penelitian ini yaitu pada fokus masalah yang diambil oleh peneliti,
pada Rumah Singgah “Baiman” yang dikelola oleh Dinas Sosial Kota
Banjarmasin.
2. Dian Permata Sari dan Titik Sumarti, 2017 dalam Jurnal yang berjudul
8
program menunjukan bahwa program pemberdayaan anak jalanan di
Britania dan Kalvin Edo Wahyud (2021) dalam jurnal berjudul Efektivitas
motivasi yang dimiliki anak jalanan, rasa malas belajar, serta kurangnya
9
Persamaan penelitian yang dilakukan Biru Bara Nirvana Cahyadhi,
efektivitas program yang berbeda. Pada penelitian Biru Bara Nirvana dkk
dkk. (2008:262).
yang terdiri dari 3 indikator yang ditunjukan untuk anak jalanan, orang tua
anak jalanan dan masyarakat memang sudah cukup efektif. Karena anak
jalanan yang menjadi sasaran dari program penanganan anak jalanan ini
Sedangkan untuk orang tua anak jalanan sendiri diberikan modal usaha
10
agar tidak memberi uang kepada anak jalanan agar anak tersebut tidak
dari penelitian ini dengan yang peneliti lakukan yaitu lokasi penelitian
secara khusus untuk anak jalanan, program yang tidak berkelanjutan serta
dari penelitian ini yaitu dari fokus masalah yang diambil oleh dari
11
Penanganan Anak Jalanan Pada Rumah Singgah “Baiman”. Pada
6. Budi Hasanah, Liza Diniarizky Putri (2018), dalam jurnal yang berjudul
jalanan dan jumlah anak jalanan semakin meningkat. Selain itu, kurangnya
karena tidak ada dana dan kurangnya SDM dan kurangnya keseriusan
objek yang diteliti. Perbedaan dari penelitian ini dari segi lokasi penelitian
12
Table 2. Penelitian Terdahulu
pengaruh banyak.
13
Bogor Bogor hubungan dengan tingkat
perubahan pengetahuan.
rendah.
14
UPN Veteran jalanan itu sendiri.
efektif tersebut
mengakibatkan tumbuh
kesejahteraan sosial.
15
tentang program penanganan
anak jalanan.
Asmorowati, Kebijakan
kebijakan tersebut.
16
Pemerintahan Development di Kota diupayakan oleh pemerintah
semakin meningkat.
Banjarmasin?
Banjarmasin?
17
Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Banjarmasin.
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
18
pemerintahan sebagai landasan evaluasi (think again) dan perbaikan di
lapangan.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
19
Pelayanan dikatakan tidak berwujud berarti pelayanan itu hanya
dapat dirasakan. Oleh karena itu, Kotler dan Keller (2012: 358)
oleh pengguna.
20
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan berdasarkan
pelayanan yang responsive dan sesuai dengan aspirasi dan dinamika lokal.
21
2.1.2 Prinsip – Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik
kesepakatan.
berkepentingan.
oleh masyarakat.
22
2.1.3 Standar Pelayanan Publik
1) Perubahan mindset,
23
2.1.4 Faktor Penghambat Pelayanan Publik
dengan tujuan pelayanan yang ada pada Rumah Singgah terletak pada
3) Lemahnya pengawasan
2.2 Efektivitas
berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata
24
1) Ketepat sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat
ditetapkan sebelumnya.
program.
sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
25
dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,
dicapai.
rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai,
maka usaha atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif.
Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai
sesuai dengan apa yang direncanakan maka hal itu dapat dikatakan
tidak efektif.
26
Duncan dalam Richard M. Steers (1985:53) mengemukakan
dan prasarana.
kefektifan, yaitu:
27
Sedangkan Etzioni dalam Waluyo (2007) mengemukakan
dengan lingkungannya.
pertumbuhan penjualan.
28
4) Inovasi dengan indikator: waktu yang digunakan untuk
pelayanan.
ditetapkan (outcome) baik hasil sementara dan hasil akhir. Result data
dan hasil akhir. Cost effectiveness data biasanya hanya tersedia pada
29
perencanaan kebijakan dan untuk tujuan pelaporan pengukuran
kinerja.
pertanyaan penilian yang paling sulit dari semua yaitu: apa yang
terjadi dengan klien sebagai hasil dari partisipasi dalam program dan
apa yang tidak akan terjadi jika tidak adannya program? Untuk
Anak Jalan oleh Dinas Sosial Pada Rumah Singgah “Baiman” Lingkar
peneliti.
30
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah
terurus dan tingkat mobilitas yang tinggi dari satu tempat ke tempat
yang lain.
street child are those who have abandoned their homes, school and
immediate communities before they are sixteen years of age and have
drifted into a nomadic street life. Anak jalanan adalah anak – anak
18 tahun, termasuk dalam kandungan sang ibu”. Dalam hal ini yang
31
dewasa atau belum menikah. Departemen Sosial RI (2005:5), Anak
orangtuanya/keluarganya lagi.
32
c. Children in the street atau children from the families of the street
kehidupan kota yang keras, tidak bersahabat dan tidak kondusif bagi
proses tumbuh kembang anak. Tetapi, lebih dari itu mereka juga
lainnya. Hal inilah yang membuat anak jalanan memiliki ciri dan
3) Nekat tanpa dapat dipengaruhi secara mudah oleh orang lain yang
ingin membantunya.
33
4) Tidak berbeda dengan anak – anak lainnya yang selalu
5) Tidak mau bertatap muka dalam arti bila mereka diajak bicara,
umumnya.
yang bergerak dalam bidang perlindungan anak pada tahun 1996, ada
informal).
34
terhadap masa depan mereka, mengingat anak adalah asset masa depan
bangsa.
1) Kesulitan keuangan.
2) Tekanan kemiskinan.
35
2.3.4 Model Penanganan Anak Jalanan
36
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta perlindungan (Silva,
1996).
sebagai berikut:
37
Fokus dari bimbingan sosial masyarakat adalah
tinggal yang ditempati dalam waktu yang tidak lama. Sedankan secara
tempat tinggal, pusat kegiatan dan pusat informasi bagi anak jalanan.
38
selanjutnya, oleh karena itu penting menciptakan rumah singgah
39
mewujudkan hak – hak anak telah dikeluarkan UU No. 4 tahun 1979
pendapat para ahli mengenai teori – teori yang berhubungan dengan fokus
penelitian dan lokus penelitian, sebagai dasar dan pedoman ini sesuai dengan
mengemukakan teori – teori dari para ahli yang selanjutnya akan ditetapkan
sudah terjaring razia oleh pihak Satpol PP yang nantinya akan ditampung pada
40
Rumah Singgah Baiman untuk diberikan pembekalan berupa pelatihan sebagai
dkk. Peneliti menggunakan teori ini karena peneliti menganggap teori ini
peneliti.
1. Effort (Upaya)
dengan Dinas Sosial selaku pengelola Rumah Singgah Baiman dan pihak –
41
yang dikeluarkan Dinas Sosial untuk operasional Rumah Singgah
optimal.
3. Result (Hasil)
program dapat mencapai hasil yang diinginkan. Hasil ini dapat dipantau
penelitian ini, maka hasil yang diharapkan yaitu anak jalanan yang
terapkan ketika sudah keluar dari rumah singgah baiman dan tidak kembali
ke jalan.
penelitian ini, maka besaran biaya yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial
jalanan di rumah singgah baiman. Hal ini dilihat dari tercapainya semua
42
hasil yang diharapkan dengan menggunakan dana yang telah disediakan
atau direncanakan.
5. Impact (Dampak)
Peraturanyang
penelitian ini, dampak Daerahdirasakan
Kota Banjarmasin
adalah untuk mengurangi angka
Nomor 12 Tahun 2014 Tentang
Penanganan Gelandangan dan
anak jalanan yang ada di Kota
Pengemis SertaBanjarmasin,
Tuna Susila memberikan pekerjaan yang
Menurut Kettner, dkk.
(2008:262)
lebih layak
terdapat 5
bagi anak jalanan, mengembalikan hak –faktor hak anak jalanan
penghambat
kriteria dalam mengukur dalam proses
Efektivitas Pelaksanaan Program penanganan anak
yang hilang dan meningkatkan
efektivitas program : tarafMelakukan
Dinas Sosial Dalam hidup anak jalananjalanan di Rumah
Effort (Upaya) Penanganan Anak Jalanan Pada Singgah “Baiman”
Cost-Effeciency (Efesiensi
Rumah Singgah “Baiman”
Agar kerangka berpikir diatas Lingkar
dapat lebih jelas dan lebih
Lingkar Basirih mudah
Dinas
Biaya) Basirih Kota Banjarmasin Sosial Kota
Result (Hasil)
Cost-Effectiveness Banjarmasin.
dipahami, peneliti mencoba menggambarkan kerangka berpikir ke dalam
(Efektivitas Biaya)
Impact (Dampak)
gambar di bawah ini: Hasil Output
Mengurangi angka anak jalanan di
Kota Banjarmasin
Memberikan pembinaan dan rebilitasi
yang optimal bagi anak jalanan
Mengembalikan hak anak jalanan
yang hilang
Menjadi bekal untuk pekerjaan yang
Gambar
lebih layak 1. Kerangka Pemikiran
43
2.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan singkat yang disimpulkan dari
kerangka pemikiran atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian dan masih harus diuji
kebenarannya karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta emperis yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010).
44
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian haruslah tepat dan sesuai dengan objek studi pada ilmu yang
bersangkutan. Ditinjau dari objek studi ilmu – ilmu yang bersangkutan serta
Kota Banjarmasin.
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik
kombinasi). Hal ini sejalan dengan pendapat Erickson dalam Sugiyono (2018)
bahwa metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati – hati apa yang terjadi,
42
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dikarenakan
penelitian ini menggunakan ilmu pengetahuan sosial sebagai objek studi ilmu
yang bersangkutan, dimana ilmu pengetahuan sosial akan sangat sulit di ukur
dalam bentuk angka dan harus melalui analisis lebih lanjut. Selain itu, sumber
pengumpulan data berupa dokumen yang dimiliki baik dari surat kabar,
dokumen pemerintah yang dalam hal ini adalah milik Dinas Sosial Kota
di Rumah Singgah “Baiman”. Daya yang diperoleh dalam penelitian ini lebih
banyak berupa kata – kata yang merupakan gambaran dari kondisi yang
sebenar – benarnya dan berbentuk gambar yang merupakan hasil dari proses
3. 2 Tipe Penelitian
lembaga, masyarakat dan lainnya berdasarkan pada fakta – fakta yang ada di
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu
43
rangka menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang menyangkut
keadaan pada waktu yang sedang berjalan. Penelitian deskriptif tidak hanya
memiliki kekuatan untuk mengontrol hal – hal yang sementara terjadi dan
hanya dapat mengukur apa yang ada. Maka dari itu kegiatan penelitian ini
yaitu:
Kekerasan.
44
3.3.2 Data Sekunder
dokumen.
dan dokumentasi.
45
kesimpulan tentang kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengetahui
Banjarmasin.
2. Wawancara
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
tetapi hanya berupa poin – poin pokok yang akan ditanyakan pada
3. Dokumentasi
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Dokumen tidak hanya
46
catatan peristiwa saat ini dan yang akan datang, namun juga catatan
dimasa lalu. Data – data yang didapat peneliti dapat berupa gambar,
maupun tabel dari Kantor Dinas Sosial Kota Banjarmasin maupun Rumah
Singgah.
Miles dan Huberman (1984) terdiri atas: data reduction, data display dan
berikut:
sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru
data.
wawasan yang tinggi. Maka bagi peneliti, dalam melakukan reduksi data
dapat mendiskusikannya dengan teman atau orang lain yang dipandang ahli.
Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat
47
mereduksi data – data yang memiliki temuan dan pengembangan teori yang
signifikan.
dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik dan sejenisnya. Lebih dari itu,
data for qualitative research data in the past has been narrative text”.
mungkin juga tidak, karena sepert yang telah dikemukakan di atas bahwa
baru yang sebelumnya belum pernah ada temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas atau gelap
48
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubugan kausal atau
Verifikasi/Penarikan
Reduksi Data Kesimpulan
Gambar 2. Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman
Basirih Kota Banjarmasin. dilaksanakan di dua tempat yaitu, Kantor Dinas Sosial
Banjarmasin.
Dinas Sosial Kota Banjarmasin beralamat Jln. Ir. PHM Noor, Kelurahan
Singgah “Baiman” beralamat Alun – Alun, Jl. Gubernur Soebarjo No. 26,
49
3.3 Jadwal Penelitian
dari bulan Juni hingga Oktober 2021, dengan uraian sebagai berikut:
1 Persiapan Penelitian
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan Siklus
5 III
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Laporan
50
DAFTAR PUSTAKA
di Surabaya.
Antropologi Indonesia.
51
H. M. Ramadhani, S. (2016). Peran Dinas Sosial Dalam Penanggulangan Anak
Prof. Dr. Deddy Mulyadi, M. S., Dr. Hendrikus T. Gedeona, S. M., & Muhammad
Bandung: Alfabeta.
Bandung: Alfabeta.
52
Widowati, E. (2004). Pengukuran Konsep Efektivitas Sistem Informasi :
2004.
53