Anda di halaman 1dari 37

MATERI AJAR

BAHASA INDONESIA

MENGHADAPI PSAJ

TAHUN AJARAN 2023-2024


SMK NEGERI 1 PURWOREJO
BAB 1

MAKNA KATA DAN ISTILAH

1. Makna kata
a. Sinonim
Sinonim atau padan kata ialah kata-kata yang sama atau harnpir sama artinya.
Contoh :
- actual =baru, ...
- amunisi = bahan peledak,…
- animo = hasrat,…
- dalil = aksioma,…
- diagnosis = pemeriksaan, …
- ekplorasi = survei, …
- eksklusif = khusus, …
- asli = sejati =orisinal
- cerdik = lihai = cendekia
b. Antonim
Antonim falah kata-kata yang berlawanan arti. Coba. cart antonim kata-kata berikut
ini.
Contoh :
- dinamis >< statis
- homogen >< heterogen
- kreditur >< debitur
- ekspor >< impor
- legal >< ilegal
c. Kata-kata dari dasar yang sama
Contoh
- agresi, agresif, agresor
- aktif, aktivis, akativitas
- akurasi, akurasi
- antisipasi, antisipatif
- efisien, efisiensi
- eksekusi, eksekutif
- emosi, emosional
- esensi, esensial
d. Kata-kata mirip
Contoh :
- artis, aktris, aktor
- askes, akses, astek
- berkenaan, berkenan
- bordir, bordil
- fakta, pakta
- faktual, aktual
- folio, polio
e. Homonim, homograf, homofon
1) Homonim: kata yang mempunyai beberapa arti, dan arti-arti tersebut tidak ada
hubungannya sama sekali.
Contoh :

KATA ARTI CONTOH


alas Hutan berburu di alas
Dasar menggunakan alas segitiga
Asa Harapan putus asa
satuan film film asa 100
bagi Untuk bagi saya
Belah kuenya dibagi
Bak Seperti bak bidadari
Tempat bak sampah
baku Dasar bahan baku
Saling baku hantam

2) Homograf: kata-kata yang sama tulis, tetapi ucapannya berbeda.


Contoh :
TULISAN UCAPAN ARTI
Mental [mental] jiwa
[mental] terpelanting
Seret [seret] tarik
[seret] tidak lancar
tahu [tau] mengerti
[tahu] makanan
teras [teras] bagian rumah
[teras] inti
sedan [sedan] tangis
[sedan) jenis mobil
semi [semi] tumbuh
[semi] setengah
seri [seri] jilid; sama kuat
[seri] jenis gigi
per [per] spiral
[per] tiap
3) Homofon: kata yang sama ucapannya tetapi berbeda tulisannya.
Contoh :

sangsi Ragu seni sesuatu yang indah


sanksi denda, hukunian zeni pasukan

bank lembaga keuangan sah resmi


bang Kakak syah raja

massa orang banyak syarat ketentuan


masa Waktu sarat penuh

f. Polisemi
Polisemi ialah kata yang memiliki banyak arti karena proses pengayaan makna,
sehingga arti yang satu dengan yang lain masih ada hubungannya.
Contoh:
- udara sejuk - pisau tajam - memutar roda
hatinya sejuk tajam hidung memutar uang
- memotong kue - bunga melati memutar otak
memotong gaji bunga bangsa - babi hutan
- daun pisang bunga desa membabi buta
daun pintu - kepala pusing - kopi panas
- naik sepeda. kepala sekolah panas hati
naik haji kepala kantor - jamu pahit
harga naik - kaki kuda pengalaman pahit
- jatuh dari pohon kakigunung kopi pahit (marah)
jatuh hati kaki tangan - bulan bersinar
jatuh sakit burung perkutut bulan tua
g. Hiponim
Hiponim ialah kata yang maknanya tercakup oleh kata lain yang lebih umum.
Contoh :

HIPERNIM/SUPERORDINAT HIPONIM
(kata umum) (kata khusus)
unggas itik, ayam, angsa
kayu jad, sengon. kamper
kendaraan angkutan air kapal. feri, rakit
logam mulia emas, perak, platina
alat transportasi mobil, sepeda, kereta

h. Makna denotatif dan makna konotatif


1) Makna denotatif
Makna denotatif ialah makna dasar, urnum, apa adanya, netral, tidak tercampuri
nilai rasa, dan tidak berupa kiasan.
Contoh :
- Bunga-bunga berguguran.
- Bunglon binatang mimikri.
- Mahkota ratu dihiasi permata.
2) Makna konotatif ialah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa.
Contoh :
- Pemuda itu gugur dalam pertempuran
- la berwatak bunglon.
- Dialah permata hatiku.
Makna konotasi ada yang positif, ada juga yang negatif .
Contoh :
- Konotasi positif (hormat, menyenangkan, membanggakan, enak
didengar), misalnya: suami, istri, putra, putri, grup, jaringan, rombongan,
jenazah, wafat, gugur, mohon, berkenan, abdi negara, macan Asia, kuda
hitam, bintang lapangan, bintang kelas, bunga desa, bunga kampus, kutu
buku, panjang akal, keras hati, tunanetra, tunarungu, dsb.
- Konotasi negatif (kurang hormat, atau bahkan merendahkan,
menyinggung perasaan), misalnya: bini, bunting, babujongos, sindikat,
gank, mafia, gerombolan, jorok, licik, cerewet, bebal, bodoh, binal, suap,
sogok, buaya, rentenir, penjilat, uang pelicin, istri simpanan, kuda
tunggangan, kelinci percobaan, kucing garong, kaki tangan, kutu loncat,
panjang tangan, keras kepala, buaya darat, lintah darat, dsb.

2. Perubahan makna
a. Meluas (generalisasi): cakupan makna sekarang lebih luas daripada semula.
KATA MAKNA DASAR MAKNA SEKARANG
Bapak Orang tua laki-laki/suami ibu Semua laki-laki yang lebih tua atau lebih
tinggi kedudukannya
Ibu Orang tua yang Semua perempuan yang lebih tua atau
melahirkan/isteri bapak tinggi tinggi kedudukannya
Saudara Orang yang memunyai Semua orang yang sederajat
hubungan darah
Taman Tempat bermain di luar Taman bacaan, taman kanak-kanak
ruangan
Dunia Alam semesta Dunia ilmu, dunia kedokteran, dunia maya

b. Menyempit (spesialisasi): cakupan makna sekara lebih sempit dari pada cakupan
makna semula.
Contoh :
KATA MAKNA DASAR MAKNA SEKARANG
Sarjana Orang pandai Lulusan perguruan tinggi
Madrasah Sekolahan Sekolahan islam
Pembantu Orang yang membantu Jongos, babu

c. Membaik (ameliorasi): makna sekarang lebih baik/hormat daripada semula.


Misalnya:
- wanita, putra, putri, anugerah (lebih hormat daripada: perempuan, anak laki-
laki, anak perempuan, pemberian)
- Kata lain yang juga membaik: abdi, grup, hamil, istri, suami, tunagrahita,
tunawisma, BAB (buang air besar), bersalin, jaringan.
d. Memburuk (peyorasi): makna sekarang terasa kurang hormat, terasa kasar. Misalnya:
- perempuan, bini, bunting, buruh, gerombolan (kurang halus dibanding:
wanita, Istri, hamil, karyawan, kelompok)
- Kata lain yang juga memburuk: sindikat, mafia, buaya, gank, penjilat.
e. Sinestesia: perubahan makna karena pertukaran tanggapan antara dua indra.
Misalnya :
- lagunya enak didengar (pencecap ke pendengaran)
- suaranya lembut (indera peraba ke pendengaran)
- kritik pedas (indera pencecap ke pendengaran)
- senyum manis (Indera pengecap ke penglihatan)
- kata yang kasar, halus, (indera peraba ke pendengaran)
- perseteruan yang memanas, nasihat yang sejuk, sambutan dingin,
pengalaman pahit, tatapan mtwya tajam, dsb.
f. Asosiasi: perubahan/pergeseran makna karena dikiaskan kepada hal lain yang
memiliki persaniaan sifat. Misalnya :
KATA MAKNA MAKNA ASOSIASI
Amplop Sampul surat Uang suap
Bunga Bagian dari tumbuhan Gadis cantik
Kaca mata Alat bantu baca Sudut pandang
Kursi Tempat duduk Kedudukan, jabatan

3. Makna Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu
konsep, proses, keacaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Istilah ada yang berupa kata, ada pula yang berupa idiom/ungkapan.
Idiom ialah gabungan kata yang membentuk kesatuan arti baru sehingga sering tidak
dapat ditelusuri artinya berdasarkan arti unsur pembentuknya.
Berikut ini beberapa istilah, ungkapan/idiom, dan kata umum yang perlu dipelajari arti
dan pemakainnya dalam kalimat.
 abses: peradangan/pembengkakan bernanah. Karena infeksi dari luka irisnya timbul
.
 adaptif: mudah menyesuaikan. Orang cerdas cenderung lebih  terhadap perubahan
dan perkembangan.
 adikarya: karya besar, masterpiece. Siti Nurbaya merupakan  Angkatan Balai
Pustaka.
 adipura: penghargaan kota bersih. Bogor, dan Solo pernah meraih penghargaan .
 advertensi: iklan.Surat kabar dan majalah merupakan media  yang efektif.
 advokat: pengacara/pembela. Tertuduh minta didampingi
 aerobatik: pertunjukan terbang, akrobatik udara. Di dalam  itu dipertontonkan
kehebatan pesawat-pesawat tempur milik AURI
 aeromodeling: (permainan) pesawat terbang mini.  merupakan olah ragarekreasl
yaag menyenangkan, namun mahal karena harga mesin pesawat  mencapai ratusan
ribu rupiah, dan belum lagi kalau sistem kendalinya menggunakan remote kontrol
(radio Yontrol).
 aeroponik: sistem cocok tanam di atap rumah. Keterbatasan lahan menyebabkan
orang bertanam secara .
 aerosport: olah raga dir antara. Bentuk-bentuk  adalah terjun payung, terbang
lengan gantole ataupun dengan gli er. antole: layang gantung. glider: pesawat terbang
tak ermesin, terbangnya ditarik pesawat lain.
 afdol: utama. Membaca kitab suci lebih  kalau mengerti artinya.
 aftliasi: talian, hubungan. Organisast itu tidak ber; dengan parpol.
 agrobisnis: hisnis komoditas pertanian; berwawasan bisnis. Banyak perusahaan
mendiversifikasi usahanya di bidang ~. Petani modem harus menerapkan prinsip ~.
 agroforestri: hutan pertanian/perkebunan. Pihak swasta diberi kesempatan untuk
mengelola , dalam bentuk budida kelapa sawit, sengon, kopi, dll.tanaman yang
bernilai ekonomis di kawasan hutan.
 agroindustri: industri pengolahan hasil pertanian. Industri pengalengan buah/ikan,
industri kayu lapis, dan pabrik minyak kelapa sawit merupakan conton  .
 agrokimia: kimia pertanian. Pupuk dan obat tanaman merupakm basil rekayasa di
bidang  .
 agroklimat. kajian lklim untuk kepentingan pertanian. Petani perlu memperoleh
informasi tentang ~ untuk mengetabui jenis tanaman yang tepat dibudidayakan pada
suatu tempat dam lklim tertentu.
 agronomi: limu budidaya tanaman. Ahli  meneliti tanaman-tanaman baru jenis
unggul.
 Babysitter: pramusiwi, pengasuh anak. Sebagai  ia harus sabar dan kasih sayang
pada anak
 balada: sajak yang berisi cerita. Petunjukan opera Itu membawakan sebuah  panjang
yang ditulis Linus.
 bartender: petugas/pelayan peramu/penyaji minuman keras. Ia bekerja sebagai  di
sebuah hotel.
 cagar alam: daerah yang dilindungi tanaman, hewan, dan segala. isinya. Beberapa
daerah ditetapkan sebagai  dengan maksud untuk melindungi biodiversitas
(keanelmiagaman hayati).
 cagar budaya: daerah yang dilindungi adat-istiadat dan budayanya. Bali merupakan
aerah  yang sangat memikat turis asing.
 caturwarga: keluarga ang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak. Dengan program KB
dapat diciptakan  .
 dahana: apt. Perum  adalah nama perusahaan pembuat bahan peledak.
 dampak: pengaruh. Era globalisasi membawa  positif maupun negatif.
 eksekusi: pelaksanaan putusan hakim (terutama hukuman mati); penyitaan
tanah/rumah. Terhukum akan menjalani  besok tumahnya sudah di,
 ekses: akibat sampingan yang negatif. Dalam olah raga kata-kata suporter yang
vulgar sering menimbulkan  yang berupa tawuran. suporter: penonton yang
mendukung salah satu pihak. vulgar: kasar, jorok. Tawuran: perkelahian massal.
 eksploitasi: pemanfaatan, pengurasan. Masih banyak pengusaha yang meng  tenaga
kerja tanpa memperhatikan kesejahteraan mereka.
 eksternal: (faktor) dari luar. Perkembangan organisasi bisnis ditentukan oleh faktor
internal (faktor dalam) seperti manajemen, alat-alat kerja, hubungan antarindividu,
juga oleh faktor  seperti pesaing, kebijakan pernerintah, fluktuasi harga, dll. .
 farmasi: multeknologi obat. Perkernbangan ~ telah memperpanjang harapan hidup
manusia.
 fenomena: gejala. Letusan gunung api merupakan ~ alam yang ~ samping membawa
bencana juga membawa berkah yan berupa kesuburan tanah
 fermentasi: peragian. proses ~ dalam pembuatan tempe, minuma keras dan tapai
merupakan penerapan bioteknologi yang paling tua.
 gantole: layang gantung. Melayang dengan ~ memerlukan daerah star yang tinggi,
misalnya gunung atau gedung bertingkat.
 gastronomi: tata boga: ilmu dan seni menyiapkan makanan yang baik Bisnis
katering perlu dukungan ~ .
 generatif: berkembang melalui pemyerbukan. Perkembangbiakan secara ~ diawali
dengan penyerbukan, jadilah biji ,lalu tumbuh-tanaman.
 hanggar: garasi pesawat, Prototipe N250 Gatotkoco dikeluarkan dari ~ untuk
dipertontonkan kepada masyarakat.
 hardware: perangkat keras, CPU komputer dan monitor merupakan ~, sedangkan
disket merupakan software. software: perangkat lunak.
 hereditas: keturunan. Penyakit ayan bukan disebabkan oleh faktor~
 ICU (Intensive Care Unit): UGD (Unit (Gawat Darurat). Korban kecelakaan itu
dirawat di ~ karena dalam kondisi kritis.
 in absensia: dalam keadaan tidak hadir dalam persidangan. Terdakwa tidak hadir di
persidangan, dan hakim memutuskan hukuman 15 tahun penjara dalam sidang ~.
 Industri bersih: industri yang tidak berpolusi. Industri kerajinan yang ditangani
secara manual merupakan ~. manual: dengan tangan, tidak menggunakan mesin.
 jasa raharja: jasa keselamatan, nama asuransi kecelakaan. Korban kecelakaan
mendapat santunan dari asurans ~.
 kolpataru: pohon kehidupan, penghargaan penghijauan dan lingkungan hidup. Para
pahlawan lingkungan hidup mendapat ~ dari Presiden.
 kapal fregat: kapal perang dengan gerak cepat/lincah. PT PAL Surabaya membuat
jenis ~ untuk kepentingan pertahanan laut yang lebih tangguh.
 laten: tersembunyi, terpendam. Kita harus selalu waspada terhadap adanya bahaya ~
komunis.
 leukemia: penyakit kanker darah. Penderita ~ perlu perawat khusus, termasuk cuci
darah tiap minggu.
 likuidasi: pembubaran perusahaan dengan menjual aktivan Perusahaan itu dinyatakan
pailit oleh hakim perdata sehingga harus di ~.
 makar: usaha menjatuhkan pemerintah yang sah. la diseret ke pengadilan dengan
tuduhan~
 manifestasi: pengejawantahan, perwujudan. Tepat waktu merupakan salan satu ~
disiplin nasional.
 manuver: latihan perang. Militer Cina melakukan ~ di dekat Taiwan.
 nektar: madu bunga. Madu lebah berasal dari ~ bunga yang dikumpulkan lebah.
 neurotik: gangguan saraf. Neurolog ahli dalam mengobati penyakif ~
 nomaden: tidak menetap. Banyak hutan rusak ditimbulkan oleh ulah petani ~ yang
terus-menerus berpindah tempat dan menebangi hutan.
 oceanografi: ilmu kelautan. Kajian oceanografi meliputi populasi laut, meteorologi
laut, mikrobiologi laut, budidaya laut, planktologi , d1l
 oditur militer: jaksa penuntut di pengadilan militer. Letkol Sugondo, S.H. akan
bertindak sebagai ~ dalam mengadili polisi yang salah tembak itu.
 operasi sesar: operasi untuk mengeluarkan kandungan. Wanita itu tidak bisa
melahirkan secara alami, maka dokter melakukan ~
 paradigma: kerangka berpikir atau model teori. Teori evolusi Darwin banyak
dibantah karena dianggap ada ~ yang tidak lengkap.
 paramedis: tenaga kesehatan sebagai pembantu dokter. Perawat kesehatan, perawat
rontgen, perawat anestesi, perawat gigi, bidan, kesemuanya merupakan tenaga ~.
 radiasi: penyinaran, pancaran sinar. ~ bahan nuklir seperti uranium sangat berbahaya,
namun dalam intensitas rendah dapat dimanfaatkan untuk terapi kanker. terapi:
pengobatan.
 radiolog: dokter ahli radiasi. Hasil rontgen, USG, dan CT scan, dibaca dan
diinterpretasikan oleh ~ , selanjutnya diserahkan kepada dokter yang akan memberi
terapi. interpretasi: penafsiran
 ratron: surat elektronik: surat via Pos yang dikirim melalui faks. ~ merupakan cara
pengiriman surat via Pos yang tercepat.
 sabotase: perusakan. Pasukan pemberontak melakukan ~ dengan membakar semua
aset pemerintah di daerah pinggiran kota.
 saintis: ahli Ilmu pengetahuan. ~ dari berbagai disiplin ilmu ikut dalam misi
penerbangan angkasa luar untuk mengadakan penelitian.
 salvo: tembakan penghormatan. Pemakaman prajurit itu ditandai dengan ~.
 talenta: bakat, kecakapan. Dia memiliki ~ di bidang seni kerajinan, sehingga usaha
suvenirnya maju. suvenir: cenderamata, tanda mata.
 tanah pangonan: tanah penggembalaan. Di lokasi transmigrasi banyak tersedia ~
yang memungkinkan transmigran memelihara ternak dalam jumlah yang banyak.
 USG (Ultrasonografi): alat untuk melihat organ dalam tubuh. Hasil ~ menunjukkan
bahwa la tidak hamil, tetapi tetkena tumor rahim.
 vaksin: bibit penyakit yang dilemahkan. Imunisasi dilakukan dengan jalan
menyuntikkan ~ ke dalam tubuh.
 valuta: alat pembayaran. Alat pembayaran luar negeri disebut ~ asing.
 vasektomi: operasi pemandulan pria. Dokter menyarankan agar keluarga itu
mengikuti KB lestari, apakah sang bapak dengan cara ~, atau sang ibu dengan cara
tubektomi. tubektomi: operasi pemandulan wanita.
 warakawuri: janda ABRI. Undangan itu ditujukan kepada para ~ se-Kabupaten
Gunungkidul.
 waralaba: franchise: kerja sama bisnis dalam bentuk sewa/beli merk/resep/
manajemen. Bisnis ~ dengan usaha-usaha terkenal seperti Kentucky Fried Chicken,
Pizza Hut, Mac Donald, Ayam Goreng Ny. Suharti, d1l. Dipandang memiliki
prospek lebih baik daripada membuat produk dengan formula dan merk sendiri yang
belum tentu orang mempercayainya.
 yurisprudensi: himpunan putusan hakim. Seorang hakim perlu mempelajari ~, sebab
~ dapat dijadikan pegangan dalam memutuskan suatu perkara.
 ZEEI (Zona Ekonomf Eksklusif Indonesia): wilayah perairan 200 mil dari pantai
terluar. Hak eksplorasi dan eksploitasi ~ ada pada pemerintab Indonesia.
 zeolit: mineral bekas letusan gunung berapi, ~ yang bentuknya seperti remukan
kerikil merupakan media tanam secara hidroponik. Sistem hidroponik yang
menggunakan media tanam ~ disebut sistem zeoponik.
BAB 2
PARAGRAF

1. Paragraf atau alinea merupakan bagian dari wacana yang berupa satu kesatuan.
2. Syarat-syarat paragraf yang baik adalah :
- Memiliki satu ide pokok atau satu gagasan utama.
- Antarkalimat saling bertautan atau berkoherensi sehingga membentuk satu
kesatuan.
3. Penanda koherensi dalam paragraf adalah :
a. Pengulangan kata kunci/frase kunci, yakni adanya pengulangan kata atau
kelompok kata/frase dari kalimat yang satu ke kalimat yang lain dalam satu
paragraf.
b. Kata ganti, yakni digunakannya kata kanti (orang, penunjuk) untuk menggantikan
kata yang telah disebutkan pada kalimat sebelumnya ke kalimat berikutnya.
c. Konjungsi, yakni digunakaanya konjungsi atau kata hubung untuk
menghubungkan kalimat dalam paragraf.

4. Konjungsi.
Macam-macam konjungsi adalah :
N0. Hubungan Konjungsi
1 Penguatan /tambahan Selain itu, lagi pula, demikian pula, tidak hanya...
2 Sebab-akibat Oleh karena itu, akibatnya, sebab, karena
3 Pertentangan Akan tetapi, namun, tetaoi, sebaliknya, padahal,
sedangkan
4 Tujuan Untuk itu, untuk maksud tersebut, agar
5 Konsekuensi logis Tentu saja, sudah barang tentu, kalau demikian
6 Simpulan Jadi, memang, pendk kata, dengan demikian
7 Contoh Contohnya, misalnya
8 Perurutan Kemudian. Lalu, selanjutnya, setelah itu
9 Waktu Ketika itu, saat itu, waktu itu
10 Perbandingan Seperti, umpama
11 Pemilihan Atau, bisa juga

5. Cara menentukan ide pokok atau pokok pikiran


Kalimat yang mengandung ide pokok atau pokok pikiran disebut kalimat utama.
Cara mencari ide pokok adalah dengan melihat cirinya, yaitu :
a. Ide pokok merupakan pernyataan paling umum, paling penting, atau pernyataan yang
merupakan simpulan.
b. Terdapat bagian-bagian/kata/kelompok kata yang diulang-ulang pada kalimat-kalimat
yang lain dalam satu paragraf.

6. Jenis-jenis paragraf
a. Paragraf deduktif, yakni paragraf yang letak pokok pikirannya berada pada bagian
awal. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan umum (pokok pikiran), diikuti oleh
pernyataan khusus yang merupakan kalimat penjelas.
b. Paragraf induktif, yakni paragraf yang letak pokok pikirannya berada pada bagian
akhir. Kalimat dalam paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas yang
merupakan pernyataan khusus dan diakhiri dengan simpulan yang merupakan
pernyataan umum. (pokok pikiran)
c. Paragraf campuran (deduktif-induktif)
Letak pokok pikiran pada paragraf ini berada pada bagian awal paragraf dan
ditegaskan lagi pada bagian akhir paragraf.
d. Menyeluruh. Pokok pikiran paragraf ini berada pada seluruh isi paragraf (inti paragraf)
BAB 3
SIMPULAN

Teknik pengambilan simpulan dalam sebuah karanga meliputi :


1. Deduktif
Berpikir deduktif bertolak dari suatu pernyataan umum menuju ke hal hal yang
bersifat khusus;
a. Silogisme
Silogisme dimulai dengan mengemukakan pernyataan umum (premis
umum/premis mayor), diikuti penyataan khusus (premis khusus/premis minor),
lalu menarik kesimpulan terhadap hal yang khusus tadi.
Contoh:
Binatang menyusui berkembang biak dengan cara melahirkan anak (premis
umum).
Ikan paus adalah binatang yang menyusui anaknya (premis khusus).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ;
ikan paus juga berkembang biak dengan cara melahirkan anak. (simpulan)
b. Akibat  sebab-sebab
Cara berpikir ini bertolak dari suatu akibat, lalu kita telusuri sebab-sebabnya.
Contoh:
Di mana-mana banjir. Bagaimana tidak, hutan ditebangi. Bantaran
sungai dibangun rumah. Selain itu, banyak sampah menutupi saluran
air.
c. Sebab  akibat-akibat
Cara berpikir ini bertolak dari suatu sebab lalu kita telusuri kemungkinan akibat-
akibatnya.
Contoh:
Suku bunga Bank Sentral AS naik dari 4,5% menjadi 5%. Dolar yang
beredar di pasar akan banyak terserap ke bank oleh kebijakan ini. Nilai
dolar AS terhadap mata uang asing lainnya dipastikan akan naik.
Rupiah tentunya akan mengalami tekanan.

2. Induktif
Berpikir induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus menuju
kepada kesimpulan umum.
a. Generalisasi
Penyajian fakta-fakta/gejala-gejala/kejadian-kejadian yang bersifat khusus untuk
rnengambil kesimpulan umum.
Contoh:
- Besi adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Baja adalah jenis logam, jika
dipanaskan memuai. Tembaga adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai.
Kesimpulan: semua jenis logam jika dipanaskan memuai.
- Tiba-tiba terjadi gempa hebat, lalu air surut hingga beberapa ratus meter dalam
beberapa menit. Bau garam terasa menyengat. Awas, tsunami!
b. Sebab-sebab  akibat
Penyajian sejumlah sebab menuju simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
- Produksi nasional meningkat dan menggembirakan selama pelita I dan 11.
Pertanian, perdagangan. industri, dan komunikasi dapat direhabilitasi dan
dikendalikan. Ekspor kayu dan minyak mendatangkan milyaran dolar AS.
Posisi ekonomi Indonesia makin kuat. Oleh karena itu wajarlah kalau
Indonesia berani menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang
lunak untuk membiayai pembangunan.
c. Akibat-akibat  sebab
Penyajian sejumlah akibat menuju simpulan yang berupa sebab.
Contoh:
- Kemarin Amir tidak masuk sekolah. Hari ini pun tidak. Tadi pagi ayahnya
pergi ke apotek membeli obat. Kemungkinan besar Amir sakit.
- Sebuah truk masuk jurang setelah sebelumnya menabrak tiang listrik hingga
roboh. Kecelakaan yang terjadi pada malam hari itu membuat aliran listrik
putus. Truk berrnuatan pasir itu ringsek dan tiga penumpangnya luka parah.
Kelakaan tunggal itu terjadi karena karena remnya blong.
d. Sebab-akibat berantai
Sebab menimbulkan akibat, akibat ini menimbulkan akibat selanjutnya, demikian
seterusnya.
Contoh:
- Harga BBM dinaikkan karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya,
dengan harapan ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga BBM naik,
tentu biaya angkutan pun naik. Jika biaya angkutan naik pasti harga barang
pun naik pula. Naiknya harga barang terasa berat bagi rakyat berpenghasilan
rendah. Oleh karena itu kenaikan harga barang harus diimbangi dengan upaya
untuk menaikkan pendapatan rakyat.
e. Analogi
Pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua hal memiliki beberapa
kesamaan, maka dalam aspek lain pun memiliki kesamaan.
Contoh:
- Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari,
bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-juta beredar dengan teratur seperti
teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama
tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya. yaitu manusia yang pandai, teliti,
dan bijaksana. Alam yang maha besar dan beredar rapi sepanjang masa ini
tentu juga ada penciptanya, yakni Yang Mahapandai, Mahateliti, dan
Mahabijaksana.

3. Campuran (Deduktif-induktif)
Pola ini bertolak dari suatu pernyataan umum, diikuti penjelasan (alasan, bukti. contoh,
data/fakta) yang bersifat khusus, lalu kembali merumuskan simpulan umum sebagai
penegasan.
Contoh:
- Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sungguh penting.
Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada sesamanya.
Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan
memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada sesamanya. Bahkan
dengan bahasa pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan
demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.
BAB 4
KALIMAT

Kalimat merupakan satu jenis kesatuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh dan
lengkap.
Jenis-jenis kalimat :
a. Berdasarkan bentuknya :
1) Kalimat inti, yakni kalimat yang menjadi dasar dari struktur suatu bahasa dan
merupakan bentuk yang paling sederhana dari sebuah kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti adalah :
a) Terdiri atas dua kata
b) Mengandung unsur subjek (S) dan predikat (P) (bukan P – S)
c) Intonasi netral (berita)
d) Berupa kalimat aktif.
Contoh kalimat inti :
No Kalimat Kalimat inti/inti kalimat (S-P)
1 Mereka datang dari desa Mereka datang
2 Pemakamannya tadi pagi Pemakamannya tadi
3 Roda truk itu enam buah Roda enam
4 pemandangan alam itu sangan Pemandangan indah
indah

2) Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa (S-P) yang
dapat diperluas dengan objek maupun keterangan.
Contoh :
- Anak itu sedang menyervis mobil (S-P-O)
- Mekanik memperbaiki sepeda motor di bengkel (S-P-O-K)
- Putraku berdagang mobil setiap hari. (S-P-Pel-K)

3) Kalimat majemuk, yakni kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Ciri
kalimat ini adalah adanya 2 atau lebih unsur S dan P .
Contoh :
- Andi sedang memperbaiki kulkas ketika Asmi datang.
S P O K
S P
- Rita menggoreng ikan kemudian memakannya
S P O (S) P O

4) Kalimat inversi, kalimat yang jabatan predikatnya mendahului subjek.


Contoh :
- Keluarlah mereka dari penjara
P S K
- Pergilah kamu dari hadapanku
P S K
b. Berdasarkan isi/tujuannya :
1) Kalimat perintah, yakni kalimat yang menghendaki respon berupa tindakan.
Berdasarkan penyampaiannya, kalimat perintah dibedakan atas kalimat perintah
halus dan kalimat perintah kasar. Kalimat perintah halus ditandai oleh:
a) intonasi yang lemah,
b) penghilangan tanda seru,
c) pemakaian partikel lah,
d) pemakaian kata penghalus: maaf, tolong, sebaiknya, seyogianya, silakan,
mohon, sudilah kiranya, dsb.,
e) pemakaian struktur kalimat tanya. Kalimat perintah yang kasar tidak
menggunakan partikel maupun kata penghalus serta intonasinya keras.
Menurut isinya, kalimat perintah dibedakan atas:
a) Perintah biasa/suruh: dipakai di antara orang yang sudah akrab, atau yang
tua/tinggi kepada yang muda/rendah
Contoh : Ambilkan palu itu !
Bukalah kulkas itu !
b) Ajakan: menggunakan kata ayo, mari
Contoh : Ayo kita servis motor ini !
Mari kita salat berjamaah !
c) Permintaan: dipakai di antara orang yang setara, atau yang tinggi/tua kepada
yang rendah/muda agar orang tersebut melakukan sesuatu. Kata yang dipakai
untuk membuat kalimat ini adalah kata minta.
Contoh :
- Kami minta kalian segera merapikan semua peralatan praktik !
- Saya minta Anda berkenan memaafkan semua kesalahan saya !
d) Harapan/permohonan: dipakai oleh yang rendah/muda untuk meminta kepada
yang tinggi/tua. Kata yang dipakai untuk membuat kalimat ini adalah harap
ataau mohon
Contoh :
- Saya harap Anda bersedia memperbaiki kulkas saya !
- Saya mohon Bapak bersedia menjadi narasumber di seminar
besok !
e) Saran: berisi saran atau masukan terhadap sesuatu. Kata yang dipakai antara
lain adalah sebaiknya, seyogyanya, saran. (saran saya...)
Contoh :
- Saya sarankan Anda pulang sekarang juga !
- Saran saya, segeralah anda pergi ke dokter !
f) Perintah larangan: yakni berisi larangan agar seseorang tidak berbuat sesuatu.
Kalimat perintah yang mengandung kata jangan, dilarang.
Contoh :
- Jangan memotong pembicaraan orang lain !
- Dilarang mencontek !
g) Sindiran: berisi perintah yang bersifat menyindir (tidak benar-benar
memerintah)
Contoh :
- Pukullah saya supaya kamu puas !
- Tidurlah terus, tidak usah bangun-bangun !

2) Kalimat tanya adalah adalah kalimat yang menghendaki respon berupa jawaban
dari lawan bicara/orang yang ditanya.
Ciri-ciri kalimat tanya adalah :
a) Menggunakan kata tanya
Jenis-jenis kata tanya adalah :
- Siapa
- berapa
- Apa
- Di mana
- Dengan apa
- Mengapa
- Bagaimana
- Bila mana/kapan
b) Diakhiri tanda baca berupa tanda tanya (?)
c) Intonasi naik (untuk bahasa lisan)
Jenis-jenis kalimat tanya
a) Kalimat tanya untuk menggali informasi
Informasi yang dapat digali untuk membuat kalimat tanya jenis ini bisa
berasal dari informasi lisan dan tulis. Kalimat tanya jenis ini bisa dibuat
dengan menggunakan semua jenis kata tanya asalkan jawabannya berupa
informasi.
Contoh :
- Siapakan nama korban kecelakaan lalulintas itu?
- Kapankah waktu yang efektif untuk belajar ?
- Bagaimana agar belajar kita efektif ?
b) Kalimat tanya konfirmasi/klarifikasi
Kalimat tanya konfirmasi atau klarifikasi adalah kalimat tanya yang
bertujuan kembali persoalan, hal, atau informasi yang sebenarnya sudah
diketahui. Konfirmasi atau klarifikasi dimaksudkan untuk mengetahui atau
meyakinkan kebenaran pemahaman yang telah dimiliki, sehingga kalimat
tanya jenis ini hanya menghendaki jawaban “ya” atau “tidak”.
Jenis kata tanya yang bisa dipakai adalah kata taanya “apa” dengan jawaban
“ya” atau ‘tidak”. Dan dapat juga dengan menggunakan partikel “kah”
Contoh :
- Apakah benar telah terjadi kecelakaan lalu lintas di tempat ini?
- Benarkah korban itu bernama Paijo?
- Sudahkah kamu sholat ?
c) Kalimat tanya retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak menghendaki
jawaban secara langsung. Kalimat bercirikan : tidak memerlukan jawaban dan
bertujuan memberikan motivasi, semangat, serta menggugah kesadaran.
Contoh :
- Relakah kita bila generasi muda kita dirusak oleh narkoba ?
- Maukah kalihan menjadi korban kebodohan ?
d) Kalimat tanya tersamar
Kalimat tanya tersamar adalah kalimat yang memiliki ciri-ciri
sebagaimana halnya kalimat tanya, namun kalimat tanya jenis ini tidak
menghendaki respon berupa jawaban. Respon yang dikehendaberupa tindakan.
Tujuannya adalah untuk memperhalus ucapan.
Contoh :
- Bersediakah kamu membantu ibu mengantarkan pesanan ini ?

3) Kalimat berita, adalah kalimat yang berisi informasi atau pemberitahuan. Ciri
kebahasaan kalimat ini adalah dalam bahasa tulis diakhiri tanda baca berupa tanda
titik (.). sedangkan dalam bahasa lisan, intonasi kalimat ini berakhir dengan
intonassi sedang/datar.
Contoh kalimat berita :
- Pemerintah sedeang berusaha meningkatkan taraf hidup kaum miskin.
- Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan Anda pada bengkel kami.

c. Kalimat efektif dan tidak efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, padat, lengkap, dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat. Dalam kalimat efektif dituntut oleh beberapa
ketepatan, yakni ketepatan pilihan kata, bentuk kata, pola kalimat, maupun makna
kalimat. Dengan demikian, kalimat yang tidak memenuhi ketepatan pilihan kata,
bentuk kata, maupun maknanya disebut kalimat tidak efektif.
Sebab-sebab terjadinya ketidakefektifan kalimat diantanya adalah :
1) Makna tidak logis atau tidak sepadan
Contoh :
 Saya saling berjabat tangan. (tidak efektif)
Kami saling berjabat tangan. (efektif)
2) Bentuk kata tidak sejajar
Contoh :
 Ia membeli buku itu karena telah diketahui bahwa buku itu bagus. (tidak
efektif)
 Ia membeli buku itu karena telah mengetahui bahwa buku itu bagus. (efektif)
3) Pleonasme/berlebihan
Contoh :
 Para hadirin sekalian dimohon berdiri. (tidak efektif)
Hadirin dimohon berdiri. (efektif)
 Beberapa orang-orang menghampiri kerumunan itu. (tidak efektif)
Beberapa orang /orang orang menghampiri kerumunan itu. (efektif)
4) Kontaminasi/rancu/makna ganda
Contoh :
 Mereka menundukkan badan ketika pejabat itu datang. (tidak efektif)
Mereka menundukkan kepala ketika pejabat itu datang. (efektif)
5) Salah nalar
Contoh :
 Mobil itu mau dijual (tidak efektif)
Mobil itu akan dijual. (efektif)
 Yang membawa HP harap dimatikan. (tideak efektif)
HP harap dimatikan. (efektif)
6) Adanya kata depan yang tidak perlu
Contoh :
 Kepada siswa kelas XII dimohon berkumpul di lapangan. (tidak efektif)
Siswa kelas XII dimohon berkumpul di lapangan. (efektif)
 Desa di mana dia dilahirkan sedang dilanda banjir. (tidak efektif)
Desa tempat ia dilahirkan sedang dilanda banjir. (efektif)
7) Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
 Para tamu undangan sudah pada hadir. (tidak efektif)
Para tamu undangan sudah hadir. (efektif)
BAB 5
RINGKASAN

Ringkasan merupakan bentuk singkat/pendek dari sebuah karangan yang panjang.


Penyajian dalam bentk singkat/pendek itu karena bagian-bagian yang kurang penting yang
terdapat dalam karangan yang pinjang dibuang, sehingga hanya tinggal bagian-bagian yang
penting.
Yang harus diingat bahwa isi ringkasan tidak boleh menyimpang dari bentuk aslinya.
1. Teknik meringkas
a. Membaca naskah asli
b. Mencatat gagasan utama dan gagasan penting
c. Membuat reproduksi
d. Ketentuan tambahan :
1) Mengutamakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk, dan kalimat tak
langssung daripada kalimat langsung.
2) Ringkas dari kalimat ke frase, frase ke kata, gagasan panjang menjadi pendek
3) Pertahankan susunan gagasan asli
4) Boleh mencatumkan kutipan bila perlu
5) Pada ringkasan pidato atau ceramah, sudut pandang orang pertama diganti sudut
pandang orang ketiga

2. Bentuk ringkasan
a. Verbal
Ringkasan berbentuk verbal disampaikan dengan menggunakan : kata, frase, kalimat,
atau paragraf
b. nonverbal
Ringkasan berbentuk nonverbal/visual disampaikan dengan gambar.
jenis-jenis bentuk nonverbal adalah :
1) tabel : bentuk nonverbal/viasual dalam bentuk baris dan kolom
2) grafik : bentuk nonverbal/visual dalam bentuk
a) grafik garis : untuk mengetahui perkembangan sesuatu dari waktu ke waktu
b) grafik batang ; untuk membandingkan perkembangan dua variabel atau
lebih dari waktu ke waktu
c) grafik lingkaran : untuk mengetahui persentase dari suatu nilai total (100%)
3) skema/bagan : visualisasi dari suatu langkah atau proses
4) denah : visualisai dari letak suatu ruang/tempat
5) peta : visualisasi dari suatu wilayah atau daerah
BAB 6
BERDISKUSI

Diskusi ialah tukar pikiran untuk mencari kesamaan langkah, persepsi, atau kesepakatan
mengenai suatu masalah.
1. Macam-macam Diskusi
a. Diskusi Kelompok.
Dalam diskusi ini perlu ada: moderator (pemimpin diskusi), notulis, dan
beberapa peserta/penyaran/penyaji yang sekaligus sebagai penyanggah. Bentuk
diskusi ini digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
kelompok. Sifatnya tidak formal sehingga penyaji tidak perlu menggunakan makalah
(kertas kerja). Penyaji cukup mengajukan pendapat ataupun sanggahan dengan
dipandu oleh moderator. Selama diskusi berlansung, notulis merekam pokok-pokok
pikiran/pertanyaan/tanggapan dari para peserta; moderator merangkum pokok-pokok
kesepakatan. Pada akhir diskusi moderator menyusun dan memabcakan kesimpulan
hasil diskusi.
b. Diskusi Panel dan Panesl Forum.
Diskusi ini sifatnya tigak begitu formal, biasanya digunakan untuk memperluas
wawasan mengenai suatu masalah yang sedang hangat. Diskusi ini biasanya
melibatkan beberapa pakar dari disiplin ilmu atau profesi yang berbeda untuk
bertindak sebagai panelis/pembicara. Organisasi diskusi panel terdiri dari: moderatro,
panelis/penyaji, notulis, dan pendengar/peserta. Moderator bisa langsung bertanya
kepada panelis untuk menggali pandangan/pendapat. Notulis mencatat pokok-pokok
pikiran para panelis, pertanyaan/sanggahan dan jawabannya. Pada akhir dikusi,
moderator menyajikan pokok-pokok pikiran hasil diskusi. Dalam panel pendengar
dapat diberi kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi/menyanggah pendapat
para panelis. Diskusi panel yang diikuti hadirin (banyak orang) disebut panel forum.
c. Seminar.
Organisasi seminar biasanya terdiri dari moderator, notulis, pemrasaran,
pembahas, dan peserta. Diskusi bentuk ini biasanya digunakan untuk mencari
kesepakatan/kesamaan langkah atau pandangan dalam menghadapi suatu persoalan.
Karena sifatnya formal para pemrasaran perlu menyiapkan kertas kerja (prasaran,
makalah) untuk disajikan. Setelah ditanggapi oleh para pembahasa, para peserta juga
diberi kesempatan untuk menanggapi ataupu menyanggah. Selama diskusi
berlangsung notulis mencatat pokok-pokok pembicaraan para pemrasaran, pembahas,
maupun peserta. Pada akhir diskusi moderator menyampaikan simpulan atau pokok-
pokok pikiran hasil diskusi.

2. Komponen diskusi
Suatu percakapan disebut diskusi jika memiliki empat komponen, yaitu :
a. masalah
b. moderator
c. peserta
d. Notulis

3. Tugas Personalia Diskusi


a. Tugas moderator:
1) Membuka diskusi dengan salam, ucapan syukur, terima kasih, menyampaikan
topik, dan tujuan.
2) Mengemukakan aturan main diskusi
3) Mengatur lalulintas tukar pikiran
4) Menjaga agar pembicaraan tetap pada pokok masalah
5) Mengakhiri diskusi dengan menyampaikan simpulan
b. Tugas penyaji:
1) Persiapan: memahami masalah, mencari bahan dari berbagai sumber, menyusun
bahan secara sistematis.
2) Pelaksanaan: menyajikan prasaran dan menjawab pertanyaan peserta. Jawaban
harus logis, tidak berbelit-belit, berdasarkan fakta.
c. Tugas Peserta:
1) Mendengarkan semua pembicaraan dengan penuh perhatian
2) Memahami masalah dan gagasan-gagasan yang dilontarkan
3) Menanggapi pendapat-pendapat yang memang perlu ditanggapi.

4. Tata Cara Berpendapat/berkomentar


Pendapat/komentar/tanggapan dapat bersifat positif, yaitu berisi dukungan atau
persetujuan, dan dapat pula bersifat negatif, yaitu berisi penolakan, sanggahan, atau
ketidaksetujuan terhadap permasalahan yang sedang dibahas dalam sebuah forum.
Tatacara berpendapat atau berkomentar :
a. Didasari engetahuan sesuai dengan permasalahan yang dibicarakan.
b. Disampaikan dengan bahasa yang sopan dan tidak emosional
c. Pendapat yang disampaikan harus logis, sistematis, dan berdasarkan fakta
d. Komentar positif disampaikan dari aspek mana/apa dukungan diberikan
e. Komentar negatif atau penolakan disampaikan dengan bahasa yang santun dan
disertai pendapat pribadi.
Contoh kalimat dukungan dan sanggahan :
Santun Tidak santun
Isi pidato itu sangat memotifasi Isi pidato telalu idealistis
Gagasan-gagasan yang disampaikan Gagasan yang disampaikan hanya cocok
sangat realistis untuk kaum pinggiran
Saya kurang setuju dengan gagasan Saya menolak tegas gagasan Andi
Andi, karena....
Pendapat Saudara Ikbal sangat realistis Tidak usah berbelit-belit, langsung saja kita
dengan kenyataan... terima pendapat Ikbal
Maaf, sebaiknya pendapat Anda disertai Pendapat Anda tidak berkualitas karena tidak
bukti dan fakta. disertai bukti dan fakta

5. Pemberian Saran
Saran atau bisa juga disebut pendapat, merupakan sebuah solusi yang ditawarkan
oleh orang lain. Saran bersifat suka rela, maksudnya, lawan bicara boleh menerima dan
mengikuti tetapi juga boleh menolak. Kalimat saran yang baik tidak boleh bersifat
memaksa. Kata-kata yang dipakai untuk membuat kalimat saran yang santun antara lain :
sebaiknya, alangkah baiknya, seyogyanya, seharusnya, hendaknya.
Contoh kalimat saran :
- Sebaiknya rapikan kembali peralatan praktikmu .
- Agar masa depanmu cerah, hendaknya manfaatkan waktumu sebaik-baiknya.
- Seyogyanyalah jika kamu membantu pekerjaan ibumu .

6. Santun diskusi
Tata cara agar diskusi santun disebut santun diskusi. Beberapa hal yang berkaitan
dengan santun diskusi adalah :
a. Moderator harus bersika adil dan tidak boleh memihak;
b. Moderator tidak boleh menguasai jalannya diskusi;
c. Moderator tidak berhak untuk mengkritik atau memuji peserta;
d. Peserta diskusi harus saling menghargai;
e. Peserta diskusi harus menaati peraturan diskusi;
f. Peserta diskusi harus patuh kepada noderator;
g. Peserta diskusi memberikan tanggapan, bertanya dengan bahasa yanag sopan;
h. Peserta harus lapang dada menerima hasil diskusi.

7. Teknik berargumentasi dalam diskusi


a. Penyampaian gagasan yang relevan, yakni gagasan yang disampaikan tidak
lepas/keluar dari tema dan dari upaya-upaya pemecahan masalah yang didiskusikan.
b. Menanggapi gagasan. Tanggapan terhadap diskusi bisa berupa tanggapan positif
(mendukung) dan tanggapan negatif (menolak, mengkritik, menyanggah). Baik
dukungan maupun sanggahan harus disampaikan dengan bahasa yang santun dan
tidak menimbulkan konflik.

8. Teknik penyimpulan
Pengambilan simpulan dalam diskusi bisa dilakukan dengan memilih satu dari
empat teknik di bawah ini :
a. Mengambil gagasan yang tidak dibantah/disanggah;
b. Mengambil suara terbanyak;
c. Menimbang tingkaat kebenaran dari berbagai sudut pandang;
d. Menggabungkan pendapat.

9. Makalah seminar atau teks pidato ilmiah


Teks makalah seminar maupun teks pidato terdiri atas bagian-bagian, yaitu :
a. Pendahuluan : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode/pendekatan
b. Isi/batang tubuh : kajian mengenai hakikat masalah, teori-teori, fakta, sebab akiat dan
pemecahannya.
c. Penutup : kesimpulan, penegasan, saran, rekomendasi.
Perbedaan makalah seminar dengan teks pidato adalah di dalam seminar tidak
terdapat bahasa “basa-basi” , langsung pada pokok permasalahan yang ingin
disampaikan. Sedangkan di dalam teks pidato terdapat bahasa basa basi baik pada bagian
awal maupun pada bagian akhir, seperti sapaan, permintaan maaf, ucapan terima kasih,
dll.
BAB 7
MAJAS DAN PERIBAHASA

Majas.
Majas terdiri atas:
1) majas perbandingan;
2) majas pertentangan;
3) majas sindiran;
4) majas penegasan

a. Majas perbandingan
Majas perbandingan terdiri atas tujuh bentuk berikut:
1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada
hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.
Contoh: Dia berikan amplop agar lamarannya diterima.
2) Metafora
Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat
dan padat.
Contoh: Kaulah kandil gemerlap.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa
seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh: Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk
4) Alegori
Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam
kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan
simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh: Cerita Kancil dengan Buaya dan Kancil dengan Burung Gagak.
5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-
benda lain sebagai simbol atau lambang.
Contoh: Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda
untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh: Di kantongnya selalu terselib gudang garam (maksudnya rokok
gudang garam)
a) Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan
benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua
bentuk berikut.
b) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
c) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt. 03 melawan Rt. 07
b. Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud
menyindir.
Contoh: Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh: Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh
orang terpelajar sepertimu.
3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan
oleh orang yang sedang mara.
Contoh: Mau muntah aku melihat wajamu, pergi kamu!

c. Majas Penegasan
Majas pengasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan
maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh: Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh: Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4) Tautologi
Tautologi adalah majas pengasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata
dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu
menggunakan kata bersinonim.
Contoh: Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran
saja.
5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin
lama makin meningkat.
Contoh: Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri
minyak.
6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang
makin lama menurun.
Contoh : Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan
jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh: Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
d. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan
artinya.
Contoh: Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan
fakta yang ada.
Contoh: Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari
kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta
perhatian.
Contoh: Suaranya menggelegar membelah angkasa.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan
dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk
merendahkan diri.
Contoh: Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.

Peribahasa
Berikut beberapa macam peribahasa:
a. Pepatah, adalah jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua.
Contoh Pepata :
1) Air tenang menghanyutkan berarti orang pendiam, tetapi banyak ilmu.
2) Setinggi-tinggi bangau terbang, hinggapnya kekubangan juga berarti walaupun
kemana juga seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.
b. Perumpamaan, adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan.
Contoh Perumpamaan:
1) Seperti pungguk merindukan bulan, berarti mengharapkan sesuatu yang tidak
mungkin tercapai.
2) Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati,
berarti serba sulit dalam menentukan sikap atau tindakan.
c. Pemeo, adalah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.
Contoh Pemeo:
1) Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, berarti sependapat dan senasib
sepenanggungan.
2) Patah sayap, bertingkat paruh, berarti tidak putus asa
d. Ungkapan, adalah jenis peribahasa yang menyatakan makna khusus
Contoh Ungkapan:
1) Merah telinganya, berarti panas hatinya
2) Makan ati, berarti sakit hati
BAB 8
APRESIASI KARYA SASTRA

Apresiasi adalah suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan menghayati suatu karya
yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya tersebut.
Secara umum, pekerjaan mengapresiasi aadalah :
1. Upaya mengeksplorasi jiwa pengarang ke dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan
kepada orang lain.
2. Upaya menjadikan sastra sebagai media komunikasi antara pencipta dan peminat sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti pemuas hati peminat sastra.
4. Upaya menjadikan isi karya sastra sebagai bentuk ekspresi pengarang atau sastrawan.

Kegiatan apresiasi ditempuh dengan cara :


1. Mendengarkan/menyimak
2. Membaca
3. Menonton
4. Mempelajari bagian-bagiannya
5. Menceritakan kembali
6. Mengomentari
7. Meresensi
8. Membuat parafrase
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karya sastra
10. Merasakan seperti; mendeklamasikan (untuk puisi) atau melakonkan (untuk drama)
11. Membuat sinopsis cerita dan sebagainya.

Jenis Apresiasi:
1. Memberikan penilaian dan penghargaan yang positif bagi semua karya sastra.
2. Memberikan penjelasan secara objektif dan mempertanggungjawabkan sikap kepada
orang lain.
3. Menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya.
4. Merespons karya dengan bentuk sikap atau apresiatif kinetik dan sikap tindakan atau
apresiatif bersifat verbalitas.
Apresiasi bersifat kinetik : sikap memberikan minat pada sebuah karya sastra lalu
berlanjut keseriusan untuk melakukan langkah-langkah apresiatif secara aktif.
Apresiasi bersifat verbal : pemberian penafsiran, penilaian dan penghargaan yang
berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar, kritik, dan saran serta pujian baik lisan maupun
tulisan.
Objek apresiasi adalah semua jenis karya sastra :
1. Prosa
2. Puisi
3. Drama/film
Bentuk apresiasi karya tahap pertama ialah yang bersifat reseptif, seperti membaca,
mendengarkan, atau menonton sehingga memahami dan menikmati karya tersebut.
Untuk mengetahui seseorang telah berhasil memahami dan/atau menikmati suatu
karya, perlu berbagai upaya penggalian melalui bentuk-bentuk apresiasi produktif,
diantaranya dengan cara sebagai berikut:
1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan
Kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang isi, makan, atau maksud
suatu karya merupakan salah satu indikator tingkat pemahaman seseorang terhadap
karya itu.
2. Mengidentifikasi tokoh dan karakternya.
Mengenali tokoh beserta karakternya juga merupakan indikator pemahaman
seseorang terhadap suatu karya. Dalam hal ini pembaca dituntut mengenali siapa
saja pelaku atau tokoh dan bagaimana karakter masing-masing.
3. Mengidentifikasi latar (tempat, waktu, suasana, budaya).
Tidak jarang suatu karya berlatar daerah tertentu, pada suasana tertentu, pada waktu
atau zaman tertentu lengkap dengan tatanan sosial budaya masyarakatnya. Dalam
hal demikian penulis harus cermat dalam membuat deskripsi tentang latar (seting),
baik latar suasana, tempat, waktu, zaman maupun sosial budanya.
4. Menjelaskan makna atau pesan serta nilai-nilai .
Pada umunnya karya dibuat dengan misi, maksud atau pesan tertentu. Tidak jarang
seorang penulis ingin menyampaikan suatu pesan, kritik, ajaran atau menanamkan
nilai-nilai yang ia yakini nilai kebenarannya melalui suatu karya sastra baik dalam
bentuk prosa, puisi, drama maupun film.
5. Menjelaskan makna kata/ungkapan idiomatik dan pepatah/peribahasa/bidal.
Banyak karya mengandung kata bermakna kata-kata kias atau simbolis, ungkapan-
ungkapan idiomatik, dan pepatah-pepatah/peribasah/bidal yang relatif sulit
dipahami oleh orang yang penguasaannya bahasa minim.
6. Menceritakan kembali urutan cerita atau jalinan cerita.
Keberhasilan seseorang memahami suatu karya dapat dinilai berdasarkan
kemampuannya menceritakan kembali isi/jalan cerita dengan kalimat sendiri.
7. Memparafrasekan ke bentuk lain.
Indikator lain keberhasilan seseorang dalam mengapresiasi karya sastra adalah
kemampuan memparafrase ke bentuk lain, misalnya dari prosa ke drama, drama ke
prosa, puisi ke prosa, dsb.
8. Menyadur, mengubah alur, atau mengubah penyelesaian.
Menyadur ialah membuat suatu karya dengan mengambil alur pokok dari karya
yang sudah ada. Penyadur dapat mengubah nama pelaku, tempat kejadian, alur
cerita, serta dapat juga mengubah penyelesaiannya.
9. Menjelaskan hubungan teks dengan teks lain, dengan kehidupan nyata, sejarah
masa lampau, keadaan sekarang, atau masa depan.

Jenis-jenis karya sastera


1. Prosa
Prosa adalah jenis karya sastra yang disampaikan dalam bahasa yang terurai.
Prosa terdiri atas dua unsur pembentuk, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.
a. Unsur ekstrinsik (unsur yang berasal dari luar karya sastra)
1) Latar belakang penulis
2) Latar pendidikan
3) Latar keluarga
4) Latar agama
5) Latar belakang penciptaan karya sastra
6) Budaya yang berkembang di masyarakat
b. Unsur intrinsik (unsur yang berasal dari dalam karya sastra)
1) Tema adalah gagasan atau ide pokok yang menjiwai seluruh karangan.
2) Alur adalah Struktur penyusunan kejadian-kejadian yang disebabkan oleh
pelaku-pelakunya serta dipaparkan secara utuh dan suspentif, sehingga tersusun
suatu cerita yang sistematis. Jenis Alur : maju, mundur (flash back), melingkar,
absur, dan campuran. Tahapan alur : pengenalan, pengungkapan masalah,
menuju konflik, ketegangan, dan penyelesaian.
3) Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-
tokohnya dalam sebuah cerita. Penokohan yang baik harus memenuhi kriteria
tema dan amanat. Tokoh dalam cerita terdiri atas; protagonis, (tokoh
utama/panutan) dan antagonis (tokoh yang menyeramkan) sebaliknya dari
protagonis.
4) Latar atau setting adalah waktu terjadinya suatu peristiwa.
Jenis latar/setting: waktu, tempat, suasana, kejadian, suara/bunyi, rasa, dan
peristiwa.
5) Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
6) Sudut pandang/point of view adalah posisi pengarang dalam cerita.
Jenis sudut pandang:
a) Pengarang terlibat langsung dalam cerita sebagai pemeran uatama atau
sebagai orang pertama,
b) Pengarang berperan sebagai pelaku utama,
c) Pengarang sebagai orang ketiga,
d) Pengarang berada di luar cerita yang serba tahu atau sebagai
pengamat/peninjau yang menuturkan pengalaman dirinya atau orang lain.
7) Gaya bahasa adalah cara khas pengungkapan seseorang pengarang dalam
memilih tema persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah
cerita.

Bentuk-bentuk prosa
a. Prosa fiksi
1) Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk cerita (prosa) yang memiliki ciri-ciri khas
sehingga dapat disebut cerpen dan membedakannya dengan bentuk prosa
lainnya. Ciri-ciri utama cerpen yaitu :
a) Hanya mengungkapkan satu masalah tunggal. Karena itu, cerpen dikatakan
hanya mengandung satu ide yang disebut ide pusat,
b) Menunjukkan adanya kebulatan kisah (cerita);
c) Pemusatan perhatian pada satu tokoh utama, pada satu situasi tertentu.
Kekhasan cerpen ialah melukiskan suatu insiden yang unik, yang tidak
terjadi di tempat lain, pada waktu lain, dan dengan orang lain, dan tidak dapat
diulang. Cerpen berisi hal-hal yang rutin terjadi setiap hari, misalnya tentang
suatu perkenalan, jatuh cinta, atau suatu hal yang sulit dilupakan, semuanya
bersifat imajinatif.
Walaupun berupa cerita pendek, cerpen punya alur (plot), klimaks, dan
akhir. Cerpen selalu sampai pada tahap penyelesaian. Padat di dalam
penguraiannya dan watak tokoh-tokohnya telah terbentuk. Proses menulis
sebuah cerpen dimulai dari suatu kenyataan/kejadian. Kenyataan tersebut
mendorong orang untuk mengarang. Kemudian orang menentukan atau memilih
ide yang akan menjadi dasar karangannya. Setelah menentukan ide dasarnya,
proses dilanjutkan dengan merencanakan alur/plot.
Unsur-unsur pembangun cerpen terdiri atas :
(1) perwatakan,
(2) tema dan amanat,
(3) alur atau plot,
(4) latar,
(5) sudut pandang,
(6) gaya bahasa
2) Novel
Novel merupakan jenis prosa fiksi. Novel lebih dramatis daripada cerita
pendek. Novel menggunakan alur yang lebih luas daripada cerita pendek. Jika di
dalam cerpen digunakan alur tunggal, novel menggunakan alur bercabang.
Biasanya diakhiri dengan perubahan nasib pelakunya. Beberapa novel Indonesia
sudah difilmkan dan dibuat sinetron. Contohnya: Cintaku di Kampus Biru dan
Kugapai CIntamu karangan Ashadi Siregar, dan Karmila karangan Marga T.
Unsur-unsur pembangun novel terdiri atas : (1) perwatakan, (2) tema dan
amanat, (3) alur atau plot, (4) latar, (5) sudut pandang, (6) gaya bahasa

3) Roman
Istilah roman diambil dari bahasa Prancis abad ke-12 yang kemudian
menjadi sangat populer, bahkan juga mempunyai arti slang yaitu pacaran. Hal ini
terjadi mungkin karena dalam roman biasa dikisahkan percintaan dua orang
muda. Roman menceritakan kehidupan pelaku dari lahir sampai meninggal.
Roman lebih panjang daripada novel. Roman Indonesia yang penting misalnya
Salah Asuhan (1928), Atheis, Belenggu, Keluarga Gerilya, Jalan Tak Ada
Ujung, Pada Sebuah Kapal. Beberapa Roman Indonesia sudah difilmkan.
Misalnya: Siti Nurbaya karangan Marah Rusli.
Sama halnya dengan cerpen dan novel, unsur-unsur pembangun roman
juga terdiri atas : (1) perwatakan, (2) tema dan amanat, (3) alur atau plot, (4)
latar, (5) sudut pandang, (6) gaya bahasa

b. Prosa nonfiksi
Merupakan jenis karya sastra nyata (bukan imajinasi). Macamnya antara lain :
1) Biografi
2) Otografi
3) Esai
4) Resensi
5) Kritik

2. Puisi.
Puisi merupakan jenis karya sastra yang bahasanya terikat oleh rima, ritma/irama,
serta tersusun atas larik/baris dan bait. Puisi diciptakan dengan bahasa yang figuratif
sehingga seringkali puisi hanya bisa dimaknai secara tepat oleh penciptanya. Puisi ini
disebut dengan puisi prismatis. Sedangkan puisi yang menggunakan bahasa yang lugas
hingga maknanya dapat diketahui secara mudah disebut dengan puisi diafan.
a. Macam-macam puisi
1) Puisi lama, contohnya mantra, pantun, karmina, seloka, syair, dan gurindam.
2) Puisi baru, antara lain balada, himne, ode, epigram, romance, elegi, dan satire.
b. Unsur-unsur puisi
1) Unsur batin (hakikat puisi)
a) Tema merupakan persoalan apa yang diangkat dalam puisi, misalnya puisi
dengan tema ketuhanan, kemanusiaan, kritik sosial, kegagalan cinta,
keindahan/kebahagiaan cinta, penderitaan hidup, perjuangan, kepahlawanan,
dd.
b) Rasa dan nada, yaitu bagaimana perasaan penyair terhadap objek atau
persoalan yang dikemukakan dan terhadap masyarakat/pembaca (iba,
geram, sabar, merendah, khusuk, pasrah, ragu, dsb)
c) Pesan/amanat yakni nasihat apa yang disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca. Pesan/amanat biasanya bersifat implisit, tersembunyi di balik
tema.
2) Bentuk fisik (metode puisi)
a) Rima/persajakan yaitu Persamaan bunyi antarkata atau antar baris. Persamaa
bunyi vokal disebut asonansi sedangkan persamaan bunyi konsonan
disebut aliterasi.
Contoh asonansi : lalu waktu bukan giliranku
Contoh aliterasi : bukan beta bijak berperi
b) Ritma/irama merupakan alunan naik turun, panang pendek, atau keras lemah
bunyi yang berulang-ulang atau beraturan sehingga membentuk keindahan.
c) Metrum/matra adalah engulangan tekanan pada posisi-posisi tertentu yang
bersifat tetap.
d) Diksi merupakan pilihan kata yang tepat baik dari segi bunyi maupun
makna sehingga tercipta puisi yang bernilai estetis.
e) Majas (bahasa figuratif) yaitu permainan bahasa untuk memperoleh efek
estetis untuk memaksimalkan ekspresi serta untuk memperoleh kesan/rasa
tertentu.

3. Drama/film
Drama merupakan seni pertunjukan yang menampilkan pembawaan suatu
lakon/kisah yang dilalukan di atas panggung dengan beberapa pemeran. Naskah lakon
drama disebutnaskah drama. Drama yang berisi kisah sedih disebut tragedi, sedangkan
kisah yang lucu disebut komedi.
Drama terdiri atas dua aspek, yakni aspek sastra (naskah drama) dan aspek
pementasan.
a. Aspek sastra dalam drama dapat disebut juga sebagai unsur intrinsik. Pada dasarnya,
unsur intrinsik dalam drama sama dengan unsur intrinsik dalam prosa yang meliputi
tema, amanat, penokohan, gaya bahasa, dan alur. Perbedaannya adalah dalam drama
tidak terdapat sudut pandang. Selain itu, dalam drama terdapat petunjuk-petunjuk
tentang aspek pementasan seperti seting/latar panggung, ilustrasi musik, akting,
lighting, blocking, dsb.
b. Aspek pementasan, berkaitan dengan :
1) Seting/latar
2) Pemain
3) Dialog
4) Monolog
5) Akting
6) Blocking
7) Tata artistik (ilustrasi musik, rias, busana, pencahayaan, dll.
Film (film cerita) banyak memiliki persamaan dengan drama. Perbedannya
adalah dalam drama, penonton menyaksikan pertunjukan secara langsung, sedangkan
dalam film, penonton menyaksikan gambar bergerak hasil rekaman melalui kamera. Latar
dalam drama hanya berupa panggung, sedangkan dalam film dapat berpindah-pindah.
BAB 9
JENIS KARANGAN

Jenis-jenis karangan :
a. Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karangan yang lebih menonjolkan penggambaran suatu
hal atau objek secara detail berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan. Tujuannya untuk memungkinkan terciptanya imajinasi
(daya, khayal) pembaca, sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, atau
merasakan sendiri apa yang dialami oleh penulisnya.
Ciri-ciri deskripsi, yaitu:
1) Penggambaran objeknya demikian merangsang indra pembaca untuk
berimajinasi sehingga seolah-olah yang bertutur dalam wacana itu adalah
pembaca;
2) Objek yang digambarkan dirinci atau diuraikan secara mendetail.
Jenis-jenis deskripsi :
1) Deskripsi imajinatif/fiktif , ialah deskripsi khayal sebagaimana sering kita
jumpai pada cerpen, novel, atau roman.
2) Deskripsi faktual, ialah deskripsi yang objeknya nyata seperti banyak kita
jumpai pada deskripsi geografis suatu wilayah, peta, data, dan sebagainya.

b. Narasi (Penceritaan atau Pengisahan)


Narasi adalah jenis karangan yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa, sehinnga selalu ada tokoh dan perbuatannya yang berlangsung secara
kronologis dalam satu kesatuan waktu.
Ciri-ciri karangan narasi yaitu:
1) adanya rangkaian peristiwa
2) adanya rangkaian waktu.

Sifat narasi :
1) narasi ekspositoris atau narasi faktual (kisah nyata)
2) narasi sugestif atau narasi imajinatif (imajinatif)

c. Eksposisi (Pemaparan)
Eksposisi adalah karangan yang menguraikan atau memaparkan sesuatu
secara objektif dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembacanya.
Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman secara jelas, pemaparan
disertai dengan data, fakta, angka-angka, gambar, peta, grafik, dan sebagainya agar
pemaparan menjadi konkret.
Ciri-cirinya eksposisi, yaitu:
1) Bersifat informatif dan tidak ada upaya untuk mempengaruhi sikap atau
pendapat pembaca
2) Pada bagian akhir acap berisi penegasan, dan bukan simpulan.

d. Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang dimaksudkan untuk membuktikan
kebenaran sesuatu yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya
membuktikan kebenaran pendapatnya, maka penulis harus menyajikan karangannya
secara logis, kritis, dan sistematis. Bukti-bukti yang dikemukakan harus dapat
memperkuat keobjektifan dan kebenaran tulisan sehingga dapat menghapus konflik
dan keraguan pembacanya. Bukti-bukti yang disampaikan juga untuk meyakinkan
dan memengaruhi pembaca agar menerima pendapat/pandangannya.
Ciri-cirinya argumentasi, yaitu:
1) adanya pendapat yang disampaikan secara meyakinkan
2) adanya alasan yang kuat untuk mendukung atau membuktikan kebenaran
pendapatnya dengan bukti-bukti yang konkret adanya simpulan atau ringkasan
isi.

e. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca
dengan cara meyakinkan, membujuk, mengarahkan, menyarankan, atau mendorong
pembacanya untuk berbuat sesuatu.
Ciri-cirinya persuasi, yaitu:
1) adanya gaya propaganda dalam penyampaiannya
2) adanya pemilihan kata-kata atau kalimat yang bersifat sugestif

Kerangka karangan dan polanya


Kerangka karangan (out line) merupakan suatu rencana kerja yang mengandung
ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara
logis dan teratur.
a. Fungsi kerangka karangan :
1) Menghindari kesalahan saat mengarang
2) membantu penyusunan karangan secara teratur sehingga, tidak terjadi
pengulangan ide;.
3) mencegah terjadinya pembahasan yang keluar dari sasaran yang sudah
dirumuskan dalam topik atau judul karangan;
4) memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan;
5) memperlihatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembahasan masalah yang
akan ditulis.
b. Langkah-langkah membuat kerangka karangan adalah:
1) menentukan tema yang akan dikembangkan menjadi karangan
2) merumuskan topik-topik yang merupakan subternanya
3) mengadakan inventarisasi sub-subtopiknya
4) mengevaluasi topik-topik itu dan menyeleksi topik mana yang dapat dibuang
5) menentukan pola susunan topik-topik yang paling cocok
6) menentukan pola pengembangan yang akan digunakan (meskipun tidak bersifat
kaku tanpa variasi).
c. Jenis-jenis kerangka karangan, yaitu:
1) kerangka karangan yang berbentuk kalimat, menggunakan kalimat berita yang
lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik, matipun subsubtopik
2) kerangka karangan yang berbentuk topik, terdiri atas topik-topik yang berupa
frasa atau bahkan kata.

Contoh 1: Kerangka Kalimat


Budi Daya Januar Kuping dengan Serbuk Gergaji
1. Jamur kuping merupakan jamur edibel yang paling banyak dikonsumsi.
2. Harga jual jamur kuping cukup tinggi sehingga menjanjikan keuntungan yang
baik.
3. Mula-mula jamur kuping tumbuh di kayu, tetapi lebih baik dibudidayakan
dengan serbuk gergaji.
4. Cara budidaya jamur kuping dengan serbuk gergaji tidak sulit.

Contoh 2: Kerangka Topik


Kegiatan siswa SMK pada Semester 5
1. Kegiatan Akademis
- Kegiatan belajar
- Ceramah ilmiah
- Presentasi DU/DI
- Kunjungan industri
- Prakerin
- Uji kompetensi
2. Kegiatan Sosial
- Kebersihan lingkungan
- Bakti sosial
- Perkemahan
3. Kegiatan O1ah Raga
- Ekstrakulikuler
- Turnamen
- Dll.
d. Pola Pengembangan tema/topik ke dalam kerangka karangan :
1) Urutan Waktu/Kronologis
Penyajian bahan didasarkan pada runtutan peristiwa atau tahap-tahap
kejadian. Novel roman, cerpen, kisah perjalanan, pengalaman, laporan
perkembangan, sejarah, dan sejenisnya paling tepat menggunakan pola ini.
Contoh: Pengalaman Berobat di Puskesmas
1. Datang untuk mendaftarkan diri di loket pendaftaran
2. Menunggu panggilan
3. Pemeriksaan pendahuluan oleh perawat
4. Pemerikasaan dan diagnosis oleh dokter puskesmas.
a. Puskesmas tidak mampu, dirujuk ke RS Daerah
b. Diterapi / diberi resep
5. Antri mengambil obat
6. Pulang Dalam menyajikan peristiwa/kejadian secara kronologis,
sering kita lakukan variasi dengan flash back (kilas balik), yaitu
penyisipan kisah masa jalu.

2) Urutan Lokasi/Ruang/Tempat/Spasial
Pola urutan ini digunakan terutama untuk uraian yang bersifat deskriptif
Penguraian dimulai dari suatu tempat/titik, lalu bergerak ke tempat lain,
misalnya dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan, dsb.
Contoh: Kunjungan ke Istana Kepresidenan Gedung Agung
1. Acara penerimaan di halaman depan
2. Kunjungan ke Ruang Diponegoro
3. Kunjungan ke Ruang Perjamuan
4. Kunjungan ke Ruang ...
5. Acara penutupan di Ruang ...
3) Urutan Kausal
Urutan kausal (berhubungan dengan sebab dan akibat), terdiri atas dua
variasi, yaitu:
1) Sebab-akibat : pengembangan topik dimulai dari pokok pikiran yang
menjadi sebab, kemudian dilanjutkan dengan, pokok-pokok pikiran yang
merupakan akibatnya.
2) Akibat-sebab : pengembangan dimulai dari pokok pikiran yang menjadi
akibat, kemudian dirunut-pokok-pokok pikiran yang merupakan
penyebabnya.
3) Urutan Pemecahan Masalah : penyajiannya bertolak dari suatu masalah,
kemudian bergerak menuju ke pemecahan masalah. Urutan ini sangat erat
dengan pola kausal.
4) Uruan Umum-Khusus (Deduktif) : pembahasannya dengan
menjelaskan/memberi gambaran secara umum yang dilanjutkan dengan
menjelaskan hal-hal yang khusus.
5) Urutan Khusus-Umum (Induktif) : diawali dengan menyajikan hal-hal yang
bersifat khusus, dan dilanjutkan atau diakhiri dengan hal yang bersifat
umum atau kesimpulan.

4) Urutan Klimaks
Pola ini diawali dengan menyajikan hal-hal sepele, kecil, atau remeh,
menuju ke hal yang makin penting, dan diakhiri dengan puncak peristiwa. Pola
ini banyak persamaan dengan pola khusus-umum karena simpulan akhir pada
umumnya merupakan hal yang paling penting.

5) Urutan Antlklimaks
Puncak peristiwa disajikan pada awal karangan dan dilanjutkan dengan
penjelasan-penjelasan yang makin menurun tingkat kepentingannya. Pola ini
banyak persamaan dengan pola umum-khusus karena pernyataan umum pada
umumnya sekaligus merupakan pernyataan yang paling penting. Struktur berita
pada umumnya menggunakan pola ini.

6) Urutan Hasil-Proses dan Proses-Hasil


Pola ini dimulai dari hasil lalu awal mula kejadian atau sebaliknya.
Urutan Familiaritas

7) Urutan Akseptabilitas
Penyajian bahan dimulai dari hal-hal telah diterima, disetujui, atau diakui
kebenarannya oleh pembaca, lalu diikuti dengan hal baru/asing yang
senada/sepola/sejenis dengan harapan hal baru/asaing itu dapat juga diterima.

8) Urutan Topik yang Ada


Penyajian terhadap topik-topik yang sama penting sehingga bisa dimulai
dari mana saja.
BAB 10
PANTUN

Pantun merupakan jenis puisi yang dikatagorikan puisi lama.


Secara umum, struktur atau ciri-ciri pantun adalah :
1. Satu bait pantun terdiri atas empat baris
2. Bersajak a b a b
3. Baris pertama dan kedua berupa sampiran, baris ketiga dan keempat berupa isi
4. Satu baris terdiri atas empat kata
5. Satu baris terdiri atas 8 s.d. 12 suku kata

Contoh pantun :
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati

Jenis-jenis pantun berdasarkan isinya, antara lain :


1. Pantun teka-teki
2. Pantun jenaka
3. Pantun berkasih-kasihan
4. Pantun nasihat
5. Pantun agama
BAB 11
ULASAN/RESENSI

Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya seperti buku, drama, film,


yang isinya bersifat memaparkan atau menyampaikan informasi mengenai isi sebuah karya
agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan,
dialog, dll. Dalam resensi, penulis juga boleh menyampaikan penilaian dan saran tentang
perlu tidaknya sebuah karya dibaca atau dinikmati.

Ulasan/resensi suatu karya satra, misalnya prosa, berisi kajian tentang unsur-unsur intrinsik
yang juga bisa dikaitkan dengan unsur-unsur ekstrinsik dan hubungannya dengan karya yang
lain.
Contoh kerangka /format resensi prosa adalah :
A. Pendahuluan
Judul :
Pengarang :
Penerbit :
Tahun terbit :
Tebal buku :
Pelaku :
B. Isi
Tema :
Amanat :
Alur :
Watak :
Susut pandang :
Latar :
Gaya bahasa :
C. Simpulan
(Berisi penilaian secara umum terhadap karya tersebutbaik atau tidak, di mana
keistimewaan/keunggulan dan juga di mana kekurangan/kelemahannya, dan apakah
prlu dibaca atau tidak.
BAB 12
TEKS PROSEDUR KOMPLEKS

Teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang
sistematis untuk pencapaian suatu tujuan. Prosedur disebut kompleks jika banyak langkah
atau tahap-tahap yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan suatu tujuan
jika hanya ditempuh dengan dua atau tiga langkah disebut prosedur sederhana. Dengan
demikian, struktur teks prosedur kompleks adalah tujuan yang akan dicapai dan cara/langkah
untuk mencapai tujuan.
Ciri-ciri kebahasaan teks prosedur kompleks adalah :
1. Kalimat imperatif
Tahap-tahap atau langkah-langkah prosedur dirumuskan dengan kalimat perintah.
Contoh : Bersihkanlah semua peralatan !
2. Kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat pernyataan. Fungsinya untuk memberikan informasi
atau berita. Jadi, tahap-tahap atau langkah-langkah/proses disampaikan dengan kalimat
berita.
Contoh : Saya dapat mendaftarkan diri sesuai dengan persyaratan.
3. Kalimat interogatif
Kalimat-kalimat dalam tahap/proses dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya.
Kalimat interogatif terdiri atas kalimat interogatif klarifikatif/konfirmatif (berjawab
ya/tidak) dan kalimat interogatif informatif.
Contoh : Apakah kamu pernah melanggar peraturan ?
Di mana kamu ditilang ?
DAFTAR PUSTAKA

Husin dan Eni Rita Zahara. 2012. Bahasa Indonesia SMK dan MAK. Jakarta : Erlannga
---------------------------------. 2015. Bahasa Indonesia untuk SMK dan MAK. Akarta : Erlangga
Irman, Mokhamad, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 3 untuk SMK/MAK Semua Program
Keahlian. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kosasih, E. 2006. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung : CV Yrama
Widya
Soedjito dan Djoko Saryono. 2012. Tata Kalimat. Yogyakarta: Aditya Media.
TIM LP2IP. 2009. Bahasa Indonesia IIB untuk SMK. Yogyakarta: LP2IP

Anda mungkin juga menyukai