Anda di halaman 1dari 6

1.

Dasar + pe- = pe-dasar


2. Dasar me-dasar-kan + pe- = pe-dasar
1. Dasar + pe- = pe-dasar
Pemberian afiks pe- secara langsung dapat terjadi kalau dasar adjektiva itu memiliki
komponen makna (+ sikap batin) dan memberi makna gramatikal ‘yang memiliki sifat
(dasar)’. Misalnya:
Makna gramatikal ‘yang
memiliki sifat (dasar)’. Contoh

Pemalu Wanita itu sangat pemalu saat bertemu banyak orang.

Pemarah Dia sangat pemarah dan tidak bisa mengontrol emosi.

Pengecut Dika sangatpengecut karena tidak mempertanggungjawabkan perkataannya.

Pendendam Orang itu terlihat seperti pendendam dari raut wajahnya


2
2. Dasar me-dasar-kan + pe- = pe-dasar
Pemberian prefikspe-melalui verba berklofiks me-kan dapat terjadi apabila dasar adjektiva itu
memiliki komponen makna (+keadaan fisik) dan memberi makna gramatikal ‘yang menjadikan
(dasar)’. Misalnya:

Makna gramatikal ‘yang


Contoh
menjadikan (dasar)’.

Penjinak Dia adalah seorang penjinak ular yang sering disebut dengan
pawang ular.

Pengering Tiba-tiba pengering mesin cuciku rusak.

Pemutih Randi disuruh oleh ibunya untuk membeli pemutih pakaian di


warung.

Pendingin Ibu sedang mengatur suhu pendingin ruangan di kamarnya


Pemberian prefiks se- pada semua dasar adjektiva memberi maakna gramatikal ‘sama (dasar)’
dengan nomina yang mengikutinya.
maakna gramatikal ‘sama (dasar)’
Contoh
Adjektiva Berprefiks se-
Sepandai A, “sama pandai dengan A” Roni sepandai Rina dalam hal menggambar.
Secantik B, “sama cantik dengan B” Reni secantik bidadari meski dia tidak bersolek.
Setinggi C, “sama tinggi dengan C” Tiang listrik itu setinggi tiang bendera di sana.

Ber-an sebagai konfiks memiliki satu makna, sedangkan ber-an sebagai klofiks memiliki makna sendiri-
sendiri. Jadi, prefiks ber- memiliki makna sendiri.
Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal 'banyak serta tidak teratur'.
Misalnya: berlarian 'banyak yang berlari dan tidak teratur‘

Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal 'saling' atau 'berbalasan'.
Misalnya: bermusuhan 'saling memusuhi'- bertangisan 'saling menangis'.

Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal 'saling berada di'
Misalnya: bersebelahan 'saling berada di sebelah'- berhadapan 'saling berada di hadapan'.
3
Pengimbuhan prefiks ter- paa semua dasar adjektiva memberi makna gramatikal ‘paling (dasar)’.
Misalnya:
makna gramatikal ‘paling (dasar)’ Berprefiks ter-
Contoh
Tercantik, “paling cantik” Dian adalah wanita tercantik yang pernah Doni liat.
Terbodoh, “paling bodoh” Randi adalah laki-laki terbodoh karena lebih
mementingkan pacarnya ketibang ibunya sendiri.
Terbesar, “paling besar” Hotel Sahid merupakan salah satu hotel terbesar
yang berada di Yogyakarta.

makna gramatikal ‘agak (dasar)’ Adjektiva Berkonfiks ke- Contoh


an
Kehitaman, “agak hitam” Mobil itu agak sedikit kehitaman berada di bawah lampu
jalan.
Kemerahan, “agak merah” Warna kulit Sinta agak kemerahan pada saat baru lahir.
Kebiruan, “agak biru” Asri menyukai warna kamar yang sedikit kebiruan.
4
Dasar ajektiva berklofiks me-kan memiliki makna gramatikal “menyebabkan jadi (dasar)” apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ sifat batin). Misalnya:
1. Memalukan, “menyebabkan malu”
Contoh dalam kalimat: Tim sepak bola itu sangat memalukan di lapangan saat
bertanding melawan PERSIJA.
2. Mengecewakan, “menyebabkan kecewa”
Contoh dalam kalimat: nilai rapor Ana sangat mengecewakan
Dasar ajektiva dengan klofiks me-kan sesungguhnya berkategori ganda, yakni ajektiva dan verba. Sebagai kategori ajektiva
dia dapat didahului oleh adverbia agak dan sangat; dan sebagai verba dapat diikuti oleh sebuah objek.

Dasar ajektiva berklofiks me-i memiliki makna gramatikal “merasa (dasar) pada” apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ rasa batin). Misalnya:
1. Mencintai, “merasa cinta pada”
Contoh dalam kalimat: Kedua pasangan itu saling mencintai.
2. Mengagumi, “merasa kagum pada”
*Contoh dalam kalimat: Saya mengagumi laki-laki yang rajin beribadah itu.
Dasar ajektiva dengan klofiks me-i ini sesungguhnya berkategori ganda, yaitu ajektiva dan verba. Sebagai kategori ajektiva
dia dapat didahului oleh adverbia agak dan sangat; dan sebagai verba verba dapat diikuti oleh sebuah objek.

6
Menurut buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan buku Pedoman
Pembentukan Istila (PPI), penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara utuh, bukan
terpisah antara dasar dengan afiksnya. Jadi, disamping kita menyerap kata Tampaknya “akhiran”
unsur serapan, baik Inggris/Belanda maupun Arab tidak produktif untuk pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia, buak hanya untuk pembentukan verba, tetapi juga untuk pembentukan kategori
yang lain. Sejauh ini kata-kata (dari dasar asli Indonesia) yang telah dibentuk dengan akhiran
serapan itu hanyalah pancasilais, surgawi, manusiawi, kimiawi, sukuisme, daerahisme,
tendanisasi, dan lelenisasi.

Anda mungkin juga menyukai