Penjinak Dia adalah seorang penjinak ular yang sering disebut dengan
pawang ular.
Ber-an sebagai konfiks memiliki satu makna, sedangkan ber-an sebagai klofiks memiliki makna sendiri-
sendiri. Jadi, prefiks ber- memiliki makna sendiri.
Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal 'banyak serta tidak teratur'.
Misalnya: berlarian 'banyak yang berlari dan tidak teratur‘
Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal 'saling' atau 'berbalasan'.
Misalnya: bermusuhan 'saling memusuhi'- bertangisan 'saling menangis'.
Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal 'saling berada di'
Misalnya: bersebelahan 'saling berada di sebelah'- berhadapan 'saling berada di hadapan'.
3
Pengimbuhan prefiks ter- paa semua dasar adjektiva memberi makna gramatikal ‘paling (dasar)’.
Misalnya:
makna gramatikal ‘paling (dasar)’ Berprefiks ter-
Contoh
Tercantik, “paling cantik” Dian adalah wanita tercantik yang pernah Doni liat.
Terbodoh, “paling bodoh” Randi adalah laki-laki terbodoh karena lebih
mementingkan pacarnya ketibang ibunya sendiri.
Terbesar, “paling besar” Hotel Sahid merupakan salah satu hotel terbesar
yang berada di Yogyakarta.
Dasar ajektiva berklofiks me-i memiliki makna gramatikal “merasa (dasar) pada” apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ rasa batin). Misalnya:
1. Mencintai, “merasa cinta pada”
Contoh dalam kalimat: Kedua pasangan itu saling mencintai.
2. Mengagumi, “merasa kagum pada”
*Contoh dalam kalimat: Saya mengagumi laki-laki yang rajin beribadah itu.
Dasar ajektiva dengan klofiks me-i ini sesungguhnya berkategori ganda, yaitu ajektiva dan verba. Sebagai kategori ajektiva
dia dapat didahului oleh adverbia agak dan sangat; dan sebagai verba verba dapat diikuti oleh sebuah objek.
6
Menurut buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan buku Pedoman
Pembentukan Istila (PPI), penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara utuh, bukan
terpisah antara dasar dengan afiksnya. Jadi, disamping kita menyerap kata Tampaknya “akhiran”
unsur serapan, baik Inggris/Belanda maupun Arab tidak produktif untuk pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia, buak hanya untuk pembentukan verba, tetapi juga untuk pembentukan kategori
yang lain. Sejauh ini kata-kata (dari dasar asli Indonesia) yang telah dibentuk dengan akhiran
serapan itu hanyalah pancasilais, surgawi, manusiawi, kimiawi, sukuisme, daerahisme,
tendanisasi, dan lelenisasi.