Anda di halaman 1dari 2

BELAJAR KEPADA SAUDARA TUA

Jika kita merasa bila

pandemi membuat kita sengsara

Kemudian sangsi pada hidup kita

Mari berhenti sejenak

Lihat saudara-saudara tertua kita

: tumbuh-tumbuhan

Baiknya kita belajar pada biji-biji pohon.

Di musim kemarau, tubuhnya menyusut

dan mengering. Biji-biji pohon itu tidak mati.

Mereka dengan tenang mematangkan diri.

Sembari menunggu pergantian musim.

Mereka menghimpun segenapnya kekuatan.

Hari demi hari, minggu ke minggu,

berbulan-bulan. Agar kelak mereka menjadi

benih-benih baru yang sempurna.

Benih-benih yang tercipta dari penantian

dan rasa sabar. Hingga tetes hujan pertama tiba.

Tetes kehidupan yang akan membasahi

tanah dan benih-benih. Lalu benih-benih itu

tumbuh dengan kecepatan yang tak terduga.

Bulir-bulir lemah itu terlihat tak memiliki

daya apapun. Tapi merekalah sumber kehidupan.

Muasal segala yang hidup di muka bumi ini.


Baiknya kita belajar pada pohon-pohon tua.

Pohon-pohon yang telah hidup ratusan tahun.

Pohon yang rela menanggalkan daunnya

di musim-musim kering.

Tapi pohon-pohon itu tidak mati.

Mereka jadi gersang, kering dan kerontang.

Merelakan pabrik makanannya gugur ke bumi,

demi memanjangkan usia. Tubuh ringkih

yang ikhlas berpuasa, sambil menunggu

tanah kembali basah. Dan daun-daun

yang rela ditanggalkan itu tak akan

sia-sia. menjadi sumber makanan baru.

Memberi zat hara terbaik untuk pohon-pohon.

Jika kita merasa bila

pandemi membuat kita sengsara

Kemudian sangsi pada hidup kita

Mari berhenti sejenak

Melihat saudara-saudara tertua kita

: tumbuh-tumbuhan

Jika mereka bisa bertahan

Mestinya kita, manusia, juga bisa seperti mereka

Yogyakarta, 2021

Anda mungkin juga menyukai