Anda di halaman 1dari 8

HUKUM FARADAY

ANNISA SEKAR DCP


XII IPA
LATAR BELAKANG
Awal Mula Penemuan Hukum Faraday
Penelitian ini dilakukan oleh Hans Christian Orsted yang membawa pengaruh pada teori
elektromagnetik. Penelitian Hans menemukan bahwa arus listrik yang ada di dalam kawat dapat
membuat jarum kompas dengan muatan magnet berbelok
Penelitian Hans menemukan bahwa arus listrik yang ada di dalam kawat dapat membuat jarum
kompas dengan muatan magnet berbelok. Inilah sejarah awal penemuan Faraday tentang listrik.
Faraday yang saat itu menjadi asisten Humphry Davy, seorang kimia asal Inggris, tertarik melakukan
eksperimen “kebalikan” dari yang dilakukan oleh Hans. Mudahnya dia ingin tahu apakah medan
magnet bisa menghasilkan arus listrik
Dengan rasa penasaran yang kuat, Faraday kemudian melaksanakan eksperimennya. Eksperimen ini
berhasil menemukan bahwa arus listrik bisa mengalir lewat kawat saat ada magnet yang melewati
kawat tersebut dan terus bergerak.
Bunyi Hukum Faraday
Pengertian Elektrolisis
Sebelum masuk ke pembahasan tentang bunyi dan rumus hukum faraday, kita akan sedikit membahas
pengertian elektrolisis terlebih dulu. Soalnya istilah ini nantinya akan cukup banyak muncul, jadi
kalau kamu belum tahu apa arti elektrolisis, kemungkinan besar kamu akan mengalami kesulitan.
Jadi, apa itu elektrolisis? Singkatnya elektrolisis adalah proses saat arus listrik dapat menguraikan
suatu zat elektrolit sehingga terjadi reaksi redoks yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Proses elektrolisis memiliki tiga ciri utama, yaitu:
1.Ada ion bebas di dalam suatu larutan elektrolit yang nantinya menjadi penerima atau pemberi
elektron untuk dialirkan lewat larutan.
2.Ada sumber arus DC dari luar, seperti baterai contohnya.
3.Dalam sel elektrolisisnya terdapat dua elektroda, yaitu katoda dan anoda.
Katoda ini bertugas menjadi tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan juga menjadi kutub negatif,
sementara anoda menjadi kutub positif sekaligus tempat berlangsungnya reaksi oksidasi. Kita akan
membahas tentang katoda dan anoda lebih jauh dibawah nanti, sekarang mari lanjutkan pembahasan
ke bunyi hukum faraday.

Hukum faraday 1
Hukum faraday 1 berbunyi “massa zat yang dihasilkan pada elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah muatan listrik yang digunakan”. Nah dalam hukum faraday yang pertama ini, muatan listrik
yang ada di dalam elektron menggunakan satuan Q. Kemudian massa zat nya menggunakan satuan w.
Lalu, waktu dalam satuan detik menggunakan t serta arus listrik yang satuannya ampere adalah i.
Dalam hukum ini, massa zat (w) yang dihasilkan dari elektrode terjadi ketika proses elektrolisis
mempunyai perbandingan lurus dengan penggunaan muatan listriknya (Q).
Kemudian hasil kali antara kekuatan arus listrik (i) dengan selang waktu (t) sama dengan jumlah
pemakaian muatan listriknya (Q). Ini berarti setiap perubahan medan magnet yang terjadi di
kumparan kawat akan menimbulkan ggl diinduksi dalam kumparan atau yang dikenal dengan nama
GGL Induksi
Hukum faraday 2
Hukum faraday 2 berbunyi “Massa zat yang dihasilkan pada elektrolisis berbanding lurus dengan
massa ekuivalen zat tersebut”. Dalam hukum yang kedua, Faraday menggunakan satuan Me untuk
massa ekuivalen zat, sedangkan untuk massa zat masih menggunakan satuan w. ME sendiri adalah air
atau biloks atau muatan ion.
Nah dalam hukum faraday yang kedua, hasil dari massa zat pada sebuah elektrode yang berlangsung
ketika proses elektrolisis terjadi mempunyai perbandingan lurus dengan jumlah massa yang dihasilkan
dari ekuivalen zat. Kemudian, massa dari ekuivalen zat tersebut adalah massa atom atau Ar yang
relatif dan terbagi menjadi muatan ion ataupun bilangan oksidasi.
Katoda dan Anoda
Katoda
Ketika sebuah larutan elektrolit dielektrolisis, kation nya akan reaksi reduksi pada katoda. Reaksi
yang terjadi ini sangat bergantung kepada jenis kation dan juga wujud zat nya. Biar lebih jelas lagi,
perhatikan diagram di bawah ini:

Diagram ini menjelaskan bahwa wujud zat sangat berpengaruh pada hasil reduksi yang ada di katoda.
Contohnya seperti larutan, kalau kation yang direduksinya berasal dari golongan IIA, IA, AI, dan Mn,
zat yang direduksinya air. Tapi kalau kation yang direduksi bukan dari golongan tadi, maka zat yang
direduksinya kation.
Anoda
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anoda adalah tempat berlangsungnya oksidasi. Nah zat
yang dioksidasi ini bergantung kepada jenis anion dan jenis anoda seperti yang ada pada diagram ini

Diagram tersebut menjelaskan bahwa jenis anion dan anoda sangat berpengaruh pada hasil
oksidasinya. Contohnya, untuk non-oksi zat yang dioksidasi merupakan anion sementara untuk anion
oksi zat yang dioksidasinya adalah air.
Rumus hukum faraday
Rumus hukum faraday 1
Dalam hukum faraday 1, muatan listrik yang digunakan sama seperti hasil kali antara selang waktu
dan juga arus listrik, atau biasa ditulis w = Q. Nah dari sini kemudian muncul persamaan Q = i x t
Dengan catatan, 1 mol elektron sama dengan 1 Faraday dan 1 faraday mempunyai muatan listrik
sebanyak 96.500 Coulomb. Berdasarkan pada hubungan ini bisa dirumuskan menjadi: Q = ne x F

Rumus hukum faraday 2


Rumus hukum faraday 2 berbeda dengan rumus hukum faraday 1 sebab di sini ada massa ekuivalen
dengan satuan ME dan juga massa zat dengan satuan w. Massa ekuivalen ini adalah hasil perhitungan
massa atom relatif atau Ar yang dibagi dengan perubahan muatan ion atau bilangan oksidasinya. Jika
ditulis dengan rumus maka akan menjadi.
W = ME
W1/W2 = e1/e2
Hubungan rumus hukum faraday 1 dan 2:
Rumus hukum faraday yang pertama dan kedua memiliki hubungan yang dinyatakan dengan rumus G
= k. i. T. ME
Untuk nilai k atau tetapan Faraday dan nilai ME nya adalah:
K = 196500 ME = Ar / Mrbiloks / valensi
Dengan demikian didapatkan sebuah rumus akhir dari kedua hukum faraday, yaitu: G = i x t x
ME96500
Penerapan Hukum Faraday Dalam Kehidupan Sehari Hari
Alangkah pentingnya hukum faraday dalam kehidupan manusia sehingga tanpa hukum ini, sektor-
sektor besar seperti industri medis, industri otomotif, hingga industri mesin listrik tidak akan bisa
berjalan dengan efektif.
Nah, yang lebih menarik lagi, penerapan hukum faraday dalam kehidupan sehari-hari bisa dilihat dari
dua perspektif, yaitu fisika dan juga kimia.
Fisika
Dari perspektif ilmu fisika, hukum faraday bisa diterapkan dalam kehidupan manusia dengan
memakai rumus tertentu yang pastinya berbeda dengan rumus yang dipakai dalam ilmu kimia.
Salah satu contoh penerapannya berhubungan dengan elektrode, katoda, anoda, dan ion. Misalnya
seperti alat transformator daya yang mempunyai prinsip kerja yang berdasarkan pada hukum faraday.
Lalu ada juga generator listrik yang menggunakan hukum faraday mengenai mutual induksi. Bahkan
alat-alat musik elektronik juga merupakan contoh penerapan hukum faraday yang sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari.

Kimia
Selain ilmu fisika, hukum faraday juga diterapkan menggunakan ilmu kimia. Dalam ilmu kimia,
hukum ini sering dimanfaatkan dalam reduksi dan juga reaksi oksidasi. Reaksi ini dipakai dalam
proses elektrolisis yang di dalamnya terjadi proses transfer elektron.
Jadi elektron atau arus listrik dari luar dipakai untuk membentuk Cu(s). Contohnya seperti kompor
induksi yang menggunakan prinsip induksi timbal balik. Saat arus mengalir lewat kumparan kawat
tembaga yang diletakkan di bawah tempat memasak, maka akan menghasilkan medan magnet yang
berubah-ubah.
Medan magnet yang berubah-ubah inilah yang kemudian menginduksi GGL sehingga arus yang ada
di dalam menjadi panas. Contoh lainnya adalah electromagnetic flow meter yang biasa dimanfaatkan
untuk mengetahui kecepatan suatu fluida.
Dalam electromagnetic flow meter ini, saat medan magnet diterapkan dalam pipa yang berinsulasi
listrik tempat cairan mengalir, maka gaya gerak listrik akan diinduksi di dalamnya. GGL induksi ini
sama dengan kecepatan aliran fluida nya.
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Besar Gaya Gerak Listrik
Dari pembahasan tentang hukum faraday di atas, diketahui beberapa faktor yang mampu
mempengaruhi gaya gerak listrik. Yang pertama adalah jumlah lilitan yang ada dalam kumparan, lalu
kecepatan gerak medan magnet, dan kekuatan magnet.
1Jumlah lilitan dalam kumparan
Intinya, makin banyak kumparan yang ada dalam lilitan induksi maka makin besar surface level yang
nantinya terpengaruhi oleh medan magnet. Dengan begitu, jumlah lilitan yang terpengaruhi oleh
medan magnet juga semakin besar sebab induksi dan gaya gerak listriknya pun semakin besar.
2.Kecepatan gerak medan magnet
Kecepatan gerak medan magnet dapat mempengaruhi konduktor listrik dengan prinsip makin cepat
gerakan gaya medan magnet mengenai konduktor, berarti besaran induksi tegangannya juga semakin
besar. Mudahnya, ketika medan magnet bergerak dengan cepat gaya gerak listriknya makin besar.
3.Kekuatan magnet
Kekuatan magnet dapat menentukan besaran jumlah fluks (garis gaya medan magnet). Makin kuat
magnetnya, makin banyak dan makin besar pula gambaran garis pengaruhnya. Dan makin banyak
jumlah garis yang mengenai konduktor kumparannya, induksi akan menghasilkan tenaga yang makin
besar.
Contoh soal hukum faraday dan pembahasannya
Soal 1
Baterai timbal 6 V mengandung 207 g rimbal (Ar = 207) pada anoda dan PbO2 berlebih pada katoda.
Jika reaksi di anoda menghasilkan Pb2+ dan 1 f = 96500 C/mol elektron, maka baterai tersebut dapat
digunakan untuk menghasilkan arus 1 A maksimum selama:
193000 detik
96500 detik
72375 detik
48250 detik
24125 detik
Jawaban; A
Pembahasan:
W = i. T. E96500 -> e = ArpBO
W = i x t x ArpBO x 96500
207 g = 1A x t x 2072 x 96500
T = 207 x 2 x 96500207
T = 193000 detik

Anda mungkin juga menyukai