Anda di halaman 1dari 19

Psikologi

Kesehatan
“CASE STUDIES OF SEXUAL RISK
BEHAVIOR AND ALCOHOLISM IN
MEN GRADUATES OF THE STATE OF
MEXICO”

International Journal of Health and Psychology


Research Vol.6, No.1, hal. 10-16, Maret 2018.
Penulis : Valencia Martínez Rodrigo, Cruz Flore René
Guadalupedan, dan Sánchez Soto Juan Manuel
Anggota Kelompok
4:

1. Anjani Dewi Mulyaningsih (10519883)


2. Intan Tamara (17519484)
3. Mutiara Rahmah Amalia (14519535)
4. Nida Maisun Saidah (14519777)
5. Nurul Izzati (14519941)
Case Studies of Sexual Risk Behavior and Alcoholism in Men
Graduates of the State of Mexico

Penulis:
Valencia Martínez Rodrigo, Cruz Flore René Guadalupedan, dan Sánchez
Soto Juan Manuel

Tahun Terbit:
2018

Nama Jurnal:
International Journal of Health and Psychology

Volume, Nomor, dan Halaman:


Vol. 6 No. 1, hlm. 10-17
01
Latar Belakang Masalah
Masa muda adalah tahap

01 02
Mayoritas pria cenderung
kehidupan dimana terjadi
lebih sering mencari
modifikasi biopsikososial
kesenangan terutama seks
yang menentukan bentuk
perilaku dalam kehidupan

03 04
Alkohol adalah zat yang Ada banyak penelitian yang
paling disalahgunakan pada menunjukkan hubungan
tahap remaja dan yang yang tinggi antara alkohol
paling mempengaruhi dan perilaku seksual
perilaku seksual
02
Pembahasan
Alkohol dan Alkoholisme
Alkohol adalah zat yang paling disalahgunakan pada tahap remaja
dan yang paling mempengaruhi perilaku seksual berisiko, digunakan
untuk memperkuat kepercayaan diri dan pada akhirnya juga
digunakan sebagai dalih, karena penggunanya mengatakan bahwa
sementara di bawah pengaruh alkohol tidak ingat apa yang terjadi.

–Gil-Garcay, 2013

Alkoholisme adalah keadaan pada seseorang yang tidak memiliki


kendali atas perilaku mengkonsumsi alkohol karena
ketergantungan secara psikologis dan fisiologis.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang tinggi
antara konsumsi alkohol dan praktik seksual berisiko. Hubungan
antara alkohol dan kehidupan seksual yang aktif berdampak
besar pada kesehatan, karena bahaya keruntuhan salah satu dari
banyak infeksi menular seksual yang ada dan peningkatan
kehamilan yang tidak direncanakan.

–Garcia, 2017
–Kasus 1

Pria 23 tahun dengan kehidupan seksual aktif sejak 11


tahun lalu, tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan
menggunakan jari untuk ejakulasi dengan pasangan.
Rata-rata pasangan seksual yang telah ditemui
sebanyak 17 orang yang mayoritas adalah
teman-teman yang ditemui di pesta atau bar.

Mulai mengkonsumsi alkohol sejak umur 14 tahun dan


hanya mengkonsumsi dengan keluarga (paman dan
sepupu), teman. Pada saat di bar maupun pesta juga
mengkonsumsi tetapi jumlahnya tidak banyak
sehingga tidak dalam keadaan mabuk parah.
Kasus 2
Pria berusia 19 tahun dengan kehidupan seksual aktif yang dimulai pada 16 tahun.
Ketika sedang berhubungan pria ini selalu menggunakan alat kontrasepsi untuk
menjaga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Pria ini mengatakan bahwa meminum alkohol ketika dengan keluarga atau
teman-teman saja, jarang meminum alkohol ketika bersama pasangannya karena
menghindari masalah yang mungkin akan terjadi.
Alkohol dan Seks

Pria memiliki batasan terhadap


seksualnya. Tetapi dapat mengubah
batas-batas tersebut ketika di bawah
pengaruh alkohol. Hal ini membuat pria
tidak dapat menahan keinginannya atau
yang tidak diinginkan oleh orang lain.
Dampak Negatif Alkohol
● Gangguan sirosis hati
● Kanker (contoh: pankreas, hati)
● Hipertensi
● Defisit memori
● Meningkatkan kemungkinan kecelakaan lalu lintas
● Meningkatkan kemungkinan melakukan kekerasan
● Meningkatkan seks yang tidak aman dan penyakit menular seksual
● Kematian
Lokus Kontrol Kesehatan

Wallston dan Wallston (1982) mengembangkan ukuran lokus kesehatan


kontrol yang mengevaluasi apakah seseorang menganggap kesehatan
mereka dapat dikendalikan oleh diri mereka sendiri (misalnya, 'Saya
bertanggung jawab langsung atas kesehatan saya'), apakah mereka
percaya kesehatan mereka tidak dapat dikendalikan oleh mereka dan di
tangan takdir (misalnya 'apakah saya baik-baik saja atau tidak adalah
masalah keberuntungan'), atau apakah mereka menganggap kesehatan
mereka berada di bawah kendali orang lain yang berkuasa (misalnya,
'Saya hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan dokter saya, maka
saya lakukan’).
Locus of control kesehatan telah
terbukti terkait dengan apakah
seseorang merubah perilaku mereka
(misalnya berhenti minum alkohol) atau
mematuhi rekomendasi yang dibuat
oleh dokter mereka.
Berdasarkan kasus 1, seseorang yang memiliki lokus
kontrol kesehatan yang kurang baik tidak mampu
mengontrol dirinya dalam meminum alkohol yang
berakibat juga pada hubungan seksual (tidak
menggunakan alat kontrasepsi) yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan baru.
Sedangkan pada kasus 2 dimana seseorang yang
memiliki lokus kontrol kesehatan yang baik mampu
mengontrol dirinya dengan tidak meminum alkohol
dengan pasangannya dan juga dalam hubungan
seksualnya selalu memakai alat kontrasepsi karena
memahami konsekuensi dan merasa bertanggung jawab
atas kesehatannya sendiri.
03
Kesimpulan
Seseorang memang memiliki batasan tersendiri terhadap perilaku seksualnya,
tetapi seseorang juga dapat mengubah batasan-batasan tersebut ketika berada
dalam pengaruh alkohol. Untuk menghindari adanya perubahan batasan yang
diakibatkan oleh pengaruh alkohol, seseorang harus memiliki locus of control
terhadap kesehatannya. Dengan demikian, seseorang dapat menerima dan
menjalankan tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi dalam diri
mereka.
Daftar Pustaka
Ogden, J. (2012). Health psychology: A textbook,
fifth edition. New York: McGrow-Hill.
Rodrigo, V. A., Guadalupe, C. F. R., & Manuel, S. S. J.
(2018). Case studies of sexual risk behavior and
alcoholism in men graduates of the state of
mexico. International Journal of Health and
Psychology Research, 6(1), 10-16
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai